Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar belakang
Jazirah arab yang meliputi Arab saudi, Kuwait, Bahrain, Oman, Yaman, Qatar, Uni
Emirat Arab telah ditaklukan oleh umat terbaik, umat Islam pada tahun 9 H saat Nabi SAW
masih hidup dan menjadi kepala negara. Setelah itu, misi penaklukan berlanjut keluar jazirah
Arab.
Wilayah Persia, yang meliputi Irak dan Iran, takluk di zaman Khalifah Abu Bakar.
Setelah itu, Mesir dan Syam pun takluk kepada khilafah Islam di zaman Khalifah Umar bin
al-Khattab ra. Diikuti wilayah afrika dan timur jauh, seperti cina dan india di zaman Khalifah
Utsman bin Affan.
Karena itu, umat Islam pun mulai mengenal berbagai pemikiran yang beragam. Mulai
dari filsafat persia, filsafat yunani yang ada di kalangan penduduk India. Meski kemudian
penduduk di wilayah-wilayah tersebut memeluk Islan, tetapi agama lama masih ada, dan
penganutnya pun masih diberi kebebasan memeluk agamanya sebagai Ahli Dzimmah.
Ketika metode Kalam berkembang di tengah umat Islam, dampaknya terasa dalam
pembahasan akidah Islam. Baik Imam Al-Haramain al Juwayni, al-Ghazali maupun ar-Razi
semuanya akhirnya sepakat, bahwa metode kalam ini harus mereka tinggalkan. Orang yang
mendalami ilmu kalam, diibaratkan oleh al-Ghazali seperti orang yang berenang mengarungi
lautan tak bertepi, bisa tenggelam atau selamat. Sedangkan ar-Razi mengatakan bahwa
selama mendalami kalam tak ada yang ditemukan kecuali katanya dan katanya.
Masalah yang muncul sekarang, justru karena pemikiran ideologis tersebut dipisahkan
dari umat. Pemikiran tersebut masih ada, tetapi tidak disatukan dalam tubuh umat,
sebagaimana darah dan daging dalam tubuh mereka. Akibatnya, keadaan mereka menjadi
lemah dan mundur.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Filsafat
Menurut bahasa : filsafat berasal dari kata Philia yang berarti cinta dan Sophia
yang berarti kebijaksanaan sehingga menjadi Philosophia yang berarti : Cinta
Kebijaksanaan.
Kalam dalam bahasa arab berasal dari ilm al-kalam. Ilm (pengetahuan) dan al-
kalam (perdebatan).
2. Hukum Islam
Syariah : hukum dan atau aturan Alloh yang disyariatkannya bagi hamba-Nya
untuk dipedomi
Fiqh : Ilmu tentang seperangkat hukum Syara yang bersifat furuiyah yang dapat
melalui penalaran dan istidlal.
Ilmu islam sebagai suatu bangunan keilmuan sudah pasti memiliki obyek
kajian, metodologi, pendekatan dan kerangka teori. Seperti halnya ilmu-ilmu yang
lain, ilmu Islam (Islamic studies) mestinya juga memiliki kajian filosofis terhadap
bangunan keilmuan Islam tersebut.
Obyek filsafat ilmu setidaknya ada dua yang subtantif dan dua yang
instrumentatif. Dua yang subtantif adalah kenyataan dan kebenaran, sedangkan dua
yang instrumentatif adalah konfirmasi dan logika inferensi.
Objek Filsafat Islam ialah objek kajian filsafat pada umumnya yaitu realitas,
baik yang material maupun yang ghaib. Perbedaannya terletak pada subjek yang
mempunyai komitmen Quranik.
Para ahli FHI dan ahli Ushul membagi kepada : Falsafah Tasyri dan Falsafah
Syariah.
Kehidupan manusia tidak lepas dari kewajiban dan hak, namun jika hal ini
berbenturan tentu kewajiban yang harus didahulukan di mana kontein dari kewajiban
itu berbagai aturan baik yang bersifat vertical maupun horizontal. Aliran teologis
berpendapat bahwa hukum merupakan hasil pemikiran manusia dan amat
berhubungan dengan konsep tertinggi, dan kebanyakan filusuf menganggap keadilan
sebagai tujuan tertinggi. Namun meskipun demikian, tidak semua hukum akan
membawa manusia pada tujuan tertinggi. Dari itu, Islam datang dengan membawa
seperangkat sistem hukum yang dikenal dengan shariah.
2) Melakukan kritik dan koreksi terhadap metode dan proses pelaksanaan hukum
Islam.
Kehadiran filsafat hukum Islam juga sebagai upaya para mujtahid untuk
menempatkan hukum Islam pada skala kognitif dan sekala evaluative, walaupun pada
saat tertentu uapaya itu masih mendapatkan kendala-kendala, karena berbenturan
dengan hukum adat, hukum suatu negara, hukum alam, dan berbagai hukum-hukum
yang lain.
Dalam hubungan ini objek kajian Filsafat Islam dalam tema besar adalah
Tuhan, alam, manusia dan kebudayaan. Tema besar itu hendaknya dapat dijabarkan
lebih spesifik sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga dapat ditarik benang
merah dari perkembangan sejarah pemikiran kefilsafatan yang hingga sekarang.
Setiap zaman mempunyai semangatnya sendiri-sendiri.
Dalam mempelajari filsafat Islam ada tujuan dan manfaat tersendiri bagi yang
mempelajarinya. Tujuan mempelajari filsafat Islam secara umum ialah agar mencintai
kebenaran dan kebijaksanaan. Tujuan mempelajari filsafat antara lain sebagai berikut :
pengkajian filsafat dapat membawa kepada perubahan keyakinan dan nilai-nilai dasar
seseorang, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi arah kehidupan yang lebih baik.
kebebasan intektual dan sikap-sikap lainnya yang berkaitan, akan kita peroleh dengan
mengkaji persoalan-persoalan filsafat secara mendalam.
adalah penilaian kritis. Tujuan berfilsafat bukan sekedar meninjau berbagai macam
teori, tetapi juga menilainya secara kritis. Sehingga, sikap kritis akan senantiasa kita
peroleh.
D. Analisis
Pemikiran kalam yang merupakan hukum yang dihasilkan oleh Mutakallimin adalah
pemikiran Islam. Karena pemikiran kalam dibangun berdasarkan akidah Islam dan
masih menjadikan wahyu sebagai sumbernya.
Sebaliknya, pemikiran filsafat Muslim yang merupakan hukum yang dihasilkan oleh
filsuf Muslim adalah pemikiran non Islam. Alasannya, karena pemikiran filsafat ini
tidak dibangun berdasarkan akidah islam serta tidak menjadikan wahyu sebagai
sumbernya. Adapun penggunaan akal dan logika-logika yang sama sama digunakan
baik oleh Mutakallimin maupun fisuf muslim tidak akan mengubah status islam dan
tidaknya pemikiran tersebut.
Daftar Pustaka
- Abdurrahman Hafidz, M.A. (2016). Pengaruh filsafat dan Ilmu kalam terhadap
kemunduran dunia Islam. Cet I.Indonesia : Al-Azhar Press
- http://makalahqw.blogspot.co.id/2014/05/filsafat-islam-definisi-obyek-kajian
( diakses pada tanggal 12 Juni 2017 )
- https://sophiascientia.wordpress.com/2010/02/14/definisi-obyek-studi-filsafat-
ilmu-fungsi-dan-peranan-filsafat-ilmu. ( diakses pada tanggal 12 Juni 2017 )