Professional Documents
Culture Documents
Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah satu dari metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostic atau tes IQ. Dari beberapa
penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara
85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan
pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami
kegagalan di sekolah 5-6tahun kemudian.
Frankenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas
perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut
dinamakan Denver II.
Semua tugas perkembangan disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4
kelompok besar yang disebut sector perkembangan, yang meliputi:
Personal social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan.
Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Setiap tugas ( kemampuan ) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horizontal
yang berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya pada waktu tes, tugas yang
perludiperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas saja, sehingga tidak
memakan waktu lama hanya sekitar 15-20 menit saja.
Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih
dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama dengan atau
lebih dari 15 hari dibulatkan keatas.
Perhitungan umur adalah sebagai berikut:
Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes
dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut:
1994 10 5 (saat tes dilakukan)
1992 5 23 (tanggal lahir Budi)
Umur Budi 2 2 - 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil dari 15 hari,
maka dibulatkan ke bawah, sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan.
Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra-skrining dengan
menggunakan:
DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga
seluruhnya ada 12 tugas) yang dinyatakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal
atau ditolak, maka dianggap suspect dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap. Dari
penelitian Frankenburg didapatkan 25% anak pada pemeriksaan DDST Short Form
ternyata memerlukan pemeriksaan DDST lengkap. ( apa tu DDST lengkap???)
1. Perkembangan motorik
Pada tahun pertama, sering kali tenaga kesehatan/orang tua lebih memfokuskan pada
perkembangan motorik kasar saja. Sehingga sering terkecoh pada perkembangan motorik
yang dianggap normal tersebut dengan suatu harapan yang semu terhadap kemampuan
intelektual anak. Perkembangan motorik kasar bukan merupakan indikator kemapuan
intelektual anak. Kemampuan intelektual anak dapat dilihat pada perkembangan bahasa
dan pemecahan masalah.
Selain itu perhatian kurang diberikan pada perkembangan motorik halus. Padahal
perkembangan motorik halus merupakan indicator yang lebih baik daripada motorik
kasar, dalam diagnosis gangguan motorik pada anak. Perkembangan motorik halus yang
paling awal adalah jari-jari tangan yang tidak menggenggam lagi pada bayi umur 3 bulan.
Bila masih menggenggam setelah umur 3 bulan dicurigai adanya palsi serebralis.
3. Perkembangan bahasa
Kesalahan yang sering dibuat adalah pandangan yang mengatakan bahwa perkembangan
bahasa belum dimulai sampai anak umur satu tahun dan tidak perlu kuatir adanya
kelainan bahasa sampai anak umur 2 tahun.
Untuk mencegah kesalahan tersebut, diperlukan kemampuan dalam mendapatkan
anamnesis yang akurat dan pengetahuan tentang milestone perkembangan bahasa.
4. Pendengaran
Kesalahan yang sering dibuat adalah pandangan bahwa ketulian sangat jarang pada anak.
Sehingga sering tidak terdiagnosis sampai anak berumur lebih dari satu tahu.
Ternyata 1 dari 1000 kelahiran adalah anak dengan ketulian yang berat. Rata-rata
diagnosis tuli congenital baru dibuat pada umur 2-2,5 tahun. Oleh karena itu anamnesis
yang baik pada orang tuanya sangat penting, apakah anak ada respons terhadap bunyi-
bunyian, kapan anak mulai bias mengoceh dan sebagainya.
Oleh karena itu, skrining perkembangan anak dengan menggunakan instrument yang
sudah baku, merupakan prosedur yang rutin yang harus dilaksanakan dalam melakukan
pemeriksaan anak seharai-hari.
Denver Development Screening Test (DDST)
Pendahuluan
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan
ditemukan penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan
lebih mudah dilakukan. Tenaga kesehatan juga akan mempunyai waktu dalam membuat rencana
tindakan atauintervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga.
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang, yakni sebagai berikut:
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi
kurang/buruk dan mikro/makrosefali.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu mengetahiu gangguan perkembangan
anak (keterlambatan), gangguan daya ingat, dan gangguan daya dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism, dan gangguan pemusatan perhatian, serta hiperaktivitas.
Table. Pelaksana dan alat yang digunakan pada Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Tingkat pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan
Keluarga atau masyarakat Orang tua KMS
Kader kesehatan Timbangan Dacin
Petugas TPA, guru
TK
Puskesmas Dokter Table BB/TB
Bidan Grafik lingkar kepala
Perawat Timbangan
Ahli gizi Alat ukur tinggi badan
Petugas lainnya Pita pengukur lingkar kepala
3. Deskripsi DDST II
a. Bukan tes IQ
b. Buka tes diagnostic
c. Reliabel
d. Validitas tnggi
e. Mudah dan cepat dilakukan
f. Berisi 125 items/tugas
g. Bukan pemeriksaan fisik
h. Tidak dapat digunakan untuk meramal kemampuan adaptif masa depan, tetapi digunakan
untuk membandingkan penampilan kemampuan anak pada berbagai macam tugas dengan
anak lain yang seusia.
4. Peralatan
a. Benang sulaman merah
b. Kismis
c. Kerincingan dengan pegangan
d. Kubus kayu berwarna dimensi 1 inci sebanyak 10 buah
e. Lonceng kecil
f. Bola tenis
g. Pensil merah
h. Boneka plastic kecil dengan dot
i. Cangkir plastic dengan pegangan
j. Kertas kosong
k. Botol kaca bening yang dapat dibuka
5. Alat lainnya
a. Meja dan kursi untuk pemeriksa, ibu, dan anak.
b. Ruangan yang cukup luas untuk menguji item motorik kasar (gross motor).
c. Tempat tidur lengkap dengan perlak dan laken.
6. Keuntungan DDST II
a. Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia
b. Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun
c. Monitor anak dengan risiko perkembangan
d. Menjaring anak terhadap adanya kelainan
e. Memastikan apakah anak dengan persangkaan ada kelainan perkembangan atau benar-
benar ada kelainan.
11. Cara melakukan tes pada anak normal atau kemampuan lebih
a. Pada tiap sector dilakukan paling sedikit 3 uji coba yang paling dekat di sebelah kiri garis
usia dan item yang dilewati garis usia.
b. Jika anak mampu/bias melakukan, lanjutkan uji coba disebelah kanan garis usia sampai 3
kali GAGAL tiap sector.
Contoh 1
Tahun Bulan Hari
Tanggal tes 2000 10 19
Tanggal lahir 1998 4 5
Umur anak 2 6 14
Jadi umur anak 2 tahun 6 bulan 14 hari
dibulatkan menjadi 2 tahun 6 bualan.
Contoh 2
Tahun Bulan Hari
(1999) (21) (49)
Tanggal tes 2000 10 19
Tanggal lahir 1996 12 27
Umur anak 3 9 22
Jadi umur anak 3 tahun 9 bulan 22 hari
dibulatkan menjadi 3 tahun 10 bulan
a. Lewat (Advanced)
Apabila anak dapat
A
melaksanakan tugas pada P
item di sebelah kanan garis
umur.
b. Normal
Apabila anak gagal/menolak tugas
O
pada item disebelah kanan garis umur.
Apabila anak lulus, gagal/menolak M
Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan, sperti pada
buku petunjuk program Bina Keluarga dan Balita (BKB) yaitu sebagai berikut:
1. Tingkah laku sosial
2. Menolong diri sendiri
3. Intelektual
4. Gerakan motorik halus
5. Komunikasi pasif
6. Komunikasi aktif
7. Gerakan motorik kasar
Banyak milestone perkembangan anak yang penting, tetapi yang akan disajikan berikut ini
hanya beberapa milestone pokok yang harus kita ketahui dalam mengenal taraf perkembangan
seorang (yang dimaksud dengan milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang
harus dicapai anak pada umur tertentu) seperti pada table berikut.
Dengan kita mengetahui berbagai milestone pokok ini, maka kita dapat mengetahui apakah
seorang anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batas-batas normal.
Daftar pustaka
Vivian Nanny Lia Dewi, S.ST . 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba
Medika.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
TUGAS TERSTRUKTUR
KEPERAWATAN ANAK
Denver Developmental Screening Test (DDST)
DISUSUN OLEH :
1. VINSENSIA KARLINDA
2. VERONIKA MANSUNOMI
3. FRANSISKUS RUDI
4. CORNELIUS SUNGKONO
5. ARISTO BOPAR YOLAGA