You are on page 1of 17

DEFINISI

Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah satu dari metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostic atau tes IQ. Dari beberapa
penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara
85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan
pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami
kegagalan di sekolah 5-6tahun kemudian.
Frankenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas
perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut
dinamakan Denver II.

Semua tugas perkembangan disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4
kelompok besar yang disebut sector perkembangan, yang meliputi:
Personal social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan.
Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Setiap tugas ( kemampuan ) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horizontal
yang berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya pada waktu tes, tugas yang
perludiperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas saja, sehingga tidak
memakan waktu lama hanya sekitar 15-20 menit saja.

Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih
dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama dengan atau
lebih dari 15 hari dibulatkan keatas.
Perhitungan umur adalah sebagai berikut:
Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes
dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut:
1994 10 5 (saat tes dilakukan)
1992 5 23 (tanggal lahir Budi)
Umur Budi 2 2 - 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil dari 15 hari,
maka dibulatkan ke bawah, sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan.

Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra-skrining dengan
menggunakan:
DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga
seluruhnya ada 12 tugas) yang dinyatakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal
atau ditolak, maka dianggap suspect dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap. Dari
penelitian Frankenburg didapatkan 25% anak pada pemeriksaan DDST Short Form
ternyata memerlukan pemeriksaan DDST lengkap. ( apa tu DDST lengkap???)

PDQ (Pra-screening Developmental Questionnaire)


Bentuk kuesioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA keatas. Dapat
diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik.dipilih 10 pertanyaan pada
kuesioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan criteria yang
sudah ditentukan, dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap. (kasus
yang dicurigai tu apa??)

PERANGKAP DALAM INTERPRETASI PERKEMBANGAN ANAK


Kesalahan-kesalahan yang sering dibuat dalam menginterprestasikan perkembangan anak adalah
sebagai berikut:

1. Perkembangan motorik
Pada tahun pertama, sering kali tenaga kesehatan/orang tua lebih memfokuskan pada
perkembangan motorik kasar saja. Sehingga sering terkecoh pada perkembangan motorik
yang dianggap normal tersebut dengan suatu harapan yang semu terhadap kemampuan
intelektual anak. Perkembangan motorik kasar bukan merupakan indikator kemapuan
intelektual anak. Kemampuan intelektual anak dapat dilihat pada perkembangan bahasa
dan pemecahan masalah.
Selain itu perhatian kurang diberikan pada perkembangan motorik halus. Padahal
perkembangan motorik halus merupakan indicator yang lebih baik daripada motorik
kasar, dalam diagnosis gangguan motorik pada anak. Perkembangan motorik halus yang
paling awal adalah jari-jari tangan yang tidak menggenggam lagi pada bayi umur 3 bulan.
Bila masih menggenggam setelah umur 3 bulan dicurigai adanya palsi serebralis.

2. Intelegensi: penampilan superfisial


Suatu konsep bahwa anak yang retardasi mental ditandai dengan muka yang khas.
Pendapat ini tidak selamanya benar, karena itu sering kali kita terlambat membuat
diagnosis pada anak yang retardasi mental tetapi dengan penampilan fisik seperti anak
yang normal atau dengan kemampuan motorik kasar yang baik. Anak yang autistik sering
dikatakan anak yang manis dan lain sebagainya.

3. Perkembangan bahasa
Kesalahan yang sering dibuat adalah pandangan yang mengatakan bahwa perkembangan
bahasa belum dimulai sampai anak umur satu tahun dan tidak perlu kuatir adanya
kelainan bahasa sampai anak umur 2 tahun.
Untuk mencegah kesalahan tersebut, diperlukan kemampuan dalam mendapatkan
anamnesis yang akurat dan pengetahuan tentang milestone perkembangan bahasa.

4. Pendengaran
Kesalahan yang sering dibuat adalah pandangan bahwa ketulian sangat jarang pada anak.
Sehingga sering tidak terdiagnosis sampai anak berumur lebih dari satu tahu.
Ternyata 1 dari 1000 kelahiran adalah anak dengan ketulian yang berat. Rata-rata
diagnosis tuli congenital baru dibuat pada umur 2-2,5 tahun. Oleh karena itu anamnesis
yang baik pada orang tuanya sangat penting, apakah anak ada respons terhadap bunyi-
bunyian, kapan anak mulai bias mengoceh dan sebagainya.
Oleh karena itu, skrining perkembangan anak dengan menggunakan instrument yang
sudah baku, merupakan prosedur yang rutin yang harus dilaksanakan dalam melakukan
pemeriksaan anak seharai-hari.
Denver Development Screening Test (DDST)
Pendahuluan
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan
ditemukan penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan
lebih mudah dilakukan. Tenaga kesehatan juga akan mempunyai waktu dalam membuat rencana
tindakan atauintervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga.
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang, yakni sebagai berikut:
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi
kurang/buruk dan mikro/makrosefali.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu mengetahiu gangguan perkembangan
anak (keterlambatan), gangguan daya ingat, dan gangguan daya dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism, dan gangguan pemusatan perhatian, serta hiperaktivitas.

Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan


Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam hal besar, jumlah, ukuran, atau
dimensi, baik pada tingkat sel, organ, maupun individu.

Table. Pelaksana dan alat yang digunakan pada Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Tingkat pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan
Keluarga atau masyarakat Orang tua KMS
Kader kesehatan Timbangan Dacin
Petugas TPA, guru
TK
Puskesmas Dokter Table BB/TB
Bidan Grafik lingkar kepala
Perawat Timbangan
Ahli gizi Alat ukur tinggi badan
Petugas lainnya Pita pengukur lingkar kepala

1. Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan


Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak, apakah anak
termasuk normal, kurus, kurus sekali, atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan
dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita.
a. Pengukuran berat badan (BB)
Menggunakan timbangan bayi
Menggunakan timbangan injak pada anak
b. Pengukuran panjang badan (PB)/tinggi bafan (TB)
Untuk pengukuran panjang badan atau tinggi badan, petugas harus memiliki ketrampilan
mengukur panjang badan dengan posisi berbaring serta mengukur tinggi badan dengan
posisi berdiri.
c. Penggunaan table BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat, 2002)
Ukur TB dan BB
Lihat kolom panjang/tinggi badan anak yang sesuia dengan hasil pengukuran
Pilih kolom berat badan untuk laki-laki atau perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin
anak. Tentukan angka berat badan yang terdekatdengan berat badan anak.
Dari angka BB tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka standar
deviasi (SD).

2. Pengukuran lingkar kepala anak


Tujuan pengukuran lingkar kepala adalah untuk mengetahui lingkaran kepala anak
apakah berada dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal pengukuran lingkar
kepala disesuaikan dengan usia anak. Untuk anak berusia 0-11 bulan pengukuran dilakukan
setiap 3 bulan dan untuk anak berusia 12-27 bulan pengukuran diu\lakukan setiap 6 bulan.
a. Cara mengukur lingkar kepala
Lingkarkan pengukur kepala melewati dahi, menutupi alis mata, diats kedua telinga,
dan bagian belakang kepala yang menonjol, lalu tarik agak kencang.
Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung usia bayi/anak.
Hasil pengukuran dihitung pada grafik lingkar kepala menurut umur dan jenis
kelamin anak.
Baut garis yang menghubungkan antara pengukuran lalu dengan sekarang.
b. Interpretasi
Jika ukuran LK di dalam jalur hijau, maka LK anak dikatakan normal.1
Jika ukuran LK diluar jalur hijau, maka LK anak dikatakan tidak normal (makrosefal diatas
jalur hijau dan mikrosefal dibawah jalur hijau). Segera rujuk ke RS jika menemui anak
dengan LK diluar jalur hijau.
1
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak (Denver Development Screening Test
II/DDST II)
1. Pengertian perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam stuktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Dalam hal ini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ, dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Perkembangan termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
(Soetjiningsih, 1997).

2. Sejarah DDST II menurut William K. Frankenborg dan Josiah B. Dodds


a. DDST diperkenalkan pertama kali pada tahun 1967 untuk membantu tenaga kesehatan
mendeteksi masalah perkembangan potensial pada anak-anak dibawah usia 6 tahun.
b. DDST telah digunakan secara luas sejak dipublikasikan.
c. DDST telah diadaptasi untuk digunakan dan distandardisasi oleh lebih dari 12 negara dan
telah digunakan untuk menskrining lebih dari 50 juta anak diseluruh sunia.
d. DDST direvisi menjadi DDST II.

3. Deskripsi DDST II
a. Bukan tes IQ
b. Buka tes diagnostic
c. Reliabel
d. Validitas tnggi
e. Mudah dan cepat dilakukan
f. Berisi 125 items/tugas
g. Bukan pemeriksaan fisik
h. Tidak dapat digunakan untuk meramal kemampuan adaptif masa depan, tetapi digunakan
untuk membandingkan penampilan kemampuan anak pada berbagai macam tugas dengan
anak lain yang seusia.

4. Peralatan
a. Benang sulaman merah
b. Kismis
c. Kerincingan dengan pegangan
d. Kubus kayu berwarna dimensi 1 inci sebanyak 10 buah
e. Lonceng kecil
f. Bola tenis
g. Pensil merah
h. Boneka plastic kecil dengan dot
i. Cangkir plastic dengan pegangan
j. Kertas kosong
k. Botol kaca bening yang dapat dibuka

5. Alat lainnya
a. Meja dan kursi untuk pemeriksa, ibu, dan anak.
b. Ruangan yang cukup luas untuk menguji item motorik kasar (gross motor).
c. Tempat tidur lengkap dengan perlak dan laken.

6. Keuntungan DDST II
a. Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia
b. Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun
c. Monitor anak dengan risiko perkembangan
d. Menjaring anak terhadap adanya kelainan
e. Memastikan apakah anak dengan persangkaan ada kelainan perkembangan atau benar-
benar ada kelainan.

7. Cara pemeriksaan DDST II


a. Dilakukan secara kontinu
b. Didampingi ibu atau pengasuh
c. Anak dan ibu dalam keadaan santai
d. Satu formulir digunakan beberapa kali oleh satu anak
e. Tempatkan bayi di atas tempat tidur, anak duduk di kursi, dan lengan diatas meja.
8. Prinsip
a. Bertahap dan berkelanjutan
b. Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak
c. Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana
d. Suasana nyaman dan bervariasi
e. Perhatikan gerakan spontan anak.
f. Dilakukan dengan wajar dan tanpa peksaan serta tidak menghukum
g. Memberikan pujian (reinforcement) bila berhasil melakukan tes
h. Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu di atas meja
i. Pada saat tes hanya satu saja yang digunakan
9. Hal yang perlu diperhatikan
a. Uji coba item yang kurang aktif dilakukan lebih dahulu
b. Uji coba yang lebih mudah dilakukan terlebih dahulu
c. Uji coba dengan menggunakan alat yang sama dilakukan berurutan
d. Hanya alat uji coba yang berada di depan anak
e. Semua uji coba dimulai dari sebelah kiri garis usia dan yang ditembus serta item
disebelah kanan garis usia.

10. Cara melakukan tes pada anak dengan risiko perkembangan


a. Pada setiap sector paling sedikit dilakukan 3 uji coba yang ada di sebelah kiri garis usia
dan item yang berada pada garis usia.
b. Jika anak gagal, menolak, tidak ada kesempatan (no opportunity), lakukan uji coba
tambahan ke sebelah kiri garis usia sampai 3 kali LEWAT tiap sector.

11. Cara melakukan tes pada anak normal atau kemampuan lebih
a. Pada tiap sector dilakukan paling sedikit 3 uji coba yang paling dekat di sebelah kiri garis
usia dan item yang dilewati garis usia.
b. Jika anak mampu/bias melakukan, lanjutkan uji coba disebelah kanan garis usia sampai 3
kali GAGAL tiap sector.

12. Menghitung usia anak


Usia anak dihitung dengan mengurangi tanggal lahir dari tanggal tes.

Contoh 1
Tahun Bulan Hari
Tanggal tes 2000 10 19
Tanggal lahir 1998 4 5
Umur anak 2 6 14
Jadi umur anak 2 tahun 6 bulan 14 hari
dibulatkan menjadi 2 tahun 6 bualan.

Contoh 2
Tahun Bulan Hari
(1999) (21) (49)
Tanggal tes 2000 10 19
Tanggal lahir 1996 12 27
Umur anak 3 9 22
Jadi umur anak 3 tahun 9 bulan 22 hari
dibulatkan menjadi 3 tahun 10 bulan

Contoh 3 (kasus premature)


Siti di bawa ke poli rawat jalan PKU tanggal 19 Oktober 2000. Tanggal lahirnya 30
November 1997. Siti lahir 6 minggu lebih awal. Hitung usia Siti dan penyesuaian
prematurnya!

Tahun Bulan Hari


(1999) (21) (49)
Tanggal tes 2000 10 19
Tanggal lahir 1997 11 30
Umur anak 2 10 19
Premature 1 14
Umur penyesuaian 9 5
Jadi umur anak 2 tahun 9 bulan 5 hari
dibulatkan menjadi 2 tahun 9 bulan.

13. Scoring pada DDST II


a. Lewat (pass)
Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik
Ibu atau pengasuh member laporan (I) tepat atau dapat dipercaya bahwa anak dapat
melakukan dengan baik
b. Gagal (fail)
Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik
Ibu atau pengasuh member laporan bahwa anak tidak dapat melakukan tugas dengan
baik
c. Tidak ada kesempatan (no opportunity)
Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada
hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.
d. Menolak (refusal)
Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena factor sesaat,
seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dan lain-lain.

14. Intepretasi pada tiap item atau gugus tugas


Table intepretasi tugas perkembangan dengan DDST
KODE PENILAIAN
O = F (Fail/ Gagal) V = P (Pass/Lewat)
M = R (Refusal/Menolak) No = No Oppurtunity

a. Lewat (Advanced)
Apabila anak dapat
A
melaksanakan tugas pada P
item di sebelah kanan garis
umur.

b. Normal
Apabila anak gagal/menolak tugas
O
pada item disebelah kanan garis umur.
Apabila anak lulus, gagal/menolak M

tugas dimanangaris umur berada V


diantara 25-75% (warna putih) O
M
15. Interpretasi hasil tes keseluruhan (4 sektor)
a. Normal
Bila tidak ada keterlambatan (delay)
Paling banyak 1 caution
Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya
b. Dicurigai (suspect)
Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau lebih delay.
Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat (takut, lelah,
sakit, tidak nyaman, dan lain-lain)
c. Tidak teruji (untestable)
Bila ada skor menolak 1 atau lebih item di sebelah kiri garis umur.
Bila menolak lebih dari satu pada area 75-90 (warna hijau) yang ditembus garis umur.
Ulangi pemeriksaan 1-2 minggu.

16. Perkembangan bayi dan balita


Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dikarenakan pada
masa ini terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Frankenburg, dkk, (1981) melalui DDST mengemukakan
empat parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan bayi dan balita.
a. Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi
dengan lingkungan.
b. Adaptasi motorik halus (fine motor adaptive)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja, dan dilakukan otot-otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar,
memegang sesuatu benda, dan lain-lain.
c. Bahasa (language)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah, dan
berbicara spontan.
d. Perkembangan motorik kasar (gross motor)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan, sperti pada
buku petunjuk program Bina Keluarga dan Balita (BKB) yaitu sebagai berikut:
1. Tingkah laku sosial
2. Menolong diri sendiri
3. Intelektual
4. Gerakan motorik halus
5. Komunikasi pasif
6. Komunikasi aktif
7. Gerakan motorik kasar

Banyak milestone perkembangan anak yang penting, tetapi yang akan disajikan berikut ini
hanya beberapa milestone pokok yang harus kita ketahui dalam mengenal taraf perkembangan
seorang (yang dimaksud dengan milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang
harus dicapai anak pada umur tertentu) seperti pada table berikut.

Umur Perkembangan kemampuan anak


4-6 minggu Tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian.
12-16 minggu Menegakkan kepala, tengkurap sendiri
Menoleh kearah suara
Memegang benda yang diletakkan ditangannya
20 minggu Meraih benda yang didekatkan kepadanya
26 minggu Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
Duduk dengan bantuan kedua tangan nya kedepan
Makan biscuit sendiri
9-10 bulan Menunjuk dengan jari telunjuk
Merangkak
Bersuara da da da
13 bulan Berjalan tanpa bantuan
Mengucapkan kata-kata tunggal

Dengan kita mengetahui berbagai milestone pokok ini, maka kita dapat mengetahui apakah
seorang anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batas-batas normal.

Perkembangan Mental (Gerakan-gerakan Motorik Kasar dan Halus, Emosi, Sosial,


Perilaku, serta Bicara)
1. Perkembangan anak balita
a. Sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya, yakni prasekolah,
sekolah, akil balig, dan remaja.
b. Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:
Kesehatan dan gizi yang baik dibandingkan ibu hamil, bayi, dan anak prasekolah.
Stimulasi/rangsangan yang cukup dalam, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas.
c. Keluarga dan KIA-KB mempunyai peran yang penting dalam pembinaan fisik, mental,
dan sosial anak balita.
2. Sejak lahir sampai 3 bulan, kemampuan yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
a. Belajar mengangkat kepala
b. Belajar mengikuti objek dengan matanya
c. Melihat ke muka orang dengan tersenyum
d. Bereaksi terhadap suara atau bunyi
e. Mengenal ibunya dengan pengelihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak
f. Menggenggam barang yang dipegangnya
g. Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
3. Sejak 3-6 bulan, kemampuan yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
a. Mengangkat kepala 900 dan mengangkat dada dengan bertopang tangan.
b. Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar
jangkauannya.
c. Meletakkan benda-benda dimulutnya.
d. Berusaha memperluas lapang pandangnya
e. Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain.
f. Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.
4. Sejak 6-9 bulan, kemampuan yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
a. Duduk tanpa dibantu
b. Tengkurap dan membalikan badannya sendiri
c. Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
d. Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
e. Memegang benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk
f. Bergembira dengan melempar benda-benda
g. Mengeluarkan kata-kata yang belum memiliki arti
h. Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/lain
i. Mulai brpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian
5. Sejak 9-12 bulan, kemampuan yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
a. Berdiri sendiri tanpa dibantu
b. Berjalan dengan dituntun
c. Menirukan suara
d. Mengulang bunyi yang didengarnya
e. Belajar menyatakan satu atau dua kata
f. Mengerti perintah sederhana atau larangan
g. Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh
apa saja, dan memasukan benda-benda ke mulutnya.
h. Berpartisipasi dalam permainan
6. Sejak 12-18 bulan, kemampuan yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
a. Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
b. Menyusun 2 atau 3 kotak
c. Dapat mengatakan 5-10 kata
d. Memperhatikan dengan rasa cemburu dan bersaing
7. Sejak 18-24 bulan, kemampuan yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
a. Naik turun tangga
b. Menyusun 6 kotak
c. Menunjuk mata dan hidungnya
d. Menyusun dua kata
e. Belajar makan sendiri
f. Menggambar garis di kertas atau pasir
g. Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
h. Memiliki minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar
i. Memperhatikan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
8. Sejak 2-3 tahun, kemampuan yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
a. Belajar meloncat, memanjat, serta melompat dengan satu kaki
b. Membuat jembatan dengan 3 kotak
c. Mampu menyusun kalimat
d. Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, dan mengerti kata-kata yang ditunjukan
kepadanya
e. Menggambar lingkaran
f. Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar
keluarganya
9. Sejak 3-4 tahun, kemampuan yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
a. Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
b. Berjalan pada jari kaki (berjinjit)
c. Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
d. Menggambar garis silang
e. Menggambar orang hanya kepala dan badan
f. Mengenal 2 atau 3 warna
g. Berbicara dengan baik
h. Menyebut namanya, jenis kelamin, dan umurnya
i. Banyak bertanya
j. Bertanya bagaimana anak dilahirkan
k. Mengenal sisi atas, bawah, muka, dan belakang
l. Mendengarkan cerita-cerita
m. Bermain dengan anak lain
n. Menunjukan rasa saying kepada saudar-saudaranya
o. Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana
10. Sejak 4-5 tahun, kemampuan yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
a. Melompat dan menari
b. Menggambar orang yang terdiri atas kepala, lengan, dan badan
c. Menggambar segi empat dan segi tiga
d. Pandai bicara
e. Dapat menghitung jari-jarinya
f. Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
g. Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
h. Minat kepada kata-kata baru dan arinmya
i. Memprotes bila dilarang melakukan keinginannya
j. Mengenal 4 warna
k. Memperkirakan bentuk dan besarnya benda serta mampu membedakan besar dan kecil
l. Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa
11. Pendidikan atau stimulasi yang diberikan adalah sebagai berikut:
a. Akademik sederhana, seperti pengenalan ruang, bentuk, warna dan persiapan berhitung.
b. Pendidikan alam sekitar, sosialisasi, dan mengenal lingkungan masyarakat.
c. Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya pengalaman
d. Menyanyi dan menggambar
e. Perkembangan bahasa meliputi bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita, dan
mengucapkan syair sederhana.
f. Melatih daya ingat dnegan cara bermain jualan atau menyampaikan berita
g. Menggambar
h. Membuat permainan dari kertas
i. Bermain music
j. Mengenal tugas dan larangan-larangan
k. Melakukan aktivitas sehari-hari (makan, minum, mengontrol buang air besar, dan buang
air kecil secara mandiri).

Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP)


1. Pendahuluan
Tujuan skrining atau pemeriksaan perkembangan anakmenggunakan Kuesioner Pra-
Skrining Perkembangan (KPSP) adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau
adanya penyimpangan. Skrining dilakukan saat anak berusia 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30,
36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya
mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining, maka
lakukan pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat (yang lebih muda)
yang telah dicapai anak.
2. Alat/instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Formulir KPSP menurut umur
Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah
dicapai anak, sasaran KPSP adalah anak yang berumur 0-72bulan. Alat bantu
pemeriksaan berupa:
Pensil
Kertas
Bola sebesar bola tenis
Kerincingan
Kubus berukuran sisi 2,5cm sebanyak 6 buah
Kismis
Kacang tanah
Potongan biscuit berukuran 0,5-1cm
b. Petunjuk penggunaan KPSP
Pada waktu pemeriksaan KPSP anak harus dibawa serta.
Tentukan umur anak.
Bila umur anak lebih dari 16 hari, maka dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh: bayi umur 3 bulan 16 hai, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3
bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
KPSP terdiri atas 2 macam:
1) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak
2) Perintah kepada ibu atau pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP.
Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab. Oleh karena itu,
pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu, setiap pertanyaan hanya
ada 1 jawaban, ya atau tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan
terdahulu.
Teliti kembali apakah pertanyaan telah terjawab.
c. Interpretasi hasil KPSP
Hitung berapa jumlah jawaban Ya.
1) Ya, ibu/pengasuh anak menjawab bahwa anak bias atau pernah atau sering atau
kadang-kadang melakukannya.
2) Tidak, ibu/pengasuh anak menjawab bahwa anak belum pernah melakukan atau
tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
Jumlah Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan (S).
Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan adanya penyimpangan (P).
Untuk jawaban Tidak, perlu dirinci jumlah jawaban Tidak menurut jenis
keterlambatan (motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, atau sosialisasi dan
kemandirian).
d. Intervensi
Perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:
1) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
3) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan
umur dan kesiapan anak.
4) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu
secara teratur selama 1 kali dalam sebulan dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga
Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak
dapat diikutkan pada kegiatan di pusat pendidikan anak dini usia (PADU),
kelompok bermain, dan taman kanak-kanak.
5) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada
anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada umur 24-72 bulan.
Perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
1) Berikan petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi, setiap saat, dan sesering mungkin.
2) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
3) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemingkinan adanya penyakit
yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
4) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar
KPSP yang sesuai denagn umur anak.
5) Jika KPSP ulang jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka kemungkinan ada
penyimpangan (P).
Jika terjadi penyimpangan pada perkembangan anak (P), bautlah rujukan ke RS
dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (motorik kasar,
motorik halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian).

Daftar pustaka
Vivian Nanny Lia Dewi, S.ST . 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba
Medika.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

TUGAS TERSTRUKTUR
KEPERAWATAN ANAK
Denver Developmental Screening Test (DDST)
DISUSUN OLEH :

1. VINSENSIA KARLINDA
2. VERONIKA MANSUNOMI
3. FRANSISKUS RUDI
4. CORNELIUS SUNGKONO
5. ARISTO BOPAR YOLAGA

AKADEMI KEPERAWATAN DAHRMA INSAN


PONTIANAK
2011

You might also like