You are on page 1of 9

Tugas Akhir

ANALISIS PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Sutarto, Ph.D

Oleh

GUNAWAN HIDAYAT

ARIEF SUSANTO

NIM : 09702251016

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2010
PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu sistim yang selalu mengalami perubahan. Perubahan ini dapat
terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Ukuran kualitas pendidikan
dapat dilihat dari masukan, proses dan hasil pendidikan. Pendidikan merupakan
tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan keluarga. Dengan pendidikan, sumber
daya manusia dapat lebih cepat mengerti, memahami dan mempersiapakan diri
terhadap segala perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Didalam prosesnya hampir dapat dipastikan bahwa pendidikan tidak dapat berjalan
tanpa dukungan biaya yang memadai. Implikasi diberlakukannya kebijakan
desentralisasi pendidikan, membuat para pengambil keputusan sering kali mengalami
kesulitan dalam mendapatkan referensi tentang komponen pembiayaan pendidikan.
Kebutuhan tersebut dirasakan semakin mendesak sejak dimulainya pelaksanaan
otonomi daerah yang juga meliputi bidang pendidikan.

Secara umum pembiayaan pendidikan adalah sebuah kompleksitas, yang didalamnya


akan terdapat saling keterkaitan pada setiap komponennya, yang memiliki rentang yang
bersifat mikro (satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional), yang meliputi
sumber-sumber pembiayaan pendidikan, sistem dan mekanisme pengalokasiannya,
efektivitas dan efisiensi dalam penggunaanya, akuntabilitas hasilnya yang diukur dari
perubahan-perubahan yang terjadi pada semua tataran, khususnya sekolah, dan
permasalahan-permasalahan yang masih terkait dengan pembiayaan pendidikan,
sehingga diperlukan studi khusus untuk lebih spesifik mengenal pembiayaan
pendidikan ini.

Lembaga pendidikan sebagai produsen jasa pendidikan, seperti halnya pada bidang
usaha lainnya menghadapi masalah yang sama, yaitu biaya produksi, tetapi ada
beberapa kesulitan khusus mengenai penerapan perhitungan biaya ini. J. Hallack
mengemukakan tiga macam kesulitan, yaitu berkenaan dengan (1) definisi produksi
pendidikan, (2) identifikasi transaksi ekonomi yang berhubungan dengan pendidikan,
dan (3) suatu kenyataan bahwa pendidikan mempunyai sifat sebagai pelayanan umum.
TINJAUAN PUSTAKA

Secara garis besarnya biaya pendidikan dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Biaya Langsung dan Biaya Tak Langsung.


Biaya langsung merupakan pengorbanan yang secara langsung mempengaruhi
penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Misalnya, gaji
guru dan pegawai, pembelian buku perpustakaan, pembelian alat dan bahan-bahan
laboratorium untuk praktek, perlengkapan meja kursi, biaya untuk membeli peralatan
olahraga, biaya untuk membeli komputer. Biaya langsung ini terwujud dalam
pengeluaran uang yang secara langsung membiayai penyelenggaraan pembelajaran.
Biaya langsung berasal dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan
masyarakat/orang tua siswa. Biaya langsung untuk pengajaran akan berpengaruh
terhadap output pendidikan sehingga siswa dapat memperoleh manfaatnya secara
langsung. Sedangkan biaya tak langsung merupakan biaya yang disebabkan hilangnya
pendapatan peserta didik karena sedang mengikuti proses pembelajaran. Bebasnya beban
pajak karena sifat sekolah yang tidak mencari keuntungan, bebasnya sewa perlengkapan
sekolah yang tidak dipakai secara langsung dalam proses pendidikan. Biaya tak langsung
tidak tercantum dalam RAPBS, sedangkan sumber dan besarnya biaya langsung sebagian
besar tercantum dalam RAPBS sehingga penelitian ini lebih difokuskan pada biaya
langsung.

2. Private Costs dan Social Costs


Private cost merupakan biaya yang dikeluarkan keluarga untuk membiayai sekolah
anaknya. Biaya pribadi meliputi berbagai iuran sekolah, uang transport, biaya studi tour,
biaya pakaian seragam sekolah, buku dan alat tulis, tas sekolah, buku/LKS, uang saku,
biaya les privat, dan pengeluaran lain yang dibayar secara pribadi . Biaya sosial
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk membiayai sekolah, termasuk
di dalamnya mencakup biaya yang dikeluarkan keluarga secara perseorangan. Jadi biaya
sosial adalah biaya pribadi ditambah biaya yang ditanggung oleh masyarakat. Namun
tidak semua biaya sosial dapat dimasukkan ke dalam biaya pribadi. Biaya merupakan
kerugian sosial yang ditanggung oleh masyarakat sebagai akibat dari investasi
pendidikan, misalnya pengangguran terdidik atau dapat dikatakan bahwa biaya sosial
merupakan kerugian yang ditanggung oleh masyarakat/orang tua murid setelah
menyekolahkan anaknya hingga lulus, namun anaknya belum bekerja. Jadi dalam
penelitian ini biaya pribadi dan biaya sosial tidak termasuk dalam perhitungan yang
digunakan, karena kedua biaya tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan/ menjadi
tanggungan masing-masing orang tua siswa yang besarnya akan berbeda satu dengan
yang lain.

3. Monetary dan Non Monetary Cost


Biaya monetary adalah nilai pengorbanan yang terwujud dalam pengeluaran uang, dapat
berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung. Sedangkan non monetary cost adalah
nilai pengorbanan yang tidak diwujudkan dengan pengeluaran uang. Jadi, biaya moneter
adalah biaya yang dapat dihitung dan diukur berdasarkan nilai keuangan, sedangkan
biaya non moneter adalah biaya yang tidak bersifat keuangan, misalnya pendapatan yang
hilang tersebut. Biaya pendidikan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah biaya
langsung berupa uang pada tingkat sekolah, karena biaya tersebut telah diperhitungkan
dalam anggaran. Sehingga biaya moneter dan biaya non moneter tidak diperhitungkan
dalam penelitian ini.

Ada 2 pendekatan menentukan biaya Satuan Pendidikan yaitu Pertama, pendekatan


mikro, pendekatan yang menganalisis biaya pendidikan berdasarkan pengeluaran total
(total cost) dan jumlah biaya satuan (unit cost) menurut jenis dan tingkat pendidikan,
Kedua, Pendekatan makro, pendekatan yang ditentukan dengan perhitungan biaya satuan
dalam sistem pendidikan dalam kaitannya dengan anggaran yang dikeluarkan Negara
untuk sisitim pendidikan nasional (RAPBN).

Ada 4 unsur-unsur untuk biaya pendidikan yaitu

1. Jenis biaya yang statistik yang disimpan oleh Pemerintah


2. Biaya tidak langsung depresiasi fasilitas pendidikan. Biaya penyusutan merupakan
bagian dari total biaya operasi sistem pendidikan.
3. Bunga atas pengeluaran modal
4. Biaya total pembebasan dari pajak properti dan pajak penjualan

Adapun maksud didalam menganalisis biaya pendidikan adalah :

1. Informasi tentang biaya gedung dan operasional sekolah


2. Mengungkapkan himpunan sumber daya yang dapat digunakan.
3. Sarana kontrol Selama operasi internal dari sistem pendidikan .
4. Masukan yang penting dalam jenis-jenis penelitian tertentu.

Didalam konteks organisasi , analisis biaya pendidikan adalah :

1. Di sekolah tingkat kabupaten, Sebagai bagian dari tanggung jawab anggota dewan
sekolah dan pengawas sekolah untuk mengoperasikan sistem pendidikan yang
efisien.
2. Kepala Sekolah supaya dapat mengontrol anggaran sekolahnya
3. Supaya guru memperimbangkan/mengambil keputusan atas biaya (umumnya kecil)
yang diamanatkannya.
4. Siswa dapat mempertimbangkan (biaya kesempatan) bagaimana mereka akan
membagi waktu di antara berbagai mata pelajaran pada kurikulum .

PEMBAHASAN

Pada Peraturan Pemerintah No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada pasal
62 disebutkan bahwa:

(1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
(2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi
biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan
modal kerja tetap.
(3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara
teratur dan berkelanjutan.
(4) Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi:
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat
pada gaji.
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi,
pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
(5) Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
berdasarkan usulan BSNP

Sistem pembiayaan pendidikan merupakan proses dimana pendapatan dan sumber daya
tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah. Sistem
pembiayaan pendidikan sangat bervariasi tergantung dari kondisi masing-masing negara
seperti kondisi geografis, tingkat pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum
pendidikan, ekonomi pendidikan, program pembiayaan pemerintah dan administrasi
sekolah. Sementara itu terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk
mengetahui sesuai tidaknya sistem dengan kondisi negara. Untuk mengetahui apakah
sistem tersebut memuaskan, dapat dilakukan dengan cara: 1) menghitung berbagai
proporsi dari kelompok usia, jenis kelamin, tingkat buta huruf; 2) distribusi alokasi
sumber daya pendidikan secara efisien dan adil sebagai kewajiban pemerintah pusat
mensubsidi sektor pendidikan dibandingkan dengan sektor lainnya.

Setiap keputusan dalam masalah pembiayaan sekolah akan mempengaruhi bagaimana


sumber daya diperoleh dan dialokasikan. Oleh karena itu perlu dilihat siapa yang akan
dididik dan seberapa banyak jasa pendidikan dapat disediakan, bagaimana mereka akan
dididik, siapa yang akan membayar biaya pendidikan. Demikian pula sistem
pemerintahan seperti apa yang paling sesuai untuk mendukung sistem pembiayaan
pendidikan. Tanggungjawab pemerintah dalam pembiayaan pendidikan termasuk untuk
pendidikan kejuruan dan bantuan terhadap murid. Hal itu perlu dilihat dari faktor
kebutuhan dan ketersediaan pendidikan, tanggungjawab orang tua dalam
menyekolahkan vs social benefit secara luas, pengaruh faktor politik dan ekonomi
terhadap sektor pendidikan.

A. Biaya Pendidikan Investasi Jangka Panjang

Sedikitnya terdapat 3 alasan untuk memprioritaskan pendidikan sebagai investasi


jangka panjang yaitu :

Pertama, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar
pertumbuhan ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari
lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual
hingga tataran global. Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan
untuk perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan
berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif.

Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan
nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang
berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya.
Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi
oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam menggerakkan
pembangunan nasional.

Kedua, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi
dari pada investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan
antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total
pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja.

Didalam alokasi biaya pendidikan perlu adanya reformasi , ini penting dilakukan
mengingat beberapa kajian yang menunjukkan bahwa mayoritas yang menikmati
pendidikan di PTN adalah berasal dari masyarakat mampu. Maka model pembiayaan
pendidikan selain didasarkan pada jenjang pendidikan (dasar vs tinggi) juga didasarkan
pada kekuatan ekonomi siswa (miskin vs kaya). Artinya siswa di PTN yang berasal dari
keluarga kaya harus dikenakan biaya pendidikan yang lebih mahal dari pada yang
berasal dari keluarga miskin. Model yang ditawarkan ini sesuai dengan kritetia equity
dalam pembiayaan pendidikan seperti yang digariskan Unesco.

Ketiga, investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi yaitu fungsi sosial-
kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan. Fungsi sosial-
kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan
hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda. Misalnya pada tingkat
individual pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan dirinya secara
psikologis, sosial, fisik dan membantu siswa mengembangkan potensinya semaksimal
mungkin .
B. Cara-cara Memperkirakan Biaya Pendidikan

Ada dua cara untuk memperkirakan biaya pendidikan, yaitu (1) memperkirakan biaya
atas dasar sumber-sumber pembiayaan, dan (2) memperkirakan biaya atas dasar laporan
dari lembaga-lembaga pendidikan.

Cara yang pertama dilakukan dengan cara meneliti laporan dari sumber-sumber
pembiayaan pendidikan. Menurut sifatnya sumber-sumber ini dibedakan atas (1)
pengeluaran yang menyeluruh, dan (2) pengeluaran menurut status, tingkat, dan
sifatnya. Pengeluaran menyeluruh terdiri atas (a) sumber-sumber pemerintah, yang
terdiri atas (1) pemerintah pusat, (2) pemerintah daerah, dan (3) bantuan luar negeri.
Pengeluaran menurut status dan sifatnya. Menurut statusnya pengeluaran dibedakan
atas pengeluaran dari lembaga pendidikan pemerintah dan pengeluaran pendidikan
swasta. Kemudian menurut tingkatnya, yaitu TK, SD, SLTP, SLTA (SMU dan SMK),
dan perguruan tinggi. Selanjutnya menurut sifatnya pengeluaran dibedakan atas
pengeluaran berulang, pengeluaran modal, dan pengeluaran lainnya.

Cara yang kedua, ialah menggunakan secara langsung laporan dari lembaga-lembaga
pendidikan. Untuk keperluan membuat perkiraan tersebut harus dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut. Yang pertama, dan yang terpenting adalah harus ada laporan dari
lembaga-lembaga pendidikan. Kedua, laporan tersebut harus dibuat menurut pola
standar fungsional yang seragam. Ketiga, laporan harus memperlihatkan keseluruhan
biaya operasi dari lembaga tersebut.

Pemilihan unit-unit untuk penetapan biaya dilakukan dengan cara menghitung biaya:
per lulusan, biaya menurut tingkatan pendidikan, biaya unit per anak didik, rata-rata
biaya kehadiran sehari-hari, biaya modal per tempat, biaya rata-rata per kelas, dan biaya
berulang rata-rata per pendidik.

Proyeksi biaya unit meliputi pembiayaan modal dan biaya berulang. Untuk itu perlu
memperkirakan luasnya akibat tujuan kuantitatif dan kualitatif dalam memperhitungkan
rata-rata biaya unit berulang untuk tahun yang bersangkutan.
KESIMPULAN

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari menganalisis biaya pendidikan yaitu
untuk memberikan kemudahan, memberikan informasi pada para pengambil keputusan
untuk menentukan langkah/cara dalam pembuatan kebijakan sekolah, guna mencapai
efektivitas maupun efisiensi pengolahan dana pendidikan serta peningkatan mutu
pendidikan.

Secara khusus, analisis manfaat biaya pendidikan bagi pemerintah menjadi acuan untuk
menetapkan anggaran pendidikan dalam RAPBN, dan juga sebagai dasar untuk
meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Sedangkan bagi masyarakat, analisis manfaat biaya pendidikan ini berguna sebagai
dasar/pijakan dalam melakukan investasi di dunia pendidikan. Hal ini dirasakan
penting untuk diketahui dan dipelajari, karena menurut sebagian masyarakat pendidikan
hanya menghabis-habiskan uang tanpa ada jaminan/prospek peningkatan hidup yang
jelas dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang,. 2002. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. PT. Rosda Karya.
Bandung.

Hallak, J, 1985. Analisis Biaya dan Pengeluaran Untuk Pendidikan. International


Institute For Planning, UNESCO. Paris

Swanson, R and Gradous, DB,. 1990. Forecasting Financial Benefits of Human


Resource Development. Jossey Bass Publishers. Oxford. San Fransisco

Supriadi, Dedi,. 2003. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. PT.Rosda
Karya. Bandung

You might also like