Professional Documents
Culture Documents
iii
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
iv
Pembahasan
2.1. Pengertian Mobilitas Penduduk
Migrasi
Migrasi atau mobilitas penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya
dapat dikelompokkan menjadi dua:
a. Migrasi internasional, yaitu perpindahan penduduk yang dilakukan
antarnegara.
Transmigrasi
Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari satu pulau kepulau lain dalam satu
negara.
Program transmigrasi (bahasa Indonesia: Transmigrasi) merupakan inisiatif
dari pemerintah kolonial Belanda, dan kemudian dilanjutkan oleh pemerintah
Indonesia untuk memindahkan penduduk dari daerah padat penduduk Indonesia
untuk daerah yang kurang padat penduduknya. Transmigrasi ini memindahkan
penduduk secara permanen dari pulau Jawa, tetapi juga untuk tingkat yang lebih
rendah dari Bali dan Madura, untuk daerah yang kurang padat penduduk termasuk
Papua, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Tujuan dari program ini adalah untuk
mengurangi kemiskinan yang cukup besar dan kelebihan penduduk di Jawa, untuk
memberikan kesempatan bagi pekerja keras orang miskin, dan untuk menyediakan
tenaga kerja untuk lebih memanfaatkan sumber daya alam pulau-pulau di
nusantara. Program ini, menimbulkkan kontroversi karena kekhawatiran dari
populasi asli dari "Jawanisasi" dan "Islamisasi" telah memperkuat gerakan
separatis dan kekerasan komunal.
Untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggalakkan program
transmigrasi. Adapun jenis-jenis transmigrasi yang ada adalah :
1. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung pemerintah
ditujukan untuk penduduk yang memenuhi syarat.
2. Transmigrasi spontan/swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh pembiayaannya
ditanggung sendiri. Pemerintah hanya menyediakan lahan pertanian dan rumah.
3. Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan dalam satu wilayah
provinsi.
4. Transmigrasi khusus/sektoral, yaitu transmigrasi yang dilakukan karena
penduduk terkena bencana alam.
5. Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh
penduduk desa berikut pejabat-pejabat pemerintahan desa.
Untuk mengatur kelahiran penduduk, pemerintah menggalakkan program Keluarga
Berencana dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS). Program KB juga mengarah pada catur warga, yaitu keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Ternyata program KB di Indonesia
berhasil sangat baik dan bahkan dijadikan contoh oleh banyak negara untuk
mengatasi masalah kependudukan
Program transmigrasi dibagi 2 periode yaitu tahap pra Pelita dan tahap
Pelita. Tujuan Transmigrasi pada masa Orde Baru yaitu :
1. Meningkatkan taraf hidup rakyat.
2. Meningkatkan pembangunan daerah.
3. Menyeimbangkan persebaran penduduk.
4. Melaksanakan pembangunan secara merata.
5. Memanfaatkan sumber-sumber alam dan tenaga manusia.
6. Memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
7. Memperkuat pertahanan dan keamanan nasional.
Dampak Transmigrasi
Ekonomi
Sebagai contoh, program ini gagal dalam tujuannya untuk meningkatkan
situasi migran. Tanah dan iklim dari lokasi baru mereka pada umumnya hampir
tidak seproduktif tanah vulkanik Jawa dan Bali. Para pemukim tidak memiliki
tanah dalam keterampilan bertani, apalagi keterampilan yang sesuai dengan lahan
baru, sehingga mengurangi peluang sukses mereka sendiri.
Lingkungan
Transmigrasi juga telah disalahkan untuk mempercepat deforestasi daerah
hutan hujan sensitif, sebagai daerah yang sebelumnya jarang-penduduknya
mengalami peningkatan besar dalam populasi. TransMigran sering dipindahkan ke
yang sama sekali baru "desa-desa transmigrasi," dibangun di daerah yang relatif
tidak terpengaruh oleh aktivitas manusia. Dengan menetap di tanah ini, sumber
daya alam habis dan tanah menjadi overgrazed, mengakibatkan deforestasi.
Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil
ke kota besar.
(1) Faktorfaktor yang mendorong terjadinya urbanisasi, sebagai berikut.
(a) Lahan pertanian semakin sempit.
(b) Sulitnya pekerjaan di luar sektor pertanian.
(c) Banyaknya pengangguran di pedesaan.
(d) Fasilitas kehidupan sulit didapat.
(e) Kurangnya fasilitas hiburan.
Dalam hal urbanisasi, dampak negatif bagi wilayah perkotaan, antara lain:
pertambahan penduduk,
kepadatan penduduk,
peningkatan tenaga kasar,
timbul daerah kumuh,
tuna wisma,
meningkatnya kejahatan,
pengangguran,
kemacetan lalu-lintas, dan
semakin menciptakan rasa individual yang tinggi.
1. Migrasi dan jarak, kebanyakan migran melakukan perpindahan dalam jarak dekat.
Bila jaraknya bertambah maka jumlah migrant yang berpindah menurun.
2. Migrasi bertahap, penduduk semula pindah dari daerah pedesaan ke tepi kota besar
sebelum masuk ke dalam kota besar tersebut.
3. Arus dan arus balik, tiap adanya arus migrasi akan terjadi juga migrasi arus balik.
4. Daerah urban (perkotaan) dan rural (pedesaan), penduduk perkotaan kurang
melakukan migrasi dibandingkan dengan penduduk daerah pedesaan.
5. Dominasi wanita pindah jarak dekat, dalam jarak dekat wanita pindah lebih banyak
daripada laki-laki.
6. Teknologi dan migrasi, perkembangan teknologi cenderung meningkatkan migrasi.
7. Dominasi motif ekonomi, walaupun berbagai jenis faktor dapat mendorong
terjadinya perpindahan akan tetapi keinginan untuk meningkatkan keadaan
ekonomi merupakan kekuatan yang paling potensial.
Faktor pendorong (push) yang bersifat sentrifugal dan penarik (pull) yang
bersifat sentripetal. Ardy (2008) mngungkapkan perpindahan dari daerah asal
(area of origin) dimungkinkan oleh karena adanya beberap faktor pendorong yaitu:
1. Turunnya sumber daya alam.
2. Hilangnya mata pencaharian.
3. Diskriminasi yang bersifat penekanan atau penyisihan
4. Memudarnya rasa ketertarikan oleh karena kesamaan kepercayaan, kebiasaan
atau kebersamaan perilaku baik antar anggota keluarga maupun masyarakat
sekitar.
5. Menjauhkan diri dari masyarakat oleh karena tidak lagi kesempatan untuk
pengembangan diri, pekerjaan atau perkawinan.
6. Menjauhkan diri dari masyarakat oleh karena bencana alam seperti banjir,
kebakaran, kekeringan, gempa bumi, atau epidemic penyakit.
Perpindahan ke daerah tujuan (area of destination) dimungkinkan oleh
karena adanya beberapa faktor penarik yaitu:
1. Kesempatan yang melebihi untuk bekerja sesuai dengan latar belakang profesinya
dibandingkan di daerah asal.
2. Kesempatan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.
3. Kesempatan yang lebih tinggi memperoleh pendidikan atau pelatihan sesuai dengan
spesialisasi yang dikehendaki.
4. Keadaan lingkungan yang menyenangkan, seperti cuaca perumahan, sekolah, da
fasilitas umum lainnya.
5. Ketergantungan, seperti dari seorang isteri terhadap suaminya yang tinggal di
tempat yang dituju.
6. Penyediaan untuk melakukan berbagai kegiatan yang berbeda atau yang baru dilihat
dari berbagai sisi lingkungan, penduduk atau budaya masyarakat sekitar.
Faktor pendorong dan penarik perpindahan penduduk ada yang negatif dan
ada yang positif (Abidin, 2010). Faktor pendorong yang positif yaitu para
migran ingin mencari atau menambah pengalaman di daerah lain. Sedangkan
faktor pendorong yang negatif yaitu fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup
terbatas dan lapangan pekerjaan terbatas pada pertanian. Faktor penarik yang
positif yaitu daerah tujuan mempunyai sarana pendidikan yang memadai dan lebih
lengkap. Faktor penarik yang negatif adalah adanya lapangan pekerjaan yang
lebih bervariasi, kehidupan yang lebih mewah, sehingga apa saja yang diperlukan
akan mudah didapat dikota. Faktor kendala tidak dipaparkan jelas karena Faktor
kendala hanya ada jika ada musibah atau suatu kendala yang tak terduga.
v
Penutup
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.