Professional Documents
Culture Documents
Cabang[tampilkan]
Hukum[tampilkan]
Sistem[tampilkan]
Properti sistem[tampilkan]
Persamaan[tampilkan]
Potensial[tampilkan]
Ilmuwan[tampilkan]
l
b
s
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika
energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat
dengan mekanika statistik di mana hubungan termodinamika berasal.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika
klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung).
Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada
termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah
proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-
waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa
termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung
kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke
sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud
di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi
spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.
Daftar isi
1 Konsep dasar dalam termodinamika
2 Sistem termodinamika
3 Keadaan termodinamika
4 Hukum-hukum Dasar Termodinamika
5 Lihat pula
6 Bacaan lebih lanjut
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan:
sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan.
Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup
di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan
lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya
biasanya dipertimbangkanh sebagai sifat pembatasnya:
o pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
o pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan
lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut
permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena
pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan
gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi
yang keluar dari sistem.
Keadaan termodinamika
Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut dalam
keadaan pasti (atau keadaan sistem).
Untuk keadaan termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan. Properti
yang tidak tergantung dengan jalur di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut, disebut
fungsi keadaan dari sistem. Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya mempertimbangkan
properti, yang merupakan fungsi keadaan.
Jumlah properti minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari sistem
tertentu ditentukan oleh Hukum fase Gibbs. Biasanya seseorang berhadapan dengan properti
sistem yang lebih besar, dari jumlah minimal tersebut.
Hukum awal menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem
ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. Hukum ini
dimasukkan setelah hukum pertama.
Hukum yang sama juga terkait dengan kasus kekekalan energi. Hukum ini
menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem. Hukum ini dapat diuraikan menjadi beberapa proses, yaitu
proses dengan Isokhorik, Isotermik, Isobarik, dan juga adiabatik.
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi untuk hukum
kedua termodinamika yang ada hanyalah pernyataan kenyataan eksperimental yang
dikeluarkan oleh kelvin-plank dan clausius. Pernyataan clausius: tidak mungkin suatu
sistem apapun bekerja sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya adalah
perpindahan energi sebagai panas dari sistem dengan temperatur tertentu ke sistem
dengan temperatur yang lebih tinggi. Pernyataan kelvin-planck: tidak mungkin suatu
sistem beroperasi dalam siklus termodinamika dan memberikan sejumlah netto kerja
kesekeliling sambil menerima energi panas dari satu reservoir termal.(sumber
Fundamentals of engineering thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. - 6th ed. -
2007 - Wiley) Bab5). "total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya hal ini disebut dengan prinsip kenaikan entropi" merupakan korolari
dari kedua pernyataan diatas (analisis Hukum kedua termodinamika untuk proses
dengan menggunakan sifat entropi)(sumber Fundamentals of engineering
thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. - 6th ed. - 2007 - Wiley) Bab6).
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini
juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur
nol absolut bernilai nol.
Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan kalor atau energi
yang menyertai suatu reaksi kimia, baik yang diserap maupun yang dilepaskan. Hukum
kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Energi
hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Energi juga dapat mengalami
perpindahan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya. Sistem merupakan segala hal yang
diteliti perubahan energinya. Sementara itu, lingkungan merupakan segala sesuatu di luar
sistem. Contoh sistem dan lingkungan dapat diamati pada air teh panas dalam gelas. Air teh
panas merupakan sistem, sementara gelas sebagai wadahnya termasuk lingkungan.
Interaksi antara sistem dan lingkungan dapat berupa pertukaran energi atau materi.
Pertukaran energi ini dapat berupa kalor atau bentuk energi lain. Adanya pertukaran energi
tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan jumlah energi yang terkandung dalam sistem.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu
sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi atau tersekat.
1. Sistem Terbuka
Sistem terbuka memungkinkan terjadinya pertukaran kalor dan materi antara sistem dan
lingkungan. Contoh sistem terbuka adalah reaksi pemanasan kalium karbonat dalam gelas
beker.
2. Sistem Tertutup
Sistem tertutup adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor antara
sistem dan lingkungannya, tetapi tidak terjadi pertukaran materi. Contoh sistem tertutup
adalah reaksi antara batu kapur dengan air dalam erlenmeyer yang ditutup.
Pada sistem terisolasi, tidak mungkin terjadi pertukaran kalor dan materi antara sistem
dengan lingkungan. Contoh sistem terisolasi adalah air dalam termos.
Entalpi adalah keseluruhan energi dalam bentuk kalor yang terdapat dalam suatu sistem.
Entalpi dalam sistem bersifattetap selama tidak terjadi pertukaran energi antara sistem dengan
lingkungan. Entalpi dinyatakan dengan huruf H dengan satuan joule (J). Besarnya entalpi
tidak dapat ditentukan, yang dapat ditentukan adalah perubahannya, dinyatakan dengan H.
Perubahan entalpi (H) yaitu perubahan kalor yang terjadi pada suatu reaksi kimia. Besarnya
perubahan entalpi diperoleh dari selisih antara entalpi produk dengan entalpi reaktan.
a. Reaksi Eksoterm
Dalam reaksi eksoterm entalpi zat yang bereaksi lebih besar daripada entalpi hasil reaksi.
Oleh karena itu, terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan. Dalam hal ini dapat
diartikan bahwa kalor dilepaskan ke lingkungan. Aliran kalor tersebut digambarkan seperti
gambardisamping.
Contoh reaksi eksoterm sebagai berikut.
Reaksi eksoterm mengalami penurunan energi kimia sistem sehingga entalpi sistem
berkurang. Oleh sebab itu H reaksi eksoterm bertanda negatif (-).
b. Reaksi Endoterm
Dalam reaksi endoterm entalpi zat yang bereaksi lebih kecil daripada Kaior
entalpi zat hasil reaksi. Oleh karena itu, terjadi perpindahan kaior dari lingkungan ke sistem.
Aliran kaior tersebut digambarkan seperti gambar di samping.
Contoh reaksi endoterm adalah pelarutan urea dalam air dengan reaksi:
CO(NH2)2(S) + H2O() -> CO(NH2)2(aq) + H20 () . Setelah urea larut suhu sistem
mengalami penurunan.
Dalam reaksi endoterm kalor diserap oleh sistem sehingga energi kimia sistem meningkat dan
entalpi sistem juga bertambah. Oleh karena itu, H reaksi endoterm bertanda positif (+).
a. Reaksi Endoterm
Pada reaksi endoterm, entalpi produk lebih besar daripada entalpi reaktan sehingga entalpi
sistem pada reaksi endoterm bertambah.
Oleh karena itu, H > 0.
b. Reaksi Eksoterm
Pada reaksi eksoterm, entalpi produk lebih kecil daripada entalpi reaktan sehingga entalpi
sistem pada reaksi eksoterm berkurang. Oleh karena itu, H < 0.
Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Termokimia Pengertian, Reaksi
Termokimia dan Perubahan Entalpi. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan
bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan
selanjutnya.
Termodinamika
Cabang[tampilkan]
Hukum[tampilkan]
Sistem[tampilkan]
Properti sistem[tampilkan]
Persamaan[tampilkan]
Potensial[tampilkan]
Ilmuwan[tampilkan]
l
b
s
Kesetimbangan mekanis terjadi apabila tidak ada gaya yang takberimbang di bagian dalam
sistem, dan juga antara sistem dan lingkungannya. Dalam kesetimbangan termal, semua
bagian sistem bertemperatur sama, dan sistem juga memiliki suhu yang sama dengan
lingkungannya.
Dalam kesetimbangan kimia, suatu sistem tidak mengalami perubahan spontan dalam
struktur internalnya, seperti reaksi kimia. Sistem dalam kesetimbangan kimia juga tidak
mengalami perpindahan materi dari satu bagian sistem ke bagian sistem lainnya, seperti
difusi atau pelarutan.
Bila ketiga syarat kesetimbangan tersebut tidak dipenuhi, maka sistem termodinamik disebut
berada dalam keadaan tidak setimbang.
Daftar isi
1 Gambaran
o 1.1 Keadaan Kesetimbangan
2 Kesetimbangan Lokal dan Global
3 Jenis-jenis kesetimbangan
o 3.1 Kesetimbangan termal
o 3.2 Kesetimbangan Kuasistatik
4 Referensi Umum
5 Catatan Kaki
6 Pranala luar
Gambaran
Termodinamika klasik meliputi keadaan kesetimbangan dinamis. Keadaan lokal dari suatu
sistem pada kesetimbangan termodinamika ditentukan oleh nilai dari parameter intensifnya,
seperti tekanan dan suhu. Untuk lebih spesifik, kesetimbangan termodinamika
dikarakteristikkan oleh potensial termodinamika minimum, seperti energi bebas Helmhlotz,
yaitu sistem pada suhu dan volume sama:
A = U - TS;
atau energi bebas Gibbs, yaitu sistem dengan tekanan dan suhu tetap:
G = H - TS.
di mana T = suhu, S = entropi, U = energi dalam dan H= entalpi. Energi bebas Helmholtz
sering dinotasikan dengan simbol F, tetapi penggunaan A dipilih oleh IUPAC [2]. Proses
yang mengatur suatu kesetimbangan termodinamika disebut termalisasi. Suatu contoh adalah
suatu sistem dengan partikel yang berinteraksi tidak terganggu oleh pengaruh luar. Dengan
interaksi, mereka akan menggabungkan energi/momentum di antara mereka dan mencapai
suatu keadaan di mana statistik umum tidak berubah terhadap waktu.
Keadaan Kesetimbangan
Dengan melihat bentuk turunan dari potensial termodinamika, hubungan berikut dapat
diturunkan:
Jika gambaran sistem dengan variasi dalam parameter intensif begitu luas, banyak asumsi
sebelumnya yang mana definisi parameter intensif ini akan rusak, dan sistem tidak pernah
akan berada dalam kesetimbangan global maupun lokal. Contohnya, suatu jumlah tabrakan
yang pasti untk suatu partikel untuk setimbang pada lingkungannya. Jika jarak rata-rata
partikel yang telah bergerak selama tabrakan menghilang dari lingkungan yang setimbang,
dia tidak pernah akan setimbang dan tidak ada kesetimbangan termodinamika lokal. Secara
definisi, suhu adalah perbandingan rata-rata energi dalam dari suatu lingkungan yang
setimbang. Karena tidak ada lingkungan yang setimbang, konsep suhu salah, dan suhu
menjadi tak terdefinisi.
Adalah penting untuk diingat bahwa kesetimbangan lokal hanya dapat diaplikasi pada suatu
subset pasti dari partikel-partikel dalam sistem. Contohnya, Kesetimbangan Termodinamika
Lokal biasanya hanya diaplkasikan pada partikel besar. Dalam gas yang memancar, foton-
foton yang sedang dipancarkan dan diserap oleh gas tidak perlu berada dalam kesetimbangan
termodinamika dengan masing-masing atau dengan partikel-partikel besar dari gas agar
kesetimbangan termodinamika lokal ada. Pada kasus yang sama, tidak perlu diperhatikan
elektron bebas yang ada dalam kesetimbangan dengan atom-atom dan molekul yang lebih
banyak agar kesetimbangan termodinamika lokal ada.
Sebagai contoh, kesetimbangan termodinamika akan selalu ada dalam suatu gelas yang beridi
air yang mengandung es balok yang melebur. Suhu di dalam gelas dapat didefinisikan pada
suatu titik, tetapi dia lebih dingin dekat es balok daripada jauh darinya. Jika energi molekul
ditempatkan dekat suatu titik yang diberi diobservasi, mereka akan didistribusikan menurut
distribusi Maxwell-Boltzmann untuk suhu tertentu. Jika energi-energi molekul didetempatkan
ekat titik yang lain diamati, mereka akan didistribusikan menutur distribusi Maxwell-
Boltzman untuk temperatur lainnya.
Jenis-jenis kesetimbangan
Kesetimbangan termal
Kesetimbangan termal dicapai ketika dua sistem dalam termal kontak dengan masing-masing
berhenti untuk memperoleh net perubahan energi. Ini berarti bahwa jika dua sistem dalam
kesetimbangan termal, suhu mereka sama.[3] Kesetimbangan termal terjadi ketika suatu
sistem termal mokroskopik yang teramati telah berhenti untuk perubahan waktu. Contohnya,
suatu gas ideal dengan fungsi distribusi telah stabil pada suatu distribusi Maxwell-Boltzmann
dalam kesetimbangan termal. Kesetimbangan termal dari suatu sistem tidak berarti mutlak
tidak seragam dengan sistem; contohnya, sebuah sistem sungai dapat berada dalam
kesetimbangan termal saat distribusi suhu makroskopik stabil dan tidak berubah terhadap
waktu, mesekipun distribusi temperatur spasial merefleksikan masukan polusi termal.
Kesetimbangan Kuasistatik
Ketidaksetimbangan
Referensi Umum
Cesare Barbieri (2007) Fundamentals of Astronomy. First Edition (QB43.3.B37 2006)
CRC Press ISBN 0-7503-0886-9, 9780750308861
Hans R. Griem (2005) Principles of Plasma Spectroscopy (Cambridge Monographs
on Plasma Physics), Cambridge University Press, New York ISBN 0-521-61941-6
C. Michael Hogan, Leda C. Patmore and Harry Seidman (1973) Statistical Prediction
of Dynamic Thermal Equilibrium Temperatures using Standard Meteorological Data
Bases, Second Edition (EPA-660/2-73-003 2006) United States Environmental
Protection Agency Office of Research and Development, Washington DC [1]
F. Mandl (1988) Statistical Physics, Second Edition, John Wiley & Sons
Catatan Kaki
1. ^ Zemansky, Mark W; Dittman, Richard H (1986). Kalor dan Termodinamika (6 ed.).
Bandung: Penerbit ITB.
2. ^ H.R. Griem, 2005
3. ^ R. K. Pathria, 1996
8. Bila ketiga syarat kesetimbangan tersebut tidak dipenuhi, maka sistem termodinamik
disebut berada dalam keadaan tidak setimbang.
9. Termodinamika klasik meliputi keadaan kesetimbangan dinamis. Keadaan lokal dari
suatu sistem pada kesetimbangan termodinamika ditentukan oleh nilai dari parameter
intensifnya, seperti tekanan dan suhu. Untuk lebih spesifik, kesetimbangan
termodinamika dikarakteristikkan oleh potensial termodinamika minimum, seperti
energi bebas Helmhlotz, yaitu sistem pada suhu dan volume sama:
10. A = U TS;
11. atau energi bebas Gibbs, yaitu sistem dengan tekanan dan suhu tetap:
12. G = H TS.
8.13. di mana T = suhu, S = entropi, U = energi dalam dan H= entalpi. Energi bebas
Helmholtz sering dinotasikan dengan simbol F, tetapi penggunaan A dipilih oleh
IUPAC. Proses yang mengatur suatu kesetimbangan termodinamika disebut
termalisasi. Suatu contoh adalah suatu sistem dengan partikel yang berinteraksi tidak
terganggu oleh pengaruh luar. Dengan interaksi, mereka akan menggabungkan
energi/momentum di antara mereka dan mencapai suatu keadaan di mana statistik
umum tidak berubah terhadap waktu.
NH 4 OH NH 4 + + OH -
Al(OH) 3 Al 3+ + 3OH -
23.28. Asam lemah HA dalam air akan terionisasi sebagian sebagai berikut:
24.29. HA H + + A -
25.30. Menurut hukum kesetimbangan
26.31.
27.32. Jika [ H + ] = [ A - ] dan [ HA ] dianggap tetap karena HA yang terionisasi kecil, maka:
28.33.
29.34. atau
30.35.
31.36. Sehingga
32.37.
33.38.
40.45. , sehingga
41.46.
42.47.
43.48. Basa lemah LOH dalam air akan terionisasi sebagian sebagai berikut:
44.49. LOH L+ + OH-
45.50. Menurut hukum kesetimbangan
46.51.
47.52.
+ -
48.53. jika [ L ] = [ OH ] dan [ LOH ] dianggap tetap karena LOH yang terionisasi kecil,
maka:
49.54. atau
50.55.
51.56. sehingga
52.57.
53.58.
54.59. Contoh Soal:
55.60. Hitunglah harga konsentrasi ion OH - yang terdapat dalam larutan 0,01 M (CH 3 ) 2
59.64.
60.65.
61.66. Pada reaksi asam dan basa kosentrasi asam dan basa dapat ditentukan dengan suatu
metode kuantitatif dengan cara titrasi, yaitu cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan
yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan tepat dengan zat yang terdapat dalam larutan asam
atau basa dengan ditandai adanya perubahan warna. Pada saat perubahan warna, titrasi
dihentikan dan kadar asam basa dapat ditentukan dengan perhitungan stoikiometri.
62.67. a. Penetralan asam kuat oleh basa kuat
63.68.
64.69. Mula-mula pH larutan naik sedikit demi sedikit, kemudian terjadi perubahan yang
cukup drastis pada sekitar titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi pada saat pH larutan 7, dimana
asam dan basa tepat habis bereaksi. Untuk menunjukkan titik ekivalen dapat digunakan
indikator mrtil merah, bromtimol biru atau fenolftalein. Indikator-indikator tersebut
menunjukkan perubahan warna pada sekitar titik ekivalen. Fenolftalein lebih sering
digunakan karena memberikan perubahan warna yang lebih tajam disekitar titik ekivalen.
65.70. b. Penetralan asam lemah oleh basa kuat
66.71.
67.72. Titik ekivalen berada diatas 7, yaitu antara 8 dan 9. Lonjakan perubahan pH pada
sekitar titik ekivalen lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu antara pH 7 sampai pH
10. Sebagai indikator digunakan fenolftalein, karena jika menggunakan metil merah akan
terjadi perubahan warna sebelum tercapai titik ekivalen.
68.73. c. Penetralan basa lemah oleh asam kuat.
69.74.
70.75. Titik ekivalen berada dibawah 7, lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen
lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu antara pH 7 sampai pH 4. Sebagai indikator
digunakan metil merah (trayek ; 4,2 - 6,3)
71.76.
72.77. a. Kertas lakmus Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia
sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam
maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya seperti tertera
dalam tabel 1.
73.78. Tabel 1. Warna kertas lakmus jika dikenai larutan asam basa
74.79.
75.80. Dibawah ini diberikan beberapa pengujian dengan menggunakan kertas lakmus.
76.81. Tabel 2. Warna kertas lakmus bila ditetesi larutan sampel.
77.82.
m-kresolsulfon-ftalein
Tetrabromofenol-sulfon ftalein
(Asam) merah kresol Dimetilamino-azo- benzena-natrium Merah Kuning 1,2-2,8
sulfonat
(Asam) biru timol Merah Kuning 1,2-2,8
Asam difenil-bis-azo a -naftilamina-4-
sulfonat
Ungu meta kresol Merah Kuning 1,2-2,8
Tetrabromo-m-kresol sulfon ftalein
Ungu bromo fenol Kuning Biru 2,8-4,6
O-Karboksibenzena-azo dimetilanilina
Diklorofenol-sulfon ftalein
Dibromo-timol-sulfon ftalein
O-Hidroksi-difenil sulfon ftalein
O-Kresol-sulfon ftalein
Merah Kongo Lembayung Merah 3,0-50
a - Naftol-ftalein
Timol-sulfon ftalein
Hijau bromo kresol Kuning Biru 3,8-5,4
Indikator, Jenis-Jenis dan Pengertian Asam Basa Pada pertemuan sebelumnya, kita
telah mempelajari tentang teori asam dan basa. Mari kita ingat kembali topik pengertian asam
dan basa sebelum masuk ke topik indikator asam basa.
1. Pengertian Indikator
Sifat asam dan basa ditentukan oleh nilai suatu bilangan yang disebut dengan pH (pangkat
Hidrogen). Garis/rentang pH asam dan basa digambarkan sebagai berikut.
Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa, kita memerlukan suatu zat/bahan
yang disebut indikator. Suatu indikator akan mengalami perubahan warna saat bereaksi
dengan asam maupun basa.
2. Jenis-Jenis Indikator
Disamping bahan-bahan di atas, terdapat pula suatu indikator buatan yang sering digunakan
yaitu indikator kertas lakmus. Indikator kertas lakmus ini hanya berfungsi secara kualitatif,
yaitu hanya mendeteksi sifat asam atau basa suatu zat melalui perubahan warnanya.
Perubahan warna kertas lakmus, diberikan dalam tabel berikut.
b. Indikator alami, yaitu indikator yang tersedia secara langsung dari alam. Indikator alami
biasanya berupa bahan-bahan yang berwarna, baik berupa buah/umbi maupun bunga.
Indikator alami dapat memberikan warna yang berbeda jika ditambahkan suatu asam, begitu
pula sebaliknya, warna akan berbeda pula jika ditambahi suatu basa. Indikator alami
berfungsi secara kualitatif yaitu hanya mendeteksi sifat asam atau basa suatu zat tanpa
disertai ukuran pH zat tersebut.
Beberapa bahan alam yang dapat digunakan sebagai indikator antara lain:
Bunga kembang sepatu;
bunga bougenvil;
kulit manggis;
daun kubis ungu ;
kunyit; dan
bunga Pacar air.
Untuk membuat indikator alami sebagai bahan pengujian asam dan basa, secara umum dapat
dilakukan dengan cara berikut:
a. menumbuk bahan indikator sampai halus dan tambahi sedikit air;
b. memeras bahan tersebut dengan menggunakan kain kasa; dan
c. hasil perasan tersebut merupakan indikator yang bisa dipakai untuk menguji sifat asam atau
basa suatu zat.
Sebelum digunakan sebagai indikator, kita memerlukan warna standar sebagai bahan
perbandingan warna. Penentuan warna standar dapat dilakukan sebagai berikut:
Itulah artikel Indikator, Jenis-Jenis dan Pengertian Asam Basa. Semoga bisa bermanfaat bagi
Anda. baca juga artikel terkait lainnya.
102.