You are on page 1of 21

PROPOSAL ROLE PLAY SENTRALISASI OBAT

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tugas mata kuliah Sistem manajemen yang berjudul sentralisasi obat adalah
merupakan salah satu syarat untuk dapat lulus dalam mata kuliah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Yunus Adi Wijaya.S.Kep.,Ns selaku dosen
mata kuliah Sistem manajemen yang telah memberikan pedoman dalam pembuatan makalah
ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, oleh karena itu,
penulis sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi
kesempurnaan makalah ini dan tugas-tugas berikutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Jombang, 25 Oktober 2014

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima dirasakan sebagai
suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat
kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam,
2002). Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan obat secara
sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada
pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga
sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi (pengobatan) secara tepat
pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu
rawat inap. Sentralisasi obat di ruang Irna 2 dilaksanakan pada obat injeksi yang disimpan
oleh petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan menurut jadwal pemberian,
sedangkan obat oral diberikan kepada pasien/keluarganya dan perawat hanya
memberitahukan cara pemberiaannya. Resep dari dokter diberikan keluarga pasien untuk
dibelikan di apotek, setelah mendapatkan obatnya diserahkan ke perawat untuk dicatat pada
buku penerimaan obat. Karena hal tersebut diatas, kelompok 2 berencana akan mensosialikan
dan melaksanakan sentralisasi obat yang mencakup obat injeksi maupun oral karena
pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada pasien.
Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika
konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi
adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak
diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien
secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan
obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik
secara material maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien
terhadap perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut, untuk lebih
mengoptimalkan pelaksanaan sentralisasi keperawatan di Ruang Irna 2, kami akan
melaksanakan sentralisasi obat oral di ruangan tersebut.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan
hasil pengelolaan sentralisasi obat.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu meningkatkan pemahaman perawat Ruang Irna 2 dan mahasiswa dalam menerapkan
pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6 T dan 1 W ( tepat pasien,
tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspada
efek samping obat) serta mendokumentasikan hasil pengelolaan.
b. Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan perawat Ruang Irna 2 dan
mahasiswa dalam mengelola sentralisasi obat
c. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien di Ruang irna 2 dalam penggunaan obat sesuai
dengan program terapi..
d. Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang
diberikan.
e. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam pengelolaan
sentralisasi obat.

C. Manfaat
1. Bagi Klien
a. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
b. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
2. Bagi perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.

3. Bagi institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada
pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat ( Nursalam, 2007 )

B. Tujuan Pengelolaan Obat


Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu
disentralisasi.
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih murah
dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat hanya untuk mencoba .
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan membuang atau
lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah batas
kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga
dipakai berlebihan atau dicuri ( Mc Mahon, 2007 )

C. Teknik Pengelolaan Oabat ( Sentralisasi )


Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional dapat
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Oabat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah diambi;l oleh
keluargadiserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan ( bila perlu )
dalam kartu control, dan diketahui ( ditandatangani ) oleh keluarga atau pasien dalam buku
masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana
obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5T ( jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara
pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta
kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat ( Nusalam
2007 )
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penmberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan
alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan
dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat,
dan efek samping, usahakan tempat atau wadah obat kembali keperawat setelah obat
dikonsumsi, pantau efeksamping pada psie.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau petugas
yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat obatan yang hamper
habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep ( jika masih perlu
dilanjutkan ) kepada dokter penanggung jawab pasien ( Nurussalam, 2007 )
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur pemberian
oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan
perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja ) maka dokumentasi hanya
dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan
kartu khusus obat ( Nursalam, 2007 )
6. Obat Khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan
alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang cukup besar atau hanya
diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan oleh perawat
primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat, waktu
pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya
diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga saat pemberian obat ( Nursalam, 2007)
Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara
cara berikut ini:
1. Membuat catatan mengenai obat obatan Yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan
efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf:
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan didinding :
3. Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat;
4. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap minggu
pada waktu pertemuan staf:
5. Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana diperpustakaan ( Mc Mahon,
1999 )

Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat ( Nursalam, 2002 )


7. Menyimpan persediaan obat
a. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan menulis etiket dan
alamat pesien. Penyimpanan stok ( persediaan ) yang teratur dengan baik merupakan bagaian
penting dari manajemen obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau
dalam kartu persedian.
b. System kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan ( kartu stok ) kadang-kadang digunakan untuk menggantikan buku
besar persediaan, kartu ini berfungsi seperti buku besar persediaan, yakni neraca
diseimbangkan dengan menambahkan barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah
barang yang dikeluarkan dalam buku besar persediaan, masing masing barang ditempatkan
pada halaman yang terpisah. Tetapi dalam system kartu persediaan, masing masing barang
dituliskan dalam kartu yang terpisah.
c. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari pendingin.
Periksa persediaan obvat, pemisahan antara obat untuk penggunaan oral ( untuk diminum)
dan obat luar.

D. PERAN
1. Kepala Ruangan
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Katim
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
c. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
3. Anggota Tim
Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.

E. Pelaksanaan
Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu pertama sampai dengan minggu kedua
selama mahasiswa praktek di ruang anak. Ruangan yang digunakan dalam mengelola
sentralisasi obat adalah ruang nurse station dan ruang perawatan. Metode yang digunakan
adalah ODD (One Day Dose), dengan melibatkan depo farmasi ruangan.

F. Instrumen
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki\
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
G. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. katim mengucapkan salam 10 Nurse Katim
dan melaporkan kegiatan menit Station
sentralisasi kepada Karu
2. Karu menanyakan Karu
persiapan sentralisasi obat
oral dan injeksi Katim
3. Katim menyebutkan hal-hal
yang sudah disiapkan Karu
4. Karu memeriksa
kelengkapan administrasi
sentralisasi obat (meliputi :
informed consent, formulir
pemberian obat oral dan
injeksi, lembar serah terima
obat)
Pelaksanaan
5. Katim menerima obat dari Nurse Katim
depo farmasi, dengan model station
one day dose.
6. Katim melakukan Nurse Katim
pencatatan pada format station
penerimaan obat oral dan
injeksi, yang meliputi :
a. Identitas pasien
b. Nama obat, dosis dan cara
pemberiannya
c. Jumlah obat yang diterima
dari farmasi Bed Katim, anggota tim
d. Jam dan nama penerima obat pasien
7. Katim dan anggota tim Katim, anggota tim
menjelaskan informed
consent sentralisasi obat Bed Katim dan anggota
8. Katim dan anggota tim pasien tim
Menyiapkan kartu serah
terima obat oral.
9. Katim memberikan Bed Anggota tim
penjelasan pada pasien dan pasien
keluarga mengenai nama obat
yang akan diberikan, manfaat, Anggota tim
dosis, cara pemberian, efek
samping dan kontra- Bed Anggota tim
indikasinya. pasien
10. Katim dan anggota tim
memberikan obat oral kepada
pesien sesuai dengan jadwal Bed
yang sudah ditentukan. pasien Karu,katim,anggota
tim
11. Anggota tim memberikan
obat kepada pasien dengan Nurse
melibatkan keluarga. station
12. Kemudian anggota tim
menandatangani format
pemberian obat oral maupun
injeksi serta mengobservasi
efek samping dari obat yang Nurse
station
telah diberikan.
13. Karu mengecek kembali
keleng-kapan
pendokumentasian sen-
tralisasi obat

H. Petunjuk Teknis Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi Obat


1 Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri, anak, istri,
suami,orang tua, dan lain-lain.
2 Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data klien yang bersangkutan.
3 Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4 Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent (yaitu diawal klien
MRS).
5 Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien yang menyetujui dilakukan
tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.

I. Petunjuk Teknis Pengisian Format Pemberian Obat


1. Pengisian nama pasien, no register, umur, ruangan.
2. Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis, dan cara pemberian.
3. Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara horizontal.
4. Kolom terima diisi jumlah obat yang diterima dari depo farmasi
5. Kolom penerima diisi nama perawat yang menerima, kemudian paraf
6. Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta nama perawat atau
paraf.
7. Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang masih ada setelah
pemberian beserta nama perawat

J. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN TANDA BUKTI SERAH TERIMA OBAT


(UNTUK FARMASI)
1. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat.
2. Pengisian nama pasien, umur, No. Register ruangan.
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama obat, frekuensi
pemberian dan jumlah yang diterima.
4. Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh petugas farmasi.
5. Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang menerima.

K. PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) SENTRALISASI OBAT


1. Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi obat (diawal MRS)
2. Pasien/ keluarga mengisi format persetujuan sentralisasi obat (diawal MRS)
3. Perawat menerima obat dari farmasi dengan model ODD (One Day Dose)
4. Perawat menyimpan obat yang telah diterima dan disimpan di kotak obat
5. Perawat meletakkan obat di tempat obat saat memberikan obat pada pasien sesuai dengan
jadwal pemberian obat yang telah ditentukan.
LEMBAR PERSETUJUAN
DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : L/P *)
Umur :
Alamat :

Adalah istri / anak / orang tua *) dari pasien :


Nama :
Umur :
Alamat :
Ruang :
No. Reg. :
Menyatakan setuju/tidak setuju *) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah
mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan pemakaian obat yang
diatur atau dikoordinir oleh perawaat sesuai ketentuan dosis yang diberikan dokter.
Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan sentralisasi
obat.
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada petugas farmasi untuk dilakukan
pengadaan obat.
3. Obat dari depo farmasi diserahkan kepada perawat berdasarkan dosis per harinya
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan
ditandatangani oleh petugas farmasi dan perawat yang menerima.
5. Obat akan disimpan di kantor perawatan.
6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis atau aturan minum dan diberikan pada pasien.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan pada
pasien/keluarga.
Paiton,...2014

Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan


sebagaimana mestinya.

Katim Yang membuat persetujuan

Saksi-saksi
1. .. 2..
LEMBAR SERAH TERIMA OBAT
DI RUANG
Nama Pasien : No. Kamar :
Umur : No. Reg. :
No. Tanggal Nama Obat Jumlah TTD / TTD/ Keterangan
nama terang nama
perawat terang
keluarga
pasien
1

5
FORMULIR PEMBERIAN OBAT
Nama Pasien : Umur : Ruang : No. Reg :
Tgl
Nama Obat Terima
: (jumlah)
Penerima
Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Dosis :

Cara Sisa
Pemberian
(rute) :
Tgl
Nama Obat Terima
: (jumlah)
Penerima
Dosis : rina Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf

Cara
Pemberian Sisa
(rute) :
Tgl
Nama Obat Terima
: (jumlah)
Penerima
Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf

Dosis :

Sisa
Cara
Pemberian
(rute) :
Tgl
Nama Obat Terima
: (jumlah)
Penerima
Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf

Dosis : Sisa

Cara
Pemberian
(rute) :

Tgl
Nama Obat Terima
: (jumlah)
Penerima
Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf

Dosis :
Sisa
Cara
Pemberian
(rute) :

L. KEGIATAN SENTRALISASI OBAT


1. Penanggung Jawab :
2. Tujuan :
Mampu melaksanakan peran katim dalam pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat dengan benar.
3. Rencana Strategi :
a. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent, format serah terima obat
dan format pemberian obat oral/ injeksi.
b. Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan bagian farmasi
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
4. Pelaksanaan :
Topik :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat ::
Karu :
Katim :
Perawat :
Pelaksana
Pembimbing :
Supervisor :
a. Struktur (input)
1 Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang
2 Persiapan dilakukan sebelumnya.
3 Perawat yang betugas.
b. Proses
1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah ditentutan dan
pasien yang menyetujui informed consent untuk dilkukan sentralisasi obat.
2. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
c. Hasil
1. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
2. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar.
3. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
4. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Nursalam (2002) Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek Keperawatan
Profesional, Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam (2001) Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan praktek. Jakarta :
Salemba Medika.

You might also like