Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
Ramdhan Saeful 7111141101
Irman Rosadi 7111141107
Vidyananda Partiwi 7111141108
Karunia Dewi Puspita Jayatri 7111141125
Wibowo Satria Pamungkas 7111141133
Dimas Guntur Wicaksono 7111141140
Muhammad Gentar Juliar Depsa 7111141143
Kelas: 6C
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2017
0
PEMBAHASAN
MORIL DAN ESPIRIT DE CORPS
A. DEFINISI MORIL
Moril adalah bantuan - bantuan yg berupa sokongan batin (yg berupa uang
atau benda).
Menurut Davis, "Moril adalah suatu kondisi mental kelompok dan
individu yang menentukan sikap mereka". Singkatnya, moril merupakan
perpaduan dari sikap, perilaku, manifestasi karyawan. Pandangan dan
pendapat semua diambil bersama-sama dalam skenario pekerjaan mereka,
menunjukkan penerapan karyawan terhadap pekerjaan, syarat kerja dan
hubungan dengan atasan mereka. Moril termasuk sikap karyawan pada reaksi
spesifik terhadap pekerjaan mereka (bukan berupa uang atau benda).
Menurut Kishosingh Moril adalah perasaan internal dan hal ini terinspirasi
oleh lingkungan. Motivasi berasal dari antusiasme, semangat, kepercayaan
dalam individu atau kelompok yang mereka akan mampu mengatasi tugas
yang diberikan kepada mereka."
Moril adalah Keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi
kemauan untuk melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi hasil
pelaksanaan tugas perorangan maupun organisasi.
1
2. Tujuan akhir
Tujuan akhir (sasaran) adalah sasaran yang hendak dicapai melalui
motivasi yang dilakukan seorang individu dengan memperhatikan
moralitas yang ada pada dirinya dan dilakukan secara sadar.
3. Lingkungan perbuatan
Lingkungan Perbuatan adalah segala sesuatu perbuatan individu yang
dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia hidup. Yang termasuk
lingkungan perbuatan yang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
1. Manusia yang terlihat
2. Kualitas dan kuantitas perbuatan
3. Cara, waktu, tempat dilakukannya perbuatan
4. Frekuensi perbuatan
Perbuatan manusia dikatakan baik apabila motovasi, tujuan akhir, dan
lingkungannya juga baik. Apabila salah satu faktor penentu itu tidak baik,
maka keseluruhan perbuatan manusia menjadi tidak baik atau tidak akan
mencapai sasaran yang mereka kehendaki untuk dituju.
2
C. KONDISI MORIL PRAJURIT
Kondisi moril prajurit yakni yakin untuk loyal bertempur:
1. Memiliki harapan-harapan positif.
2. Tidak mempuyai pilihan selain daripada melawan atau mati
Berhenti membela pertempuran:
1. Kurangnya motivasi atasan.
2. Bermodalkan semangat tanpa perhitungan
D. KEKUATAN MORIL
Prajurit yang handal pasti memiliki kekuatan moril yang sangat kuat,
dimana pun mereka berada jika dia merasa dijaga dan dilindungi maka dengan
sukacita dia akan mengorbankan jiwa dan raganya untuk sesuatu yang
diinginkan bangsa dan rakyat bukan dalam konteks materi namun dalam
bentuk perhatian terhadap orang-prang yang akan ditinggalkannya.
3
mengobarkan semangat yang besar, kesetiaan, serta bakti yang kuat akan
kehormatan kelompok). Istilah esprit de corps sendiri di perkenalkan oleh
Naopoleon Bonaparte dalam sebuah perang, dimana dia menekankan bahwa
dalam sebuah pasukan harus ada rasa yang kuat untuk saling membantu,
melindungi, menjaga, dan membela kehormatan sesama anngota pasukan.
Mereka ibarat satu tubuh, jika satu bagian tubuh terluka maka yang lain akan
merasakan.
Dalam konteks perang seperti halnya yang dilakukan untuk memotivasi
pasukan yang dilakukan oleh napoleon bonaparte tersebut, tentu saja jiwa
korsa sangat tepat dan bahkan wajib untuk diaplikasikan. Hal ini untuk
mengobarkan semangat kebersamaan dan saling melindungi antar sesama
pasukan demi memenangkan pertempuran.
4
bersedia mengorbankan kepentingan pribadinya demi kepentingan kolektif
dan melakukan pekerjaan-pekerjaan tanpa diawasi. Untuk menumbuhkan jiwa
korsa seorang prajurit dalam kaitannya dengan pemimpin militer, harus:
1. Perasaan senasib sepenanggungan
2. Tidak berorientasi pada materi
3. Penggunaan fasilitas satuan
4. Contoh tauladan dari unsur pimoinana
5. Bersifat jujur
6. Penghargaan dan hukuman kepada semua anggota
7. Membina jiwa korsa
5
DAFTAR PUSTAKA