You are on page 1of 29

LiyaFuji

Rabu, 11 Februari 2015

ASKEPHEMOROID
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS : HEMOROID
DI RUANGAN PERAWATAN UMUM KELAS II B
RSI HJ.SITI MUNIROH TASIKMALAYA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktek Kerja Lapangan

Disusun :
LIYA FUJI ASTUTI
10.1213.0346

KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN


SMK BHAKTI KENCANA CIAWI
TASIKMALAYA

2014

LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS : HEMOROID
DI RUANGAN PERAWATAN UMUM KELAS II B
RSI HJ.SITI MUNIROH TASIKMALAYA

Disahkan di : Ciawi
Tanggal : November 2014

Ka. Komli, Pembimbing,

Neneng Siti Rukoyah, S.Kep. Neneng Siti Rukoyah, S.Kep.

Kepala SMK Bhakti Kencana Ciawi,

Asep Mahmud, S.Pd., M.Pd.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT,


karena Alhamdulillah denganlimpahan karunia dan nikmat-Nya penyusun
dapat menyelesaikan laporan dengan judulASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS : HEMOROID DI RUANGAN PERAWATAN UMUM
KELAS II B RSI HJ.SITI MUNIROH TASIKMALAYA. Penulisan laporan ini
bertujuan untuk memenuhi tugasPraktek Belajar Lapangan (PKL), dan mudah mudahan
tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Keberhasilan penyusun dalam menyelesaikan laporan ini tidak terlepas dari
bantuan dan dorongan berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Eddi Supriadi, SIP, SKM, M.MKes., selaku Ketua Pelaksana Yayasan Adhi Guna
Kencana.
2. Bapak Asep Mahmud, S.Pd, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMK Bhakti Kencana Ciawi.
3. Ibu Neneng Siti Rukoyah, S.Kep., selaku Ketua Kompetensi Keperawatan SMK Bhakti
Kencana Ciawi dan sekaligus Pembimbing.
4. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan.
5. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan, semangat dan
informasinya.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan demi
penyempurnaan laporanini.
Harapan penyusun semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya.

Malangbong, November 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................. 1
B. Tujuan Penulisan........................................................... 1
C. Metode Penulisan.......................................................... 2
D. Sistematika Penulisan.................................................... 3
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian........................................................................ 4
B. Etiologi............................................................................ 4
C. Tanda dan Gejala............................................................. 5
D. Patofisiologi..................................................................... 5
E. Klasifikasi........................................................................ 5
F. Data Penunjang................................................................ 6
G. Data Fokus....................................................................... 6
H. Riwayat Kesehatan.......................................................... 7
I. Pemeriksaan Fisik............................................................ 8
J. Analisa Data.................................................................... 9
K. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul................ 10
L. Rencana Tindakan dan Rasional...................................... 11
M.Tindakan yang Dilakukan................................................ 13
N. Evaluasi............................................................................ 15
BAB III : TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian........................................................................ 17
B. Analisis Data.................................................................... 23
C. Masalah Keperawatan yang Muncul................................ 24
D. Rencana Tindakan yang Akan Dilakukan....................... 26
E. Prosedur Tindakan........................................................... 27
F. Evaluasi............................................................................ 29
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Pengkajian........................................................................ 31
B. Diagnosa Keperawatan.................................................... 31
C. Implementasi.................................................................... 32
D. Pelaksanaan...................................................................... 33
E. Evaluasi............................................................................ 33
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................... 35
B. Penutup............................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 37

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat
umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid
berdasarkan luas vena yang terkena. Sering terjadi namun kurang diperhatikan kecuali bila
sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil.
Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena
adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis.
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemoroid
yang terjadi diatas sfingter anal sedangkan yang muncul di luar stfingteranal disebut
hemoroid eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996)
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%
penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden
penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65
tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan
yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini penulis tertarik untuk membahas penyakit
hemoroid karena hemoroid jarang diperhatikan oleh masyarakat bila belum terjadi
perdarahan dan rasa nyeri.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap klien dengan penyakit
hemoroid secara komprehensif melalui bio-psiko-sosial-spiritual.
2. Tujuan Khusus
Melalui aspek bio-psiko-sosial-spiritual diharapkan siswa mampu :
a. Melaksanakan pengkajian terhadap klien dengan penyakit hemoroid.
b. Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah.
c. Mampu membuat rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata sesuai dengan
masalah yang telah diprioritaskan.
d. Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang telah
diprioritaskan.
e. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan pada klien
dengan penyakit hemoroid.
f. Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.
g. Mampu membahas kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan studi kasus atau
penerapan di lapangan.

C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kasus, yaitu metode yang
memberikan gambaran terhadap suatu kejadian atau keadaan yang berlangsung melalui
proses keperawatan.
Adapun teknik-teknik yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara :
1. Wawancara
Penulis melakuakan wawancara dengan keluarga klien, dan petugas kesehatan lain untuk
mendapatkan data subjektif klien.
2. Studi dokumentasi
Data data yang didapatkan dari rekam medis klien diruangan, seperti catatan
keperawatan, catatan dokter, dan tim kesehatan lain.
3. Studi kepustakaan
Untuk mendapatkan literatur dan tinjauan teoritis, baik mengenai konsep dasar penyakit
dan konsep dasar keperawatan maka penulis melakukan studi kepuatakaan baik dari
internet maupun dari buku buku sumber lainnya.
4. Observasi
Melaksanakan Asuhan Keperawatan secara langsung pada klien dan mengamati langsung
parubahan perubahan yang terjadi untuk memperoleh data serta mencatat hal hal
penting termasuk pemeriksaan fisik.
5. Pemeriksaan Fisik
Penulis melakukan pemeriksaan fisik pada klien melalui tahapan langkah langkah
berikut :
a. Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat luka,
ada tidaknya hematom dll.
b. Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba apakah ada benjolan atau
masa atau tidak.
c. Perkusi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk dengan menggunakan
jari dan reflek hammer.
d. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mendengarkan menggunakan
stetoskop.

D. Sistematika Penulisan
Penulis membagi penulisan asuhan keperawatan ini menjadi 5 bab, yang terdiri dari
:
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Terdiri dari pengkajian, analisa data, masalah keperawatan yang muncul, prosedur
tindakan, dan evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Terdiri dari pengkajian, diangnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
BAB V : PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Hemoroid adalah masa vaskuler yang menonjol kedalam lumen rectum bagian
bawah atau area perianal (Sandra M. Nettina, 2002).
Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar / distensi vena di daerah rektal
yang tidak signifikan (D.D. Ignatavicius, 1998).
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena - vena
hemoroidalis (bacon) (kapita selekta kedokteran).
Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku
kedokteran Dorland, 1998).

B. Etiologi
Yang menjadi faktor predisposisi adalah herediter, anatomi, makanan, pekerjaan,
psikis, dan sanilitas. Sedangkan sebagai faktor presipitas adalah faktor mekanis (kelainan
sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intra abdominal), fisiologis, dan radang. Pada
umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan (kapita
selekta kedokteran).
Faktor penyebab hemoroid adalah :
1. Mengejan pada waktu defekasi
2. Konstipasi menahun
3. Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah
4. Herediter
5. Pembesaran prostat
6. Peningkatan tekanan intra abdomen
a. Kehamilan
b. Konstipasi
c. Berdiri dan duduk terlalu lama
7. Fibroma uteri
8. Tumor rectum
9. Diare
10. Kongesti pelvis
11. Usia lanjut
12. Obesitas
C. Tanda dan Gejala
1. Gejala utama
a. Perdarahan melaui anus yang berupa darah segar tanpa rasa nyeri
b. Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya
2. Gejala lain yang mengikuti
a. Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau thrombus
b. Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah
c. Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi

D. Patofisiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari
vena hemoroidalis. Kantung kantung vena yang melebar menonjol kedalam saluran anus
dan rectum terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi
akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun
berasal dari vena karena kaya akan asam. Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema
yang disebabkan oleh trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid).

E. Klasifikasi
1. Berdasarkan asal / tempat penyebabnya
a. Hemoroid interna
Hemoroid ini berasal dari vena hemoroidales superior dan medial, terletak diatas garis
anorektal dan ditutupi oleh mukosa anus. Hemoroid ini tetap berada di dalam anus.

b. Hemoroid eksterna
Hemoroid ini dikarenakan adanya dilatasi (pelebaran pembuluh darah) vena hemoroidales
inferior, terletak dibawah garis anorektal dan ditutupi oleh mukosa usus. hemoroid ini
keluar dari anus (wasir luar).
2. Hemoroid interna diklasifikasikan lagi berdasarkan perkembangannya
a. Stadium I : Hemoroid interna dengan perdarahan segar tanpa nyeri pada waktu defekasi.
b. Stadium II : Hemoroid interna yang menyebabkan perdarahan dan mengalami
prolaps pada saat mengedan ringan,tetapi dapat masuk kembali secara spontan.
c. Stadium III : Hemoroid interna yang mengalami perdarahan dan disertai prolaps dan
diperlukan intervensi manual memasukkan ke dalam kanalis.
d. Stadium IV : Hemoroid interna yang tidak kembali ke dalam atau berada terus menerus
di luar.
(Thornton, scott C 2009)

F. Data Penunjang
1. Anamnesa : BAB diselimuti darah segar atau menetes darah segar sehabis BAB.
2. Fisik : kemungkinan tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan luar, kadang kadang
didapatkan anemia.
3. Colok dubur : tidak didapatkan rasa nyeri, tidak teraba tumor, colok dubur harus dilakukan
untuk mengetahui kelainan lain.
4. Proktoskopi : ditentukan local dan gradasi hemoroid interna yang selanjutnya digunakan
untuk menentukan cara pengobatannya.

G. Data Fokus
Dalam data fokus terdapat DS dan DO. DS atau Data Subjektif merupakan data
yang diperoleh dari keluhan klien kepada pemeriksa, sedangkan DO atau Data Objektif
merupakan data yang diperoleh oleh pemeriksa melalui pengkajian pemeriksaan secara
real dan objektif.
DS dan DO yang mungkin muncul antara lain :
1. DS
a. Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus.
b. Klien mengeluh nyeri pada saat duduk.
c. Klien mengeluh nyeri pada saat BAB.
d. Klien mengeluh fesesnya keras pada saat BAB.
e. Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB.
f. Klien mengeluh pola BAB tidak normal.
g. Klien mengatakan tidak BAB karena takut anusnya nyeri.
h. Klien mengeluh BAB keras sehingga harus mengedan.
i. Klien mengeluh aktivitasnya dibantu.
j. Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mandiri.
k. Klien mengeluh badan terasa panas.
2. DO
a. Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus.
b. Klien tampak meringis menahan nyeri.
c. Klien tampak memegangi daerah yang terasa nyeri.
d. Skala nyeri klien 2-3 dari 5.
e. Tampak ada perdarahan pada saat klien BAB.
f. Konjungtiva pucat.
g. Intake dan output klien tidak seimbang.
h. Klien tampak lemah.
i. Aktivitas klien tampak dibantu.
j. Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri.
k. Badan klien saat diraba terasa panas.
l. Suhu klien > 36.5oC.

H. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan hal yang pertama kali dikeluhkan klien kepada perawat /
pemeriksa.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Riwayat kesehatan sekarang merupakan pengembangan dari keluhan utama yang
mencakup PQRST. Adapun hal hal yang harus diperhatikan saat melakukan pengkajian
riwayat kesehatan sekarang klien, yaitu :
a. Apakah ada rasa gatal, panas / terbakar dan nyeri pada saat defekasi.
b. Adakah nyeri abdomen.
c. Apakah ada perdarahan di rectum, seberapa banyak, seberapa sering, dan apa warnanya
(merah segar atau warna merah tua).
d. Bagaimana pola eliminasi klien, apakah seing menggunakan laktasif atau tidak.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Tanyakan pada klien apakah dahulu pernah mengalami hal yang sama, kapan terjadinya,
bagaimana cara pengobatannya. Apakah memiliki riwayat penyakit yang dapat
menyebabkan hemoroid atau yang dapat menyebabkan kambuhnya hemoroid.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan apakah keluarga klien memiliki riwayat penyakit menular (seperti TBC,
HIV/AIDS, hepatitis, dll) maupun riwayat penyakit keturunan (seperti hipertensi, Diabetes,
asma, dll).

I. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien hemoroid biasanya seperti pemeriksaan fisik pada
umumnya, tetapi pada saat pemeriksaan rectum dilakukan hal hal sebagai berikut :
Pasien dibaringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada tempat tidur (posisi genupectoral / kneechest).
1. Inspeksi
a. Pada inspeksi lihat apakah ada benjolan sekitar anus
b. Apakah benjolan terlihat saat prolaps
c. Bagaimana warnanya, apakah kebiruan, kemerahan, atau kehitaman.
d. Apakah benjolan tersebut terletak diluar atau didalam (internal / eksternal)
2. Palpasi
Palpasi dilakukan dengan menggunakan sarung tangan dan vaselin dengan melakukan
rektal taucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Apakah ada benjolan, apakah
benjolan tersebut lembek, lihat apakah ada perdarahan.

J. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
DS1. : - Klien mengeluh nyeri dan Kantung kantung Gangguan
panas pada daerah anus vena melebar rasa nyaman :
- Klien mengeluh nyeri pada nyeri
saat duduk
- Klien mengeluh nyeri pada
saat BAB
DO : - Saat dilakukan pemeriksaan Menonjol ke saluran
anus, ada benjolan di daerah anus
anus
- Klien tampak meringis
menahan nyeri Terjadi benjolan
- Klien tampak memegangi
daerah yang terasa nyeri
- Skala nyeri klien 2-3 dari 5

Nyeri pada saat BAB


DS
2. : - Klien mengeluh fesesnya keras Feses yang keras Perdarahan di
pada saat BAB anus
- Klien mengeluh adanya
perdarahan pada saat BAB pecahnya vena
DO : - Tampak ada perdarahan pada
saat klien BAB hemoroidalis
- Konjungtiva pucat
perdarahan pada saat
BAB/perdarahan di
anus
DS
3. : - Klien mengeluh pola BAB Feses yang keras Konstipasi
tidak normal
- Klien mengatakan tidak BAB
karna takut anusnya nyeri
- Klien mengeluh BAB keras
sehingga harus mengedan
DO: - Intake dan output klien tidak Adanya benjolan
seimbang
di anus

nyeri

tidak mau BAB


DS
4. : - Klien mengeluh badan terasa Adanya benjolan Resiko
panas infeksi
DO: - Badan klien saat diraba terasa di anus
panas
- Suhu klien > 36.5oC kerusakan jaringan
pada rektal

pertahanan tubuh
kurang adekuat

mudah masuknya
kuman

resiko infeksi
DS
5. : - Klien mengeluh aktivitasnya Nyeri hemoroid Intoleransi
dibantu aktivitas
- Klien mengeluh tidak dapat
beraktivitas secara mendiri Badan lemas karna
- Klien mengeluh lemas kelelahan menahan
DO: - Aktivitas klien tampak dibantu nyeri
- Klien tidak dapat beraktivitas
secara mandiri
- Klien tampak lemas Tidak dapat
beraktivitas secara
mandiri

Intoleransi aktivitas

K. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus
- Klien mengeluh nyeri pada saat duduk
- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB
DO : - Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus
- Klien tampak meringis menahan nyeri
- Klien tampak memegangi daerah yang terasa nyeri
- Skala nyeri klien 2-3 dari 5
2. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh fesesnya keras pada saat BAB
- Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB
DO : - Tampak ada perdarahan pada saat klien BAB
- Konjungtiva pucat
3. Konstipasi berhubungan dengan nyeri karena ada benjolan di anus, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh pola BAB tidak normal
- Klien mengatakan tidak BAB karena takut anusnya nyeri
- Klien mengeluh BAB keras sehingga harus mengedan
DO: - Intake dan output klien tidak seimbang
4. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh badan terasa panas
DO: - Badan klien saat diraba terasa panas
- Suhu klien > 36.5oC
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karena hemoroid, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh aktivitasnya dibantu
- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mandiri
DO: - Aktivitas klien tampak dibantu
- Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri

L. Rencana Tindakan dan Rasional


No Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa - Berikan posisi yang - Meminimalkan
nyaman : nyeri nyaman stimulasi /
berhubungan dengan meningkatkan
adanya hemoroid, relaksasi
ditandai dengan : - Berikan bantalan di - Meminimalkan
DS : bawah bokong saat tekanan di bawah
- Klien mengeluh nyeri duduk bokong saat duduk
dan panas pada daerah - Ajarkan teknik - Pengalihan perhatian
anus untuk mengurangi dengan kegiatan lain
- Klien mengeluh nyeri rasa nyeri seperti untuk mengurangi
pada saat duduk relaksasi dan nyeri
- Klien mengeluh nyeri distraksi
pada saat BAB - Observasi tingkatan - Memantau sejauh
DO : nyeri mana nyeri tersebut,
- Saat dilakukan berkurang atau
pemeriksaan anus, ada bertambah
benjolan di daerah - Kolaborasi dengan - Mengurangi nyeri dan
anus tim medis untuk menurunkan rangsang
- Klien tampak pemberian analgesik, saraf simpatis dan
meringis menahan pelunak feses, dan untuk mengangkat
nyeri dilakukannya hemoroid
- Klien tampak hemoroidectomi
memegangi daerah
yang terasa nyeri
- Skala nyeri klien 2-3
dari 5
2. Perdarahan di anus - Monitor banyaknya - Untuk menentukan
berhubungan dengan perdarahan klien tingkat kehilangan
pecahnya vena - Monitor warna dan cairan
hemoroidalis, ditandai konsistensi darah - Untuk mengetahui
dengan : darah yang keluar dari
DS : anus akibat hemoroid
- Klien mengeluh - Observasi TTV - Untuk menentukan
fesesnya keras pada secara rutin tindakan selanjutnya
saat BAB - Kolaborasi dengan - Untuk membantu
- Klien mengeluh tim medis dalam proses pembekuan
adanya perdarahan pemberian vitamin K darah dan untuk
pada saat BAB dan B12 sesuai meningkatkan
DO : indikasi produksi sel darah
- Tampak ada merah
perdarahan pada saat
klien BAB
- Konjungtiva pucat
3. Konstipasi - Berikan dan - Mencegah dehidrasi
berhubungan dengan anjurkan pasien secara oral
nyeri karna ada untuk minum + 2
benjolan di anus, liter / hari
ditandai dengan : - Berikan posisi semi - Meningkatkan usaha
DS : fowler evakuasi feses
- Klien mengeluh pola - Anjurkan klien - Makanan tinggi serat
BAB tidak normal mengkonsumsi dapat melancarkan
- Klien mengatakan makanan tinggi serat proses defekasi
tidak BAB karna takut - Berikan laktasif - Membantu
anusnya nyeri sesuai advis dokter melancarkan proses
- Klien mengeluh BAB defekasi
keras sehingga harus
mengedan
DO:
- Intake dan output
klien tidak seimbang
4. Resiko infeksi - Lakukan teknik - Adanya kerusakan
berhubungan dengan septik dan antiseptik jaringan di rektum
kerusakan jaringan dalam rentan terhadap
pada rektal, ditandai membersihkan anus perkembangbiakan
dengan : apabila sudah BAB kuman dan bakteri
DS : - Jaga kebersihan
- Klien mengeluh daerah rektum - Mencegah
badan terasa panas perkembangan kuman
DO: - Kolaborasi dengan dan bakteri
- Badan klien saat tim medis dalam - Mencegah terjadinya
diraba terasa panas pemberian antibiotic infeksi
- Suhu klien > 36.5oC
5. Intoleransi aktivitas - Kaji tingkat aktvitas - Untuk mengetahui
berhubungan dengan klien tingkat kelemahan
nyeri karna hemoroid, klien
ditandai dengan : - Bantu klien dalam - Membantu aktivitas
DS : melakukan aktivitas klien secara bertahap
- Klien mengeluh sehari hari dapat membantu
aktivitasnya dibantu toleransi aktivitas
- Klien mengeluh tidak - Mandirikan klien klien
dapat beraktivitas dalam melakukan - Mengurangi
secara mendiri aktivitas sehari ketergantungan
DO: hari aktivitas klien dengan
- Aktivitas klien bantuan perawat
tampak dibantu - Berikan motivasi - memberikan motivasi
- Klien tidak dapat kepada klien utuk dapat mempercepat
beraktivitas secara bisa melakukan penyembuhan dan
mandiri aktivitas secara dapat mengurangi
mandiri ketergantungan
aktivitas klien

M. Tindakan yang Dilakukan


No Diagnosa keperawatan Implementasi
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri - Memberikan posisi yang
berhubungan dengan adanya nyaman
hemoroid, ditandai dengan : - Memberikan bantalan di bawah
DS : bokong saat duduk
- Klien mengeluh nyeri dan panas - Mengajarkan teknik untuk
pada daerah anus mengurangi rasa nyeri seperti
- Klien mengeluh nyeri pada saat relaksasi dan distraksi
duduk - Mengobservasi tingkatan nyeri
- Klien mengeluh nyeri pada saat - Berkolaborasi dengan tim medis
BAB untuk pemberian analgesik,
DO : pelunak feses, dan dilakukannya
- Saat dilakukan pemeriksaan anus, hemoroidectomi
ada benjolan di daerah anus
- Klien tampak meringis menahan
nyeri
- Klien tampak memegangi daerah
yang terasa nyeri
- Skala nyeri klien 2-3 dari 5
2. Perdarahan di anus berhubungan - Memonitor banyaknya
dengan pecahnya vena perdarahan klien
hemoroidalis, ditandai dengan : - Memonitor warna dan
DS : konsistensi darah
- Klien mengeluh fesesnya keras - Mengobservasi TTV secara
pada saat BAB rutin
- Klien mengeluh adanya perdarahan - Berkolaborasi dengan tim medis
pada saat BAB dalam pemberian vitamin K dan
DO : B12 sesuai indikasi
- Tampak ada perdarahan pada saat
klien BAB
- Konjungtiva pucat
3. Konstipasi berhubungan dengan - Memberikan dan anjurkan
nyeri karna ada benjolan di anus, pasien untuk minum + 2 liter /
ditandai dengan : hari
DS : - Memberikan posisi semi fowler
- Klien mengeluh pola BAB tidak - Menganjurkan klien
normal mengkonsumsi makanan tinggi
- Klien mengatakan tidak BAB serat
karna takut anusnya nyeri - Memberikan laktasif sesuai
- Klien mengeluh BAB keras advis dokter
sehingga harus mengedan
DO:
- Intake dan output klien tidak
seimbang
4. Resiko infeksi berhubungan dengan - Melakukan teknik septik dan
kerusakan jaringan pada rektal, antiseptik dalam membersihkan
ditandai dengan : anus apabila sudah BAB
DS : - Menjaga kebersihan daerah
- Klien mengeluh badan terasa panas rectum
DO: - Berkolaborasi dengan tim medis
- Badan klien saat diraba terasa dalam pemberian antibiotic
panas
Suhu klien > 36.5oC
5. Intoleransi aktivitas berhubungan - Mengkaji tingkat aktivitas klien
dengan nyeri karna hemoroid, - Membantu klien dalam
ditandai dengan : melakukan aktivitas sehari hari
DS : - Memandirikan klien dalam
- Klien mengeluh aktivitasnya melakukan aktivitas sehari hari
dibantu - Memberikan motivasi kepada
- Klien mengeluh tidak dapat klien utuk bisa melakukan
beraktivitas secara mendiri aktivitas secara mandiri
DO:
- Aktivitas klien tampak dibantu
Klien tidak dapat beraktivitas
secara mandiri

N. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan. Semua tahap proses
keperawatan harus dilakukan evaluasi.
Ada tiga alternatif dalam menilai suatu tindakan berhasil atau tidak, alternatif
tersebut yaitu :
1. Tujuan tercapai / masalah teratasi
2. Tujuan tercapai sebagian / masalah teratasi sebagian
3. Tujuan belum tercapai / masalah belum teratasi
Evaluasi dilakukan bertujuan untuk memantau perkembangan klien dan mengkaji
ulang keberhasilan dari tahap proses keperawatan, harus dilakukan pengkajian ulang jika
tindakan yang dilakukan belum berhasil. Evaluasi dari tahap proses keperawatan kasus
hemoroid ini diharapkan klien pulang dari RS lekas sembuh.
Evaluasi dari tahap proses keperawatan pada kasus ini diharapkan sebagai berikut :
No Diagnosa keperawatan Evaluasi
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri S : - Klien mengatak nyeri
berhubungan dengan adanya berkurang bahkan hilang
hemoroid, ditandai dengan : - Klien mengatakan rasa panas
DS : di anus hilang
- Klien mengeluh nyeri dan panas - Klien mengatakan tidak terasa
pada daerah anus nyeri saat duduk
- Klien mengeluh nyeri pada saat O: - Benjolan hilang
duduk - Klien tidak meringis
- Klien mengeluh nyeri pada saat - Skala nyeri 1 bahkan 0
BAB A : Masalah teratasi
DO : P : Intervensi selesai
- Saat dilakukan pemeriksaan anus,
ada benjolan di daerah anus
- Klien tampak meringis menahan
nyeri
- Klien tampak memegangi daerah
yang terasa nyeri
- Skala nyeri klien 2-3 dari 5
2. Perdarahan di anus berhubungan S : - Klien mengatakan fesesnya
dengan pecahnya vena hemoroidalis, tidak keras
ditandai dengan : - Klien mengatakan tidak ada
DS : perdarahan saat BAB
- Klien mengeluh fesesnya keras pada O: - Perdarahan pada BAB tidak
saat BAB ada
- Klien mengeluh adanya perdarahan - Konjungtiva tidak pucat
pada saat BAB A : Masalah teratasi
DO : P : Intervensi selesai
- Tampak ada perdarahan pada saat
klien BAB
- Konjungtiva pucat
3. Konstipasi berhubungan dengan S : Klien mengatakan pola BAB
nyeri karna ada benjolan di anus, normal
ditandai dengan : O : Intake dan output klien
DS : seimbang
- Klien mengeluh pola BAB tidak A : Masalah teratasi
normal P : Intervensi selesai
- Klien mengatakan tidak BAB karna
takut anusnya nyeri
- Klien mengeluh BAB keras sehingga
harus mengedan
DO:
- Intake dan output klien tidak
seimbang
4. Resiko infeksi berhubungan dengan S : Klien mengatakan badan tidak
kerusakan jaringan pada rektal, terasa panas
ditandai dengan : O : Suhu klien normal (36,50C
DS : 37,50C)
- Klien mengeluh badan terasa panas A : Masalah teratasi
DO: P : Intervensi selesai
- Badan klien saat diraba terasa panas
Suhu klien > 36.5oC
5. Intoleransi aktivitas berhubungan S : Klien mengatakan dapat
dengan nyeri karna hemoroid, beraktivitas secara mandiri
ditandai dengan : O : Klien tampak beraktivitas
DS : sendiri
- Klien mengeluh aktivitasnya dibantuA : Masalah teratasi
- Klien mengeluh tidak dapat P : Intervensi selesai
beraktivitas secara mendiri
DO:
- Aktivitas klien tampak dibantu
- Klien tidak dapat beraktivitas secara
mandiri

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Ny.S
Umur : 77 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Diagnosa Medis : Hemoroid
Alamat : Kp. Padahayu RT/RW. 02/01 Desa.
Bojong Asih Kec. Mertajaya
Tanggal Masuk RS : 22 Oktober 2014 Pukul : 10.10 WIB
Tanggal Operasi :
Tanggal Pengkajian : 23 Oktober 2014 Pukul : 06.30 WIB
No.CM : 019679
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.M
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan Klien : Anak
Alamat : Kp. Padahayu RT/RW. 02/01 Desa.
Bojong Asih Kec. Mertajaya

2. Keluhan Utama
Klien mengeluh BAB bercampur / dilumuti darah.
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke RSI Hj.Siti Muniroh Tasikmalaya tanggal 22 Oktober 2014 pukul 10.10
WIB dengan keluhan BAB berdarah sudah 2 hari, + 3 kali BAB berdarah, BAB berdarah
bila feses keras, perdarahan terjadi karena adanya benjolan di anus, tidak terjadi
perdarahan di daerah lain, warna darah merah segar, klien merasakan badannya lemas,
BAB tidak teratur dan susah, BAK lancar.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien menderita hemoroid sudah + 1 tahun yang lalu tetapi tidak dilakukan tindakan
operasi sehingga sekarang kambuh kembali.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama, penyakit keturunan (seperti
diabetes, hipertensi, asma, dll), penyakit menular (seperti hepatitis, HIV/AIDS, TBC, dll).
4. Data Biologis
No Kebutuhan Sebelum sakit Sesudah sakit
1. Nutrisi
a. BB/TB 47 kg/140 cm 47 kg/140 cm
b. Diit terakhir Nasi BN 1600 kal
c. Kemampuan mengunyah
- Mengunyah Baik Baik
- Menelan Baik Baik
- Bantuan total/sebagian Tidak ada Sebagian
d. Frekuensi makan 3x/hari 3x/hari
1
e. Porsi makan 1 porsi /2 porsi
f. Makanan yang di sukai Tidak terkaji Tidak terkaji
g. Makanan yang menimbulkan Tidak ada Tidak ada
alergi
2. Cairan
a. Intake
- Oral
Jenis Air putih Air putih
Jumlah + 1000 cc + 600 cc
Bantuan total/sebagian Tidak ada Sebagian
- Intervensi
Jenis Tidak ada RL
jumlah Tidak ada + 400 cc
b. Output
- Sunction Tidak ada Tidak ada
- Drain Tidak ada Tidak ada
- Muntah Tidak ada Tidak ada
3. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1x/hari Belum pernah
Warna Khas feses -
Jumlah + 100 cc -
Keluhan Tidak ada -
Bantuan total/sebagian Tidak ada -
b. BAK
Frekuensi 3 4 x/hari 3 x/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Jumlah + 800 cc + 600 cc
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Bantuan total/senagian Tidak ada Sebagian
4. Istirahat
a. Lama tidur 8 9 jam 6 7 jam
b. Kesulitan mulai tidur Tidak ada Gelisah
c. Kebiasaan mulai tidur Malam Siang + malam
5. Personal hygiene
a. Mandi Belum pernah
- Frekuensi 2x/hari -
- Kebiasaan mandi Pagi + sore -
- Bantuan Tidak ada -
b. Gosok gigi 2x/hari -
c. Cuci rambut 1x/2 hari -
d. Gunting kuku 1x/minggu -
e. Ganti pakaian 2x/hari 1x/hari
6. Aktivitas
a. Kesulitan dalam melakukan Tidak ada Ya
aktivitas
b. Anjuran badrest Tidak ada Ya
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : CM
b. Penampilan umum : Kotor
c. BB dan TB : 47 kg dan 140 cm
d. Pemeriksaan TTV
1) TD : 100/70 mmHg
2) N : 72 x/menit
3) R : 28 x/menit
4) S : 36,50C
e. Pengkajian Head To Toe
1) Kepala
a) Rambut
Rambut klien bersih, rambut hitam beruban, bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan
maupun lesi, tidak ada kelainan lain di kepala.
b) Mata
Bentuk kedua bola mata simetris, kelopak mata simetris, bulu mata ada, konjungtiva pucat,
reflek pupil normal, terbukti saat memakai cahaya penlight didekatkan pupil mengecil dan
saat cahaya dijauhkan pupil kembali membesar. Pergerakan bola mata pasien normal
terbukti saat mata pasien mengikuti arah jari pemeriksa. Ketajaman penglihatan klien
sudah rabun terbukti saat klien dianjurkan membaca klien tidak tepat membaca kalimat
tersebut. Saat dilakukan palpasi tidak ditemukan kelainan.
c) Telinga
Kedua telinga simetris, telinga bersih tidak ada sekret/kotoran maupun perdarahan, tidak
ada lesi maupun massa, tidak ada peradangan, pendengaran pasien terganggu, terbukti saat
pemeriksa berbicara pelan / normal klien kurang mendengar dan harus diulangi dengan
suara sedikit lebih keras.
d) Hidung
Bentuk tulang hidung simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada perdarahan maupun
sekret / kotoran, tidak ada massa dan nyeri di daerah hidung, penciuman klien normal,
terbukti saat klien dianjurkan mencium wewangian (parfum, kayu putih, sabun) dan klien
menjawab dengan tepat.
e) Mulut, Lidah, Gigi
Bibir simetris, warna bibir pucat, bibir lembab, tidak ada lesi, mulut kotor, gigi sudah tidak
utuh, warna gigi kekuningan, ada karies, keadaan gigi kotor, tidak ada lesi di daerah gusi,
tidak ada pembengkakan dan nyeri di daerah gusi.
Bentuk lidah normal, warna lidah pucat, tidak ada kelainan di lidah. Saat dilakukan palpasi
di rongga mulut tidak ada pembengkakan maupun nyeri tekan.
Indra perasa klien masih normal, terbukti saat pemeriksa memberikan perasa dan klien
menjawab dengan tepat. Saraf kranial hipoglosal klien normal, terbukti saat klien dapat
mengeluarkan dan menggerakan lidah. Gerak otot rahang klien masih bekerja dengan baik.
2) Leher
Bentul leher normal, tidak ada pembengkakan, tidak ada massa, reflek menelan klien baik,
saraf kranial asesori klien baik, terbukti saat klien di minta untuk menengok ke kiri / kanan
kemudian ditahan oleh pemeriksa.
3) Dada, Payudara, dan Ketiak
Tidak ada kelainan di daerah dada, bentuk dada simetris, ekspansi dada seimbang, terbukti
saat pemeriksa merasakan getaran dan keseimbangan di punggung klien saat klien
bernafas. Traktil fremitus klien seimbang terbukti saat pemeriksa meletakan kedua tangan
di punggung klien pada saat klien mengucapkan bilangan tujuh tujuh. Suara
pernafasan jernih, tidak ada suara tambahan, irama nafas klien teratur dan normal.
Tidak ada suara tambahan pada jantung, irama jantung teratur dan normal.
Tidak ada edema di daerah payudara, bentuk payudara simetris, tidak ada massa dan lesi,
tidak ada keluaran di daerah putting.
Tidak ada edema, massa maupun lesi di daerah ketiak, tidak ada kelainan lain, tidak ada
nyeri tekan.
4) Abdomen
Bentuk perut datar, simetris, tidak ada kelainan lain, tidak ada nyeri tekan di daerah perut,
bising usus klien normal yaitu 9x/menit, tidak ada keluhan saat diperkusi, perut tidak
kembung.
Posisi umbilikal normal, tidak ada peradangan ataupun keluaran, keadaan umbilikal bersih,
tidak ada kelainan lain pada umbilikal.
5) Genitalia
Klien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan genitalia, klien mengatakan tidak ada keluhan
dibagian genitalia, tetapi adanya benjolan di anus.
6) Kulit dan Kuku
Warna kulit pucat, tidak ada lesi maupun edema, warna kuku pucat hampir berwarna putih,
bentuk kuku normal, kuku tebal, tekstur kuku lembut, kelembapan kulit kurang, turgor
kulit normal, pengisian kapiler / capillary refill lambat yaitu lebih dari 3 detik.
7) Ekstermitas
a) Atas
Bentuk kedua tangan simetris, tidak ada kelainan lain, reflek bisep dan trisep klien normal,
terbukti saat dilakukan ketukan di lekukan sikut dan di sikut menggunakan reflek hammer
adanya gerakan spontan di ujung ekstermitas. Tangan kanan klien terpasanng infus, tingkat
kekuatan otot klien 4 dari 5 (cukup kuat tetapi tidak dengan kekuatan penuh dan dapat
menahan tahanan)
4 4

b) Bawah
Bentuk kedua kaki simetris, tidak ada kelainan lain, reflek patella normal terbukti saat
dilakukan ketukan di lutut menggunakan reflek hammer adanya gerakan spontan di ujung
ekstermitas. Reflek achilles normal terbukti saat dilakukan ketukan dipergelangan kaki dan
kemudian adanya gerakan spontan pada kaki. Reflek plantar / babinski normal terbukti saat
telapak kaki di sentuh klien merasa geli. Tingkat kekuatan otot kaki klien yaitu 5 dari 5
(kekuatan kontraksi penuh dan dapat menahan tahanan dengan baik)
5 5

6. Hasil pemeriksaan Laboratorium


No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai
Hematologi
Pria : 14 18 g/dl
1. Hemoglobin 4,3 g/dl
Wanita : 12 16 g/dl
Dewasa : 4.000 10.000 mm3
2. Leukosit 2.300 mm3
Bayi : 9.000 12.000 mm3
Pria : 40 48 %
3. hematokrit 15 %
Wanita : 37 42 %
4. Trombosit 414.000 150.000 450.000 mm3
7. Terapi Sesuai Advis Dokter
a. IVFD 2A 20 tpm
b. Ceftriaxone inj 1 x 2 gr
c. Ranitidine inj 2 x 1
d. Asam tranexamat inj 3 x 1
e. Dramamin 1 0 1
f. Protransfusi PRL

B. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
DS1. : - Klien mengeluh adanya Feses yang keras Perdarahan di
perdarahan pada saat BAB anus
DO: - Warna kuku klien sangat pucat
hampir berwarna putih pecahnya vena
- Konjungtiva pucat
- Capillary refill > 3 detik hemoroidalis
- Hb klien 4,3 g/dl
perdarahan pada saat
BAB/perdarahan di
anus
DS
2. : - Klien mengeluh nyeri dibagian Kantung kantung Gangguan
anus vena melebar rasa nyaman :
- Klien mengeluh nyeri pada nyeri
saat BAB
DO: - Saat dilakukan pemeriksaan
anus, ada benjolan di daerah
anus Menonjol ke
- Klien tampak meringis
menahan nyeri saluran anus
- Skala nyeri klien 2 dari 5
Terjadi benjolan

Nyeri pada saat BAB


DS
3. : - klien mengeluh lemas Nyeri hemoroid Intoleransi
- Klien mengeluh aktivitasnya aktivitas
dibantu
- Klien mengeluh tidak dapat Badan lemas karna
beraktivitas secara mendiri kelelahan menahan
DO: - klien tampak lemah nyeri
- Aktivitas klien tampak dibantu
- Klien tidak dapat beraktivitas
secara mandiri Tidak dapat
- Kekuatan otot klien : beraktivitas secara
Ekstremitas atas : kanan 4, kiri mandiri
4.
Ekstremitas bawah : kanan 5,
kiri 5. Intoleransi aktivitas
DS
4. : - Klien mengeluh badan terasa Kelemahan fisik Defisit
lengket personal
- Klien mengatakan belum hygiene
mandi Intoleransi aktivitas
- Klien mengeluh merasa tidak
nyaman di badan
DO: - Badan klien tercium bau Pemenuhan personal
- Badan klien tampak kotor hygiene tidak
- Badan klien terasa lengket terpenuhi
ketika diraba

Defisit personal
hygiene

C. Masalah Keperawatan yang Muncul


1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh adanya perdarahan pada saat BAB
DO: - Warna kuku klien sangat pucat hampir berwarna putih
- Konjungtiva pucat
- Capillary refill > 3 detik
- Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh nyeri dibagian anus
- Klien mengeluh nyeri pada saat BAB
DO: - Saat dilakukan pemeriksaan anus, ada benjolan di daerah anus
- Klien tampak meringis menahan nyeri
- Skala nyeri klien 2 dari 5
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karena hemoroid, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh lemas
- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu
- Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas secara mendiri
DO: - klien tampak lemah
- Aktivitas klien tampak dibantu
- Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri
- Kekuatan otot klien :
Ekstremitas atas : kanan 4, kiri 4.
Ekstremitas bawah : kanan 5, kiri 5
4. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik, ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh badan terasa lengket
- Klien mengatakan belum mandi
- Klien mengeluh merasa tidak nyaman di badan
DO: - Badan klien tercium bau
- Badan klien tampak kotor
- Badan klien terasa lengket ketika diraba

D. Rencana Tindakan
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
1. Perdarahan di anus Setelah dilakukan - Monitor banyaknya
berhubungan dengan perawatan selama 1 perdarahan klien
pecahnya vena x 24 jam, masalah - Monitor warna dan
hemoroidalis, ditandai klien dapat teratasi konsistensi darah
dengan : dengan kriteria : - Observasi TTV secara
DS : - Perdarahan pada rutin
- Klien mengeluh saat BAB hilang - Kolaborasi dengan
adanya perdarahan - Konjungtiva tidak tim medis dalam
pada saat BAB pucat pemberian vitamin K
DO : - Warna kuku merah dan B12 sesuai
- Warna kuku klien muda / normal indikasi
sangat pucat hampir - Capillary refill
berwarna putih normal / < 2 detik
- Konjungtiva pucat - Hb 12 16 g/dl
- Capillary refill > 3
detik
- Hb klien 4,3 g/dl

2. Gangguan rasa Setelah dilakukan - Berikan posisi yang


nyaman : nyeri perawatan selama 1 nyaman
berhubungan dengan x 24 jam, masalah - Berikan bantalan di
adanya hemoroid, klien dapat teratasi bawah bokong saat
ditandai dengan : dengan kriteria : duduk
DS : - Nyeri di bagian anus - Ajarkan teknik untuk
- Klien mengeluh nyeri hialng / berkurang mengurangi rasa nyeri
dibagian anus - Nyeri pada saat seperti relaksasi dan
- Klien mengeluh nyeri BAB hilang distraksi
pada saat BAB - Perdarahan hilang - Observasi tingkatan
DO: - Bejnolan hilang nyeri
- Saat dilakukan - Klien tidak meringis - Kolaborasi denngan
pemeriksaan anus, ada - Skala nyeri 1 tim medis untuk
benjolan di daerah bahkan 0 pemberian analgesik,
anus pelunak feses, dan
- Klien tampak dilakukannya
meringis menahan hemoroidectomi
nyeri
- Skala nyeri klien 2
dari 5
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan - Kaji tingkat aktvitas
berhubungan dengan perawatan selama 1 klien
nyeri karna hemoroid, x 24 jam, masalah - Bantu klien dalam
ditandai dengan : klien dapat teratasi melakukan aktivitas
DS : dengan kriteria : sehari hari
- Klien mengeluh - Klien tidak lemas - Mandirikan klien
lemas - Klien dapat dalam melakukan
- Klien mengeluh beraktivitas secara aktivitas sehari hari
aktivitasnya dibantu mandiri - Berikan motivasi
- Klien mengeluh tidak - Kekuatan otot klien kepada klien utuk bisa
dapat beraktivitas maksimal melakukan aktivitas
secara mendiri secara mandiri
DO :
- Klien tampak lemah
- Aktivitas klien
tampak dibantu
- Klien tidak dapat
beraktivitas secara
mandiri
- Kekuatan otot klien :
Ekstremitas atas :
kanan 4, kiri 4.
Ekstremitas bawah :
kanan 5, kiri 5
4. Defisit personal Setelah dilakukan - Mandikan klien
hygiene berhubungan perawatan selama 1
dengan kelemahan x 24 jam, masalah
fisik, ditandai klien dapat teratasi
dengan : dengan kriteria :
DS : - Badan klien tercium
- Klien mengeluh harum
badan terasa lengket - Badan klien bersih
- Klien mengatakan - Badan klien tidak
belum mandi lengket
- Klien mengeluh
merasa tidak nyaman
di badan
DO :
- Badan klien tercium
bau
- Badan klien tampak
kotor
- Badan klien terasa
lengket ketika diraba

E. Prosedur Tindakan
No Diagnosa Implementasi
1. Perdarahan di anus berhubungan 23 10 2014 07.00 WIB
dengan pecahnya vena hemoroidalis, - Memonitor banyaknya
ditandai dengan : perdarahan klien
DS : - Memonitor warna dan
- Klien mengeluh adanya perdarahan konsistensi darah
pada saat BAB - Mengobservasi TTV secara
DO : rutin
- Warna kuku klien sangat pucat - Berkolaborasi dengan tim
hampir berwarna putih medis dalam pemberian
- Konjungtiva pucat vitamin K dan B12 sesuai
- Capillary refill > 3 detik indikasi
- Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri 23 10 2014 07.00 WIB
berhubungan dengan adanya - Memberikan posisi yang
hemoroid, ditandai dengan : nyaman
DS : - Memberikan bantalan di
- Klien mengeluh nyeri dibagian anus bawah bokong saat duduk
- Klien mengeluh nyeri pada saat - Mengajarkan teknik untuk
BAB mengurangi rasa nyeri seperti
DO: relaksasi dan distraksi
- Saat dilakukan pemeriksaan anus, - Mengobservasi tingkatan nyeri
ada benjolan di daerah anus - Berkolaborasi denngan tim
- Klien tampak meringis menahan medis untuk pemberian
nyeri analgesik, pelunak feses, dan
- Skala nyeri klien 2 dari 5 dilakukannya hemoroidectomi

3. Intoleransi aktivitas berhubungan 23 10 2014 07.00 WIB


dengan nyeri karna hemoroid, - Mengkaji tingkat aktvitas klien
ditandai dengan : - Membantu klien dalam
DS : melakukan aktivitas sehari
- Klien mengeluh aktivitasnya dibantu hari
- Klien mengeluh tidak dapat - Memandirikan klien dalam
beraktivitas secara mendiri melakukan aktivitas sehari
DO: hari
- Aktivitas klien tampak dibantu - Memberikan motivasi kepada
- Klien tidak dapat beraktivitas secara klien utuk bisa melakukan
mandiri aktivitas secara mandiri
4. Defisit personal hygiene 23 10 2014 07.30 WIB
berhubungan dengan kelemahan - Memandikan klien
fisik, ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh badan terasa lengket
- Klien mengatakan belum mandi
- Klien mengeluh merasa tidak
nyaman di badan
DO :
- Badan klien tercium bau
- Badan klien tampak kotor
- Badan klien terasa lengket ketika
diraba

F. Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Perdarahan di anus berhubungan 24 10 2014 07.00 WIB
dengan pecahnya vena S : Klien mengatakan perdarahan
hemoroidalis, ditandai dengan : masih ada
DS : O : Konjungtiva dan kuku masih
- Klien mengeluh adanya perdarahan pucat
pada saat BAB A : masalah belum teratasi
DO : P : lanjutkan intervensi
- Warna kuku klien sangat pucat
hampir berwarna putih
- Konjungtiva pucat
- Capillary refill > 3 detik
- Hb klien 4,3 g/dl
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri 24 10 2014 07.00 WIB
berhubungan dengan adanya S : Klien mengatakan BAB masih
hemoroid, ditandai dengan : terasa nyeri, nyeri di anus masih
DS : ada
- Klien mengeluh nyeri dibagian O : Benjolan di anus masih ada
anus A : Masalah belum teratasi
- Klien mengeluh nyeri pada saat P : Lanjutkan intervensi
BAB
DO:
- Saat dilakukan pemeriksaan anus,
ada benjolan di daerah anus
- Klien tampak meringis menahan
nyeri
- Skala nyeri klien 2 dari 5
3. Intoleransi aktivitas berhubungan 24 10 2014 07.00 WIB
dengan nyeri karna hemoroid, S : Klien mengatakn masih lemah
ditandai dengan : O : Aktivitas klien masih dibantu
DS : A : Masalah belum teratasi
- Klien mengeluh aktivitasnya P : Lanjutkan intervensi
dibantu
- Klien mengeluh tidak dapat
beraktivitas secara mendiri
DO:
- Aktivitas klien tampak dibantu
- Klien tidak dapat beraktivitas
secara mandiri
4. Defisit personal hygiene 23 10 2014 08.10 WIB
berhubungan dengan kelemahan S : Klien mengatakan merasa
fisik, ditandai dengan : nyaman
DS : O : Badan klien tercium harum dan
- Klien mengeluh badan terasa tampak bersih
lengket A : Masalah teratasi
- Klien mengatakan belum mandi P : Intervensi selesai
- Klien mengeluh merasa tidak
nyaman di badan
DO :
- Badan klien tercium bau
- Badan klien tampak kotor
- Badan klien terasa lengket ketika
diraba

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan mengenai Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa


Medis : Hemoroid di Ruangan Perawatan Umum kelas II/B RSI Hj. Siti Muniroh
Tasikmalaya pada tanggal 23 10 2014 melalui pendekatan studi kasus didapatkan
kesenjangan teori dan kenyataan praktek di lapangan, pembahasan dilakukan melalui
langkah langkah keperawatan seperti :

A. Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang
menggunakan teknik wawancara, observasi, studi kepustakaan atau catatan perawat dan
pemeriksaan fisik. Penulis mendapatkan data yang diperlukan dengan baik karena adanya
kerja sama yang baik dari klien, keluarga klien, dan perawat ruangan sehingga
memudahkan dalam pengumpulan data.
Penulis dapat melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan penyakit hemoroid
yang dapat meliputi kumpulan data, analisa data, dan penegakan diagnosa keperawatan.
Pada waktu pengkajian, penulis melakukan pemeriksaan head to toe bukan
pemeriksaan persistem. Pada saat pengkajian riwayat kesehatan, peran klien lebih dominan
dibanding dengan peran keluarga klien. Peran klien sangat aktif dan kooperatif dalam
memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan untuk menengakkan diagnosa.
Disamping itu penulis mendapatkan berbagai dukungan baik dari perawat ruangan, dokter,
maupun petugas kesehatan lainnya yang bekerja di ruangan perawatan umum.

B. Diagnosa Keperawatan
Dalam diagnosa keperawatan, penulis menemukan kesenjangan antara diagnosa
yang terdapat dalam teori dan diagnosa yang ada pada kenyataannya.
Dalam teori terdapat lima diagnosa yang mungkin muncul, yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
2. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
3. Konstipasi berhubungan dengan nyeri karna ada benjolan di anus.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.
Tetapi pada kenyatannya hanya ada empat diagnosa yang muncul, yaitu :
1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.
4. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.
Terdapat tiga diagnosa yang berbeda, yaitu dua diagnosa yang terdapat pada teori
dan satu diagnosa yang terdapat pada kenyataannya.
1. Konstipasi berhubungan dengan nyeri karena ada benjolan di anus.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan pada rektal.
3. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.
Dua masalah yang terdapat pada teori tersebut tidak ditemukan pada klien
dikarenakan pada kenyataannya klien dapat BAB secara normal tanpa rasa takut dan pada
klien tidak ditemukan tanda tanda infeksi seperti rubor, kalor, dolor, tumor ataupun
kenaikan suhu tubuh klien.

C. Perencanaan
Penyusun dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang muncul, kesediaan dan kemampuan klien, situasi dan kondisi didukung
oleh sikap keluarga dan klien yang aktif dan kooperatif. Perencanaan yang sehat
berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literature yang mendukung.
Penulis merencanakan tindakan untuk menanggulangi masalah masalah tersebut
pada klien. Dalam kenyataannya tidak seluruh rencana dilaksanakan sesuai teori. Hal ini
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dapat memungkinkan berhasilnya tindakan
perawatan yang diberikan.
D. Implementasi
Setelah perencanaan, penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada tahap ini,
penulis hanya memaparkan implementasi yang tindakan keperawatannya penulis lakukan
dan melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah di susun
sebelumnya.
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan dengan melibatkan kerja sama klien, keluarga dan tim medis lain. Pada
pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien penulis hanya melaksanakan tindakan
keperawatan selama dua hari ( pada tanggal 23 24 oktober 2014 ) dikarenakan kondisi
yang tidak memungkinkan dan klien pulang paksa.
Banyak faktor yang mendukung terlaksananya tindakan keperawatan sesuai dengan
perencanaan, diantaranya peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat alat serta
adanya bimbingan dari perawat, bimbingan akademik, serta adanya peran dokter yang
menentukan diagnosa menurut medis.

E. Evaluasi
Tahap ini adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk menilai
perkembangan klien setelah dilakukan asuhan keperawatan selama satu hari. Evaluasi
dilaksanakan secara langsung melalui observasi atau catatan keperawatan yang ada.
Karena keterbatasan penulis dalam mengevaluasi asuhan keperawatan maka dari itu
penulis menanyakan kepada keluarga klien dan perawat ruangan sehingga perkembangan
klien dapat diketahui.
Penulis tidak mendapatkan banyak kesulitan saat melakukan evaluasi pada klien
karena diagnosa yang diangkat oleh penulis tidak jauh berbeda dengan landasan teori yang
penulis dapatkan.
Dalam kasus ini setelah dilakukan evaluasi ternyata ada masalah yang belum
teratasi. Masalah masalah lain yang belum teratasi dalam diagnosa adalah sebagai
berikut :
1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karna hemoroid.
Masalah masalah tersebut belum teratasi karena adanya satu hal yang belum
disetujui oleh klien yaitu pengangkatan benjolan di daerah anus.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari berbagai definisi yang dikemukakan dalam bab II, penulis menyimpulkan
bahwa hemoroid adalah suatu benjolan yang tidak wajar yang terdapat di daerah anus yang
dapat menyebabkan nyeri pada saat BAB.
Gejala utama hemoroid adalah perdarahan melaui anus yang berupa darah segar
tanpa rasa nyeri dan prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.
Kasus hemoroid pada Ny. S dengan keluhan utama yaitu BAB bercampur /
dilumuti darah.
Diagnosa yang muncul adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan di anus berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri karena hemoroid.
4. Defisit personal hygiene berhubungan dengan kelemahan fisik.

B. Saran
1. Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan klien dapat memotivasi dirinya sendiri dan mengubah pola hidup yang lebih
sehat agar terhindar dari komplikasi penyakit hemoroid.
Diharapkan keluarga klien dapat respon yang positif bagi klien demi peningkatan status
kesehatan klien dan diharapkan keluarga klien waspada terhadap resiko pada keluarga
klien sendiri.
2. Untuk Siswa / siswi SMK Bhakti Kencana Ciawi
Diharapkan siswa / siswi dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi materi, skill,
maupun mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan kontribusi yang
maksimal bagi peningkatan status klien. Dan siswa / siswi diharapkan dapat memberikan
asuhan keperawatan yangkomprehensif bagi klien dengan melihat aspek bio-psiko-
spiritual.
3. Untuk Masyarakat
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, selayaknya kita
menjaga kesehatan dari kerusakan penyakit. Maka dari itu kita harus tahu pencegahan
tanda dan gejala dari berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Askanda, Sumitro. 1989, Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta : PT. Bina Aksara

Dongoes Moorhouse Geissle, 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC

Price, Sylvia Anderson. 1989. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta : EGC

Schrock, Theodore R. 1991. Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

http://debyrahmad.blogspot.com/2013/06/asuhan-keperawatan-hipertiroidisme.html

http:// bumiirwan.blogspot.com/2013/09/lp-hemoroid.html

http://detikautik.blogspot.com/2013/07/askep-hemoroid.html

Diposkan oleh Liya Fuji Astuti di 17.07

Reaksi:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke


Pinterest
Tidakadakomentar:
PoskanKomentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Analog Clock
Arsip Blog Mengenai Saya

2015 (1)
o Februari
(1)
ASK
EP HEMOROID Liya Fuji
2014 (1) Astuti
Lihat profil
lengkapku
Liya Fuji Astuti. Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like