You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari penyakit. Merupakan
suatu hal yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal yang lain. Bagaimana tidak, harta yang
melimpah, memiliki paras tampan atau cantik, memiliki badan tegap dan gagah, semuanya itu
akan sirna dengan sekejap jika kita terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan penyakit harta
bisa habis digunakan untuk berobat, paras tampan atau cantik berubah menjadi pucat dan tidak
enak untuk dipandang, badan yang tegap dan gagah seketika roboh dikarenakan lemas dan lesu
akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.

Beginilah alur kehidupan, semuanya menjadi seimbang. Ada sehat dan ada sakit, kita tidak akan
selalu sehat dan kita juga tidak akan selalu sakit. Semuanya itu bagaimana kita bisa menjaga diri
untuk terhindar dari penyakit sehingga kesehatan itu merupakan hal yang mutlak harus dijaga.

Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang apabila jatuh
sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan bergaya hidup sehat. Gaya
hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan
hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
Dengan semakin banyaknya penderita penyakit tidak menular (degeneratif) seperti jantung,
tekanan darah tinggi, kanker, stress dan penyakit tidak menular lainnya yang disebabkan karena
gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu bergaya hidup yang sehat

1. Rumusan Masalah

2. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan?

3. Bagaimana promosi kesehatan di rumah sakit?

4. Apa pengertian pasien, serta bagaimana hak pasien dan kewajiban pasien?

5. Bagaimana promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien?

1. Tujuan penulisan
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang promosi kesehatan

3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang promosi kesehatan di rumah sakit

4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian pasien, serta bagaimana hak pasien dan
kewajiban pasien

5. Mahasiswa dapat mengetahui tentang promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien

BAB II

PEMBAHASAN

1. Landasan Teori

Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh perorangan, akan
tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Dalam UU Kesehatan RI
No.36 Tahun 2009, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Hal
ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencakup aspek fisik, mental,
spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera bagi seseorang baik dengan
produkivitasnya dan juga ekonominya.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat tidak serta merta
terjadi, tetapi harus senantiasa kita upayakan dari yang tidak sehat menjadi hidup yang sehat
serta menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan pola pikir
sehat yang menjadi tanggung jawab kita kepada masyarakat dan harus dimulai dan diusahakan
oleh diri sendiri.

Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagai
satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam mengupayakan
perilaku ini dibutuhkan komitmen bersama-sama saling mendukung dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat khususnya keluarga sehingga pembangunan kesehatan dapat tercapai
maksimal.

Promosi kesehatan bagi pasien dan keluarganya membantu pasien untuk dapat berpatisipasi lebih
baik dalam perawatan dan mengambil keputusan-keputusan perawatan.Penyuluhan ini diberikan
oleh berbagai staf rumah sakit. Penyuluhan diberikan pada saat pasien betinteraksi dengan
dokternya atau dengan perawat. Pihak lain memberikan penyuluhan pada saat mereka
memberikan layanan-layanan khusus, seperti rehabilitasi atau terapi nutrisi, atau saat
mempersiapkan pasien untuk pulang dan perawatan lanjutan. Oleh karena banyaknya staf yang
membantu menyuluh pasien dan keluarganya, maka staf rumah sakit perlu mengkoordinasikan
kegiatan mereka dan memfokuskan diri pada apa saja yang perlu dipelajari pasien.
1. Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang


mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau
aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program kesehatan
lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan
penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya
kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang
serta didukung oleh adanya promosi kesehatan.

Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat
usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini
organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi
kesehatan : Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an
individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to
change or cope with the environment. (Ottawa Charter,1986).

Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental,
dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya dan sebagainya).

Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi kesehatan
sebagai berikut : Health promotion is programs are design to bring about changewithin
people, organization, communities, and their environment . Artinya bahwa promosi kesehatan
adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik
di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut
pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998). Promosi kesehatan
merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat; Artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-kelompok
potensial di masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut
juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosial budaya setempat. Proses pembelajaran
tersebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik termasuk
kebijakan dan peraturan perundangan.
1. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan salah satu institusi kesehatan. Dimana, institusi kesehatan itu sendiri
adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan
untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Salah satu bentuk promosi kesehatan di
rumah sakit adalah penerapan PHBS.

Promosi kesehatan di rumah sakit merupakan upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat
pengunjung, dan petugas agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS.

PHBS di Pelayanan Kesehatan khususnya di rumah sakit sangat diperlukan sebagai salah satu
upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi
Kesehatan yang sehat. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua pihak ikut rnemelihara, menjaga
dan mendukung terwujudnya Institusi Kesehatan Sehat.

Sasaran Promosi kesehatan di rumah sakit adalah :

Pasien (penderita) pada berbagai tingkat penyakit

Kelompok atau individu yang sehat (keluarga pasien dan pengunjung)

Petugas Kesehatan / karyawan yang bekerja di rumah sakit

Dalam mengembangkan promosi kesehatan di rumah sakit, ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan yaitu :

1. Promosi kesehatan di rumah sakit dikhususkan bagi individu-individu yang sedang


memerlukan pengobatan atau perawatan di rumah sakit

2. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembangan pengertian atau
pemahaman pasien dan keluarganya terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang
dideritanya

3. Promosi kesehatan di rumah sakit juha mempunyai prinsip pemberdayaan pasien dan
keluarganya dalam kesehatan

4. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalaah penerapan proses belajar
kesehatan di rumah sakit
Materi Promosi kesehatan di rumah sakit adalah sebagai berikut :

1. Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Meliputi :

Makan dengan menu/susunan makanan dengan gizi yang seimbang

Aktifitas fisik secara rutin, termasuk olahraga

Tidak merokok/minum minuman keras

Mengendalikan stress

Istirahat yang cukup

2. Pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit

Meliputi :

Gejala atau tanda-tanda penyakit

Penyebab penyakit

Cara penularan penyakit

Cara pencegahan penyakit

3. Pesan kesehatan yang terkait dengan proses penyembuhan dan pemulihan

Meliputi :

Diet terhadap pantangan dari suatu penyakit

Pengetahuan tentang pola hidup sehat

1. Pengertian Pasien, Hak Pasien dan Kewajiban Pasien


Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran menjelaskan
definisi pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada dokter atau dokter gigi.

Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis, seringkali pasien menderita penyakit
atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya.

Hak-hak yang dimiliki pasien sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-undang No.29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran, adalah :

1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;

2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;

3. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

4. Menolak tindakan medis; dan

5. Mendapatkan isi rekam medis.

Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran ini adalah:

1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatanya

2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau doter gigi

3. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan dan

4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

1. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Bagi Pasien

Promosi bagi pasien akan membantu pasien untuk dapat berpatisipasi lebih baik dalam
perawatan dan mengambil keputusan-keputusan perawatan. Promosi ini diberikan oleh berbagai
staf rumah sakit. Promosi diberikan pada saat pasien betinteraksi dengan dokternya atau dengan
perawat. Pihak lain memberikan promosi pada saat mereka memberikan layanan-layanan khusus,
seperti rehabilitasi atau terapi nutrisi, atau saat mempersiapkan pasien untuk pulang dan
perawatan lanjutan.
Oleh karena banyaknya staf yang membantu menyuluh pasien dan keluarganya, maka staf rumah
sakit perlu mengkoordinasikan kegiatan mereka dan memfokuskan diri pada apa saja yang perlu
dipelajari pasien.

Dengan demikian, promosi yang efektif diawali dengan melakukan penilaian terhadap kebutuhan
belajar pasien dan keluarganya. Penilaian ini menentukan bukan hanya apa yang harus dipelajari
melainkan juga bagaimana cara terbaik untuk melaksanakan pembelajaran tersebut.
Pembelajaran sendiri akan berlangsung paling efektif jika disesuaikan degan pilihan belajar, nilai
agama dan budaya serta kemampuan membaca dan bahasa seseorang. Pembelajaran juga
dipengaruhi oleh kapan waktu pelaksanaanya dalam proses perawatan.

Promosi mencakup pengetahuan yang diperlukan selama proses perawatan dan pengetahuan
yang diperlukan setelah pasien dipindahkan ke tempat perawatan lain atau dipulangkan. Dengan
demikian, promosi dapat mencakup informasi mengenai sumber daya di masyarakat untuk
perawatan tambahan dan perawatan tindak lanjut (follow-up) yang dibutuhkan serta bagaimana
cara mengakses layanan gawat darurat jika diperlukan.

Adapun tujuan promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien adalah :

1. Mengembangkan perilaku kesehatan

2. Mempercepat pemulihan dan penyembuhan pasien

3. Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah kekambuhan penyakit


dimasa yang akan datang

4. Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain, terutama keluarganya

5. Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan penyakit kepada orang


lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut agar dapat mencegahnya
terkena penyakit tersubut

6. Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan

Adapun manfaat promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi

2. Kesehatan yang sehat.

3. Terhindar dari penularan penyakit.

4. Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan

5. Peningkatan kesehatan pasien.


Standar-standar promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien yaitu :

Standar 1 : Rumah sakit menyediakan penyuluhan yang mendukung partisipasi pasien dan
keluarganya dalam keputusan perawatan dan proses perawatan.

1. Di setiap SMF/Instalasi ditunjuk koordinator (penanggung jawab promosi kesehatan)


dengan SK Direktur Utama

2. Program kerja masing-masing SMF/Instalasi

3. Rencana penyuluhan kelompok masing-masing SMF/Instalasi

4. Pedoman Promosi Kesehatan di buat di Instalasi Promosi Kesehatan

5. SOP edukasi di buat di Instalasi Promosi Kesehatan

Standar 2 : Kebutuhan penyuluhan setiap pasien diakses dan dimasukkan ke dalam rekam
medisnya
Agar edukasi dapat dipahami dengan baik dilakukan dahulu assesment/penilaian terhadap pasien
dan keluarga meliputi :

1. Kepercayaan dan nilai-nilai agama yang dianut pasien dan keluarganya

2. Kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa mereka

3. Hambatan emosional dan motivasi

4. Keterbatasan fisik dan kognitif

5. Kemauan pasien untuk menerima informasi

Sehingga pemberi edukasi mengetahui apakah pasien dan keluarga bersedia dan maupun untuk
belajar hasil penilaian didokumentasikan dalam rekam medis.

Standar 3: Penyuluhan dan pelatihan membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien yang
berkesinambungan:

1. Rujukan balik pasien ke Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM)/RS daerah disertai dengan
rujukan edukasi

2. Pembinaan ke PKM/RS daerah yang dilakukan dengan SMF

3. Perjanjian kerjasama (PKS) dengan Institusi yang relevan dengan kondisi pasien seperti :
Yayasan Tuna Rungu, Wiyata Guna dan SLB
Standar 4: Penyuluhan pasien dan keluarganya mencakup topik-topik berikut, yang berkaitan
dengan perawatan pasien : penggunaan obat-obatan yang aman, potensi interaksi antara obat-
obatan dan makanan, panduan gizi, manajemen nyeri, serta teknik-teknik rehabilitasi.

1. Edukasi kepada pasien dan keluarga mencakup topik-topik/materi yang berkaitan dengan
perawatan pasien, dengan menggunakan materi dan proses yang sudah standar/seragam
untuk seluruh unit dilingkungan RSHS

2. Topik/materi tersebut adalah diantaranya: Penggunaan obat secara aman dan efektif untuk
semua obat yang dikosumsi pasien; Penggunaan peralatan medis secara aman dan efektif;
Interaksi yang mungkin terjadi antara obat-obatan resep dengan obat-obatan lain; Diet
dan gizi; Manajemen nyeri; Teknik-teknik rehabilitasi, dll.

Standar 5: Metode Penyuluhan mempertimbangkan nilai dan preferensi pasien dan keluarganya
serta memungkinkan interaksi yang memadai antara pasien, keluarga pasien dan staf untuk
terjadinya pembelajaran

1. Pasien dan keluarga dianjurkan untuk berpartisipasi dalam proses perawatan dengan
berani bicara dan mengajukan pertanyaan kepada pemberi pelayanan
(dokter/perawat/petugas gizi dll) terjadi interkasi antara pemberi pelayanan dengan
pasien dan keluarga.

2. Sebaiknya Informasi/edukasi lisan ditunjang dengan materi tertulis yang berkaitan


dengan kebutuhan pasien

3. Terdapat suatu proses verifikasi terhadap pasien dan keluarga bahwa mereka telah
memahami penyuluhan yang diberikan

Standar 6: Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk menyediakan
penyuluhan. Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk menyediakan
penyuluhan/edukasi

Agar penyuluhan/edukasi berlangsung efektif maka:

1. Pemberi edukasi harus memiliki pengetahuan tentang materi yang diberikan

2. Pemberi dan penerima edukasi harus memiliki waktu yang cukup

3. Pemberi edukasi harus memiliki keterampilan dan kemampuan berkomunikasi efektif

BAB III

PENUTUP
1. KESIMPULAN

Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh perorangan, akan
tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat.

PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat


pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat.

Penyuluhan bagi pasien dan keluarganya membantu pasien untuk dapat berpatisipasi lebih baik
dalam perawatan dan mengambil keputusan-keputusan perawatan. Penyuluhan ini diberikan oleh
berbagai staf rumah sakit. Penyuluhan diberikan pada saat pasien betinteraksi dengan dokternya
atau dengan perawat. Penyuluhan yang efektif diawali dengan melakukan penilaian terhadap
kebutuhan belajar pasien dan keluarganya. Penilaian ini menentukan bukan hanya apa yang harus
dipelajari melainkan juga bagaimana cara terbaik untuk melaksanakan pembelajaran tersebut

1. SARAN

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga
beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Marilah kita bersama menjaga
perilaku bersih dan sehat agar kita senantiasa terhindar dari berbagai macam penyakit.

PHBS di Institusi Kesehatan dapat terwujud apabila ada keinginan dan kemampuan dari para
pengambil keputusan di lingkungan pemerintah daerah, institusi kesehatan dan lintas sektor
terkait

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rhineka Cipta : Jakarta.

Promosi Kesehatan. 2008. (Online), (http://iqbal-iqi.blogspot.com/ ,diakses pada 31 Maret 2012)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online), (http://www.perdhaki.org/content/perilaku-


hidup-bersih-dan-sehat ,diakses pada 31 Maret 2012)

Pradana, A. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. (Online), (http://info-kesehatan-


kita.blogspot.com/2012/

You might also like