You are on page 1of 22

PROYEK AKHIR

SISTEM OTOMASI GEDUNG


SUBUNIT SISTEM PENERANGAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Otomasi Industri

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Umum


Secara harfiah pengertian otomasi adalah teknik untuk membuat perangkat,
proses, atau sistem berjalan secara otomatis, status pada saat dioperasikan secara
otomatis, mengendalikan operasi secara otomatis perangkat, proses, atau sistem
dengan alat mekanis atau elektronis yang menggantikan organ manusia untuk
observsi, usaha, dan pengambilan keputusan. Lawan dari otomasi adalah proses
manual.
Sistem otomasi dapat didefinisikan sebagai suatu tekhnologi yang berkaitan
dengan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem yang berbasis komputer (komputer,
PLC atau mikro). Semuanya bergabung menjadi satu untuk memberikan fungsi
terhadap manipulator (mekanik) sehingga akan memiliki fungsi tertentu.
Ide dasar otomasi:
Penggunaan elektrik dan/atau mekanik untuk menjalankan mesin/alat tertentu
Disertai otak yang mengendalikan mesin/alat tersebut.
Agar produktivitas meningkat dan ongkos menurun.
Sejarah perkembangan sistem otomasi bermula dari governor sentrifugal yang
berfungsi untuk mengontrol kecepatan mesin uap yang dibuat oleh james watt pada
abad ke delapan belas. Dengan semakin berkembangnya komputer maka peran-peran
dari sistem otomasi konvensional yang masih menggunkan peralatan-peralatan
mekanik sederhana sedikit demi sedikit memudar. Penggunaan komputer dalam suatu
sistem otomasi akan menjadi lebih praktis karena dalam sebuah komputer terdapat
milliaran komputasi dalam beberapa milli detik, ringkas karena sebuah PC memiliki
ukuran yang relatif kecil dan memberikan fungsi yang lebih baik daripada pengendali
mekanis.
1.1.1 Elemen Dasar Sistem Otomasi
Terdapat tiga elemen dasar yang menjadi syarat mutlak bagi sistem otomasi,
yaitu power, program of instruction, kontrol sistem yang kesemuanya untuk
mendukung proses dari sistem otomasi tersebut.
a. Power
Power atau bisa dikatakan sumber energi dari sistem otomasi berfungsi untuk
menggerakan semua komponen dari sistem otomasi. Sumber energi bisa
menggunakan energi listrik, baterai, ataupun Accu, semuanya tergantung dari tipe
sistem otomasi itu sendiri.
b. Program of instruction
Proses kerja dari sistem otomasi mutlak memerlukan sistem kontrol baik
menggunakan mekanis, elektronik ataupun komputer. Untuk program instruksi /
perintah pada sistem kontrol mekanis maupun rangkaian elektronik tidak
menggunakan bahasa pemrograman dalam arti sesungguhnya, karena sifatnya yang
analog. Untuk sistem kontrol yang menggunakan komputer dan keluarganya (PLC
maupun mikrokontroler) bahasa pemrograman merupakan hal yang wajib ada.
Bahasa pemrograman seperti yang dilukiskan dalam gambar berikut akan
memberikan perintah pada manipulator dengan perantara driver sebagai penguat.
Perintah seperti out, outport ,out32 sebenarnya hanya memberikan perintah
untuk sekian millidetik berupa arus pada manipulator yang kemudian akan diperkuat.
Translasi/kompilasi bahasa (seperti Pascal, C, Basic, Fortran), memberi fasilitas
pada programer untuk mengimplementasikan program aplikasi. Daerah ini
merupakan antarmuka antara pengguna dengan sistem. Translator atau kompiler
untuk bahasa pemrograman tertentu akan mengubah statemen-statemen dari
pemrogram menjadi informasi yang dapat dimengerti oleh komputer.
Instruksi komputer merupakan antarmuka antara perumusan perangkat lunak
program aplikasi dan perangkat keras komputer. Komputer menggunakan instruksi
tersebut untuk mendefinisikan urutan operasi yang akan dieksekusi. Penyajian Data
membentuk antarmuka antara program aplikasi dan komputer. Daerah irisan dari
ketiga lingkaran menyatakan sistem operasi. Sistem operasi ini yang akan mengkoor-
dinasi interaksi program, mengatur kerja dari perangkat lunak dan perangkat keras
yang bervariasi, serta operasi dari unit masukan/keluaran. Komputer merupakan salah
satu produk teknologi tinggi yang dapat melakukan hampir semua pekerjaan
diberbagai disiplin ilmu, tetapi komputer hanya akan merupakan barang mati tanpa
adanya bahasa pemrograman untuk menggambarkan apa yang kita kerjakan, sistem
bilangan untuk mendukung komputasi, dan matematika untuk menggambarkan
prosedur komputasi yang kita kerjakan.
c. Sistem control
Sistem kontrol merupakan bagian penting dalam sistem otomasi. Apabila suatu
sistem otomasi dikatakan layaknya semua organ tubuh manusia seutuhnya maka
sistem kontrol merupakan bagian otak / pikiran, yang mengatur dari keseluruhan
gerak tubuh. Sistem kontrol dapat tersusun dari komputer, rangkaian elektronik
sederhana, peralatan mekanik. Hanya saja penggunaan rangkaian elektronik, perlatan
meknik mulai ditinggalkan dan lebih mengedepankan sistem kontrol dengan
penggunaan komputer dan keluarganya (PLC, mikrokontroller).
Sistem kontrol sederhana dapat ditemukan dari berbagai macam peralatan yang
kita jumpai, diantaranya:
- Setiap toilet memiliki mekanisme kontrol untuk mengisi ulang tangki air dengan
pengisian sesuai dengan kapasitas dari tangki tersebut. Mekanisme sistem kontrol
tersebut menggunakan peralatan mekanis yang disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk sistem otomasi.
- AC atau air conditioner merupakan sistem otomasi yang menggunakan sistem
kontrol mikroelektronik atau yang sering disebut komputer sederhana.
- Robot assembly contoh sistem otomasi yang menggunakan klntrol sistem komputer
atau keluarganya. Sistem control tersebut akan memberikan pengaturan pada
gerakan-gerakan tertentu untuk menyusun suatu peralatan pada industri.
1.2 Latar Belakang
Beban lampu penerangan dalam suatu ruangan lazimnya dioperasikan
secara manual oleh manusia. Dengan kemajuan teknologi saat ini, campur
tangan manusia dalam operasional berusaha dikurangi. Saklar otomatis
akan dapat memudahkan operasional. Efektif dan efisien untuk
menghindari lampu yang menyala sia-sia tanpa ada aktifitas. Tujuannya
tak lain untuk menghindari pemborosan energi listrik. Penelitian ini
mengambil topik tentang perancangan saklar otomatis untuk
mengoperasikan beban lampu penerangan suatu ruangan. Saklar otomatis
ini menggunakan masukan berupa sensor kehadiran orang jenis passive
infrared (PIR) dan sensor intensitas cahaya jenis light dependent resistor
(LDR). PIR termasuk sensor pyroelectric yang mempunyai respon sesaat
ada perubahan panas. Sumber panas diradiasikan dengan infra merah.
Tubuh manusia menghasilkan energi panas yang diradiasikan dengan infra
merah. Radiasi panas tubuh manusia akan diterima sensor untuk respon
masukan rangkaian. Rangkaian lengkap terdiri dari passive infrared
sensor, lensa fresnel, rangkaian utama, power supply, LDR dan beban
lampu penerangan. Pada intinya PIR dan LDR ini akan menjadi driver
transistor. Transistor yang berfungsi sebagai saklar elektronik yang akan
memutus dan menghubungkan beban lampu penerangan.
1.3 Tujuan
Pada otomasi yang kami buat ini, kami merancang sistem otomasi lampu di suatu
pabrik atau perusahaan dengan mempertimbangkan intensitas cahaya dalam upaya
untuk membantu penghematan penggunaan energy listrik.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Building Automation System ( BAS )

Buildiing Automation system merupakan sebuah pemrograman, komputerisasi,


intelligent network dari peralatan elektronik yang memonitoring dan mengontrol
sistem mekanis dan sistem penerangan dalam sebuah gedung. Builing Automation
System ( BAS ) mengoptimalkan start-up dan performansi dari mekanikal subsistem
dalam gedung, meningkatkan kenyamanan pemilik, minimasi energi yang digunakan,
serta menyediakan off-side kontrol gedung. Bulding Automation System ( BAS )
berbasis kontrol komputer untuk mengkoordinasi, mengorganisasi dan
mengoptimalkan kontrol subsistem pada gedung seperti keamanan, kebakaran,
keselamatan dan lain lain.

Menggunakan BAS ada beberapa keuntungan yaitu:


- memonitor dan mengontrol satu atau beberapa fasilitas
- menurunkan down time peralatan saat setelah alarm dan kemudahan pengambilan
tindakan dari lokasi pengontrolan
- menurunkan tingkat komplain dari karyawan / pemilik toko
- menurunkan tingkat penggunaan energi
- penurunan waktu dan biaya saat penyelesaian masalah dengan memodifikasi
sistem
- memperbaiki tingkat diagnosa perbaikan dengan preventive maintenance yang
dilakukan sebelum peralatan mengalami kerusakan
- tingkat return of investment 2-5 tahun

Bagian dari sistem :


Controller
Controller yang digunakan biasanya terdiri dari satu atau lebih PLC
(Programmable Logic Controllers), dengan pemrograman tertentu. PLC dalam
BAS digunakan untuk mengontrol peralatan yang biasanya digunakan dalam
sebuah gedung.
Occupancy Sensor
Occupancy biasanya didasarkan pada waktu dari skedul harian. Override switch
atau sensor dapat digunakan untuk memantau occupancy pada beberapa daerah
internal gedung.
Lighting
Lighting dapat dinyalakan maupun dimatikan dengan Building Automation System
berdasarkan waktu harian, atau pengatur waktu dan sensor. Contoh sederhana
sistem tersebut adalah menyalanya lampu pada suatu ruangan setelah setengah jam
orang terakhir keluar dari ruangan tersebut.
Air Handler
Air handler digunakan untuk mengatur keluar masuknya udara dalam gedung.
Pengaturan ini dilakukan untuk menjaga agar udara tetap sesuai dengan kebutuhan
serta kesehatan manusia yang ada dalam gedung tersebut.
Central Plant
Central Plant dibutuhkan untuk menyuplai air-handling unit dengan air.
Alarms and Security
Banyak Building Automation System memiliki kemampuan alarm. Jika sebuah
alarm dideteksi, alarm tersebut dapat diprogram untuk memberitahukan seseorang.
Pemberitahuan dapat dilakukan melalui komputer, pager maupun suara alarm.
Sistem sekuriti dapat disambungkan pada building automation system. Jika
occupancy sensor ada, maka sensor tersebut dapat juga digunakan sebagai alarm
pencuri.
Topologi
Jaringan otomatis gedung terdiri dari primary dan secondary bus yang terdiri dari
Programmable Logic Controllers, input / output dan sebuah user interface (human
interface device). Primary dan secondary bus dapat berupa kabel fiber optik,
ethernet, ARCNET, RS-232, RS-485 atau wireless network. Controller digunakan
dengan software yang akan bekerja dengan standar BACnet, LanTalk, dan
ASHRAE. Input dan output berupa analog dan digital (binary). Input analog
digunakan untuk membaca pengukuran variabel. Input digital mengindikasikan
apabila device menyala atau tidak. Output analog mengontrol kecepatan atau
posisi dari peralatan, seperti variable frequency drive, sebuah I-P transducer, atau
sebuah aktuator. Output digital digunakan untuk membuka dan menutup relay dan
switch.

Gambar 2.1 Topologi Sistem

Pada topologi diatas tampak adanya primary bus dan secondary bus. Secondary
bus merupakan individual control yang biasanya mengontrol sistem tertentu. BAS
dibedakan dalam beberapa group yaitu PLC network controller dan terminal unit
controller. PLC digunakan untuk high-end application seperti perkantoran.

2.2 Lampu
Lampu adalah alat yang menghasilkan cahaya (dan kadang-kadang
menghasilkan panas). Lampu biasanya menggunakan listrik. Lampu sering
memungkinkan arus listrik dengan memindahkan kekuasaan ke mentol dan
menyebabkan ia menyala.
Lampu adalah sebuah perangkat yang mendukung sambungan ke daya listrik ke
sebuah perangkat menghasilkan cahaya (disebut lampu, atau bola lampu). Karena ini
tidak cukup untuk memenuhi fungsinya secara efisien, maka harus memenuhi
serangkaian optik, mekanik dan listrik.
Dalam hal optik, cahaya mengakibatkan pengendalian dan pendistribusian
cahaya yang dipancarkan oleh lampu. Oleh karena itu penting bahwa desain dari
perawatan sistem optik untuk bentuk dan distribusi cahaya. Persyaratan lainnya yang
harus dipenuhi oleh perlengkapan lampu adalah bahwa lampu mudah untuk dipasang
dan dirawat. Untuk tujuan ini, bahan yang digunakan dalam pembuatan lampu harus
cukup untuk menahan lingkungan di mana luminair diperlukan untuk bekerja dan
untuk mempertahankan suhu lampu dalam batas-batas operasi. Semua ini tanpa
mengabaikan aspek yang kurang penting seperti ekonomi atau estetika.
Sampai abad ke XIX, bahan bakar yang paling banyak digunakan untuk lampu
bervariasi menurut wilayah, tentu saja, digunakan paling mudah untuk menemukan,
seperti lemak babi, bensin, minyak tanah, sempen, minyak rapeseed, minyak jarak
yang diperoleh dari tanaman Ricinus communis, yang berisi sekitar 40-50% minyak.

2.2.1 Jenis Lampu


a. Lampu Pijar (Bohlam)
Jenis lampu yang dikembangkan Thomas Alfa Edison ini memakai filamen
tungstee, yakni semacam kawat pijar didalam bola kaca yang diisi gas nitrogen,
argon, kripton, hidrogen dan sebagainya. Lampu ini membutuhkan lebih banyak
energi dibandingkan lampu TL untuk mendapatkan tingkat terang yang sama. Lampu
pijar atau bohlam biasa ini hanya bertahan 1.000 jam atau untuk rata-rata pemakaian
10 jam sehari semalam, hanya bertahan kira-kira tiga sampai empat bulan, dan setelah
itu kita harus membeli bohlam baru.
Banyak orang menyukai menggunakan lampu pijar karena warna yang
ditimbulkannya. Warna kuning lampu pijar terasa hangat. Namun yang membeli
lampu pijar karena harganya yang relatif murah juga tidak sedikit. Sebaiknya kita
memperhatikan bahwa lampu pijar memang murah, namun hanya bertahan tiga
sampai empat bulanan saja. Warna cahaya lampu pijar adalah kuning dengan derajat
suhu warna 2.500 2.700 Kelvin (K).

Gambar 2.2 Lampu Pijar

b. Lampu TL (Fluorescent)
Lampu ini lebih dikenal dengan lampu neon. Saat ini lampu neon bentuknya
bermacam-macam, ada yang bentuknya memanjang biasa, bentuk spiral atau tornado,
dan ada juga yang bentuk memanjang vertikal dengan fitting (bentuk pemasangan ke
kap lampu) yang mirip seperti lampu pijar biasa.
Lampu TL lebih hemat energi dibandingkan lampu pijar, karena lebih terang.
Untuk lampu TL yang baik (merek bagus), bisa bertahan 15 ribu jam atau setara
dengan 10 tahun pemakaian, harganya juga sekira 10 kali lampu pijar biasa.
Sedangkan lampu TL yang berkualitas buruk mungkin bisa bertahan empat sampai
enam bulan saja. Anda harus hati-hati karena dewasa ini banyak bermunculan merk
lampu hemat energi yang murah, namun kualitasnya rendah.
Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon lebih
murah digunakan ketimbang lampu pijar biasa. Saat ini jenis lampu TL juga
bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan, serta warna cahayanya ada yang putih,
kuning, dan warna lainnya. Dengan keseimbangan antara harga dan lama pemakaian,
lampu TL banyak digunakan untuk penerangan toko, mall, serta tempat-tempat lain
yang membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat energi. Warna cahaya lampu TL,
antara lain kuning (2.700 K 3.000 K) , netral (3.500 K 4.500 K) putih (5.500 K
6.500 K)

Gambar 2.3 Lampu TL

c. Lampu Halogen

Gambar 2.4 Lampu Halogen


Lampu halogen biasanya memiliki reflektor (cermin dibelakangnya) untuk
memperkuat cahaya yang keluar. Fittingnya biasanya khusus, namun saat ini ada pula
yang dengan jenis fitting biasa..
Lampu jenis ini merupakan lampu spot yang baik. Lampu spot adalah lampu
yang cahayanya mengarah ke satu area saja, misalnya lampu untuk menerangi benda
seni secara terfokus. Lampu ini baik untuk digunakan sebagai penerangan taman
untuk membuat kesan dramatis dari pencahayaan terpusat seperti menerangi patung,
tanaman, kolam atau area lainnya. Jenis lampu ini sebenarnya merupakan lampu
filamen yang sudah berhasil dikembangkan menjadi lebih terang, namun juga
kebutuhan energi (watt) yang relatif sama.
Warna cahaya lampu halogen adalah: halogen biasa: kuning 3'000 K, halogen
high pressure: putih 6'000 K
d. Lampu LED
Lampu ini merupakan sirkuit semikonduktor yang memancarkan cahaya ketika
dialiri listrik. Sifatnya berbeda dengan filamen yang harus dipijarkan (dibakar) atau
lampu TL yang merupakan pijaran partikel. Lampu LED memancarkan cahaya lewat
aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan banyak panas. Karena itu lampu LED
terasa dingin dipakai karena tidak menambah panas ruangan seperti lampu pijar.
Lampu LED juga memiliki warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan
warna-warna lainnya.
Gambar 2.5 Lampu LED

Satu varian bentuk lampu LED, dimana bentuk lampu LED yang menggantikan
bohlam bisa bermacam-macam. Yang pasti adalah lampu LED merupakan lampu
berisi kumpulan LED kecil dengan warna putih atau kuning.
Lampu LED merupakan lampu paling hemat energi diantara jenis lampu lainnya,
meskipun harganya relatif mahal. Saat artikel ini dibuat, lampu LED 4 watt kualitas
bagus yang setara dengan lampu pijar 25 watt, harganya masih sekitar Rp140an ribu.
Meskipun demikian, lampu LED disarankan bagi Anda yang memperhatikan bahwa
energi (watt) yang dipakai sangat kecil sehingga menggunakan lampu LED sama
dengan menghemat listrik hingga 1/5 dari biasanya. Lampu LED juga bisa bertahan
sangat lama hingga 20an tahun. Bila dibandingkan dengan menggunakan lampu pijar,
maka dalam 20 tahun harus membeli atau mengganti sekitar 60an lampu pijar.
Dengan asumsi harga lampu pijar biasa adalah Rp6.000,-, maka biaya yang harus
dikeluarkan dengan menggunakan lampu pijar biasa adalah Rp360.000,- tentunya
lebih menarik untuk menggunakan lampu LED. Adapun saat ini, terdapat juga lampu
LED sekitar 3 watt setara bohlam 20an watt 'made in China' yang murah meriah
seharga sekitar Rp 30an ribu, namun jangka keawetannya belum dijamin dengan baik.

Pertimbangan khusus dalam memilih lampu


Pertimbangan dalam memilih lampu yang sesuai ditentukan oleh hal-hal berikut:
1. Penggunaan lampu
Kita sebaiknya memperhatikan lampu dipakai untuk tujuan penerangan yang
seperti apa, apakah lampu general (penerangan umum ruangan), penerangan setempat
(misalnya lampu meja) atau lampu sorot (misalnya untuk menerangi lukisan). Jenis
lampu halogen mungkin lebih sesuai sebagai lampu sorot dibandingkan lampu TL
yang lebih sesuai untuk penerangan umum.
2. Fitting
Fitting merupakan cara memasang lampu berkaitan dengan tempat dudukan
lampu. Lampu neon jaman dulu dikenal bentuknya panjang yang hingga sekarang
masih digunakan. Bentuk fitting lampu neon yang khusus untuk lampu TL 10 watt,
berbeda dengan lampu TL . Demikian juga fitting lampu halogen berbeda dengan
lampu bohlam biasa, karena fitting lampu halogen biasanya terdapat colokan khusus.
Dewasa ini fitting lampu banyak disesuaikan dengan fitting ulir yang biasa digunakan
untuk lampu bohlam biasa. Termasuk lampu neon bisa dipasang selayaknya
memasang bohlam karena memakai fitting ulir.
3. Warna cahaya
Apakah Anda lebih menyukai cahaya putih atau cahaya kuning? Dalam aspek
efek cahaya, lampu putih terlihat lebih terang daripada lampu kuning, namun lampu
kuning memberi efek hangat dan lebih romantis.
2.3 PIR (Passive Infra Red)
PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared.
Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan
fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan
namanya Passive, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah
pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa
dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia.
Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai perannya
masing-masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan
comparator.
Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari
pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas
nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat
celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan.
Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor
yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor
yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus
listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah
pasif ini membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik
yangterbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.
Mengapa sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja? Hal ini
disebabkan karena adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar
inframerah pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang
gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang
gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10
mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor.
Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap
pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki
suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric
bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh sinar
inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan
arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga menghasilkan
output.
Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam, maka sensor
PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh manusia
tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi panas yang
dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan disekitarnya.
Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu akan menghasilkam
pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang yang bervariasi sehingga
menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor merespon dengan cara
menghasilkan arus pada material Pyroelectricnya dengan besaran yang berbeda beda.
Karena besaran yang berbeda inilah comparator menghasilkan output.
Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini dihadapkan
dengan benda panas yang tidak memiliki panjang gelombang inframerah antar 8
sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti sinar lampu yang sangat terang
yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek benda dari cermin dan suhu panas
ketika musim panas.

Sensor PIR (Passive Infra Red)


Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi
adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sensor PIR bersifat pasif, artinya
sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar
infra merah dari luar.

Gambar 2.6 (1) Bentuk Fisik Sensor PIR


(2) Bagian-bagian Sensor PIR
Sensor PIR memiliki jangkauan jarak dan sudut pembacaan yang bervariasi,
tergantung karakteristik sensor. Proses penginderaan sensor PIR dapat digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 2.7 Jarak Jangkauan Sensor PIR

Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5


meter, dan sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detector.

2.4 LDR (Light Dependent Resistor)

Gambar 2.8 LDR


LDR adalah singkatakan dari Light Dependent Resistor yang merupakan salah
satu jenis komponen elektronika resistor. Komponen ini merupakan resistor yang
nilai tahanan atau hambatannya sangat peka terhadap intensitas cahaya. Komponen
LDR biasanya juga disebut dengan photo resistor, atau photocell.

Banyak orang yang menggunakan komponen ini sebagai pengganti sensor


cahaya. Karena selain efektif, harganya pun lebih murah. Jika anda pernah melihat
beberapa rangkaian elektronika sederhana seperti lampu jalan otomatis, pastinya anda
pernah melihat komponen yang satu ini sebagai sensornya.

Perlu diketahui bahwa nilai resistansi LDR sangat dipengaruhi oleh intensitas
cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka semakin menurun nilai
resitansinya. Sebaliknya, jika cahaya yang mengenainya sedikit (gelap), maka nilai
hambatannya menjadi semakin besar, sehingga arus listrik yang mengalir akan
terhambat.

Gambar 2.9 Simbol LDR

Pada umumnya sebuah LDR memiliki nilai hambatan 200 Kilo Ohm saat berada
di kondisi minim cahaya (gelap), dan akan menurun menjadi 500 Ohm pada kondisi
terkena cahaya. Tak heran jika komponen yang satu ini banyak diaplikasikan pada
rangkaian dengan tema saklar otomatis dari cahaya.
2.4.1 Fungsi LDR
Dari penjabaran mengenai arti LDR tadi, fungsi LDR adalah sebagai saklar
otomatis berdasarkan cahaya. Jika cahaya yang diterima oleh LDR banyak, maka
nilai resistansi LDR akan menurun, dan listrik dapat mengalir (ON). Sebaliknya, jika
cahaya yang diterima LDR sedikit, maka nilai resistansi LDR akan menguat, dan
aliran listrik terhambat (OFF).
BAB III
PEMBAHASAN

Pada Otomasi Lampu ini menggunakan system PROFIBUS Network


Configurations dimana pada electrical network menggunakan prinsip Transmision
RS485, menurut EN50170 volume 2 dan DIN 19245 bagian 1-4, PROFIBUS terdiri
dari 3 versi: PROFIBUS DP, PA, dan FMS untuk versi yang digunakan adalah
PROFIBUS FMS sebagai Otomasi untuk keperluan umum atau lebih Universal. Pada
umumnya PROFIBUS ini digunakan untuk communication pada cell level, dan juga
lebih flexibel .Untuk jenis kabel yang digunakan adalah 830-1 connecting cable
karena harganya yang terbilang murah untuk koneksi programming device, PCs dan
OLMs. Fiber Optic juga digunakan untuk indoor dan outdoor. RS 485 bus terminal
juga digunakan untuk menkoneksikan dengan RS 485 interface ke PROFIBUS,
sedangkan untuk mengkoneksikan PROFIBUS station ke PROFIBUS bus cables kita
menggunakan PROFIBUS bus connector, untuk jenis yang digunakan adalah bus
connector dengan versi 30 outlet kabel tanpa PG interface dikarenakan transmission
ratenya yang sama dengan 830-1 connecting cable yang kita gunakan, yaitu dengan
rate up hingga 1.5Mbit/s. OLM (Optical Link Module) berfungsi untuk
mengkonfigurasikan PROFIBUS network dengan topologi jenis bus, ring atau star.
Modul dapat menggunakan kabel fiber plastic maupun glass di tiga dan empat
channel version. Ada dua jenis versi kabel yaitu standart version (OLM/S3 dan
OLM/S4) untuk jarak 2850 m, kemudian untuk jarak jauh menggunakan jenis
(OLM/S3-1300 dan OLM/S4-1300) untuk jarak hingga 10 km (multimode FO) atau
15 km (single-mode FO). Untuk Master Server juga menggunakan SSH dan
Proxifier, dimana SSH (Secure Shell) yang merupakan sebuah protokol jaringan yang
memanfaatkan kriptografi untuk melakukan komunikasi data pada perangkat jaringan
agar lebih aman. Master Device (PROFIBUS Protocol) berfungsi untuk menentukan
data komunikasi pada bus. Master Device dapat mengirim pesan tanpa request
external, Master dapat mengirim pesan ke Slave ataupun membaca pesan dari slave.
BAB IV
KESIMPULAN
LAMPIRAN

You might also like