You are on page 1of 10

LAPORAN PENDAHULUAN

CANCER COLON

OLEH:

DIAN SULASTI

C121 13 501

Preseptor Institusi Preseptor Klinik

( ) ( )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017
BAB I

KONSEP MEDIS

A. Definisi
Kolon adalah bagian terbesar dari usus besar. Panjangnya hampir 5 kaki. Kolon
memiliki empat bagian yaitu kolon ascending, transverse, descending, dan sigmoid.
Dindingnya memiliki empat lapisan utama mukosa, submukosa, muskularis propia, dan
serosa atau adventitia. Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel
yang abnormal, bila hal ini terjadi di usus besar atau rectum maka disebut kanker
kolorektal (American Cancer Society, 2017).
American Cancer Society (ACA) tahun 2016, menjelaskan bahwa kanker kolorektal
adalah kanker yang dimulai di usus besar atau rektum. Kanker ini juga bisa disebut
kanker usus besar atau kanker rektum, tergantung tempat bermulanya. Kanker usus besar
dan kanker rektum sering dikelompokkan bersama karena memiliki banyak kesamaan.
Hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma. Adenokarsinoma adalah
kanker sel yang melapisi kelenjar dan, dalam kasus kanker usus besar, memmproduksi
lendir (National Comprehensive Cancer Network, 2016) Awalnya kanker kolorektal
dapat muncul sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas, menginvasi dan
menghancurkan jaringan normal, dan meluas ke struktur sekitarnya (Smeltzer, 2015).

B. Etiologi
Sebagian besar kanker kolon dimulai dari polip pada lapisan dalam usus besar atau
rektum Beberapa jenis polip dapat berubah menjadi kanker selama beberapa tahun,
namun tidak semua polip menjadi kanker. Kemungkinan berubah menjadi kanker
tergantung pada jenis polip. 2 jenis polip utama adalah:
1. Adenomatous polyps (adenoma): Polip ini kadang berubah menjadi kanker. Karena
itu, adenoma disebut kondisi pra-kanker.
2. Hyperplastic polyps dan inflammatory polyps: Polip ini lebih sering terjadi, namun
secara umum tidak bersifat pra-kanker.
Adapun faktor resiko dari kanker kolorektal berdasarkan National Cancer Institute
(2017) adalah :
1. Usia
Menurut ACA (2017), risiko kanker kolorektal meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Proporsi kasus yang di diagnosis pada individu yang berusia
dibawah 50 tahun meningkat dari 6 % pada tahun 1990 menjadi 11% pada tahun
2013. Sebagian besar (72%) pada kasus ini terjadi pada individu dengan usia di atas
40 tahun.
2. Genetik
Hampir 30% pasien kanker kolorektal memiliki riwayat keluarga dengan penyakit
ini, sekitar 5% diantaranya disebabkan oleh kelainan genetic yang diwariskan.
Individu dengan riwayat keluarga tingkat pertama (orangtua, saudara kandung atau
anak) yang didiagnosis dengan kanker kolorektal memiliki risiko 2 sampai 4 kali
dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit
tersebut.
3. Riwayat menderita adenoma beresiko tinggi (polip kolorektal yang berukuran 1
sentimeter atau lebih besar atau memiliki sel yang terlihat abnormal di bawah
mikroskop).
4. Riwayat menderita kolitis ulserativa kronis atau penyakit Crohn selama 8 tahun atau
lebih. Penyakit Crohn juga sering disebut colitis granulomatosis atau colitis
transmural, merupakan peradangan di seluruh dinding granulomatois, sedangkan
colitis ulseratif secara primer adalah inflamasi yang terbatas di selaput lendir kolon.
Risiko terjadinya kanker kolon pada Crohn;s lebih besar.
5. Mengonsumsi alcohol
Konsumsi alcohol sedang dan berat (<12,5 gram perhari, sekitar satu minuman),
dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolon. Dibandingkan dengan seseorang
yang tidak minum alcohol dan hanya mengonsumsi sesekali, seseorang yang rata-
rata mengonsumsi 2 sampai 3 minuman beralkohol per hari memiliki risiko kanker
20% lebih tinggi, dan yang mengonsumsi lebih dari 3 minuman per hari memiliki
sekitar 40% peningkatan risiko.
6. Merokok
Badan Penelitian Kanker Internasional pada November 2009 melaporkan bahwa
merokok dapat menyebabkan kanker kolorektal. Kaitan terhadap rectum lebih besar
dibandingkan dengan kolon.
7. Gaya hidup (obesitas)
Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker kolon yang lebih tinggi pada pria
dibandingkan wanita. Secara khusus seseorang dengan berat badan normal, pria
obesitas memiliki 50% risiko kanker kolon lebih tinggi dan kanker rectal 20%,
sedangkan wanita obesitas memiliki sekitar 20% peningkatan risiko kanker kolon
dan risiko kanker rectal 10%. Obesitas dapat berdampak negative pada kesehatan
metabolic yang merupakan fungsi utama dari semua proses biokimia didalam tubuh.
Studi terbaru menunjukkan bahwa kesehatan metabolic yang buruk memiliki kaitan
dengan kejadian kanker kolorektal.

C. Manifestasi Klinik
Kanker kolon seringkali dapat dideteksi dengan prosedur skrining. Adapun
manifestasi klinis dari kanker kolon menurut (Network, 2016) adalah :
1. Anemia
2. Perdarahan pada rectum
3. Nyeri abdomen
4. Perubahan kebiasaan defekasi
5. Obstruksi usus atau perforasi.
Sementara (Smeltzer, 2015) menjelaskan manifestasi klinis dari kanker kolon maupun
kanker rektum yaitu :
1. Keluarnya darah di dalam atau pada feses
2. Penurunan berat badan dan keletihan
3. Lesi di sisi kanan kemungkinan disertai dengan nyeri abdomen yang tumpul dan
melena
4. Lesi sisi kiri dikaitkan dengan obstruksi (nyeri dan kram abdomen, penyempitan
ukuran feses, konstipasi dan distensi) dan darah berwarna merah terang di feses.
5. Lesi rectal dikaitkan dengan tenesmus (mengejan yang nyeri dan tidak efektif saat
defekasi), nyeri rectal, mengalami konstipasi dan diare secara bergantian, feses
berdarah
6. Tanda-tanda komplikasi : obstruksi usus parsial atau komplet, ekstensi tumor dan
ulserasi ke pembuluh darah sekitar (perforasi, pembentukan abses, peritonitis,
sepsis, atau syok)
7. Dalam banyak kasus, gejala tidak muncul sampai kanker kolorektal berada dalam
stadium lanjut.

D. Komplikasi
Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal, antara lain :
1. Obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi
2. Perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi organ peritoneal
3. Perluasan langsung ke organ-organ yang berdekatan

E. Pemeriksaan Penunjang
Smeltzer (2015) mengemukakan pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk diagnosis
kanker kolorektum adalah :
1. Pemeriksaan abdomen dan rectal; pemeriksaan darah samar pada feses; barium
enema; proktosigmoidoskopi; dan kolonoskopi, biopsy, atau apusan sitologi
2. Pemeriksaaan CEA (carsinoembryogenic antigen) adalah ditemukannya glikoprotein
di membran sel pada banyak jaringan, termasuk kanker kolorektal. Pemeriksaan ini
harus kembali normal dalam 48 jam sejak eksisi tumor (reliable dalam memprediksi
prognosis dan kekambuhan).

F. Peatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Terapi kanker bergantung pada stadium penyakit dan komplikasi yang
terkait. Obstruksi ditangani dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik dan dengan
terapi darah jika perdarahan cukup berat. Terapi suportif dan terapi pelengkap (
misalnya kemoterapi, terapi radiasi, imunoterapi) termasuk dalam penatalaksanaan
medis (Smeltzer, 2015).
2. Penatalaksanaan bedah
a. Pembedahan adalah terapi primer untuk sebagian besar kanker kolon dan
rectal; jenis pembedahan bergantung pada lokasi dan ukuran tumor, dan dapat
bersifat kuratif atau paliatif.
b. Kolonoskopi dilakukan pada kanker yang terbatas pada satu tempat.
Kolonoskopi adalah prosedur yang dilakukan untuk mengevaluasi bagian
dalam kolon.
c. Kolotomi laparoskopik dengan polipektomi meminimalkan luasnya
pembedahan yang diperlukan dalam beberapa kasus
d. Neodimium : laser ittrium-aluminium-garnet (Nd:YAG) efektif pada beberapa
lesi
e. Reseksi usus dengan anastomosis dan kemungkinan kolostomi atau ileostomi
sementara atau permanen (kurang dari sepertiga pasien) atau pembuatan
kantung/wadah koloanal (kantung J kolonik).
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
Pengumpulan Data
Biodata identitas klien dan penanggung jawab
1. Identitas Klien
Dikaji nama, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan dan lain-lain.
2. Identitas penanggung jawab
Dikaji nama, alamat, pekerjaan dan hubungan dengan klien.
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
(Menjelaskan keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat ini)
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
(Menjelaskan uraian kronologis sakit klien sekarang sampai klien dibawa ke RS,
ditambah dengan keluhan klien saat ini yang diuraikan dalam konsep PQRST)
1) P : Palitatif /Provokatif
(Apakah yang menyebabkan gejala, apa yang dapat memperberat dan
menguranginya)
2) Q : Qualitatif /Quantitatif
(Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar, sejauhmana
merasakannya sekarang)
3) R : Region
(Dimana gejala terasa, apakah menyebar)
4) S : Skala
(Seberapakah keparahan dirasakan dengan skala 1 s/d 10)
5) T : Time
(Kapan gejala mulai timbul, berapa sering gejala terasa, apakah tiba-tiba atau
bertahap)
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
(Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan atau
memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita klien saat ini. Termasuk
faktor predisposisi penyakit dan ada waktu proses sembuh)
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
(Mengidentifikasi apakah di keluarga klien ada riwayat penyakit turunan atau
riwayat penyakit menular)
e. Pola Aktivitas Sehari-hari
(Membandingkan pola aktifitas keseharian klien antara sebelum sakit dan saat
sakit, untuk mengidentifikasi apakah ada perubahan pola pemenuhan atau tidak)
4. Pemeriksaan Fisik
(Fokus pada struktur dan perubahan fungsi yang terjadi dengan tehnik pemeriksaan
yang digunakan Head to Toe yang diawali dengan observasi keadaan umum klien.
Dan menggunakan pedoman 4 langkah yaitu Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
5. Data Psikologis
(Berisi tentang status emosi klien, kecemasan, pola koping, gaya komunikasi, dan
konsep diri)
6. Data Sosial
(Berisi hubungan dan pola interaksi klien dalam keluarga dan masyarakat)
7. Data Spiritual
(Mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimisme terhadap kesembuhan
penyakit, gangguan dalam melaksanakan ibadah)
8. Data Penunjang
(Berisi tentang semua prosedur diagnostik dan laporan laboratorium yang dijalani
klien, dituliskan hasil pemeriksaan dan nilai normal, dituliskan hanya 3 kali
pemeriksaan terakhir secara berturut-turut. Bila hasilnya fluktuatif, buat keterangan
secara naratif)
9. Program dan Rencana Pengobatan
(Berisi tentang program pengobatan yang sedang dijalani dan yang akan dijalani oleh
klien)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor biologis, ketidakmampuan mencerna makanan, kurang asupan makanan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (infeksi)
3. Ansietas berhubungan dengan pembedahan yang akan dilakukan dan diagnosis
kanker
4. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasi
C. Rencana/Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa NOC NIC
1. Ketidakseimbangan 1. Status Nutrisi a. Monitor input dan output cairan
nutrisi: kurang dari 2. Status nutrisi : b. Anjurkan pasien mendiskusikan kebutuhan
kebutuhan tubuh asupan makanan & makanan kepada ahli diet
berhubungan dengan cairan c. Monitor parameter fisiologi (tanda vital,
faktor biologis, 3. Nafsu makan elektrolit), sesuai yang dibutuhkan
ketidakmampuan 4. Fungsi d. Monitor perubahan pernapasan dan jantung
mencerna makanan, gastrointestinal sebagai indikasi kelebihan cairan atau
kurang asupan makanan dehidrasi.
e. Pantau berat harian dan gejala
f. Menentukan riwayat dari jumlah dan jenis
intake cairan dan kebiasaan eliminasi
g. Menetukan status nutrisi pasien dan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi.
h. Identifikasi alergi pasien pada makanan atau
ketidakmampuan.
i. Menentukan pilihan makanan pasien.
j. Lengkapi pengkajian nutrisi pasien
k. Monitor proses makan/cairan dan hitung
intake kalori.
l. Anjurkan makan makanan yang disukai klien.
m. Berikan terapi cairan IV

2. Nyeri akut berhubungan 1. Control nyeri a. Lakukan pengkajian lebih luas terkait nyeri
dengan agen cedera 2. Tingkat nyeri termasuk lokasi, karakteristik, onset/durasi,
biologi (infeksi) 3. Pemulihan frekuensi, kualitas, intensitas atau kehebatan
pembedahan : nyeri dan faktor presipitasi
penyembuhan b. Obervasi ketidaknyamanan nonverbal,
4. Status kenyamanan : terutama pada ketidakmampuan dalam
fisik berkomunikasi efektif
5. Pergerakan c. Gunakan starategi komunikasi terapeutik
untuk menyatakan pengalaman nyeri dan
menyatakan penerimaan sebagai respon
pasien terhadap nyeri
d. Mengeksplor pengetahuan dan keyakinan
pasien terhadap nyeri
e. Evaluasi pengalaman nyeri sebelumnya baik
riwayat individu atau keluarga tentang nyeri
kronik atau kecacatan yang diperoleh
f. Bantu pasien untuk mencari dan menyediakan
dukungan
g. Menentukan pilihan analgesic
h. Monitor tanda vita sebelum mmeberikan
analgesic
i. Pilih dan implementasikan jenis tindakan
(mis., famakoogi, non farmakologi,
interpensonal) untuk mengurangi nyeri

3. Ansietas berhubungan 1. Tingkat kecemasan a. Monitor TTV


dengan pembedahan 2. Tanda-tanda vital b. Instruksikan klien untuk menggunakan
yang akan dilakukan metode mengurangi kecemasan ( seperti
dan diagnosis kanker teknik nafas dalam, distraksi, visualisasi,
meditasi, relaksasi otot progressif, mendengar
music)
c. Jelaskan semua prosedur pada pasien/keluarga
d. Informasikan kepada klien atau orang terdekat
kapan dan dimana tindakan akan dilakukan
e. Berikan kesempatan bagi klien untuk bertanya
ataupun mendiskusikan perasaannya

4. Risiko 1. Keseimbangan a. Monitor input dan output klien


ketidakseimbangan cairan b. Monitor TTV
elektrolit 2. Hidrasi c. Monitor dengan ketat risiko terjadinya
perdarahan pada pasien
Faktor risiko : d. Pantau adanya tanda dan gejala overhidrasi
- Diare yang memburuk atau dehidrasi
- Kekurangan e. Timbang berat badan harian
volume cairan
- Muntah
BAB III

WEB OF CAUTION (WOC)


Tumor recti dan kolon asendens
- Adenomatus polyps ( adenomas)
- Hyperplastic polyps and
inflammatory polyps Ukuran massa dalam lumen

Menembus dinding kolon dan jaringan


Faktor predisposisi :
sekitarnya
- Usia
- Genetik
- Riwayat adenoma perdarahan Obstruksi usus halus
- Colitis ulserativ cronis atau penyakit
Crohn
Perdarahan saluran cerna
- Alcohol Distensi abdomen Mual atau muntah
- Merokok
- Gaya hidup Gangguan eliminasi bowel

Bunyi usus
Anema

Defekasi cair
Ansietas

Perubahan warna feses berat badan

Nyeri Akut Nyeri abdomen Perubahan nutrisi


kurang dari kebutuhan
Risiko ketidakseimbangan cairan dan Diare
elektrolit
DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society.(2016, October 15). About Colorectal Cancer. Retrieved May 14,
2017, from American Cancer Society: https://www.cancer.org/cancer/colon-rectal-
cancer/about/what-is-colorectal-cancer.html

American Cancer Society.(2017). Colorectal Cancer. Facts & Figures 2017-2019. Atlanta:
American Cancer Society.

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Douchterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). Singapore: Elsevier.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). NANDA International Inc. Nursing Diagnoses :
Definitions & Classifications 2015-2017. Jakarta: EGC.

National Cancer Institute. (2017, March 6). Colorectal Cancer. Retrieved May 13, 2017, from
National Cancer Institute: https://www.cancer.gov/types/colorectal/patient/rectal-treatment-pdq

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classifications (NOC). Singapore: Elsevier.

National Comprehensive Cancer Network. (2016). Colon Cancer. Washington: National


Comprehensive Cancer Network.

Smeltzer, S. C. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.

You might also like