You are on page 1of 18

1.

JUDUL : PENGARUH KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN

KUALITAS JALAN RAYA DI KILOMETER NOL YOGYAKARTA

2. LATAR BELAKANG

Dengan semakin majunya perkembangan pembangunan saat ini,

kebutuhan akan penggunaan jalan amatlah penting. Baik untuk masyarakat yang

berada di perkotaan maupun di pedesaan, terlebih dalam pemenuhan

perekonomian masyarakat itu sendiri yang nantinya diharapkan dapat

menciptakan keselarasan dan kesejahteraan masyarakat sehingga negara kita dapat

maju dan dapat tercapainya tujuan pembangunan itu sendiri. Seperti diketahui

bahwa sekarang ini banyak sekali alat transportasi yang dapat digunakan, namun

alat transportasi daratlah yang banyak dan sering digunakan oleh pemakainya.

Sekarang ini pengaturan lalu lintas tidak hanya terbatas pada arus lalu lintas saja,

tetapi juga dirasakan perlu diketahui hubungan dan akibat dari adanya fasilitas-

fasilitas transportasi pada keadaan lingkungan sekitarmya, sehingga akan sesuai

dengan apa yang diingini. Menajemen lalu lintas harus dilihat sebagai bagian yang

tak terpisahkan dari teknik transportasi dimana jaringan jalan raya merupakan

suatu bagian dari system transportasi secara keseluruhan.

Untuk memenuhi hal-hal tersebut, setiap pihak- pihak yang berkaitan sangatlah

dituntut kerjasamanya yang baik. Pemerintah telah merencanakan dan

meningkatkan prasarana jalan yang sudah ada sedangkan pemakai jalan dituntut

untuk menjaga dan memelihara jalan tersebut agar tingkat pelayanan dapat

terpenuhi. Selain hal diatas perlu juga fasilitas penunjang, antara lain rambu-

1
rambu lalu lintas, pemisah arah dsb.Pemisah arah (Median) merupakan salah satu

fasilitas yang juga berpengaruh pada karakteristik arus lalu lintas. Penempatan

median bertujuan untuk memisahkan arus dalam lalu lintas yang berlawanan,

sehingga efektifitas jalan dapat ditingkatkan.

Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena

dengan jalanlah maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang

lainnya. Untuk menjamin agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana

yang diharapkan maka selalu diusahakan peningkatan-penigkatan jalan itu.

Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, hal ini menyebabkan

meningkatnya jumlah arus lalu lintas dengan kemampuan jalan yang terbatas.

Keadaan jalan yang macet bukanlah hal yang baru dialami di Kota-kota besar

Indonesia khususnya Yogyakarta . Hal ini diutamakan karena bertambahnya

keinginan masyarakat untuk menggunakan kendaraan-kendaraan bermotor pribadi

untuk memenuhi aktivitas kehidupannya tanpa melihat jauh dampak yang

ditimbulkan. Dengan selalu bertambahnya pengguna jalan, terutama pada jam-jam

tertentu sehigga menuntut adanya peningkatan kualitas dan kuantitas suatu jalan,

untuk itulah perlu adanya penelitian mengenai kapasitas jalan yang ada sehingga

dapat dievaluasi dan dianalisa untuk mengantisipasi perkembangan jumlah

kendaraan dan perkembangan penduduk khususnya di kota Yogyakarta.

Permepatan Kilometer Nol Yogyakarta pada akhir tahun 2015 mengalami

pergantian bentuk dan tekstur jalan , sebelum perombakan jalan kilometer nol

mengunakan Aspal seperti jalan- jalan umumnya. Saat ini jalan kilometer nol

berganti menjadi Paving Blok yang jika dilihat dari atas Perempatan Kilo Meter

2
nol membentuk satu kesatuan lingkaran nol sesuai dengan nama nya Kilometer

Nol.sejak jalan raya kilo meter nol selesai dibangun muncullah beberapa kasus

kecelakaan bermotor yang sering tergelincir pada saat hujan, dan ada juga

transportasi tradisional seperti delman yang dijalan kan oleh kuda sering

tergelincir, itu membuktikan bahwa jalan kilometer nol tidak rata atau

bergelombang.

3
3. TUJUAN PENELITIAN

Adapun penelitian yang kami lakukan mempunyai maksud untuk mengetahui

PENGARUH KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN KUALITAS JALAN

RAYA DI KILOMETER NOL YOGYAKARTA Dari hasil penelitian tersebut

akan dapat diketahui permasalahan yang ada dan mencari alternatif pemecahan

masalah yang dihadapi. Dari hasil penelitian ini juga diharapkan nantinya dapat

memberikan informasi dalam perencanaan transportasi kota pada umumnya dan

khususnya perencanaan jalan dalam pusat kota, sehingga dapat diterapkan dalam

usaha memaksimalkan jalan yang ada. Selain itu hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi pihak yang terkait

dalam merencanakan transportasi kota.

4
4. TINJAUAN PUSTAKA

1. Kecelakaan Lalu Lintas

Definisi kecelakaan menurut Undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan no. 22

Tahun 2009 menyatakan ; Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di jalan

yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa

Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta

benda.

Penggolongan dan Penanganan Perkara Kecelakaan Lalu Lintas pada Pasal 229 :

(1) Kecelakaan Lalu Lintas digolongkan atas:.

a. Kecelakaan Lalu Lintas ringan;

b. Kecelakaan Lalu Lintas sedang; atau

c. Kecelakaan Lalu Lintas berat.

(2) Kecelakaan Lalu Lintas ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan Kendaraan dan/atau

barang.

(3) Kecelakaan Lalu Lintas sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

merupakan kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan Kendaraan

dan/atau barang.

(4) Kecelakaan Lalu Lintas berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

merupakan kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka

berat.

5
(5) Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

disebabkan oleh kelalaian Pengguna Jalan, ketidaklaikan Kendaraan, serta

ketidaklaikan Jalan an/atau lingkungan II.2 Karateristik Kecelakaan

Kecelakaan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor. Secara garis besar

kecelakaan diklasifikasikan berdasarkan tipe kecelakaan, korban kecelakaan,

kondisi kendaraan saat kecelakaan, kendaraan terlibat kecelakaan, waktu

kecelakaan (hari dan jam), cuaca saat kecelakaan terjadi, lokasi kecelakaan, tipe

tabrakan, jenis kendaraan dan penyebab kecelakaan. Menurut PPedoman

Penanganan lokasi rawan kecelekaan lalu lintas (Pd T-09-2004-B ) analisis data

menitik-beratkan kepada kajian antara tipe kecelakaan yang dikelompokkan atas

tipe kecelakaan dominan.

Analisis data dilakukan dengan pendekatan 5W + 1H , yaitu Why (penyebab

kecelakaan), What (tipe kecelakaan), Where (lokasi kecelakaan), Who (pengguna

jalan yang terlibat), When (waktu kejadian) dan How (tipe pergerakan kendaraan )

1. Why : Faktor penyebab kecelakaan (modus operandi) Analisis ini dimaksudkan

untuk menemukenali faktor-faktor dominan penyebab suatu kecelakaan, antara

lain

a. terbatasnya jarak pandang pengemudi,

b. pelanggaran terhadap rambu lalu lintas,

c. kecepatan tinggi seperti melebihi batas kecepatan yang diperkenankan,

d. kurang antisipasi terhadap kondisi lalu lintas seperti mendahului tidak aman
6
e. kurang konsentrasi,

f. parkir ditempat yang salah,

g. kurangnya penerangan,

h. tidak memberi tanda kepada kendaraan lain,dsb

Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan

bermotor tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan.kadang

kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka luka atau kematian manusia atau

binatang. Kecelakaan lalu-lintas menelan korban jiwa sekitar 1,2 juta manusia

setiap tahun menurut WHO.

1.1 Faktor yang mempengaruhi Kecelakaan

Ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadikanya kecelakaan,

pertama adalah faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraandan yang terakhir

adalah faktor jalan. Kombinasi dari ketiga faktor itu bisa saja terjadi, antara

manusia dengan kendaraan misalnya berjalan melebihi batas kecepatan yang

ditetapkan kemudian ban pecah yang mengakibatkan kendaraan mengalami

kecelakaan. Disamping itu masih ada faktor lingkungan, cuaca yang juga bisa

berkontribusi terhadap kecelakaan.

A. Faktor manusia

Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan.

Hampir semua kejadian kecelakaan didahului denganpelanggaran rambu-rambu

lalu lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan


7
terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan

yang diberlakukan atau pula pura-pura tidak tahu.Selain itu manusia sebagai

pengguna jalan raya sering sekali lalai bahkan ugal ugalan dalam mengendarai

kendaraan, tidak sedikit angka kecelakaan lalu lintas diakibatkankarena membawa

kendaraan dalam keadaan mabuk, mengantuk, dan mudah terpancing oleh ulah

pengguna jalan lainnya yang mungkin dapat memancing gairah untuk balapan.

B. Faktor kendaraan

Faktor kendaraan yang paling sering adalah kelalaian perawatan yang dilakukan

terhadap kendaraan. Contoh nya seperti rem blong, setir macet, dll.

Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan

diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untukmelakukan pengujian

kendaraan bermotor secara reguler.

C. Faktor Kualitas Jalan

Faktor Jalan , Geometrik jalan ,pagar pengaman di daerah pegunungan ada

tidaknya median jalan,jarak pandang dan kondisi permukaan jalan .jalan yang

rusak atau berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi sepeda

dan sepeda motor

D. Faktor Cuaca

Hari hujan juga memengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman

menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh

karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan

mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek.

8
5. LANDASAN TEORI

5.1 Umum

Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi pasti akan menimbulkan korban jiwa

dan juga kerugian secara materil. Kasus inilah juga yang sering terjadi di Jalan

Tanjakan Ale Ale Padang bulan, banyak kecelakaan lalu lintas yang tidak hanya

melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

menimbulkan korban meninggal dunia akibat terlalu seringnya terjadi kecelakaan

lalu lintas dilokasi ini. Jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi masih

didominasi kendaraan ataumanusia. Dimana kecelakaan lalu lintas ini terjadi

akibat kelalaian manusia dalammengemudi hingga melakukan penyeberangan

jalan tapi tidak pada titikdilakukannya penyebrangan dalam hal ini zebra cross.

Kejadian ini dapat di cegahdengan memberikan pengertian dalam bentuk

sosialisasi atau penyuluhan kepadawarga masyarakat tentang undangundang lalu

lintas serta tata tertib yang harusdipatuhi saat berkendara.Data kecelakaan lalu

lintas yang lengkap dan akurat menurut Malkhamah(1995), sangat diperlukan

untuk membantu memahami segala hal yangberhubungan dengan kecelakaan lalu

lintas, karakteristik kecelakaan yang terjadi,lokasi rawan kecelakaan.

3.2 Daerah Rawan Kecelakaan

Menurut Dewanti, (1996) menyampaikan bahwa pada daerah perkotaan,baik

lokasi rawan kecelakaan yang di anggap sebagai Black spot adalah ruassepanjang

500 meter. Sesuai dengan konsep penelitian ini, daerah rawan kecelakaan

merupakan daerah yang angka kecelakaannya tinggi, dan akibat yangditimbulkan

9
terhadap pelaku kecelakaan cukup parah. Kriteria umum yang dapatdigunakan

untuk menentukan black spot adalah sebagai berikut :

1. Jumlah kecelakaan selama periode tertentu melebihi suatu nilai tingkat

kecelakaan rata-rata.

2. Tingkat kecelakaan atau accident rate ( perkendaraan ) untuk suatu perioda.

3. Jumlah kecelakaan dan tingkat kecelakaan, keduanya melebihi nilai tingkat

kecelakaan rata-rata.

4. Tinggkat kecelakaan melebihi nilai kritis yang diturunkan dari analisis statik

yang tersedia. Penentuan lokasi black spot dilakukan dengan mempertimbangkan

tingkat kecelakaan yang memperhitungkan panjang ruas jalan yang ditinjau.

3.3 Angka Kecelakaan

Ada tiga tipe angka kecelakaan lalu lintas menurut Fachrurozy (1996), yang

sangat spesifik untuk menghitung secara kejadian berdasarkan tahunan :

1. Angka kecelakaan secara umum yang menggambarkan kecelakaan lalu lintas

total yang terjadi.

2. Angka kematian yang menggambarkan kecelakaan pada tingkat yang parah.

3. Angka keterlibatan yang menggambarkan tipe kendaraan dan pengemudi yang

terlibat kecelakaan. Angka kecelakaan per Km (accident rate per kilometer),

digunakan untuk membandingkan suatu angka kecelakaan pada ruas jalan yang

memiliki jenis lalu lintas yang seragam.

10
3.4 Pengendalian Kecelakaan

Pengendalian kecelakaan merupakan sesuatu hal yang sangat penting karena

dengan adanya pengendalian kecelakaan, maka tingginya kecelakaan dapat

ditekan atau diminimalkan angka dari kecelakaan lalu lintas.

3.4.1 Geometrik dan perkerasan jalan

1. Menurut Khisty (2005), tujuan utama dari perencanaan geometik jalan adalah

menyediakan pergerakan lalu lintas yang aman, efisien, dan ekonomis. Pada

dasarnya menurut Oglesby dan Hicks (1993), alinemen dalam perencanaan

geometrik jalan harus bersifat konsisten perubahan mendadak dari lengkung datar

ke lengkung tajam atau bagian lurus yang panjang yang ikut dengan lengkung

tajam harus dihindari, karena dapat menimbulkan bahaya kecelakaan lalu lintas.

oleh sebab itu faktor geometrik jalan juga dapat berpengaruh terhadap jumlah

kecelakaan yang terjadi pada ruas jalan Tanjakan Ale Ale Padang Bulan.

2. Menurut Sukirman (1992), Perkerasan jalan merupakan suatu komponen yang

sangat penting dalam memenuhi kelancaran pergerakan lalu lintas.

3.4.2 Kecepatan kendaraan (vehicle speed)

Menurut Sukirman (1994), kecepatan adalah besaran yang menunjukkan jarak

yang ditempuh oleh kendaraan di bagi waktu tempuh. Biasanya dinyatakan dalam

Km/jam. Kecepatan ini menunjukkan sebuah nilai gerak dari suatu kendaraan.

Menurut Oglesby (1988), Pada dasarnya kecepatan yang terlalu besar untuk suatu

kondisi merupakan salah satu factor penyebab kecelakaan yang fatal. Kendaraan

11
yang melaju dengan kecepatan rata-rata akan memiliki keterlibatan kecelakaan

lalu lintas yang terkecil, tetapi bila ada kendaraan lain yang melaju dengan

kecepatan yang lebih tinggi atau lebih rendah diluar kecepatan rata-rata tersebut

maka kemungkinan terjadinya kecelakaan akan meningkat. Menurut Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 (2006),

3.4.3 Perlengkapan jalan

Menurut Oglesby (1988), penempatan suatu rambu lalu lintas merupakan suatu

hal yang sangat penting sebagai alat untuk menganjurkan, memperingati, dan

mengontrol setiap pengemudi. Posisi rambu biasanya jatuh didalam bidang

pandangan normal seorang pengemudi, sehingga pengemudi tersebut tidak usaha

mengalihkan pandangannya dari jalan. Jika rambu lalu lintas tidak di terangi,

maka rambu tetap harus mendapat pantulan cahaya agar terlihat pada malam hari.

Begitu pula dengan marka jalan yang mempunyai peranan atau fungsi sesuai

dengan Keputusan Menteri Perhubungan (2014) untuk mengatur lalu lintas,

memperingatkan, atau menuntun pengguna jalan dalam berlalu lintas. Melihat

fungsi dari marka jalan maka marka jalan dapat dibuat dengan warna terang

sehingga terlihat secara jelas dan dapat mengambil perhatian pengguna jalan

untuk mengikuti petunjuk marka jalan. Adapun jenis-jenis rambu dan marka jalan

1. Jenis-jenis rambu

Menurut Keputusan Menteri (2014) Rambu Lalu Lintas berdasarkan jenisnya

terdiri atas :

12
a. Rambu peringatan; merupakan sebuah rambu lalu lintas yang berfungsi untuk

memberi peringatan kemungkinan ada bahaya di jalan atau tempat berbahaya pada

jalan dan menginformasikan tentang sifat bahaya.

b. Rambu larangan; merupakan sebuah rambu lalu lintas yang berfungsiuntuk

menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh Pengguna Jalan.

c. Rambu perintah; merupakan sebuah rambu lalu lintas yang berfungsi untuk

menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh Pengguna Jalan.

d. Rambu petunjuk; merupakan sebuah rambu lalu lintas yang berfungsi untuk

memandu Pengguna Jalan saat melakukan perjalanan atau untuk memberikan

informasi lain kepada Pengguna Jalan.

2. Jenis-jenis marka jalan Menurut Keputusan Menteri (2014), Marka jalan

mempunyai 2 jenis sebagai berikut:

a. Marka jalan sebagai peralatan meliputi :

1) Paku jalan digunakan sebagai reflektor Marka Jalan khususnya pada keadaan

gelap dan malam hari.

2) Alat pengarah lalu lintas berupa kerucut lalu lintas berwarna oranye dan

dilengkapi dengan pemantul cahaya berwarna putih.

3) Pembagi lajur atau jalur berfungsi untuk mengatur lalu lintas dengan jangka

waktu sementara dan membantu untuk melindungi pengendara, pejalan kaki, dan

pekerja dari daerah yang berpotensi tinggi akan menimbulkan kecelakaan.

13
Perilaku dari arus lalu lintas merupakan hasil dari pengaruh gabungan

antara manusia, kendaraan dan jalan dalam suatu keadaan lingkungan tertentu.

Dalam hal lalu lintas, manusia berupa pejalan kaki atau pengemudi dan dalam

keadaan itu juga merupakan factor yang paling tidak tetap dan tak bisa diramalkan

secara tepat. Sedangkan jalan mempunyai fungsi yang sangat penting terutama

yang menyangkut perwujudan perkembangan antara daerah yang seimbang dan

pemerataan hasil pembangunan serta pemantapan pertahanan dan keamanan

nasional dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional. Peranan ini akan

dapat dioptimalkan jika jaringan jalan yang ada tetap terpelihara serta adanya

pengaturan yang tepat dan system arus lalu lintas pada arus jalan tersebut.

Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang

diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk

pembangunan raya dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas arus lalu lintas

yang ada merupan persoalan utama dibanyak negara. Telah diakui bahwa

usaha besar diperlukan bagi penambahan kapasitas dimana akan diperlukan

metode selektif untuk perancangan dan perencana agar didapat nilai terbaik bagi

suatu pembiayaan perencanaan jalan raya.Menurut Manual Kapasitas Jalan

Indonesia (MKJI) karakteristik utama jalan yang mempengaruhi kapasitas pada

lalu lintas jalan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu :

Geometrik

Komposisi dan arus pemisah arah

Pengaturan lalu lintas

14
Aktivitas samping jalan / hambatan samping

2.1 Geometrik

Karakteristik geometrik untuk jalan berbagai tipe akan mempunyai kinerja

berbeda pada pembebanan lalu lintas tertentu misalnya jalan terbagi dan jalan

tidak terbagi, sedangkan untuk lebar jalur lalu lintas, kecepatan arus bebas dan

kapasitas meningkat dengan pertambahan lebar jalur lalu lintas.

Karakteristik geometrik tipe jalan yang digunakan untuk masing-masing tipe jalan

menggunakan analisa operasional, perencanaan dan perancangan jalan perkotaan.

Untuk setiap tipe jalan ditentukan prosedur perhitungan yang dapat digunakan

pada kondisi :

Alinyemen datar atau hampir datar

Alinyemen horizontal lurus atau hampir lurus

Pada sigmen jalan yang tidak dipengaruhi antrian akibat hambatan samping atau

arus iringan kendaraan yang tinggi dari samping.

Tipe Jalan

Tipe jalan akan mempunyai kinerja berbeda pada pembebanan lalu lintas tertentu,

misalnya jalan terbagi dan tak terbagi, jalan satu arah.

Lebar Jalur Lalu Lintas

Kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan pertambahan lebar jalur

lalu lintas.

Kerb

15
Kereb sebagai batas antara jalur lalu lintas dan trotoar berpengaruh terhadap

dampak hambatan samping pada kapasitas dan kecepatan kapasitas jalan dengan

kereb lebih kecil dari jalan dengan bahu. Selanjutnya kapasitas berkurang jika

terdapat penghalang tetap dekat tepi jalur lalu lintas, tergantung apakah jalan

mempunyai kereb atau bahu. Skripsi

Median

Median yang baik direncanakan untuk menurunkan kapasitas.

2.2 Pengaturan lalu lintas

Melalui diterapkannya pemberlakuan batas kecepatan didaerah perkotaan di

Indonesia yaitu dengan pembatasan akses dari lahan samping jalan dan

sebagainya

2.3 Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan.

Keaneka ragaman perilaku dari pengemudi dan pengguna jalan yang ada di

Indonesia khususnya didaerah perkotaan dimasukan dalam prosedur perhitungan

secara tidak langsung melalui ukuran kita.

16
6. HIPOTESIS

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan hipotesa yang dirumuskan sebagai

berikut : jika model kecelakaan dengan variabel variabel jalan dari kondisi

lingkungan diketahui maka jumlah kecelakaan dapat diminimalkan jumlahnya

serta tingkat kepatalan korban dapat diminimalisir.

7. CARA PENELITIAN

Cara penelitian ini menggunakan cara observasi ,wawancara dan deskriktif.

Metode Observasi Dengan meggunakan metode ini penulis secara langsung

melakukan pengamatan di lapangan guna pengumpulan data-data. Adapuin yang

diobservasi yaitu jumlah kendaraan yang lewat, arah lalu lintas dan hambatan

samping yang ada di kanan dan kiri ruas jalan yang diamati.Pengambilan dan

Pengumpulan data-data di lapangan yang diperlukan meliputi :

1. Data volume lalu lintas

2. Data kecelakaan diruasjalan tersebut

3. Wawancara pihak kepolisian dan masyarakat sekitar

8. JADWAL PENELITIAN

Jadwal penelitian akan dilakukan awal tahun 2017

17
9. DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. 1992. Tata Cara Pemasangan Rambu dan Marka

Jalan. Jakarta

Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),

Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan

Antar Kota, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum. 2004. Pedoman Perencanaan Bundaran Untuk

Persimpangan Sebidang. Jakarta.

Departemen Perhubungan. - . Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan.

Jakarta.

Homburger, Wolfgang S. Dkk. 1993. Transportation and Traffic Engineering

Handbook, Second edition. New Jersey: Institute of Transportation Engineers,

Prentice Hall, Inc.

Marwoto. 2002. Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Tol Krapyak-Srondol

Semarang,

18

You might also like