Professional Documents
Culture Documents
Tulang panggul (os sakrum) terdiri atas kiri dan kanan yang melekat satu sama
lain di garis medianus persambungan tulang rawan disebut simpisis oseum
pubis sehingga terbentuk gelang panggul yang disebut singulum ekstremitas
inferior.
1.2.2 Etiologi
Menurut Hamilton (1999) CPD disebabkan oleh panggul ibu yang
sempit, ukuran janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.
1.2.4 Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya penyakit ini berhubungan erat dengan
penyebabkan CPD itu sendiri, yaitu kapasitas panggul atau ukuran
panggul yang sempit dan ukuran janin terlalu besar.
CPD
SC CV < 8
CV > 8 -10
Persalinan percobaan
Berrhasil Gagal
Post anastesi Luka post SC
Jaringan Jaringan
terputus terbuka
Post partum nifas
Penurunan Penurunan
medulla kerja pons
Merangsang Proteksi
Distensi kabtung kemih oblongata
area sensori kurang
Penurunan
Udem dan memar di Penurunan kerja otot
eliminasi Gangguan Invasi bakteri
uretra refleks batuk
rasa nyaman
1.2.7 Prognosis
1.2.7.1 Pada ibu
a. Partus lama yang disertai dengan pecahnya ketuban pada
pembukaan kecil dapat menimbulkan dehidrasi dan
asidosis serta infeksi intrapartum.
b. Dengan his yang kuat, sedangkan kemajuan janin di
jalan lahir tertahan dapat timbul regangan pada segmen
bawah uterus dan pembentukan lingkaran retraksi
patologis (Bandl). Gangguan ini menimbulkan ancaman
rupture uteri jika tidak segera diambil tindakan untuk
mengurangi regangan tersebut.
c. Dengan persalinan yang tidak maju karena CPD, jalan
lahir pada suatu tempat mengalami tekanan yang lama
antara janin dan tulang panggul. Hal ini dapat
menimbulkan gangguan sirkulasi sehingga terjadi
iskemia kemudian nekrosis pada daerah tersebut.
Beberapa hari postpartum dapat terjadi fistula
vesikoservikalis, fistula vesiukovaginalis, fistula
rektovaginalis.
1.2.7.2 Pada Bayi
a. Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal,
apalagi jika ditambah dengan infeksi intrapartum.
b. Prolapsus funikuli jika terjadi menimbulkan bahaya yang
sangat besar bagi janin sehingga harus segera dilahirkan
apabila janin masih hidup.
c. Tekanan pada promontorium atau oleh simfisis pada
panggul menyebabkan perlukaan pada jaringan di atas
tulang kepala janin, bahkan dapat menimbulkan praktur
pada os parietalis.
Diagnose 2 : konstipasi
1.3.2.1 Definisi
Penurunan frekuensi normal defekasi yang disertai
pengeluaran feses yang sulit atau tidak lampias atau
pengeluaran feses yang sangat keras dan kering.
Intervensi Rasional
Pengkajian :
Identifikasi factor yang Pencegahan dini agar tidak
dapat menyebabkan atau memperparah keadaan pasien.
berkontribusi terhadap
konstipasi.
Penyuluhan untuk pasien/ Memberikan pemahaman
keluarga : tentang tindakan yang akan
Jelaskan etiologi masalah
dilakukan
dan rasional tindakan pada
pasien.
Kolaborasi :
a. Konsultasi dengan a. Mengetahui gangguan yang
dokter tentang penuruan mungkin terjadi pada
atau peningkatan pasien.
b. Mengetahui tindakan yang
frekuensi bising usus
b. Sarankan pasien untuk dapat dilakukan mengatasi
berkonsultasi dengan masalah
dokter jika konstifasi
atau imfaksi terjadi
Mandiri :
a. Anjurkan aktivitas yang a. Merangsang eliminasi
optimal defikasi pasien.
b. Berikan privasi dan b. Menambah kenyamanan
keamanan untuk pasien untuk pasien selama
selama eleminasi eleminasi defekasi
defekasi
c. Beri perawatan dalam
sikap yang menerima,
tidak menghakimi.
c. Kolaboratif
1) Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiat
yang terjadwal (misalnya : setiap 4 jam selama 36 jam)
atau PCA. Rasional : mengurangi nyeri.
2) Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri
menjadi lebih berat. Rasional : penanganan dini pada
nyeri yang dirasa pasien.
3) Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil
atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang
bermakna dari pengalaman nyeri pasien di masa lalu.
Rasional : menentukan tindakan penanganan nyeri lebih
lanjut.
d. Mandiri
1) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan.
Rasional : lingkungan yang panas, gaduh dan
sebagainya dapat mempengaruhi keadaan pasien yang
dapat berdampak pada rasa nyeri.
2) Pastikan pemberian analgesia terapi atau strategi
nonfarmakologi sebelum melakukan prosedur yang
menimbulkan nyeri.
Rasional : mencegah bertambahnya rasa nyeri yang
dirasakan pasien.
Daftar Pustaka
Hamilton, Persis. (1999). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi : 2.
Jakarta : EGC
Reeder. (1997). Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga.
Jakarta : EGC
Varney, Hellen. (2007). Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC
Wilkinson, J.M. Ahern, N.R., 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : EGC
() ()