You are on page 1of 11

ANALISA KESTABILAN TRANSIEN DENGAN PELEPASAN

PEMBANGKIT DAN BEBAN(GENERATION/LOAD SHEDDING) PADA


SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI TRAGI SIBOLGA 150/20 KV( STUDI
KASUS PADA PENYULANG TRAGI SIBOLGA, SUMUT)

Rio Parohon Tua Tambunan1, Karnoto, S.T., M.T.2, Susatyo Handoko, S.T., M.T.3
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email : Ryopram@gmail.com

ABSTRAK

Pada sistem tenaga listrik, frekuensi merupakan indikator dari keseimbangan antara daya yang
dibangkitkan dengan total beban sistem. Pada Tugas Akhir ini, akan mempelajari tentang kestabilan transien
akibat adanya pelepasan pada pembangkit dan pelepasan beban pada Tragi Sibolga 150/20KV, pelepasan
beban ataupun pembangkit cenderung terjadi dikarenakan adanya gangguan dan bebal total pada penyulang.
Pada simulasi pelepasan beban dan pembangkit akan dilakukan variasi pelepasan beban penyulang dan
pembangkit penunjang lainnya, gangguan yang diberikan pada simulasi program transient stability analysis
adalah gangguan pada busbar, CB dan gangguan pembangkit. Study kasusnya yakni beban penyulang, jaringan
radial dan perubahan frekuensi df/dt pada sistem Tragi Sibolga.Untuk menjaga stabilitas sistem dilakukan
pelepasan beban dengan tahapan under/overfrekuensi sebesar 48Hz-52,2Hz untuk penyulang 20KV dengan
ETAP7.0. Pada simulasi dilakukan tiga analisa yakni variasi pelepasan beban, pelepasan pembangkit dan
perhitungan nilai ENS. Dari simulasi, frekuensi sistem dapat pulih sekitar 4-10 detik setelah terjadi gangguan
tergantung pada besar kelebihan beban penyulang Tragi Sibolga 150/20KV.
Kata kunci : pelepasan beban,stabilitas transien, frekuensi, pembangkit,gangguan

ABSTRACT

In power system, the frequency is an indicator of the balance between the total power generated by the
system load. In this final project, will learn about the stability of the transient due to the release of the
generation and release of the load tragi Sibolga 150/20KV , load shedding or generation tends to occur due to
interference and total fool on feeders. In the simulation of load shedding and generation will perform variations
of load shedding feeders and other supporting plants, disturbance given to the simulation of transient stability
analysis program is interference with the busbar, CB and nuisance plants. Study case the load feeders, radial
network and frequency change df / dt at Tragi Sibolga system.To maintain the stability of the system is done
with the load shedding stages under / overfrekuensi of 48Hz-52, 2Hz for 20KV feeders with ETAP7.0. In the
analysis of the simulation performed three variations of load shedding, generation and release of ENS value
calculation. From the simulations, the frequency of the system can be recovered after about 4-10 seconds
depending on the major disruption overloaded feeders tragi Sibolga 150/20KV.
Keywords: load shedding, transient stability, frequency, power, interference

1. Pendahuluan keluar dari batas stabil. Oleh karena itu, perubahan


beban harus diikuti dengan perubahan daya
Kebutuhan listrik dewasa ini semakin penggerak generator. Hal ini dimaksudkan agar
meningkat. Listrik merupakan energi yang sangat terjadi keseimbangan antara daya beban dan
berpengaruhdalam kehidupan manusia. Oleh daya suplai. Rencana tugas akhir ini berawal dari
karena itu, kualitas listrik yang baik haruslah adanya ketidakstabilan pembangkit yang terjadi
dipenuhi agar kebutuhan konsumen terpenuhi. pada sistem pembangkitan disibolga, yaitu sering
Perubahan beban yang bervariatif berdampak terjadinya pemadaman bergilir dengan alasan
pada kestabilan sistem. Jika daya mekanik pada umum yaitu adanya perbaikan pembangkit,
poros penggerak awal tidak dengan segera kerusakan jaringan, beban penuh ( overload)
menyesuaikan dengan besarnya daya elektrik kualitas sistem transmisi dan sistem distribusi,
pada beban listrik, maka frekuensi dan tegangan adanya perubahan siklus saluran interkoneksi. Hal
akan bergeser dari posisi normal. Perubahan ini menyebabkan sering terjadi kegagalan operasi
yang signifikan dapat menyebabkan sistem optimal pada sistem Tragi ( transmisi dan gardu

1
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro
2,3
Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro
induk ) Sibolga, pada Tragi sibolga 150/20 kv Besar beban yang dilepaskan dari suatu
terhubung pada beberapa gardu induk dengan jarak sistem untuk memulihkan frekuensi generator
jarak yang jauh pada saluran transmisi ataupun disesuaikan dengan tingkat frekuensi acuan yang
saluran distribusi kebeban yang terhubung pada telah diatur pada rele. Untuk mendapatkan
setiap penyulang gardu induk. Berdasarkan alasan besarnya nilai beban - beban yang harus
tersebut, penulis mencoba membuat simulasi dilepaskan terdapat beberapa parameter yang
pelepasan beban dan pelepasan pembangkit untuk harus ditentukan dengan mempertimbangkan
mengetahui kestabilan transien pada Tragi Sibolga keandalan sistem, yaitu:
dengan simulasi program analysis transient
stability ETAP 7.0 a. Frekuensi diharapkan setelah pelepasan beban

pelepasan beban b. Waktu pemulihan

2. Metode
Jika terjadi gangguan dalam sistem
yang menyebabkan daya yang tersedia tidak
2.1. pembuatan program Simulasi
dapat melayani beban, misalnya disebabkan oleh
adanya unit pembangkit yang trip, maka untuk Data yang digunakan pada simulasi ini
mencegah terjadinya collapse pada sistem perlu adalah data existing atau data beban real pada
dilakukan pelepasan beban. Kondisi jatuhnya salah penyulang 20KV dan data pembangkit, transmisi
satu unit pembangkit dapat dideteksi dengan dari UPB dan UPT Pematang siantar
adanya penurunan frekuensi sistem yang drastis.
Demikian berpengaruhnya besar laju penurunan
frekuensi terhadap pelepasan beban, maka perlu
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
besar laju penurunan frekuensi. Faktor-faktor
tersebut antara lain:

a. Konstanta inersia

b. Daya mekanik generator

c. Daya elektrik yang dibutuhkan beban

Besar kelebihan beban biasanya dinyatakan


dalam prosentase (H. E. Lokay, 1968):

kelebihan beban = x 100%


kelebihan beban = x 100%

Dalam suatu sistem tenaga listrik


terdapat bebagai macam beban. Beban tersebut
dapat berupa motor-motor induksi yang Gambar 2.1. Program Simulasi Analysis Transient
Stability
dimanfaatkan di lingkungan industri maupun lampu
penerangan di bangunan dan jalan. Beban -beban Secara umum metodologi penelitian untuk
tersebut memiliki nilai prioritas kebutuhan dan nilai analisa pelepasan beban dan pembangkit
ekonomi bagi penggunanya. menggunakan simulasi ETAP dapat dilihat pada
diagram alir gambar 2.2.
Oleh sebab itu, beban-beban yang disuplai
oleh suatu generator yang terpasang sebaiknya
diurutkan menurut parameter - parameter sebagai
berikut :

a. Sensitif terhadap kegiatan perekonomian

b. Tingkat kesulitan pengasutan (starting)

c. Daya yang dibutuhkan

2
Mulai

mendesain line diagram


Tabel 2.1. Beban yang Dilepas
tragi sibolga 150/20 KV
dengan Software ETAP
7.0

Menetukan studi kasus


aliran daya ETAP 7.0

menentukan Aliran Daya


menggunakan sofware ETAP 7.0

menentukan gangguan pada simulasi


yaitu gangguan 3 phasa, hubung
singkat P MT dan gangguan
pembangkit dengan software ETAP

menjalankan simulasi program


analysis transient stability dengan
software ETAP 7.0

tampilkan hasil simulasi program


analysis transient stability ETAP
7.0

mengulang proses
simulasi anaysis YA
transient stability
pada study kasus
yang lain?

Tabel 2.2. Skenario Pelepasan Pembangkit


TIDAK

Tampilkan hasil plot dan grafik


simulasi program

Analisa hasil simulasi program


transient stability ETAP 7.0

Selesai

Gambar 2.2. Metodologi Penelitian Pelepasan Beban

Dalam simulasi pelepasan beban ada


beberapa bagian yang diperlukan yaitu beban yang
dilepas dan beban yang merupakan prioritas yang
halnya tidak bisa dilepas karena ada faktor tertentu.

3
3.2. Simulasi Program analysis Transient
Stablility

1. Simulasi Transient Stability dengan gangguan


pada Busbar, Circuit breaker dan gangguan
pembangkit

Gambar 2.3. Aliran Daya Tragi Sibolga 150/20KV

3.. Simulasi dan Analisa Gambar 3.1. Daya Aktif PLTU LA1 dan PLTU
LA2
3.1. Studi kasus stabilitas Transien
Pada simulasi program ini, ada beberapa
variasi pelepasan beban dan pembangkit,

1. Simulasi Transient Stability dengan gangguan


pada Busbar, Circuit breaker dan gangguan
pembangkit

2. Gangguan penyulang PSP2-S2 pada CB135

3. Gangguan pada PLTU Labuhan Angin 2

4. Simulasi 3- Pelepasan Beban 1

5. Simulasi 4- Pelepasan Beban 2

6. Simulasi 5- Pelepasan Beban 3 Gambar 3.2. Daya Aktif pada PLTA inalum,
PLTA sipan1dan2
7. Simulasi 6- Pelepasan Beban 4

8. Simulasi 7- Pelepasan Beban 5

9. Simulasi 8- Pelepasan Beban 6

10. Simulasi 9- Pelepasan Beban 5

11. Simulasi 10- Pelepasan Beban 7

Gambar 3.3. Bus Frekuensi Bus SB1 dan SB4

4
Gambar 3.6. Bus frekuensi GI sibolga

Pada PLTA inalum dan sipan, hampir


sama dengan perubahan pada PLTU tetapi
Gambar 3.4. Frekuensi Bus kehilangan daya lebih kecil yaitu 0,5MW hingga
Tar1,Tar3.Tar4.Tar5,Tar6 1,5MW hingga mencapai pemulihan sistem pada
detik ke-13. Daya yang hilang terpakai pada saat
Analisa diatas menunjukkan ada terjadinya gangguan pada sistem yaitu adanya
perubahan pada supplay daya pada PLTU1 sebagai gangguan pada CB135. Pada simulasi waktu yang
referensi dengan 115MW terjadi perubahan diberikan hingga pemulihan adalah 0,5-9 detik.
perilaku yaitu mulai dari detik pertama dari 78MW pada GI Sibolga yang terhubung dengan 4
hingga detik ke 4 hingga 70MW, karena terjadinya penyulang yaitu SB1,SB2,SB3,SB4 terjadi
gangguan busbar kehilangan 8MW hingga keadaan kenaikan puncak frekuensi pada detik ke-9 yaitu
normal kembali setelah detik 23, pada PLTU2 0,04% atau 50,2HZ, kemudian sistem pulih
dengan supplay daya 80MW, terjadi kehilangan kembali pada detik ke-15 dan perubahan tegangan
daya karena adanya gangguan pada busbar sb2-s1 pada sisi terima busbar penyulang adalah tidak
yaitu dari 62MW hinggan droop hingga 58MW, terlalu besar yaitu rentang 7% dari tegangan
kehilangan 4MW dan PLTU2 mencapai stabil pada nominal 20KV dengan puncak rugi tegangan
detik ke-20. adalah 1,4KV kemudian pemulihan sistem pada
detik ke-10.
Pada frekuensi adanya penurunan dan
kenaikan frekuensi pada busbar penyulang 20KV,
yaitu pada 0-4 detik dengan penurunan tegangan
antara 84-82% dari tegangan 20 KV. Tarutung 3. Gangguan pada PLTU Labuhan Angin 2
terjadi penurunan tegangan hingga 80-85% dari
tegangan nominal yang artinya kehilangan
tegangan pada sisi terima hingga antara 4-3KV,
keadaan tegangan pada busbar kembali pemulihan
pada detik ke-10.

2. Gangguan penyulang PSP2-S2 pada CB135

Gambar 3.7. Daya aktif PLTU LA2

Gambar 3.5. Daya aktif generator PLTA Inalum,


Sipan1 dan 2 dan PLTU LA1 dan LA2

5
Gambar 3.8. Frekuensi penyulang GI Sibolga Gambar 3.10. Frekuensi bus SB1 dan SB4

Stabilitas generator ada perubahan yakni Pada simulasi 1 besar daya supplay dari
pada detik ke-5 generator kehilangan daya hingga pembangkit dengan kategori 75% dari daya kirim
6MW dikarenakan adanya CB307 yang bekerja normal, seperti pada PLTU LA2 yang normalnya
yaitu pada penyulang Gunung2 GI gunung tua, dan beroperasi dengan daya 80MW menjadi 20MW dan
sistem pulih kembali pada detik ke-15. Untuk begitu juga dengan pembangkit lainnya. Untuk
terminal arus juga terjadi perubahan dengan pelepasan beban (1) yaitu pada GI Sibolga dengan
menurunnya besarnya akibat bekerjanya CB307 penyulang SB1-S2 ( 5345KVA), SB4-3
yaitu pada detik ke-5 antara 376-360A, adanya (8760KVA) dan SB4-4 (8700KVA). beberapa
penurunan hingga 16A, karena penyulang gunung2 pembangkit dengan daya kirim 75% dari daya
mengalami gangguan, dan bekerja pada frekuensi kirim normalnya, terjadi perubahan stabilitas pada
49,97HZ, kemudian pemulihan sistem pada detik generator masing masing pada detik ke-5
ke-10. Untuk Bus frekuensi GI Sibolga dan bus dikarenakan CB307 bekerja dan pulih kembali pada
frekuensi Tarutung cenderung tidak mengalami detik ke-8.
perubahan yang signifikan dikarenakan gangguan
hanya terjadi pada penyulang di GI lainnya, hanya pada frekuensi bus saat terjadi atau adanya
ada perubahan pada detik ke-5 karena CB307 gangguan pada detik ke 5 dan pulih kembali pada
bekerja dengan kenaikan frekuensi dari 50HZ detik ke-10, kemudian pulih kembali pada detik ke-
51,1HZ dan frekuensi pulih kembali pada detik ke- 12. Frekuensi antara 49,97-50,5HZ.
10.
5. Simulasi 4- Pelepasan Beban 2
4. Simulasi 3- Pelepasan Beban 1

Gambar 3.11. Daya aktif pada gen PLTMH


Gambar 3.9. Daya aktif generator PLTA inalum,
AR,AB,AS
sipan1, sipan2 dan PLTU LA1

6
Gambar 3.12. Frekuensi bus TELE1,2,3,4
Gambar 3.14. Frekuensi bus psp1
Simulasi (3)-pelepasan (2) yaitu dengan
Pada simulasi(5) dan pelepasan beban (3)
skenario pelepasan pembangkit dan pelepasan
yaitu skenario pelepasan pembangkit dan pelepasan
beban pada sistem Tragi Sibolga. Pada simulasi
beban dari sistem interkoneksi. Pada simulasi(5)
pelepasan pembangkit (3) yaitu lepasnya PLTA
yaitu pelepasan pembangkit PLTA sipan1,PLTMH
sipan1dan sipan2, PLTA Inalum,PLTMH
aek sibundong,PLTMH aek raisan. Untuk
hutaraja,PLTA parlilitan,PLTHM parluasan dan
pelepasan beban yaitu pelepasan beban pada
PLTHM batang gadis. Sedangkan skenario
penyulang PSP1-2 (8085KVA). Pada simulasi ini
pelepasan beban (2) yaitu pada penyulang tele
hanya satu penyulang aja dilepas untuk tujuan
TELE3-1 (1100KVA).
normalisasi tegangan standar pada penyulang GI
Jadi pada hasil pot terlihat adanya PSP.
perubahan pada detik ke-5,ke-9 dan detik ke-21,
hasil plot pada PLTA inalum dan PLTA
hal ini diakibatkan adanya beberapa CB dan relay
sipan adanya tidak stabilnya mulai pada detik ke
yang bekerja dan terjadinya kuantitas penurunan
0,5 hingga detik ke-4 yaitu penurunan pada PLTA
supplay beban terhadap penyulang atau seksi
inalum dan PLTA sipan adanya tidak stabilnya
masing masing. Pulih kembali pada detik ke-25,
mulai pada detik ke 0,5 hingga detik ke-4 yaitu
Perubahan yang terjadi mulai pada detik ke-5
penurunan. Perubahan stabilitas pada bus PSP1
hingga detik ke-20 untuk frekuensi bus dan rasio
yaitu perubahan frekuensi dan perubahan tegangan
frekuensinya antara 50-50,5Hz
yang terlihat pada plot, pada frekuensi terjadi
6. Simulasi 5- Pelepasan Beban 3 kenaikan tegangan hingga menjadi 59,5Hz. Sistem
kembali ke frekuensi normal setelah gangguan
pulih pada detik ke-22.

7. Simulasi 6- Pelepasan Beban 4

Gambar 3.13. Daya aktif PLTA Inalum, PLTA


Sipan2
Gambar 3. 15. Daya aktif pada gen PLTA inalum
dan PLTA sipan2

7
Gambar 3.16. Frekuensi bus psp2 dan psp8 Gambar 3.18. Frekuensi bus TAR3,TAR4,TAR5

Simulasi (7) Pelepasan (5) yaitu


Pada simulasi(6) dan pelepasan beban(4), skenario pelepasan beban dan pelepasan
yaitu skenario pelepasan pembangkit dan pelepasan pembangkit dengan ketentuan berikut, simulasi (7)
beban. Dengan ketentuan pada simulasi (6) yaitu dengan pelepasan pembangkit pada PLTA
pelepasan pembangkit PLTA Sipan1,PLTMH aek Sipan1,PLTA Inalum,PLTMH aek silang,hutaraja
silang,PLTMH hutaraja, aek sibundong, parlilitan, ,aek sibundong, dan PLTMH batang gadis,
aek raisan, parluasan dan batang gadis, sedangkan sedangkan pada pelepasan beban (5) yaitu beban
pada pelepasan beban yaitu pada GI PSP penyulang penyulang Tarutung TAR5-1 (6537KVA), TAR5-1
PSP8-1 (3476KVA), PSP8-2(2920KVA) dan (4250), TAR4-S1 (4350KVA), TAR4-S4
PSP8-4(3820KVA). (5535KVA), TAR4-S6 (4262KVA), TAR3-S2
Pada pembangkit PLTA inalum dan PLTA (2691KVA).
sipan2 bekerja pada 20MW dan pada plot diatas Pada PLTA sipan2, ada ketidakstabilan
terlihat bahwa sistem tidak stabil, mulai dari detik pada sistem karena adanya gangguan dan pelepasan
ke-0,5 hingga detik ke-4 terjadi pengurangan daya beban sejenak, pada detik ke-0,5 terjadi perubahan
kirim ke beban yaitu pada PLTA Inalum menjadi daya aktif hingga detik ke-4 dari 20MW turun
13MW dan PLTA Sipan2 menjadi 10MW artinya menjadi 11MW dan mengalami pemulihan di detik
adanya penurunan pemakaian daya dari 7-10MW ke-6 dan overload pada pembangkit dengan waktu
hal ini dikarenakan adanya kejadian pelepasan puncak pada detik ke-10 dengan kenaikan 3MW,
beberapa bagian penyulang terutama disekitar hal ini terjadi karena adanya relay dan CB yang
penyulang PSP2. Pada frekuensi busbar terlihat bekerja disekitar sistem yang mengalami gangguan,
bahwa kenaikan frekuensi pada sistem yaitu dari pulih kembali pada waktu detik ke-25. Pada
50Hz -59Hz dengan puncak pada detik ke-6, frekuensi terjadi perubahan pada detik ke-1 hingga
kemudian frekuensi mulai turun sampai normal puncaknya pada detik ke-6 dengan perubahan
kembali pada detik ke-22. Hal ini terjadi karena frekuensi dari 50Hz menjadi 59Hz, dan kembali
adanya gangguan dan pelepasan beban yang pulih secara perlahan dan stabil kembali pada detik
dilakukan di sekitar busbar penyulang hingga ke-20.
berdampak bagi penyulang lainnya
9. Simulasi 8- Pelepasan Beban 6
8. Simulasi 7- Pelepasan Beban 5

Gambar 3.19. Daya aktif PLTA Sipan1

Gambar 3.17. Daya aktif PLTA Sipan2

8
Gambar 3.20. Frekuensi bus martabe 1 dan
martabe2
Gambar 3.22. Frekuensi bus SB1,SB2 dan SB3
Simulasi (8) dan pelepasan beban (6) yaitu
skenario pelepasan pembangkit dan pelepasan Simulasi (9) dan pelepasan beban (5) yaitu
beban yang telah ditentukan, untuk simulasi (8) skenario pelepasan beban dan pelepasan
yaitu pelepasan pembangkit PLTA Sipan2,PLTA pembangkit yang telah ditentukan, untuk
Inalum,PLTMH huta raja, dan PLTMH aek simulasi(9) yaitu pelepasan pembangkit pada
sibundong, sedangkan untuk pelepasan beban yakni PLTA parlilitan,PLTMH aek raisan,PLTMH
pada penyulang MARTABE-S2 (2500KVA) dan parluasan,PLTMH batang gadis, sedangkan
MARTABE2-S2 (3255KVA). pelepasan beban pada penyulang pada TAR5-1
Pada PLTA Sipan terjadi perubahan pada (6375KVA), TAR5-5(4250KVA), TAR4-
detik ke-0,5 hingga detik ke-4 dengan penurunan S1(4350KVA), TAR4-S4(5535KVA), TAR4-
daya aktif akibat adanya pelepasan beban yaitu dari S6(4262KVA), TAR3-S2(2691KVA).
15MW menjadi 10MW turun hingga 5MW dan Pada PLTA Inalum terjadi perubahan pada
mengamali overload pada generator dengan daya aktif yaitu dengan daya aktif kerja 20MW
kekurangan 16,5MW dari daya aktif awalnya, hal kemudian terjadi gangguan hingga detik ke-6
ini terjadi karena adanya gangguan pada sistem menjadikan PLTA Inalum droop atau kehilangan
pembangkit dan beban. terlihat bahwa frekuensi daya dikarenakan loss eksitasi pada generator,
dan tegangan mengalami perubahan hingga detik sedangkan pada PLTA Sipan droop daya aktif
ke-4 dikarenakan adanya pelepasan beban maupun hingga -10MW karena beban dan arus yang besar
pembangkit yang disertai CB yang bekerja pada pada sistem hingga detik ke-6 kemudian kembali
penyulang.unutk frekuensi bus sendiri terjadinya pulih kembali dan droop daya lagi pada saat
kenaikan frekuensi dari frekuensi nominalnya yaitu gangguan stabil dan kehilangan pembangkit yang
sekitar 58,5Hz dan frekuensi mulai hingga stabil banyak lepas dari sistem dan akibat terhadap
kembali pada detik ke-20. pembangkit yang beroperasi mengalami droop
eksitasi dan loss machine.
Frekuensi dan tegangan busbar
SB1,SB2,SB3 dengan 2 periode, yaitu pada periode
10. Simulasi 9- Pelepasan Beban 5 pertama dengan detik ke-0 hingga detik ke-5
adanya kenaikan frekuensi sistem dari 50Hz
menjadi 59,6 dan kemudian frekuensi turun 40Hz
yang mengakibatkan underfrekuensi pada
penyulang, hal ini terjadi karena pelepasan
pembangkit dan beban yang besar sehingga
stabilitas sistem jadi buruk.

Gambar 3.21. Daya aktif PLTA Inalum dan PLTA


Sipan2

9
11. Simulasi 10- Pelepasan Beban 7 frekuensi pada gunung2 cenderung mengalami
kenaikan frekuensi sampai 52,9Hz dan kemudian
drop pada detik ke-5 karena ada gangguan CB307
yang mengharuskan penyulang ini harus lepas,
sedangkan pada gunung1 relatif frekuensi yang
bekerja dari detik pertama hingga terakhir lebih
stabil

3.3. Perhitungan Biaya Pelepasan Beban


pada skenario Simulasi Program
Perhitungan ENS atau nilai atau besarnya beban
dan yang tidak dilayani ataupun beban yang dilepas
dikarenakan adanya gangguan pada sistem, yakni
dengan rumus :

ENS = I x V x COS x Kwbeban x t(menit)

Gambar 3.23. Daya aktif PLTU LA2, PLTA sipan1- ENS (SBG1) = I x V x COS x Kwbeban x
2,Inalum
t(menit)
= 154,3 x 20KV x 0,85 x 3 4543 x 20 menit
= 412.808,091Kwh
Jika 1 Kwh = Rp.800,-
Maka : ENS = 412.808,091 x800/24
ENS = Rp.13.760.269,7,- perhari

Dengan perhitungan yang sama, maka besar nilai


ENS pada saat dilakukan pelepasan beban adalah :

Tabel 3.1 Biaya ENS


NO PENYULANG ENS(Rp)/HARI
1 SB1-S2 13.760.269,7
2 SB4-3 40.661.446,67
Gambar 3.24. Frekuensi bus gunung1 dan gunung2 3 SB4-4 36.450.474,03
4 TELE3-1 6.855.745,767
Simulasi (10) dan pelepasan beban (7) 5 PSP1-2 31.484.898,1
adalah skenario pelepasan beban dan pelepasan 6 PSP8-1 5.718.040
pembangkit dengan ketentuan yang berlaku 7 PSP8-2 4.517.402
ataupun sudah direncanakan. Simulasi (10) dengan 8 PSP8-4 7.030.333
pelepasan pembangkit pada pembangkit PLTU 9 TAR5-1 24.466.129
LA2, PLTA Sipan2, PLTMH hutaraja, PLTA 10 TAR5-5 9.056.849
parlilitan, PLTMH batang gadis. Sedangkan beban 11 TAR4-S1 9.117.480
yang dilepas adalah beban penyulang dari GI 12 TAR4-S4 14.758.923
Gunung Tua yaitu Gunung1-S3 (3300KVA),
13 TAR4-S6 8.747.656
Gunung2-S3 (4255KVA).
14 TAR3-S2 3.487.333
Pada PLTU LA2 terlihat bahwa ada
15 MARTABE-S2 3.010.466
penurunan daya aktif hingga 30MW dari normal
operasi 80MW pada detik ke-4, kemudian naik 16 MARTABE2-S2 8.226.900
daya kembali naik hingga 100MW ataupun lebih 17 GUNUNG1-S3 5.245.166
besar dari daya operasinya hal ini di sebabkan 18 GUNUNG2-S3 8.718.966
karena beban penuh dan kurangnya daya TOTAL 241.314.477,27
pembangkit lainnya
Pada frekuensi dan tegangan busbar Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa beban dengan
penyulang gunung1 dan gunung2 terlihat bahwa evaluasi cost terbesar adalah pada penyulang SB4-3
dengan Rp. 40.661.446,67,- untuk beban penyulang

10
dengan evaluasi beban cost terkecil adalah Tenaga Listrik Industri Besar. Yogyakarta:
penyulang pada MARTABE-S2 dengan Rp. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.
3.010.466. untuk total ENS Tragi Sibolga dalam [6] Survey of Underfrequency Relay Tripping of
satu hari adalah Rp. 241.314.477,27,- dengan Under Emergency Conditions. (1968).New York:
syarat dalam satu hari hanya terjadi satu kali IEEE Committee Report.
gangguan, dan nilai rata rata ENS cost adalah Rp. [7] Saadat, Hadi. Power System Analysis.
13.406.359,85. McGraw Hill. 1999.
[8] Stevenson, William D. 1983. Analisis Sistem
4. Kesimpulan Tenaga Listrik. Erlangga. 1996.
[9] Istiandy Frandy,(2012).Analisa stabilitas
Skenario pelepasan beban dan pelepasan transien dan koordinasi proteksi pada PT.line
pembangkit yang telah dilakukan menunjukkan indonesia Gresik akibat penambahan beban
adanya perubahan keadaaan pada sistem Tragi kompresor 3x400W, Departemen Elektro Fakultas
Sibolga. Dari hasil analisa stabilitas transient Teknik ITS
dengan simulasi yang telah dibuat terlihat terjadi [10] Saadat,Hadi,(2004), Power System
gangguan pada detik ke 4, dengan gangguan pada Analysis (Second Edition), McGraw-Hill
busbar berupa gangguan 3 phasa, gangguan pada Education (Asia), Singapore
CB dan gangguan pada pembangkit. Pada [11] UPT/UPB PLN (persero), (2010),Data-prt-
pelepasan PLTU LA2 yang merupakan pembangkit Trans-Upt-2010,Sumbagut
terbesar, terjadi droop pada pembangkit lainnya, [12] P3B SUMATERA UPT P. SIANTAR,(2010),
diakibatkan beban yang besar tidak seimbangk data SUTT UPT,PSTR 2011
dengan pembangkit yang beroperasi hal ini [18] PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT
mengharuskan melakukan pelepasan beban yang PEMATANG SIANTAR, (2011), data teknis
lebih banyak unutk normalisasi frekuensi dan Trafo 2011, Sumbagut
tegangan pada sistem. Pada simulasi sistem [13] Rosalina, (2010), Anlisis Stabilitas
kembali pulih pada rentang detik ke-20 hinggaa ke Transien,Fakultas Teknik UI
detik ke-25. [15] STAT (2011),data PLN2011
Perubahan frekeunsi akibat adanya gangguan pada
sisi penyulang dan busbar yakni sekitar 50Hz Biodata Penulis
52,2Hz
Penulis bernama Rio
Pada Studi ini diharapkan dikembangkan dengan Parohon Tua Tambunan (
analisa kestabilan transien karena pengaruh L2F009024) lahir di
penempatan kapasitor pada jarak radial terdistribusi Sibolga, 10 oktober 1991,
penyulang gardu induk dengan tujuan penulis telah menempuh
pengoptimalan tegangan dan frekuensi dan analisa pendidikan dari SDN
harmonisa pada sistem Tragi Sibolga dan evaluasi 085122, SMPN 1 Tukka,
koordinasi relay OCR,UFR dan GFR untuk SMA N 2 Sibolga, dan
stabilitas dan keandalan sistem Tragi Sibolga.. saat ini menempuh
pendidikan S1 di Teknik
Referensi Elektro Universitas
Diponegoro, konsetrasi ketenagaan Listrik.
[1] Hidayat, Fani Irfan. (2004). Simulasi
Pelepasan Beban Pada Sistem Tenaga Listrik.
Depok: Departemen Elektro Fakultas Teknik UI.
[2] IEEE Guide for Abnormal Frequency
Protection for Power Generating Plants.(2003).
Menyetujui,
New York: IEEE The Institute of Electrical and
Electrical Engineers Inc.
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
[3] Lokay, H.E., and and V. Burtnyk. (1968).
Application of Underfrequency Relays for
Automatic Load Shedding.
[4] Yuli, Asiffudin. (1998). Studi Aplikasi
Pelepasan Beban Pada Penurunan Frekuensi Sistem
Tenaga Listrik. Depok: Jurusan Elektro Fakultas
Teknik UI. Karnoto, S.T. M.T. Susatyo H, S.T., M.T.
[5] Karim, Khairuddin., Adi Soeprijanto, Mauridhi NIP. 196907091997021001 NIP. 197305262000121001
Hery Purnomo. (2008). Pelepasan Beban Otomatis
Menggunakan ANN-CBP-FLC Pada Sistem

11

You might also like