Professional Documents
Culture Documents
Rio Parohon Tua Tambunan1, Karnoto, S.T., M.T.2, Susatyo Handoko, S.T., M.T.3
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email : Ryopram@gmail.com
ABSTRAK
Pada sistem tenaga listrik, frekuensi merupakan indikator dari keseimbangan antara daya yang
dibangkitkan dengan total beban sistem. Pada Tugas Akhir ini, akan mempelajari tentang kestabilan transien
akibat adanya pelepasan pada pembangkit dan pelepasan beban pada Tragi Sibolga 150/20KV, pelepasan
beban ataupun pembangkit cenderung terjadi dikarenakan adanya gangguan dan bebal total pada penyulang.
Pada simulasi pelepasan beban dan pembangkit akan dilakukan variasi pelepasan beban penyulang dan
pembangkit penunjang lainnya, gangguan yang diberikan pada simulasi program transient stability analysis
adalah gangguan pada busbar, CB dan gangguan pembangkit. Study kasusnya yakni beban penyulang, jaringan
radial dan perubahan frekuensi df/dt pada sistem Tragi Sibolga.Untuk menjaga stabilitas sistem dilakukan
pelepasan beban dengan tahapan under/overfrekuensi sebesar 48Hz-52,2Hz untuk penyulang 20KV dengan
ETAP7.0. Pada simulasi dilakukan tiga analisa yakni variasi pelepasan beban, pelepasan pembangkit dan
perhitungan nilai ENS. Dari simulasi, frekuensi sistem dapat pulih sekitar 4-10 detik setelah terjadi gangguan
tergantung pada besar kelebihan beban penyulang Tragi Sibolga 150/20KV.
Kata kunci : pelepasan beban,stabilitas transien, frekuensi, pembangkit,gangguan
ABSTRACT
In power system, the frequency is an indicator of the balance between the total power generated by the
system load. In this final project, will learn about the stability of the transient due to the release of the
generation and release of the load tragi Sibolga 150/20KV , load shedding or generation tends to occur due to
interference and total fool on feeders. In the simulation of load shedding and generation will perform variations
of load shedding feeders and other supporting plants, disturbance given to the simulation of transient stability
analysis program is interference with the busbar, CB and nuisance plants. Study case the load feeders, radial
network and frequency change df / dt at Tragi Sibolga system.To maintain the stability of the system is done
with the load shedding stages under / overfrekuensi of 48Hz-52, 2Hz for 20KV feeders with ETAP7.0. In the
analysis of the simulation performed three variations of load shedding, generation and release of ENS value
calculation. From the simulations, the frequency of the system can be recovered after about 4-10 seconds
depending on the major disruption overloaded feeders tragi Sibolga 150/20KV.
Keywords: load shedding, transient stability, frequency, power, interference
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro
2,3
Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro
induk ) Sibolga, pada Tragi sibolga 150/20 kv Besar beban yang dilepaskan dari suatu
terhubung pada beberapa gardu induk dengan jarak sistem untuk memulihkan frekuensi generator
jarak yang jauh pada saluran transmisi ataupun disesuaikan dengan tingkat frekuensi acuan yang
saluran distribusi kebeban yang terhubung pada telah diatur pada rele. Untuk mendapatkan
setiap penyulang gardu induk. Berdasarkan alasan besarnya nilai beban - beban yang harus
tersebut, penulis mencoba membuat simulasi dilepaskan terdapat beberapa parameter yang
pelepasan beban dan pelepasan pembangkit untuk harus ditentukan dengan mempertimbangkan
mengetahui kestabilan transien pada Tragi Sibolga keandalan sistem, yaitu:
dengan simulasi program analysis transient
stability ETAP 7.0 a. Frekuensi diharapkan setelah pelepasan beban
2. Metode
Jika terjadi gangguan dalam sistem
yang menyebabkan daya yang tersedia tidak
2.1. pembuatan program Simulasi
dapat melayani beban, misalnya disebabkan oleh
adanya unit pembangkit yang trip, maka untuk Data yang digunakan pada simulasi ini
mencegah terjadinya collapse pada sistem perlu adalah data existing atau data beban real pada
dilakukan pelepasan beban. Kondisi jatuhnya salah penyulang 20KV dan data pembangkit, transmisi
satu unit pembangkit dapat dideteksi dengan dari UPB dan UPT Pematang siantar
adanya penurunan frekuensi sistem yang drastis.
Demikian berpengaruhnya besar laju penurunan
frekuensi terhadap pelepasan beban, maka perlu
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
besar laju penurunan frekuensi. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
a. Konstanta inersia
kelebihan beban = x 100%
2
Mulai
mengulang proses
simulasi anaysis YA
transient stability
pada study kasus
yang lain?
Selesai
3
3.2. Simulasi Program analysis Transient
Stablility
3.. Simulasi dan Analisa Gambar 3.1. Daya Aktif PLTU LA1 dan PLTU
LA2
3.1. Studi kasus stabilitas Transien
Pada simulasi program ini, ada beberapa
variasi pelepasan beban dan pembangkit,
6. Simulasi 5- Pelepasan Beban 3 Gambar 3.2. Daya Aktif pada PLTA inalum,
PLTA sipan1dan2
7. Simulasi 6- Pelepasan Beban 4
4
Gambar 3.6. Bus frekuensi GI sibolga
5
Gambar 3.8. Frekuensi penyulang GI Sibolga Gambar 3.10. Frekuensi bus SB1 dan SB4
Stabilitas generator ada perubahan yakni Pada simulasi 1 besar daya supplay dari
pada detik ke-5 generator kehilangan daya hingga pembangkit dengan kategori 75% dari daya kirim
6MW dikarenakan adanya CB307 yang bekerja normal, seperti pada PLTU LA2 yang normalnya
yaitu pada penyulang Gunung2 GI gunung tua, dan beroperasi dengan daya 80MW menjadi 20MW dan
sistem pulih kembali pada detik ke-15. Untuk begitu juga dengan pembangkit lainnya. Untuk
terminal arus juga terjadi perubahan dengan pelepasan beban (1) yaitu pada GI Sibolga dengan
menurunnya besarnya akibat bekerjanya CB307 penyulang SB1-S2 ( 5345KVA), SB4-3
yaitu pada detik ke-5 antara 376-360A, adanya (8760KVA) dan SB4-4 (8700KVA). beberapa
penurunan hingga 16A, karena penyulang gunung2 pembangkit dengan daya kirim 75% dari daya
mengalami gangguan, dan bekerja pada frekuensi kirim normalnya, terjadi perubahan stabilitas pada
49,97HZ, kemudian pemulihan sistem pada detik generator masing masing pada detik ke-5
ke-10. Untuk Bus frekuensi GI Sibolga dan bus dikarenakan CB307 bekerja dan pulih kembali pada
frekuensi Tarutung cenderung tidak mengalami detik ke-8.
perubahan yang signifikan dikarenakan gangguan
hanya terjadi pada penyulang di GI lainnya, hanya pada frekuensi bus saat terjadi atau adanya
ada perubahan pada detik ke-5 karena CB307 gangguan pada detik ke 5 dan pulih kembali pada
bekerja dengan kenaikan frekuensi dari 50HZ detik ke-10, kemudian pulih kembali pada detik ke-
51,1HZ dan frekuensi pulih kembali pada detik ke- 12. Frekuensi antara 49,97-50,5HZ.
10.
5. Simulasi 4- Pelepasan Beban 2
4. Simulasi 3- Pelepasan Beban 1
6
Gambar 3.12. Frekuensi bus TELE1,2,3,4
Gambar 3.14. Frekuensi bus psp1
Simulasi (3)-pelepasan (2) yaitu dengan
Pada simulasi(5) dan pelepasan beban (3)
skenario pelepasan pembangkit dan pelepasan
yaitu skenario pelepasan pembangkit dan pelepasan
beban pada sistem Tragi Sibolga. Pada simulasi
beban dari sistem interkoneksi. Pada simulasi(5)
pelepasan pembangkit (3) yaitu lepasnya PLTA
yaitu pelepasan pembangkit PLTA sipan1,PLTMH
sipan1dan sipan2, PLTA Inalum,PLTMH
aek sibundong,PLTMH aek raisan. Untuk
hutaraja,PLTA parlilitan,PLTHM parluasan dan
pelepasan beban yaitu pelepasan beban pada
PLTHM batang gadis. Sedangkan skenario
penyulang PSP1-2 (8085KVA). Pada simulasi ini
pelepasan beban (2) yaitu pada penyulang tele
hanya satu penyulang aja dilepas untuk tujuan
TELE3-1 (1100KVA).
normalisasi tegangan standar pada penyulang GI
Jadi pada hasil pot terlihat adanya PSP.
perubahan pada detik ke-5,ke-9 dan detik ke-21,
hasil plot pada PLTA inalum dan PLTA
hal ini diakibatkan adanya beberapa CB dan relay
sipan adanya tidak stabilnya mulai pada detik ke
yang bekerja dan terjadinya kuantitas penurunan
0,5 hingga detik ke-4 yaitu penurunan pada PLTA
supplay beban terhadap penyulang atau seksi
inalum dan PLTA sipan adanya tidak stabilnya
masing masing. Pulih kembali pada detik ke-25,
mulai pada detik ke 0,5 hingga detik ke-4 yaitu
Perubahan yang terjadi mulai pada detik ke-5
penurunan. Perubahan stabilitas pada bus PSP1
hingga detik ke-20 untuk frekuensi bus dan rasio
yaitu perubahan frekuensi dan perubahan tegangan
frekuensinya antara 50-50,5Hz
yang terlihat pada plot, pada frekuensi terjadi
6. Simulasi 5- Pelepasan Beban 3 kenaikan tegangan hingga menjadi 59,5Hz. Sistem
kembali ke frekuensi normal setelah gangguan
pulih pada detik ke-22.
7
Gambar 3.16. Frekuensi bus psp2 dan psp8 Gambar 3.18. Frekuensi bus TAR3,TAR4,TAR5
8
Gambar 3.20. Frekuensi bus martabe 1 dan
martabe2
Gambar 3.22. Frekuensi bus SB1,SB2 dan SB3
Simulasi (8) dan pelepasan beban (6) yaitu
skenario pelepasan pembangkit dan pelepasan Simulasi (9) dan pelepasan beban (5) yaitu
beban yang telah ditentukan, untuk simulasi (8) skenario pelepasan beban dan pelepasan
yaitu pelepasan pembangkit PLTA Sipan2,PLTA pembangkit yang telah ditentukan, untuk
Inalum,PLTMH huta raja, dan PLTMH aek simulasi(9) yaitu pelepasan pembangkit pada
sibundong, sedangkan untuk pelepasan beban yakni PLTA parlilitan,PLTMH aek raisan,PLTMH
pada penyulang MARTABE-S2 (2500KVA) dan parluasan,PLTMH batang gadis, sedangkan
MARTABE2-S2 (3255KVA). pelepasan beban pada penyulang pada TAR5-1
Pada PLTA Sipan terjadi perubahan pada (6375KVA), TAR5-5(4250KVA), TAR4-
detik ke-0,5 hingga detik ke-4 dengan penurunan S1(4350KVA), TAR4-S4(5535KVA), TAR4-
daya aktif akibat adanya pelepasan beban yaitu dari S6(4262KVA), TAR3-S2(2691KVA).
15MW menjadi 10MW turun hingga 5MW dan Pada PLTA Inalum terjadi perubahan pada
mengamali overload pada generator dengan daya aktif yaitu dengan daya aktif kerja 20MW
kekurangan 16,5MW dari daya aktif awalnya, hal kemudian terjadi gangguan hingga detik ke-6
ini terjadi karena adanya gangguan pada sistem menjadikan PLTA Inalum droop atau kehilangan
pembangkit dan beban. terlihat bahwa frekuensi daya dikarenakan loss eksitasi pada generator,
dan tegangan mengalami perubahan hingga detik sedangkan pada PLTA Sipan droop daya aktif
ke-4 dikarenakan adanya pelepasan beban maupun hingga -10MW karena beban dan arus yang besar
pembangkit yang disertai CB yang bekerja pada pada sistem hingga detik ke-6 kemudian kembali
penyulang.unutk frekuensi bus sendiri terjadinya pulih kembali dan droop daya lagi pada saat
kenaikan frekuensi dari frekuensi nominalnya yaitu gangguan stabil dan kehilangan pembangkit yang
sekitar 58,5Hz dan frekuensi mulai hingga stabil banyak lepas dari sistem dan akibat terhadap
kembali pada detik ke-20. pembangkit yang beroperasi mengalami droop
eksitasi dan loss machine.
Frekuensi dan tegangan busbar
SB1,SB2,SB3 dengan 2 periode, yaitu pada periode
10. Simulasi 9- Pelepasan Beban 5 pertama dengan detik ke-0 hingga detik ke-5
adanya kenaikan frekuensi sistem dari 50Hz
menjadi 59,6 dan kemudian frekuensi turun 40Hz
yang mengakibatkan underfrekuensi pada
penyulang, hal ini terjadi karena pelepasan
pembangkit dan beban yang besar sehingga
stabilitas sistem jadi buruk.
9
11. Simulasi 10- Pelepasan Beban 7 frekuensi pada gunung2 cenderung mengalami
kenaikan frekuensi sampai 52,9Hz dan kemudian
drop pada detik ke-5 karena ada gangguan CB307
yang mengharuskan penyulang ini harus lepas,
sedangkan pada gunung1 relatif frekuensi yang
bekerja dari detik pertama hingga terakhir lebih
stabil
Gambar 3.23. Daya aktif PLTU LA2, PLTA sipan1- ENS (SBG1) = I x V x COS x Kwbeban x
2,Inalum
t(menit)
= 154,3 x 20KV x 0,85 x 3 4543 x 20 menit
= 412.808,091Kwh
Jika 1 Kwh = Rp.800,-
Maka : ENS = 412.808,091 x800/24
ENS = Rp.13.760.269,7,- perhari
10
dengan evaluasi beban cost terkecil adalah Tenaga Listrik Industri Besar. Yogyakarta:
penyulang pada MARTABE-S2 dengan Rp. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.
3.010.466. untuk total ENS Tragi Sibolga dalam [6] Survey of Underfrequency Relay Tripping of
satu hari adalah Rp. 241.314.477,27,- dengan Under Emergency Conditions. (1968).New York:
syarat dalam satu hari hanya terjadi satu kali IEEE Committee Report.
gangguan, dan nilai rata rata ENS cost adalah Rp. [7] Saadat, Hadi. Power System Analysis.
13.406.359,85. McGraw Hill. 1999.
[8] Stevenson, William D. 1983. Analisis Sistem
4. Kesimpulan Tenaga Listrik. Erlangga. 1996.
[9] Istiandy Frandy,(2012).Analisa stabilitas
Skenario pelepasan beban dan pelepasan transien dan koordinasi proteksi pada PT.line
pembangkit yang telah dilakukan menunjukkan indonesia Gresik akibat penambahan beban
adanya perubahan keadaaan pada sistem Tragi kompresor 3x400W, Departemen Elektro Fakultas
Sibolga. Dari hasil analisa stabilitas transient Teknik ITS
dengan simulasi yang telah dibuat terlihat terjadi [10] Saadat,Hadi,(2004), Power System
gangguan pada detik ke 4, dengan gangguan pada Analysis (Second Edition), McGraw-Hill
busbar berupa gangguan 3 phasa, gangguan pada Education (Asia), Singapore
CB dan gangguan pada pembangkit. Pada [11] UPT/UPB PLN (persero), (2010),Data-prt-
pelepasan PLTU LA2 yang merupakan pembangkit Trans-Upt-2010,Sumbagut
terbesar, terjadi droop pada pembangkit lainnya, [12] P3B SUMATERA UPT P. SIANTAR,(2010),
diakibatkan beban yang besar tidak seimbangk data SUTT UPT,PSTR 2011
dengan pembangkit yang beroperasi hal ini [18] PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT
mengharuskan melakukan pelepasan beban yang PEMATANG SIANTAR, (2011), data teknis
lebih banyak unutk normalisasi frekuensi dan Trafo 2011, Sumbagut
tegangan pada sistem. Pada simulasi sistem [13] Rosalina, (2010), Anlisis Stabilitas
kembali pulih pada rentang detik ke-20 hinggaa ke Transien,Fakultas Teknik UI
detik ke-25. [15] STAT (2011),data PLN2011
Perubahan frekeunsi akibat adanya gangguan pada
sisi penyulang dan busbar yakni sekitar 50Hz Biodata Penulis
52,2Hz
Penulis bernama Rio
Pada Studi ini diharapkan dikembangkan dengan Parohon Tua Tambunan (
analisa kestabilan transien karena pengaruh L2F009024) lahir di
penempatan kapasitor pada jarak radial terdistribusi Sibolga, 10 oktober 1991,
penyulang gardu induk dengan tujuan penulis telah menempuh
pengoptimalan tegangan dan frekuensi dan analisa pendidikan dari SDN
harmonisa pada sistem Tragi Sibolga dan evaluasi 085122, SMPN 1 Tukka,
koordinasi relay OCR,UFR dan GFR untuk SMA N 2 Sibolga, dan
stabilitas dan keandalan sistem Tragi Sibolga.. saat ini menempuh
pendidikan S1 di Teknik
Referensi Elektro Universitas
Diponegoro, konsetrasi ketenagaan Listrik.
[1] Hidayat, Fani Irfan. (2004). Simulasi
Pelepasan Beban Pada Sistem Tenaga Listrik.
Depok: Departemen Elektro Fakultas Teknik UI.
[2] IEEE Guide for Abnormal Frequency
Protection for Power Generating Plants.(2003).
Menyetujui,
New York: IEEE The Institute of Electrical and
Electrical Engineers Inc.
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
[3] Lokay, H.E., and and V. Burtnyk. (1968).
Application of Underfrequency Relays for
Automatic Load Shedding.
[4] Yuli, Asiffudin. (1998). Studi Aplikasi
Pelepasan Beban Pada Penurunan Frekuensi Sistem
Tenaga Listrik. Depok: Jurusan Elektro Fakultas
Teknik UI. Karnoto, S.T. M.T. Susatyo H, S.T., M.T.
[5] Karim, Khairuddin., Adi Soeprijanto, Mauridhi NIP. 196907091997021001 NIP. 197305262000121001
Hery Purnomo. (2008). Pelepasan Beban Otomatis
Menggunakan ANN-CBP-FLC Pada Sistem
11