You are on page 1of 31

MAKALAH

FOLKLOR SEBAGIAN LISAN

di SUMATERA, JAWA, BALI, dan NUSA TENGGARA

Disusun oleh:

1. Ela Meilani (12)


2. Friska Okti Wilda Putri (15)
3. Lutfi Hidayaturrohmah (18)
4. Putri Nur Sadrina (24)
5. Rahma Sarita Eka Wardani (25)
6. Vidias Fatmawatie Anggraeni (31)

Kelas : X MIPA 3

SMA NEGERI SUMPIUH


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan ridhonya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
folklor sebagian lisan yang ada di Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Makalah ini merupakan salah satu tugas Sejarah Indonesia mengenai Folklor
sebagian lisan. Folklor sebagian lisan merupakan campuran dari Folklor lisan dan non
lisan. Untuk lebih jelasnya, pembaca dapat membaca dan mengamati jenis-jenis
folklor sebagian lisan. Tapi, yang akan kami bahas kali ini adalah Folklor sebagian
lisan yang ada di Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Kami menulis makalah ini pasti memiliki tujuan. Tujuannya ialah agar pembaca
dapat menerima informasi mengaenai folklor sebagian lisan. Tujuan lainnya ialah
agar pembaca lebih mengerti dan memahami folklore sebagian lisan.
Selaku penyusun makalah, kami berterimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Drs. Sucipto M.Pd selaku kepala sekolah SMA N Sumpiuh
3. Yuniari Ika C, S.Pd selaku guru Sejarah Indonesia kelas X MIPA 3
4. Seluruh warga SMA N Sumpiuh
karena telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik,
saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya pada tahun
yang akan datang. Amin.
Sumpiuh, 02 Oktober 2016

Penyusun
Daftar isi
Halaman Judul

Kata Pengantar..

Daftar Isi

BAB 1

A. Folklor sebagian lisan dan contohnya


B. Contoh Folklor sebagian lisan di Sumatera
C. Contoh Folklor sebagian lisan di Jawa
D. Contoh Folklor sebagian lisan di Bali..
E. Contoh Folklor sebagian lisan di Nusa Tenggara:
a. Nusa Tenggara Barat..
b. Nusa Tenggara Timur..

BAB 2

A. Kesimpulan..
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Bab 1
A. Folklor sebagian lisan dan contohnya
1. Pengertian
Folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran
unsur lisan dan unsur bukan lisan.
2. Contohnya:
a. Tarian rakyat
b. Upacara adat
c. Teater rakyat
d. Permainan rakyat
e. Kepercayaan rakyat

B. Contoh folklor sebagian lisan di Sumatera

a. Tarian rakyat:
1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
* Tari Seudati

Tari Seudati adalah salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari Aceh. Tarian ini
diyakini sebagai bentuk baru dari Tari Ratoh atau Ratoih, yang merupakan tarian yang
berkembang di daerah pesisir Aceh. Tari Ratoh atau Ratoih biasanya dipentaskan untuk
mengawali permainan sabung ayam, serta dalam berbagai ritus sosial lainnya, seperti
menyambut panen dan sewaktu bulan purnama. Setelah Islam datang, terjadi proses
akulturasi, dan menghasilkan Tari Seudati, seperti yang kita kenal hari ini. Kata seudati
berasal dari Bahasa Arab syahadati atau syahadatain, yang artinya pengakuan atas
keesaan Allah dan pengakuan bahwa Muhammad adalah nabi utusan-Nya. Teori lain
beranggapan bahwa seudati berasal dari kata seurasi, yang mengandung makna kompak
dan harmonis. Oleh penganjur Islam zaman itu, Tari Seudati digunakan sebagai media
dakhwah; untuk menyebarluaskan agama Islam. Berbagai cerita tentang persoalan-persoalan
hidup dibawakan dalam tarian ini, dengan maksud agar masyarakat mendapat petunjuk
pemecahan problem-problem hidup sehari-hari mereka. Selain sebagai media dakwah, Tari
Seudati sekarang sudah menjadi pertunjukan hiburan rakyat.
* Tari Saman Meuseukat

Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini
mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan
kebersamaan. Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil
seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar)
atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan berkesinambungan, pemainnya terdiri
dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian
tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara grup tamu dengan grup
sepangkalan (dua grup). Penilaian dititik beratkan pada kemampuan masing-masing grup
dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.
2. Provinsi Sumatera Utara
* Tari tor tor

Tari Tor Tor merupakan salah satu jenis tari yang berasal dari suku Batak di Pulau
Sumatera. Sejak sekitar abad ke-13, Tari Tor Tor sudah menjadi budaya suku Batak.
Perkiraan tersebut dikemukakan oleh mantan anggota anjungan Sumatera Utara 1973-2010
dan pakar Tari Tor Tor. Dulunya, tradisi Tor Tor hanya ada dalam kehidupan masyarakat
suku Batak yang berada di kawasan Samosir, kawasan Toba dan sebagian kawasan Humbang.
Namun, setelah masukknya Kristen di kawasan Silindung, budaya ini dikenal dengan budaya
menyanyi dan tarian modern. Di kawasan Pahae dikenal dengan tarian gembira dan lagu
berpantun yang disebut tumba atau juga biasa disebut Pahae do mula ni tumba.
* Tari Serampang dua belas
Tari serampang dua belas adalah sebuah tari kolosal yang menceritakan sebuah perjalanan
sepasang bujang gadis dalam menemukan cinta sejatinya. Pada awalnya ia hanya
bolehdimainkan para pria saja, namun seiring perkembangan zaman para wanita pun akhirnya
diizinkan untuk ikut menarika tarian yang penuh makna dan filosofi ini. Tari Serampang Dua
Belas pada dasarnya lebih difungsikan sebagai tarian pertunjukan, dimana tarian tersebut
bisa ditampilkan di acara apapun, baik acara hiburan, acara adat, maupun budaya. Tarian ini
sangat kaya akan makna serta nilai-nilai kehidupan di dalamnya. Secara garis besar, Tari
Serampang Dua Belas ini menggambarkan fase-fase dalam percintaan sepasang kekasih,
dari pertemuan hingga menuju pelaminan. Dalam tarian tersebut tentu memiliki makna serta
pesan-pesan khusus yang ingin disampaikan, terutama dalam mencari pasangan hidup.
3. Provinsi Sumatera Barat
* Tari piring

Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu
seni tari tradisional di Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat.
Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut
kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari
genggaman tangan. Tari Piring merupakan sebuah simbol masyarakat Minangkabau. Di dalam
tari piring gerak dasarnya terdiri daripada langkah-langkah Silat Minangkabau atau Silek.
* Tari payung

Tarian yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat ini biasanya dilakukan oleh 3-4
orang penari yang dilakukan secara berpasangan antara pria dan wanita. Tarian ini
mencerminkan pergaulan muda-mudi, sehingga penggunaan payung ini betujuan untuk
melindungi mereka dari hal-hal negatif.
4. Provinsi Riau dan Kepulauan Riau
* Tari jogged lambak

Nama joged dangkung konon berasal dari bunyi-bunyian yang keluar dari alat musik
pengiring tarian yaitu: gendang yang berbunyi dang dan gong yang berbunyi gung. Lepas
dari itu, katanya juga, kesenian yang memadukan unsur tari, musik, dan nyanyi yang tumbuh
subur di perkampungan nelayan ini dikenal sejak abad ke-17, dengan nama Joged Tandak
atau Joged Lambak.
* Tari tandak

Tari Tandak lebih difungsikan sebagai media bertemu, bersilaturahmi serta saling
mengenal oleh masyarakat terutama para pemuda dan pemudi. Selain itu tarian ini juga bisa
menjadi suatu hiburan bagi masyarakat saat merayakan sesuatu. Bagi masyarakat di sana,
Tari Tandak dimaknai sebagai ungkapan kegembiraan dan rasa sukur. Serta menggambarkan
keakraban dan ikatan yang terjalin diantara mereka.
5. Provinsi Jambi
* Tari sekapur sirih

Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi
Jambi dan Riau.dan juga terkenal di malaysia sebagai tarian wajib kepada tamu besar
Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair
yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih
menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.
Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu.
Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-
laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal. Propetri yang digunakan:
cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian: baju kurung /adat
Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari : biola, gambus,
akordion, rebana, gong dan gendang.
* Tari selampit delapan

Salah satu tarian tradisional khas Provinsi Jambi yang terkenal ialah Selampit Delapan.
Pergaulan muda-mudi di Jambi digambarkan dalam tarian ini. Tari ini mempunyai nilai yang
sangat penting dalam merekatkan pergaulan.
Delapan kain selampit yang juga terdiri dari beragam warna menjadi simbol pertautan
pergaulan antar muda-mudi Jambi. Tarian ini dilakukan oleh delapan orang penari (empat
pasang penari) yang masing-masing memegang satu helai selampit. Muda-mudi tersebut
kemudian melakukan gerakkan menyilang dan merajut selampit yang mereka genggam.
Kemudian selampit itu menjadi satu tali yang tersusun menjadi berbagai warna. Koreografi
itulah yang melambangkan persatuan antara muda-mudi Jambi di perlihatkan.
6. Provinsi Sumatera Selatan
* Tari Putri Bekhusek

Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat popular di
Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melambangkan kemakmuran daerah Sumatera Selatan.
* Tari Tanggai
Tari Tanggai, merupakan sebuah tarian dalam menyambut para tamu disertai upacara
kebasaran adat.
7. Provinsi Lampung
* Tari Jangget

Tarian yang pertama ada di Lampung sendiri ialah tari Jangget, dimana seperti yang kita
tahu tarian ini sudah sangat terkenal di provinsi ini sendiri dan merupakan salah satu tarian
yang sering digunakan oleh warga daerah Lampung. Tarian ini biasanya digunakan pada
upacara-upacara adat yang biasa dilangsungkan dalam setiap kegiatan adat yang ada. Dalam
hal ini, biasanya daerah ini sering menampilkan tarian untuk upacara adat mereka sendiri,
dan biasanya tidak semua orang atau kalangan bias melihatnya, dikarenakan upacara adat
bersifat tertutup tapi ada juga yang terbuka sehingga masyarakat umum sudah sangat
mengenal tarian ini. Tarian ini sendiri melambangkan keluhuran budi dan juga susila rakyat
provinsi Lampung.
* Tari Melinting

Tarian ini awalnya difungsikan sebagai tarian yang bersifat sakral dan hanya ditampilkan
pada acara gawi adat kerajaan saja. Namun seiring dengan perkembangannya, tarian ini
kemudian difungsikan sebagai tarian pertunjukan yang sering ditampilkan di berbagai acara
seperti penyambutan, acara budaya dan acara besar lainnya. Tarian ini dimaknai sebagai
ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat atas apa yang mereka dapatkan. Selain
itu setiap gerakan dalam Tari ini tentu memiliki makna dan filosofi tersendiri di dalamnya.
8. Provinsi Bengkulu
* Tari Bidadai Teminang
Tarian yang berasal dari Rejang Lebong. Dari namanya sudah memberikan pengertian kalau
Tarian ini di ibaratkan seorang bidadari yang sedang meminang anak. Yang jelas diberi nama
yang unik pasti memiliki maksud yang baik oleh pembuatnya dahulu. Kita sebagai generasi
penerus harus bisa melestarikannya
* Tari Andun

Tarian Andun biasanya di pentaskan untuk menyambut tamu penting atau pada acara
kemanten. Dalam pementasan biasanya diwakili oleh pasangan muda mudi pada malam hari
dan di iringin oleh alat musik tradisional kolintang. Pada jaman dahulu tarian andun di
pentaskan setelah masa panen yang berfungsi untuk mencari jodoh.
9. Provinsi Bangka Belitung
* Tari Sepen

Tari Sepen merupakan tarian tradisional dari Kepulauan Bangka Belitung yang biasanya
dibawakan untuk menyambut tamu tamu kehormatan yang datang ke Bangka Belitung. Tari
sepen sangat kental akan budaya melayu, mulai dari gerakan tari yang mengandung unsur
gerak pencak silat, kostum atau baju tradisional yang digunakan penari, sampai dengan
musik pengiring yang memang bernuansa melayu.
Adapun gerakan yang ada pada tari sepen ini mementingkan kelincahan pada gerakan tangan
dan kaki. Tarian ini didominasi oleh gerakan tepuk tangan yang diselaraskan oleh alunan
musik pengiring. Selain itu formasi penari yang sering berpindah-pindah namun tetap
terlihat rapi sehingga menghasilkan gerakan yang indah.
Dalam pertunjukan Tari Sepen biasanya dimainkan oleh beberapa penari wanita secara
berpasang-pasang. Namun ada juga yang menampilkan penari pria yang berpasangan dengan
wanita.
* Tari Men Sahang Lah Mirah

Tari Men Sahang Lah Mirang adalah tarian tradisional dari Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang menggambarkan suka ria masyarakat Bangka Belitung yang sedang memetik
hasil panen berupa lada putih (sahang). Dalam melakukan panen sahang tersebut,
masyarakat Bangka Belitung selalu memanjatkan puji dan syukur pada Yang Maha Pencipta
alam semesta ini.
b. Upacara Adat
1. Upacara Tabuik ( Sumatera Barat)

tabuik diartikan sebagai keranda atau peti mati. Sedangkan, pengertian yang lain
mengatakan bahwa tabuik artinya adalah peti pusaka peninggalan Nabi Musa yang digunakan
untuk menyimpan naskah perjanjian Bani Israel dengan Allah. Perayaan tabuik yang
diselenggarakan setiap 1--10 Muharam adalah suatu upacara untuk memperingati
meninggalnya Husein (Cucu Nabi Muhamad SAW) pada 61 Hijriah yang bertepatan dengan
680 Masehi. Cucu Nabi Besar Muhammad ini dipenggal kepalanya oleh tentara Muawiyah
dalam perang Karbala di Padang Karbala, Irak. Kematian tersebut diratapi oleh kaum Syiah
di Timur Tengah dengan cara menyakiti tubuh mereka sendiri. Akhirnya tradisi mengenang
kematian cucu Rasulullah tersebut menyebar ke sejumlah negara dengan cara yang
berbeda-beda. Di Indonesia, selain di Pariaman, ritual mengenang peristiwa tersebut juga
diadakan di Bengkulu. Dalam perayaan memperingati wafatnya Husein bin Ali, tabuik
melambangkan janji Muawiyah untuk menyerahkan tongkat kekhalifahan kepada umat Islam,
setelah ia meninggal. Namun, janji itu ternyata dilanggar dengan mengangkat Jasid
(anaknya) sebagai putera mahkota.
2. Upacara Turun tanah (Nanggroe Aceh Darussalam)

Turun tanah adalah salah satu upacara tradisional masyarakat Aceh. Upacara yang sangat
erat kaitannya dengan lingkaran hidup individu ini, jika dicermati secara seksama, di
dalamnya mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan, baik
di dunia maupun akherat (alam baqa). Nilai-nilai itu, antara lain: kerajinan, kesatriaan,
keberanian, dan ketaqwaan. Nilai kerajinan tercermin dalam makna simbolik dari ritual
menyapu halaman dan menampi beras yang dilakukan oleh dua orang kerabat sang bayi. Nilai
kesatriaan tercermin dari ritual mencangkul tanah dan mencincang batang pisang atau
batang tebu. Kemudian, nilai keberanian tercermin dari pemecahan buah kelapa. Dan, nilai
ketaqwaan tercermin dari pelekatan pulut kuning pada telinga anak dan pengolesan bibir
dengan madu lebah yang disertai dengan ucapan: Mudahlah rezekimu, taat dan beriman
serta berguna bagi agama.

3. Upacara Mangongkal Holi (sumatera utara, tapanuli)

Upacara Mangongkal Holi adalah sebuah upacara yang dilakukan mayoritas oleh
masyarakat suku bangsa Batak Toba. Upacara ini biasanya dilakukan oleh sekelompok marga
yaitu untuk mendirikan sebuah monument (kuburan nenek moyang), dengan menggali kuburan
dari para nenek moyang mereka dan mengangkat tulang-tulangnya untuk dimakamkan di
monumen tersebut.

4. Bakar Tongkang ( Riau dan Kepulauan Riau)


Bermula dari tuntutan kualitas hidup yang lebih baik lagi, sekelompok orang Tionghoa dari
Provinsi Fujian - China, merantau menyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana. Dalam
kebimbangan kehilangan arah, mereka berdoa ke Dewa Kie Ong Ya yang saat itu ada di kapal
tersebut agar kiranya dapat diberikan penuntun arah menuju daratan. Tak lama kemudian,
pada keheningan malam tiba-tiba mereka melihat adanya cahaya yang samar-samar. Dengan
berpikiran di mana ada api disitulah ada daratan dan kehidupan, akhirnya mereka mengikuti
arah cahaya tersebut, hingga tibalah mereka di daratan Selat Malakatersebut. Mereka
yang mendarat di tanah tersebut sebanyak 18 orang yang kesemuanya bermarga Ang, di
antaranya : Ang Nie Kie, Ang Nie Hiok, Ang Se Guan, Ang Se Pun, Ang Se Teng, Ang Se
Shia, Ang Se Puan, Ang Se Tiau, Ang Se Po, Ang Se Nie Tjai, Ang Se Nie Tjua, Ang Un
Guan, Ang Cie Tjua, Ang Bung Ping, Ang Un Siong, Ang Sie In, Ang Se Jian, Ang Tjie Tui.

5. Upacara adat Banobo (Riau)

batobo diladang
Batobo adalah Sebutan untuk kegiatan bergotong royong dalam mengerjakan sawah,
ladang, dan sebagainya. yang biasa diilakukan oleh suku ocu (Bangkinang).batobo dilakukan
untuk meringankan pekerjaan pertanian seseorang, dengan demikian akan lebih cepat
selesai dan lebih mudah. Batobo di dirikan dalam sebuah kelompok, yang mempunyai seorang
ketua untuk mengatur jadwal kerja setiap anggota. Kebanyakan kelompok batobo melakukan
kegiatan secara bergiliran untuk setiap anggota kelompok batobo. Uniknya untuk
menyemangati dalam bekerja, kelompok Batobo sering mengadakan acara Mangonji
Tidak hanya itu, Batobo juga sering di iringi dengan rarak godang. Rarak godang ini adalah
semacam permainan alat musik tradisional, seperti Talempong, Gong, Gendang, dll. yang
melantunkan instrumen-instrumen lagu-lagu daerah yang sudah sejak lama di kenal di
masyarakat.

c. Teater Rakyat
1.PM-TOH dari Nanggroe Aceh Darussalam
PM- TOH dulunya, dikenal sebagai seorang seni tutur yang berfungsi sebagai
pembawa berita atau juru kabar untuk masyarakat di Aceh. Seni bertutur ini semakin
berkembang pesatdi Aceh besar. Hal itu kemudian dianggap sebagai suatu pola penyampaian
berita yang bagusdisebabkan oleh masyarakat bisa mendengar langusung apa yang
disampaikan. Tidak dalam bentuk media komunikasi saat ini. Pertujukkan PM-TOH meredup
beberapa dekade yang lalunamun akhirnya bisa kembali bangkit setelah beberapa
tahun belakangan, PM-TOH dalam b e n t u k y a n g l e b i h m o d e r n k e m u d i a n
d i k e m b a n g k a n k e m b a l i o l e h A g u s N u r A m a l y a n g merupakan putra asli Aceh
yang belajar di IKJ. PM-TOH menjadi pembawa keceriaan dalamsuasana trauma bagi anak-
anak korban TSUNAMI sehingga seni teater tradisional ini punmenjadi icon aceh dalam
pengembangan seni di mata wisatawan asing.
2.Opera Batak dari Sumatera Utara

Opera Batak, sebuah genre teater Batak populer, yang dikembangkan dari
sekitar 1925 dans e t e r u s n y a , y a n g t e r i n s p i r a s i o l e h k e l o m p o k -
k e l o m p o k t e a t e r M e l a y u d a n d i p o p u l e r k a n berkeliling di daerah
Sumatera.P a d a t a h u n 1 9 8 8 b e b e r a p a k e l o m p o k O p e r a B a t a k s e d i k i t d e m i
s e d i k i t m e n g h i l a n g d i Sumatera Utara dan umumnya berasal dari
keterlibatannya dengan budaya Batak selamasekitar dua puluh tahun. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pemahaman dari daerah dalam hal ini Batak dan
sebuah identitas dalam konteks nasional Indonesia.Adapun pendiri trend-setting Tilhang
Opera Batak, atau Serindo, Tilhang Gultom, digunakanuntuk memainkan nya tema
tradisional dari sastra lisan (termasuk sejarah silsilah, legendasejarah, dan kisah-
kisah sensasional berasal dari artikel di koran), atau tema disesuaikan dariteks tertulis.
Para pemain dalam kelompok teater Serindo menggambarkan proses ini
danmengangkatnya ke pentas/panggung, untuk menunjukkan bahwa Tilhang Gultom
tidak hanyamenemukan cerita.Teks-teks yang digunakan dalam pertunjukan itu tidak
ditulis, namun kerangka dramatisnyadiolah secara lisan dan menjelaskan kepada para
pemain. Dengan latar belakang pengetahuan umum, mereka para pemain berusaha berlatih
drama itu dan disajikan di atas panggung
sesuaid e n g a n b e n t u k y a n g t e l a h d i b e r i k a n s e l a m a l a t i h a n , d a n t e n
t u n y a d e n g a n b e b e r a p a improvisasi selama pertunjukan.
Bentuk dan pengembangan kinerja yang dramatis dari Opera Batak
t e r t e n t u t e t a p s a m a keberadaanya dalam 60 tahun silam. Hanya figuran, lagu, tarian,
dan kejenakaan diselingan antara segmen dari cerita utama telah diubah seiring
dengan isi dan gaya selama periode disaat ini.Saat itu Opera Batak menjadi sangat
populer di dekade pertama keberadaannya pada tahun1925-1935. Para anggota
kelompok Opera Batak berasal dari latar belakang pedesaan,
dans a n g a t t e r i k a t d e n g a n m a r g a B a t a k m e r e k a . O p e r a B a t a k m e r
u p a k a n k e l o m p o k y a n g didukung dan dipengaruhi oleh intelektual perkotaan
waktu itu misalnya, melalui artikel
mereka berkontribusi pada koran lokal. Disamping itu pada awal
n y a , i n t e l e k t u a l i n i menekankan kepada identitas Batak dan perjuangan
Indonesia untuk kemerdekaan. KiniOpera Batak kembali menelurkan karya-karya
terabaiknya melalui Thompson HS bersamaPLOT (Pusat Latihan Opera Batak).
3.Makyong dari Kepulauan Riau

Teater tradisi ini cukup tua dalam perkembangannya. Makyong merupakan suatu jenis
teater tradisional yang bersifat kerakyatan. Makyong yang paling tua terdapat
di pulau Mantang,salah satu pulau di daerah Riau. Pada mulanya kesenian
Makyong berupa tarian joget
ataur o n g g e n g . D a l a m p e r k e m b a n g a n n y a k e m u d i a n d i m a i n k a n d e n g a n c e r i t
a - c e r i t a r a k y a t , legenda dan juga cerita-cerita kerajaan. Makyong juga
digemari oleh para bangsawan dansultan-sultan, hingga sering dipentaskan di
istana-istana. Bentuk teater rakyat makyong
tak u b a h n y a s e b a g a i t e a t e r r a k y a t M a d u r a d i n a m a k a n t o p e n g d a l a n g . S e
mua pemain topengd a l a n g m e m a k a i t o p e n g d a n p a r a p e m a i n t i d a k m
e n g u c a p k a n d i a l o g . u m u m n y a , dipertunjukkan dengan menggunakan media
ungkap tarian, nyanyian, laku, dan dialogdengan membawa cerita-cerita rakyat yang
sangat populer di daerahnya. Cerita-cerita rakyattersebut bersumber pada sastra
lisan Melayu. Daerah Riau merupakan sumber dari bahasaM e l a y u L a m a . A d a
dugaan bahwa sumber dan akar Makyong berasal dari daerah
R i a u , kemudian berkembang dengan baik di daerah lain.
Pementasan makyong selalu diawali dengan bunyi tabuhan yang dipukul bertalu-talu
sebagait a n d a b a h w a a d a p e r t u n j u k a n m a k y o n g d a n a k a n s e g e r a d i m
u l a i . S e t e l a h p e n o n t o n berkumpul, kemudian seorang pawang
( s e s e p u h d a l a m k e l o m p o k m a k y o n g ) t a m p i l k e tempat pertunjukan melakukan per
syaratan sebelum pertunjukan dimulai yang dinamakan
upacara buang bahasa atau upacara membuka tanah
d a n b e r d o a u n t u k m e m o h o n a g a r pertunjukan dapat berjalan lancar.
4.Randai dari Sumatera Barat

Randai merupakan suatu bentuk teater tradisional yang bersifatkerakyatan yang


terdapat did a e r a h Minangkabau, Sumatera Barat. Sampai saat ini,
r a n d a i m a s i h h i d u p d a n b a h k a n berkembang serta masih digemari
oleh masyarakatnya, terutama di daerah pedesaan atau dikampung-kampung. Teater
tradisional di Minangkabau bertolak dari sastra lisan. begitu jugaRandai bertolak dari
sastra lisan yang disebut kaba (dapat diartikan sebagai cerita).
Bakaba
artinya bercerita.Ada dua unsur pokok yang menjadi dasar Randai, yaitu. Pertama, unsur
penceritaan. Cerita yang disajikan adalah kaba, dan disampaikan lewatgurindam,
dendang dan lagu. Sering diiringi oleh alat musik tradisional Minang, yaitu salung,rebab,
bansi, rebana atau yang lainnya, dan juga lewat dialog. Kedua, unsur laku dan gerak, atau
tari, yang dibawakan melalui
galombang
. Gerak tari yangdigunakan bertolak dari gerak-gerak silat tradisi Minangkabau, dengan
berbagai variasinyadalam kaitannya dengan gaya silat di masing- masing daerah.Randai
menjadi penghubung yang baik dalam kemaslahatan hidup bertetangga
masyarakatMinangkabau sehingga terus diajarkan kepada anak cucu yang ingin belajar
kesenian tradisi ini.

d. Permainan Rakyat
- Gala Hambek= Permainan bergroup 4-5 orang (laki-laki atau perempuan) di tanah lapang
atau jalan dengan menggaris tanah atau jalan memakai abu dapur dengan gambar petak 4.
- Iye- Iye =Permainan anak perempuan bergroup dengan memakai tali (karet yang
disambung)
- Taratintin = suatu jenis permainan dengan banyak orang dan terdapat satu orang
penjaganya atau orang yang kena hukuman untuk bertugas mencari teman-teman yang
bersembunyi pada hitungan dari satu hingga sepuluh namun ada pula yang menghitung
dengan cara dari sepuluh hingga seratus tapi kelipatan sepuluh biar tidak capek.
- Piccek Baju =permainan tradisional yang populer di Indonesia, khususnya dimasyarakat
pedesaan. Permainan ini dapat ditemukan diberbagai wilayah di Indonesia baik di Sumatera,
Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Disetiap wilayahnya dikenal dengan nama yang berbeda.
Di jawa permainan ini disebut Engklek dan biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan.
-Bakiak = Berasal dari Sumatera Barat. Bahannya dibuat dari kayu panjang seperti seluncur
es yang sudah dihaluskan(diamplas,red;banjar) dan diberi beberapa selop
diatasnya,biasanya untuk 2-3 orang. Memainkan bakiak biasanya secara berkelompok, yang
masing-masing kelompok berlomba untuk sampai ke finish. Permainan ini menguji
ketangkasan,kepemimpinan,kerja sama,kreativitas, wawasan serta kejujuran.

e. Kepercayaan rakyat

1.Kepercayaan suku batak Sumatera Utara

Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan, mereka mempunyai sistem
kepercayaan dan religi tentang Mulajadi na Bolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan
pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu.
Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:

Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi
memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila
tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal,
maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki
tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau
kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah
laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.
Demikianlah religi dan kepercayaan suku Batak yang terdapat dalam pustaha. Walaupun
sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau
meninggalkan religi dan kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.[13]

2.Kepercayaan di dalam masyarakat Minangkabau


Salah satu tuntutan naluriah manusia adalah mempercayai adanya kekuasaan ghaib yang
bersifat Maha Sempurna yang dihayati sebagai rasa keagamaan. Kepercayaan kepada
kekuasaan alam diluar lahiriah seperti makhluk ghaib, roh-roh dan kekuatan alam, adalah
penyimpangan dan mengaburkan hakekat kepercayaan kepada keesaan Yang Maha Sempurna
yang bersifat naluriah dan fitrah insaniah itu. Kepercayaan terhadap hal yang mistis
tumbuh karena tipuan setan yang membonceng bersama ketidak-sanggupan manusia
menghadapi tantangan alam dalam memenuhi kebutuhan jasmaniahnya. Kepercayaan ini
pernah ada di dalam masyarakat Minangkabau masa lalu. Islam mengembalikan kepercayaan
masyarakat Minangkabau kepada fitrahnya semula. Namun, beberapa peninggalan
kepercayaan lama masih melekat dan dalam beberapa cara dan upacara bahkan saling
bermesraan dengan Islam. Pengakuan bahwa manusia adalah alam kecil yang susunannya
berimbang dengan alam luas, menuntut perilaku manusia untuk menjaga dan memelihara
keseimbangan itu. Dalam bahasa di Minangkabau tampak pengaruhnya pada penggunaan kata
pantang, sumbang dan cando atau sesuatu yang salah dan terlarang.

3. kepercayaan di Sumatera Selatan


Provinsi Sumatera Selatan yang mempunyai potensi besar untuk pengembangan lahan
pertanian pasang surut. Para transmigrasi umumnya adalah orang-orang yang berasal dari
suku bangsa Bali, Jawa, dan Sunda. Pergaulah hidup beragama dan kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa di daerah Sumatera Selatan terus dikembangkan dan ditingkatkan
sesuai dengan filsafat Negara Pancasila. Pada umumnya, para transmigran yang tinggal di
Desa Makarti Jaya masih mengenal sisa-sisa kepercayaan yang bersifat animistis dan
dinamistis. Mereka percaya akan adanya Roh atau arwah orang yang telah meninggal, dan
benda alam yang dianggap mempunyai jiwa dan makna. Roh atau arwah mereka
personifikasikan menempati tempat tinggal manusia. Seperti: hutan,sungai,sawah,dan lain-
lain. Bahkan lebih dari itu, tanahpun dianggap jiwa dan manna. Hal itu dapat kita lihat
apabila orang mau mendirikan rumah atau mengelola sawah. Dengan kepercayaan tersebut
untuk menghormati penghuni tanah tersebut, masyarakat perlu mengadakan upacara.
Dengan tujuan sebagai ucapan syukur mereka terhadap penguasa alam, dan juga permohonan
agar masyarakat diberi kesehatan dan hasil pertanian yang melimpah ruah.

c. contoh folklore sebagian lisan di Jawa


a.Tarian Rakyat
1.Provinsi Jawa Barat
*Tari Ketuk Tilu

Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan cikal bakal Jaipongan yang berasal dari Jawa
Barat dan sekaligus hiburan yang biasanya diselenggarakan pada acara pesta perkawinan,
acara hiburan penutup kegiatan atau diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang
cukup luas.
Istilah ketuk tilu diambil dari alat musik pengiringnya, yaitu 3 buah ketuk (bonang) yang
memberi pola irama rebab, kendang (gendang) indung (besar) dan kulanter (kecil) untuk
mengatur dinamika tari/kendang yang diiringi kecrek dan goong.
Dahulu, ketuk tilu adalah upacara menyambut panen padi sebagai rasa terima kasih kepada
Dewi Sri. Upacara ini dilakukan pada waktu malam hari, dengan mengarak seorang gadis
diiringi bunyi-bunyian yang berhenti di tempat luas. Sekarang, ketuk tilu menjadi tarian
pergaulan dan hiburan, biasanya diselenggarakan pada pesta perkawinan, hiburan penutup
suatu kegiatan, atau digelar pada acara-acara khusus. Di desa-desa tertentu, pertunjukan
tari ketuk tilu sering dilakukan semalaman suntuk.
Kostum yang dipakai penari wanita ketuk tilu adalah kebaya, sinjang (celana panjang) sabuk,
dan beragam aksesoris, seperti gelang dan kalung. Sedangkan untuk penari pria,
mengenakan baju kampret warna gelap, celana pangsi, ikat kepala, dan sabuk kulit.
*Tari Merak

Merak yaitu binatang sebesar ayam, bulunya halus dan dikepalanya meiliki
seperti mahkota.Kehidupan merak yang selalu mengembangkan bulu ekornya agar
menarik burung merak wanita menginspirasikan R. Tjetje Somantri untuk membuat tari
Merak ini.Dalam pertunjukannya, ciri bahwa itu adalah terlihat dari pakaian yang dipakai
penarinya memiliki motif seperti bulu merak. Kain dan bajunya menggambarkan bentuk
dan warnabulu-bulu merak; hijau biru dan/atau hitam.Ditambah lagi sepasang sayapnya yang
melukiskan sayap atau ekor merak yang sedang dikembangkan. Gambaran merak akan jelas
dengan memakai mahkota yang dipasang di kepala setiap penarinya. Tarian ini biasanya
ditarikan berbarengan, biasanya tiga penari atau bisa juga lebih yang masing-masing
memiliki fungsi sebagai wanita dan laki-lakinya. Iringan lagu gendingnya yaitu lagu Macan
Ucul. Dalam adegan gerakan tertentu terkadang waditra bonang dipukul di
bagian kayunya yang sangat keras sampai terdengar kencang, itu merupakan bagian gerakan
sepasang merak yang sedang bermesraan.Dari sekian banyaknya tarian yang diciptakan oleh
Raden Tjetje Somantri, mungkin tari Merak ini merupakan tari yang terkenal di Indonesia
dan luar negeri.Tidak heran kalau seniman Bali juga, di
antaranya mahasiswa Denpasar menciptakan tari Manuk Rawa yang konsep dan gerakannya
hampir mirip dengan tari Merak.
2.Provinsi Jawa Tengah
*Tari Gambyong
Sejarah
Serat Centhini, kitab yang ditulis pada masa pemerintahan Pakubuwana IV (1788-1820)
dan Pakubuwana V (1820-1823), telah menyebut adanya gambyong sebagai tarian tldhk.
Selanjutnya, salah seorang penata tari pada masa pemerintaha Pakubuwana IX (1861-1893)
bernama K.R.M.T. Wreksadiningrat menggarap tarian rakyat ini agar pantas dipertunjukkan
di kalangan para bangsawan atau priyayi. Tarian rakyat yang telah diperhalus ini menjadi
populer dan menurut Nyi Bei Mardusari, seniwati yang juga selir Sri Mangkunegara
VII (1916-1944), gambyong biasa ditampilkan pada masa itu di hadapan para tamu di
lingkungan Istana Mangkunegaran. Perubahan penting terjadi ketika pada tahun 1950, Nyi
Bei Mintoraras, seorang pelatih tari dari Istana Mangkunegaran pada masa Mangkunegara
VIII, membuat versi gambyong yang "dibakukan", yang dikenal sebagai Gambyong Pareanom.
Koreografi ini dipertunjukkan pertama kali pada upacara pernikahan Gusti Nurul, saudara
perempuan MN VIII, di tahun 1951. Tarian ini disukai oleh masyarakat sehingga
memunculkan versi-versi lain yang dikembangkan untuk konsumsi masyarakat luas.
*Tari gambir anom

Tari Gambir Anom, sebuah tarian klasik dengan gaya lemah lembut. Setelah itu, mereka
menarikan irama-irama yang sedikit rancak. Yang unik dari tarian ini adalah ikut sertanya
para penonton atau tamu untuk menari bersama dengan penari Tayub. Tamu yang dipandang
terhormat biasanya akan didaulat ikut menari dengan ditandai dikalungkannya sebuah
sampur. Adapun kisah cerita yang dibawakan dalam tarian ini yakni tentang tokoh irawan
yang merupakan putra arjuna dan tengah jatuh cinta pada lawan jenisnya. Keunikan gerakan
juga dapat kita lihat dengan jelas, dimana tarian ini selain memamerkan gerakan yang
gemulai juga sedikit banyak memperlihatkan gerakan pantonim seperti berdandan, bingung
dan lain sebagainya.Meskipun pada awalnya tarian ini dibawakan oleh seorang penari laki-laki
secara tunggal, namun dalam perkembangannya saat ini tak jarang penari tari
gambir diperankan oleh seorang perempuan.
3. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
*Tari Serial Ramayana

Sendratari Ramayana Prambanan merupakan sebuah pertunjukan yang


menggabungkan tari dan drama tanpa dialog, diangkat dari cerita Ramayana dan
dipertunjukkan di dekat Candi Prambanan di Pulau Jawa, Indonesia.[1][2] Sendratari
Ramayana Prambanan merupakan sendratari yang paling rutin mementaskan Sendratari
Ramayana sejak 1961. Pemilihan bentuk sendratari sebagai penutur cerita pahlawan atau
biasa disebut wiracarita Ramayana karena sendratari mengutamakan gerak-gerak
penguat ekspresi sebagai pengganti dialog, sehingga diharapkan penyampaian wiracarita
Ramayana dapat lebih mudah dipahami dengan latar belakang budaya dan bahasa penonton
yang berbeda. Cerita Ramayana adalah perjalan Ramadalam menyelamatkan
istrinya Sita (di Jawa biasa disebut Sinta) yang diculik oleh raja
Negara Alengka, Rahwana. Sendratari Ramayana Prambanan biasa digelar tiap
hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, pementasan di panggung terbuka hanya pada bulan kemarau,
di luar itu pementasan diadakan di panggung tertutup. Alamat lengkap kantor serta lokasi
pertunjukan adalah Jalan Raya Jogja - Solo Km 16 Prambanan Sleman, Yogyakarta 55571
4.Provinsi Jawa Timur
*Tari Ngremo

Tari Remo berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur[butuh rujukan]. Tarian ini berasal dari
kecamatan Diwek Di desa Ceweng, tarian ini diciptakan oleh warga yang berprofesi sebagai
pengamen tari di kala itu, memang banyak profesi tersebut di Jombang, kini Tarian ini pada
awalnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk. Namun,
pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas
tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival
kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran
dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering
ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri
atau Tari Remo gaya perempuan. Menurut sejarahnya, tari remo merupakan tari yang
khusus dibawakan oleh penari laki laki. Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam
tarian ini. Pertunjukan tari remo umumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam
sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam
menampilkan tarian ini. Berdasarkan perkembangan sejarah tari remo, dulunya tari remo
merupakan seni tari yang digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk. Namun
seiring berjalannya waktu, fungsi dari tari remo pun mulai beralih dari pembuka
pertunjukan ludruk, menjadi tarian penyambutan tamu, khususnya tamu tamu kenegaraan.
Selain itu tari remo juga sering ditampilkan dalam festival kesenian daerah sebagai upaya
untuk melestarikan budaya Jawa Timur. Oleh karena itulah kini tari remo tidak hanya
dibawakan oleh penari pria, namun juga oleh penari wanita. Sehingga kini muncul jenis tari
remo putri. Dalam pertunjukan tari remo putri, umumnya para penari akan memakai kostum
tari yang berbeda dengan kostum tari remo asli yang dibawakan oleh penari pria.
*Tari Gandrung Banyuwangi

Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap
habis panen.. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti Ketuk Tilu di Jawa
Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di
wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari
profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan
iringan musik (gamelan). Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan
iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Tarian dilakukan dalam bentuk
berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan
"paju"Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di
wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas
dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan
gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari
gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi.Gandrung sering dipentaskan
pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-
acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. Menurut
kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga
menjelang subuh (sekitar pukul 04.00).
b.Upacara Adat
1. Upacara Memitu (Jawa Barat, Indramayu)

Upacara Memitu/Tingkeban dipimpin oleh seorang lebe atau sesepuh dari kaum alim ulama
setempat. Pimpinan upacara biasanya membacakan doa syukuran dan membacakan surat
Lukman, sekaligus menutupnya dengan doa Al Barokah. Tempat penyelenggaraan upacara
adalah di rumah pasangan yang bersangkutan atau di rumah orang tua salah satu pasangan.
Lokasinya biasanya di luar rumah di tempat yang agak leluasa agar bisa dilihat oleh para
tamu. Pelaksanaan upacara memitu/tingkeban yaitu pada waktu usia kandungan tujuh bulan.
Tepatnya dilaksanakan pada salah satu tanggal berikut yaitu: tanggal 7, 17 atau 27,
disesuaikan dengan kesiapan yang bersangkutan. Pihak utama yang terlibat upacara adalah
ibu yang sedang hamil tersebut dengan suaminya, orang tua kedua belah pihak, kerabat dari
kedua belah pihak, lebe atau sesepuh yang akan memimpin upacara, dan dukun bayi atau
paraji yang memimpin upacara mandi. Pihak lainnya adalah tetangga dan handai taulan dari
kedua belah pihak. Maksud dan tujuan dilaksanakannya upacara ini yaitu bersyukur kepada
Tuhan karena rumah tangganya dibarokahi dengan diberi keturunan. Selain itu adalah
memohon agar diberi keselamatan baik bagi si ibu maupun jabang bayi pada saat melahirkan
nanti. Disamping juga memohon agar si jabang bayi lahir dengan tanpa cacat dan menjadi
anak yang baik, dan membawa pengaruh sejahtera kelak hidup di dunia.

2. Upacara Jamasan Pusaka Mangkunegaran (Selogiri, Jawa Tengah)

Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, ada suatu tradisi yang berupa upacara
jamasan atau siraman pusaka Mangkunegaran. Dalam upacara jamasan pusaka
Mangkunegaran tersebut yang dijamas atau dimandikan adalah dua buah keris dan sebuah
tombak peninggalan Raden Mas Said atau Mangkunegara I yang ditempatkan di Kecamatan
Selogiri. Keris-keris tersebut bernama Kyai Koriwelang dan Kyai Jaladara, sedangkan
tombaknya diberi nama Kyai Totok. Kisah dibalik keberadaan benda-benda pusaka tersebut
di Selogiri, berawal ketika Raden Mas Said berusaha mempertahankan daerahnya dari
penjajah Belanda yang mulai masuk ke daerah sekitar Gunung Wijil. Dalam peperangan
mempertahankan daerahnya itu, Raden Mas Said yang menggunakan senjata-senjata pusaka
tersebut dan dibantu oleh rakyat Selogiri berhasil mengusir pasukan Belanda.

3.Upacara kebo-keboan (banyuwangi, jawa timur)

Upacara kebo-keboan di Dusun Krajan dilaksanakan satu kali dalam satu tahun yang jatuh
pada hari Minggu antara tanggal 1 sampai 10 Sura (tanpa melihat hari pasaran). Dipilihnya
hari minggu sebagai hari penyelenggaraan dengan pertimbangan bahwa pada hari tersebut
masyarakat sedang tidak bekerja (libur), sehingga dapat mengikuti jalannya upacara.
Sedangkan, dipilihnya bulan Sura dengan pertimbangan bahwa Sura, menurut kepercayaan
sebagian masyarakat Jawa, adalah bulan yang keramat. Sebagaimana upacara pada
umumnya, upacara kebo-keboan di Krajan juga dilakukan secara bertahap. Tahap-tahap yang
harus dilalui dalam upacara ini adalah sebagai berikut: tahap selamatan di Petaunan; tahap
ider bumi atau arak-arakan mengelilingi Dusun Krajan; dan tahap ritual kebo-keboan yang
dilaksanakan di daerah persawahan Dusun Krajan. Pemimpin dalam upacara kebo-keboan ini
bergantung pada kegiatan atau tahap yang dilakukan. Pada tahap selamatan di Petaunan,
yang bertindak sebagai pemimpin upacara adalah kepala Dusun Krajan. Sedangkan, yang
bertindak sebagai pemimpin upacara saat mengadakan ritual ider bumi dan kebo-keboan
adalah seorang pawang yang dianggap sebagai orang yang ahli dalam memanggil roh-roh para
leluhur. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan upacara adalah: para
aparat Dusun Krajan; beberapa kelompok kesenian yang ada di wilayah Alasmalang; empat
orang atau lebih yang nantinya akan menjadi kebo-keboan dan warga masyarakat lainnya
yang membantu menyiapkan perlengkapan upacara maupun menyaksikan jalannya upacara.
c.Teater Rakyat

a. Ketoprak dari Jawa Tengah dan Yogyakarta

Teater yang amat populer di Jawa Tengah dan Yogyakarta ini cukup tua usianya, yaitu
muncul sejak tahun 1887. Mula-mula hanya merupakan permainan lesung orang-orang desa di
bawah bulan purnama, kemudian ditambah tembang dan nyanyian. Jadi, bukan tontonan. Baru
pada tahun 1909, setelah dimodifikasi dengan tambahan alat-alat musik, seperti kendang,
terbang, seruling, dan kecrek, pertunjukan ini dipertontonkan. Pada tahun 1920-an
berkembanglah kelompok-kelompok ketoprak yang mempertontonkan ketoprak dalam
bentuk seperti yang kita kenal sekarang. Pertunjukannya pun tidak lagi diselenggarakan di
halaman rumah atau pendapa, melainkan beralih ke panggung prosenium. Cerita yang
dipentaskan beragam dan sejak tahun 1930-an sudah mengambil sumber-sumber cerita yang
lebih modern.

b. Wayang wong dari Yogyakarta

Teater Wayang Wong (Wayang Orang) semula muncul di Istana Yogyakarta pada
pertengahan abad 18, namun akhirnya keluar istana dan menjadi kegemaran rakyat.
Pertunjukannya diselenggarakan di pasar-pasar malam, taman hiburan, dan di pentas
prosenium. Penataan panggung realistik dengan set ruangan keraton, gerbang keraton, jalan
desa, dan lain-lain. Cerita yang dipentaskan umumnya Mahabharata dan Ramayana yang
dipelajari dari guru-guru tari keraton. Pemainnya harus pandai menari dan menembang serta
memahami tarian untuk karakter tertentu, selain juga mampu melakukan brontowecono
(berdialog) dalam karakter yang dibawakannya.
3. Longser dari Jawa Barat

Longser merupakan teater tradisional di Jawa Barat. Menurut pendapat, kata Longser
berasal dari kata "Melong" yang berarti melihat dan "seredet" yang berarti tergugah.
Diartikan bahwa siapa yang melihat pertunjukan hatinya akan tergugah. Sebagaimana
dengan tontonan teater tradisional yang lain, tontonan Longser juga bersifat hiburan.
Sederhana, jenaka dan menghibur. Tontonan Longser bisa diselenggarakan di mana saja,
karena tanpa dekorasi yang rumit. Dan penonton bisa menyaksikannya dengan duduk
melingkar.
4. Ludruk

Ludruk merupakan teater tradisional di Jawa Timur yang bersifat kerakyatan. Asalnya dari
Jombang. Menggunakan bahasa Jawa dialek Jawa Timuran. Pada perkembangannya, Ludruk
menyebar ke daerah - daerah di sebelah barat, karesidenan Madiun, Kediri sampailah ke
Jawa Tengah. Pada tontonan Ludruk, semua perwatakan dimainkan oleh laki - laki. Cerita
yang dilakonkan biasanya tentang sketsa kehidupan rakyat atau masyarakat, yang dibumbui
dengan perjuangan melawan penindasan. Unsur parikan atau kidungan di dalam
Ludruk pengaruhnya sangat besar. Misalnya, parikan yang dilantunkan oleh Cak Durasim di
zaman penjajahan Jepang, membuat Cak Durasim berurusan dengan kempetei Jepang.
d. Permainan Rakyat

1. petak umpet atau Ucing sumput=permainan tradisional Jawa yang dimainkan oleh
sekelompok anak-anak yang jumlahnya lebih dari tiga. Dalam permainan ini, salah satu anak
akan berperan sebagaikucing. Ia akan mencari teman-temannya yang bersembunyi, setelah
ia memejamkan dan memberikan kesempatan temannya untuk bersembunyi. Kesempatan
diberikan melalui hitungan. Anak yang pertama kali ditemukan akan menggantikan perannya
sebagai kucing jika temannya yang masih bersembunyi dapat memegang benteng pusat
permainan tempat di mana orang yang berperan sebagai kucing memejamkan matanya.

2. bethik atau gatrik=permainan tradisional Jawa yang dimainkan oleh 2 kelompok anak.
Media yang digunakan dalam permainan adalah 2 potong bamboo. Satu bamboo berfungsi
sebagai tongkat dengan panjang 30 cm,sedang satu bamboo lainnya berukuran lebih kecil.
Cara memainkan permainan ini dimulai dengan meletakan tongkat pendek diantara 2 buah
batu bata, pemain akan memukul tongkat kecil tersebut dengan tongkat yang lebih panjang
sejauh-jauhnya. Pemain lawan harus menangkap tongkat pendek itudan sebisa mungkin
melemparkannya kearah tumpukan batu bata.

3.oray-orayan=permainan tradisional yang dilakukan oleh sekelompok anak yang saling


memegang pundak dan berjalan diantara 2 pemain lain yang menyatukan tangannya hingga
membentuk gerbang. Sekelompok anak yang berjalan membentuk ular akan menyanyikan
satu lagu khusus. Saat lagu terhenti, pemain yang membentuk gerbang akan menurunkan
tangannya dan menangkap anak yang ada dihadapannya.

4.congklak atau dhakon=dimainkan oleh 2 gadis kecil yang duduk saling berhadapan.
Mereka menggunakan sebuah papan congklak yang memiliki 7 buah lubang. Lubang-lubang
dalam papan congklak itu akan diisi menggunakan cangkang kerang atau biji-bijian sesuai
urutannya. Di akhir permainan, isi dari lubang Bandar akan dihitung dari pemain yang
mendapatkan kerang atau biji-bijian paling banyak menjadi pemenangnya.

e.Kepercayaan rakyat

Kejawen

Penganut salah satu aliran kejawen tengah beribadah di Candi Ceto.

Kejawen (bahasa Jawa Kejawn) adalah sebuah kepercayaan yang terutama dianut di
pulau Jawa oleh suku Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di Jawa. Kejawen
hakikatnya adalah suatu filsafat di mana keberadaanya ada sejak orang Jawa(Bahasa Jawa:
Wong Jawa , Krama: Tiyang Jawi ) itu ada. Hal tersebut dapat dilihat
dari ajarannya yang universal dan selalu melekat berdampingan dengan agama yang dianut
pada zamannya. Kitab-kitab dan naskah kuno Kejawen tidak menegaskan ajarannya sebagai
sebuah agama meskipun memiliki laku. Kejawen juga tidak dapat dilepaskan dari agama yang
dianut karena filsafat Kejawen dilandaskankan pada ajaran agama yang dianut
oleh filsuf Jawa.
Sejak dulu, orang Jawa mengakui keesaan Tuhan sehingga menjadi inti ajaran Kejawen,
yaitu mengarahkan insan : Sangkan Paraning Dumadhi (lit. "Dari mana datang dan kembalinya
hamba tuhan") dan membentuk insan se-iya se-kata dengan tuhannya : Manunggaling Kawula
lan Gusthi (lit. "Bersatunya Hamba dan Tuhan"). Dari kemanunggalan itu, ajaran Kejawen
memiliki misi sebagai berikut:

1. Mamayu Hayuning Pribadhi (sebagai rahmat bagi diri pribadi)


2. Mamayu Hayuning Kaluwarga (sebagai rahmat bagi keluarga)
3. Mamayu Hayuning Sasama (sebagai rahmat bagi sesama manusia)
4. Mamayu Hayuning Bhuwana (sebagai rahmat bagi alam semesta)
berbeda dengan kaum abangan kaum kejawen relatif taat dengan agamanya, dengan
menjauhi larangan agamanya dan melaksanakan perintah agamanya namun tetap menjaga
jatidirinya sebagai orang pribumi, karena ajaran filsafat kejawen memang mendorong untuk
taat terhadap tuhannya. jadi tidak mengherankan jika ada banyak aliran filsafat kejawen
menurut agamanya yang dianut seperti : Islam Kejawen, Hindu Kejawen, Kristen Kejawen,
Budha Kejawen, Kejawen Kapitayan (Kepercayaan) dengan tetap melaksanakan adat dan
budayanya yang tidak bertentangan dengan agamanya.
Kejawen adalah sebuah kepercayaan atau mungkin boleh dikatakan agama yang terutama
yang dianut di pulau jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di jawa.
Agama kejawen sebenarnya adalah nama sebuah kelompok kepercayaan-kepercayaan yang
mirip satu sama lain dan bukan sebuah agama yang terorganisir seperti agama islam atau
agama kristen.
Ciri khas dari agama kejawen adalah adanya perpaduan antara animisme, agama hindu dan
budha. Namun pengaruh agama islam dan agama kristen. Nampak bahwa agama ini adalah
sebuah kepercayaan sinkretisme.
Pengamatan Geetz tentang mojokuto terkait profesi penduduk setempat. Penggolongan
penduduk menurut pandangan masyarakat mojokuto berdasarkan kepercayaan, profesi,
etnis dan pandangan politik dan di temukannya tiga inti struktur sosial yakni desa, pasar dan
birokrasi pemerintah yang mencerminkan tiga tipe kebudayaan abangan, santri dan priyayi.
1. Varian Abangan
Struktur sosial desa biasanya diasosiasikan kepada para petani, pengrajin dan buruh kecil
yang penuh dengan tradisi animisme upacara slametan, kepercayaan terhadap makhluk
halus, tradisi pengobatan, sihir dan menunjuk kepada seluruh tradisi keagamaan abangan
Bagi sistem keagamaan jawa slametan, merupakan hasil tradisi yang menjadi perlambang
kesatuan mistis dan sosial di mana mereka berkumpul dalam satu meja menghadirkan semua
yang hadir dan ruh yang gaib untuk memenuhi setiap hajat orang atas suatu kejadian yang
ingin diperingati, ditebus atau dikuduskan.
Dalam tradisi slametan dikenal adanya siklus slametan : 1) yang berkisar krisis kehidupan
2) yang berhubungan dengan pola hari besar islam namun mengikuti penanggalan jawa 3)
yang terkait dengan intregasi desa 4) slametan untuk kejadian yang luar biasa yang ingin
dislameti. Kesemuanya betapa slametan menempati setiap proses kehidupan dunia abangan.
Slametan berimplikasi pada tingkah laku social dan memunculkan keseimbangan emosional
individu karena telah dislameti.
2. Varian Santri
Mojokuto yang berdiri pada pertengahan akhir abad ke-19, jamaah muslimnya terkristal
dalam latar abangan yang umum. Sementara mereka yang terdiri dari kelas pedagang dan
banyak petani muncul dari utara jawa memunculkan varian santri. Perbedaan yang mencolok
antara abangan dan santri adalah jika abangan tidak acuh terhadap doktrin dan terpesona
pada upacara. Sementara santri lebih memiliki perhatian terhadap doktrin dan mengalahkan
aspek ritual islam yang menipis.
Untuk mempertahankan doktrin santri, mereka mengembangkan pola pendidikan yang
khusus dan terus menerus. Di antaranya pondok (pola santri tradisional), langgar dan masjid
(komunitas santri lokal), kelompok tarekat (mistik islam tradisional) dan sistem sekolah
yang diperkenalkan oleh gerakan modernis. Kemudian memunculkan varian pendidikan baru
dan upaya santri memasukan pelajaran doktrin padasekolah negeri.
3. Varian Priyayi
Dalam kebudayaan jawa, istilah priyayi atau berdarah biru merupakan satu kelas sosial
yang mengacu kepada golongan bangsawan. Suatu golongan tertinggi dalam masyarakat
karena memiliki keturunan dari keluarga kerajaan.
Kelompok ini menunjuk pada elemen hinduisme lanjutan dari tradisi keraton hindu-jawa.
Sebagai halnya keraton, maka priyayi lebih menekankan pada kekuatan sopan santun yang
halus, seni tinggi dan mistisme intuitif dan potensi sosialnya yang memenuhi kebutuhan
kolonial Belanda untuk mengisi birokrasi pemerintahannya.
Kepercayaan-kepercayaan religius para abangan merupakan campuran khas penyembahan
unsur-unsur alamiah secara animis yang berakar dalam agama-agama hinduisme yang
semuanya telah ditumpangi oleh ajaran islam.

c.contoh folklor sebagian lisan di Bali

a.Tarian rakyat

Tari Pendet
Tari Pendet merupakan tari Bali yang pada awalnya merupakan tari pemujaan. Tarian yang
diciptakan oleh I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng pada tahun 1950 ini melambangkan
penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Akan tetapi seiring perkembangan zaman,
pencipta tari tersebut mengubahnya menjadi tarian ucapan selamat datang pada tahun
1967.

Tari Legong

Tari Legong merupakan tari Bali dengan gerak tari yang terikat oleh gamelan yang
mengiringinya yakni Gamelan Semar Pagulingan. Tarian yang selalu dilengkapi dengan kipas
sebagai alat bantu ini pada mulanya dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19
paruh kedua.

b.Upacara adat

1.Upacara Ngurek

Upacara Ngurek ini hampir mirip dengan debus dimana para pelaku yang terlibat dalam
upacara ini wajib menusuk tubuhnya dengan menggunakan keris.
Tujuan dari Upacara Ngurek ini adalah manusia wajib yakin dengan Tuhan Yang Maha Esa,
ketika manusia sudah yakin lahir bathin maka akan ada pertolongan berupa anugerah dan
berkah dari Sang Kuasa kepada manusia tersebut.

2.Upacara Melasti

Upacara melasti ini merupakan upacara penyucian manusia dan kehidupannya dimana
sebelum Hari Raya Nyepi wajib dilakukan dengan bersembahyang dan berdoa di tepi pantai.
Unsur unsur jahat dan buruk dari manusia nantinya akan dibuang dan dilarung ke lautan.
Upacara Melasti ini adalah upacara yang berfungsi menyucikan manusia yang mana selalu
memiliki dosa karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna, manusia sering melakukan
kesalahan dan khilaf bahkan dosa sehingga Upacara melasti ini memang dilakukan untuk
tujuan tersebut. Jadi manusia akan terlahir kembali secara bersih baik jiwa maupun raga
kembali pasca Upacara Melasti ini dilakukan.

You might also like