You are on page 1of 4

Anorexia Nervosa & Bulmia

Aspek Medis dan Diagnosis

2 eating disorders yang paling umum adalah anorexia nervosa dan bulimia.

Banyak spesialis, termasuk pskiater, psikolog, dokter gigi, internist, clinical social

workers, dan perawat harus menyediakan perawatan untuk eating disorders. Anorexia

meliputi seseorang yang secara intensive membiarkan diri mereka dalam keadaan

lapar ketika berat badan mereka sudah turun ( underweight ). Orang orang yang

menderita penyakit ini memiliki ketakutan untuk menjadi gemuk, walaupun berat

badan mereka turun secara ekstrim ( underweight sekitar 15% dibawah level yang

direkomendasikan ). Mereka yang menderita anorexia tidak mampu melihat

penampilan fisik mereka secara akurat.

Berlainan dengan anorexia, orang-orang dengan bulimia nervosa mengkonsumsi

makanan dalam jumlah besar dimana mereka merasa tidak dapat mengkontrol

makannya. Orang dengan bulimia juga tidak sukses dalam diet seperti pada anorexia.

Mereka mungkin dapat diet dengan sukses untuk jangka pendek, tetapi mereka sering

kehilangan lagi kemampuan untuk membatasi asupan makanan, sering merupakan

hasil dari trauma emosional. Kemudian mereka mencoba untuk mencegah kenaikan

berat badan setelah makan dengan vomiting, menggunakan laxative atau diuretic,

dieting, dan atau exercise secara aggressive. Orang dengan bulimia, seperti pada

anorexia, sangat tidak puas dengan bentuk badannya dan berat badannya, dan self-

esteem mereka sangat dipengaruhi oleh penampilan mereka. Untuk didiagnosis

bulimia nervosa, seseorang harus terlibat dalam pola makan seperti yang disebutkan

diatas paling sedikit 2 kali seminggu selama 3 bulan; menunjukkan perasaan


kehilangan control makan; menggunakan laxatives, diuretic, atau self-induced

vomiting untuk mencegah kenaikan berat badan secara teratur; dan menunjukkan

perhatian yang berlebihan pada bentuk dan berat badan.

Diagnosis untuk anorexia atau bulimia tidak selalu benar. Sebagai contoh,

beberapa orang anorexia mungkin dapat makan banyak dan mengeluarkannya lagi

sedangkan beberapa orang bulimia mungkin membatasi asupan makanannya dan

kompensasi untuk makan yang berlebihan dengan olahraga. Jika seseorang makan

banyak tetapi 15 % atau lebih dibawah berat yang direkomendasikan, anorexia adalah

diagnose yang tepat.

Kedua penyakit ini prevalensinya paling besar dalam masyarakat, dimana kurus

merupakan ukuran yang ideal. Anorexia biasanya berkembang pada remaja usia 14 -

18 tahun, sedangkan bulimia lebih berkembang pada akhir remaja atau awal usia

20an. Diperkirakan anorexia terjadi sekitar 0,5% remaja perempuan dan bulimia

terjadi pada sekitar 1-2 % remaja perempuan. Bagaimanapun, 5 sampai 10 % wanita

muda mungkin menunjukkan sedikit tanda-tanda dan symptom penyakit ini.

Anorexia dan bulimia dipertimbangkan penyakit psikisatrik dengan komplikasi

fisik. Sebelum diagnosis menunjuk pada penyakit ini, penyebab lain yang mungkin

dari perubahan yang signifikan dalam berat badan atau nafsu makan ( seperti tumor,

imunodefisiensi, malabsorpsi, dan alcohol ) halus dikeluarkan. Symptom dari eating

disorders dapat juga menjadi tanda utama dari depresi dan schizophrenia. Eating

disoreders dapat dibedakan dari penyakit-penyakit ini melalui adanya distorsi bentuk

badan dan kesenangan hilangnya berat badan. Karena pasien mungkin memiliki

hubungan yang baik dengan doter gigi, maka dokter gigi sebagai penyedia pelayanan
kesehatan pertama dapat merasakan bahwa diagnosis eating disorders sesuai.

Walaupun banyak orang dengan eating disorders sembuh total, relapse sering terjadi

dan dapat terjadi bulanan atau bahkan tahunan setelah perawatan. Perkiraan 5-10%

pasien anorexia akan mati karena sakit; kematian mereka paling sering dihasilkan dari

kelaparan, bunuh diri, atau ketidakseimbangan elektrolit.

Oral health consideration

Manifestasi oral pada eating disorders adalah erosi parah dari enamel

permukaan lingual gigi gigi maksila. Asam dari vomiting kronik adalah penyebabnya.

Pemeriksaan pada kuku pasien dapat mengungkapkan kelainan terkait dengan

penggunaan jari untuk memacu muntah. Gigi gigi mandibula dapat terkena tetapi

tidak separah gigi maksila. Pembesaran parotis dapat berkembang sebagai sequela

dari kelaparan. Dokter gigi harus peka terhadap kemungkinan eating disorders ketika

simtom simtom ini ditemukan dan harus membuat langkah-langkah untuk mengatur

rujukan ke praktisi lain. Dukungan kepada pasien secara fisik, melaui perawatan

desensitisasi dan estetika, dan secara psikologis dengan menunjukkan perhatian dan

belas kasih adalah tanggung jawab dokter gigi terhadap pasien ini.

3.4.2 Gardners Syndrome

Gardners syndrome terdiri dari intestinal polyposis (memperlihatkan lesi

premalignan) dan multiple impaksi gigi supernumerary. Kelainan ini diturunkan

sebagai sebuah autosomal dominan dan beberapa pasien yang terkena sindrom ini

dapat mencapai usia 50 tahun tanpa adanya intervensi pembedahan. Pada pasien yang
masih muda dengan riwayat keluarga dari gardners syndrome, dental radiografi

dapat memperlihatkan indikasi awal dari kehadiran kelainan ini.

Gardner syndrome disebabkan oleh mutasi pada gen APC yang berlokasi di

kromosom 5q21. Hal ini sama dengan mutasi gen pada familial adenomatous

polyposis (FAP), kelainan yang juga merupakan predisposisi pada colon cncer

Sumber :

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20320451-S-PDF-Dianita%20Ratnasari.pdf

You might also like