You are on page 1of 7

.

Diagnosa Keperawatan
Penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap proses
kehidupan / masalah kesehatan.
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien campak adalah sebagai berikut
:
1. Gangguan termoregulasi b/d penyakit yang dialami.
2. Ketidak efektifan jalan napas : ketidak mampuan mengeluarkan secret b/d
penumpukan secret pada nasofaring.
3. Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili.
4. Kekurangan volume cairan tubuh b/d demam, diare, muntah.
5. Gangguan rasa aman dan nyaman b/d rasa gatal.
6. Resiko terjadinya komplikasi : bronkopneumonia b/d keadaan umum anak
kurang baik.

C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa I
Gangguan termoregulasi b/d penyakit yang dialami.
Tujuan : pemeliharaan ( mempertahankan ) suhu tubuh dalam rentang yang normal.
Dengan criteria hasil :
a. Suhu tubuh anak dalam rentang yang normal.
b. Anak bebas dari demam.
Intervensi
N Intervensi Rasional
o
1 Monitor perubahan suhu Sebagai pengawasan terhadap
tubuh, denyut nadi. adanya perubahan keadaan umum
pasien sehingga dapat diakukan
penanganan dan perawatan secara
cepat dan tepat.

2 Lakukan tindakan yang Upaya upaya tersebut dapat


dapat menurunkan suhu membantu menurunkan suhu tubuh
tubuh sperti lakukan pasien serta meningkatkan
kompres, berikan pakaian kenyamanan pasien.
tipis dalam memudahkan
proses penguapan.
3 Libatkan keluarga dalam Meningkatkan rasa nyaman anak.
perawatan serta ajari cara
menurunkan suhu dan
mengevaluasi perubahan
suhu tubuh.
4 Kaji sejauh mana Mengetahui kebutuhan infomasi dari
pengetahuan keluarga pasien dan keluarga mengenai
dan anak tentang perawatan pasien dengan
hypertermia hypertemia.

5 Kolaborasi dengan dokter Antipiretik


dengan memberikan menurunkan/mempertahankan suhu
antipiretik dan antibiotic tubuh anak.
sesuai dengan ketentuan.

Diagnose II
Ketidak efektifan jalan napas : ketidak mampuan mengeluarkan secret b/d penumpukan
secret pada nasofaring.
Tujuan : bersihan jalan napas efektif
Dengan criteria hasil :
a. Tidak mengalami aspirasi
b. Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru.
Intervensi
N Intervensi Rasional
o
1 Kaji fungsi pernapasan, Ronci, mengi menunjukkan
contoh bunyi napas, akumulasi secret/ ketidakmampuan
kecepatan, irama dan untuk membersihkan jalan napas
kedalaman dan yang dapat menimbulkan
penggunaan otot aksesori. penggunaan otot aksesori
pernapasan dan peningkatan kerja
pernapasan.
2 Catat kemampuan untuk Pengeluaran secret sulit bila secret
batuk efektif. sangat tebal ( mis. Efek infeksi dan
atau tidak adekuat hidrasi ).
3 Berikan posisi semi fowler Posisi membantu memaksimalkan
tinggi. Bantu klien untuk ekspansi paru dan menurunkan
batuk dan latihan napas upaya pernapasan.
dalam.
4 Bersihkan secret dari Mencegah obstruksi atau aspirasi.
mulut dan trakea ; Pengisapan dilakukan bila klien
pengisapan sesuai tidak mampu mengeluarkan secret.
keperluan.
5 Pertahankan masukan Pemasukan tinggi cairan membantu
cairan untk mengencerkan secret.
6 Berikan lingkungan yang Meningkatkan kenyamanan untuk
aman anak

Diagnose III
Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili.
Tujuan : keutuhan structural dan fungsi fisiologis dari kulit dan membrane mukosa.
Dengan criteria hasil :
a. Terbebas dari adanya lesi jaringan.
b. Suhu, elastisitas, hidrasi dan warna jaringan dalam rentang yang diharapkan.
Intervensi
N Intervensi Rasional
o
1 Pantau kulit dari adanya: Mengetahui perkembangan
ruam dan lecet, warna dan penyakit dan mencegah terjadinya
suhu, kelembaban dan komplikasi melalui deteksi dini
kekeringan yang berlebih, pada kulit.
area kemerahan dan rusak.
2 Mandikan dengan air Mempertahankan kebeersihan
hangat dan sabun ringan tanpa mengiritasi kulit.
3 Dorong klien untuk Membantu mencegah friksi /
menghindari menggaruk trauma kulit.
dan menepuk kulit.
4 Balikkan atau ubah posisi Meningkatkan sirkulasi dan
dengan sering mencegah tekanan pada kulit /
jaringan yang tidak perlu.
5 Ajarkan anggota keluarga / Mengetahui terjadinya infeksi /
memberi asuhan tentang komplikasi lebih cepat.
tanda kerusakan kulit, jika
diperlukan.
6 Konsultasi pada ahli gizi Perbaikan nutrisi klien agar
tentang makanan tinggi terhindar dari infeksi karena kulit
protein, mineral, kalori dan dapat menjadi barier utama yang
vitamin. dapat memperberat kondisi anak.

Diagnose IV
Kekurangan volume cairan tubuh b/d demam, diare, muntah.
Tujuan : intike cairan seimbang, keseimbangan volume cairan dalam tubuh.
Dengan criteria hasil :
a. Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala kekurangan volume cairan.
Intervensi
N Intervensi Rasional
o
1 Pantau berat badan, suhu, Mengontrol keseimbangan output.
kelembaban pada rongga
oral, volume konsentrasi
urin.
2 Ukur berat jenis urine Menunjukkan status hidrasi dan
perubahan pada fungsi ginjal, yang
mewaspadakan terjadinya gagal
ginjal akut pada respon terhadap
hipovolemia.
3 Observasi kulit/membrane Hipovolemia, perpindahan cairan
mukosa untuk kekeringan, dan kekurangan nutrisi
turgor. memperburuk turgor kulit.
4 Hilangkan tanda bau dari Menurunkan rangsangan pada
lingkungan gaster dan respon muntah.
5 Ubah posisi dengan sering, Adanya gangguan sirkulasi
berikan perawatan kulit cenderung merusak kulit.
dengan sering dan
pertahankan tempat tidur
kering dan bebas lipatan.
6 Berikan : Menarik minat anak agar mau
a. Bentuk-bentuk cairan minum banyak.
yang menarik ( sari buah,
sirup tanpa es, susu )

Diagnose V
Gangguan rasa aman dan nyaman b/d rasa gatal.
Tujuan : anak merasa nyaman
Dengan criteria hasil :
a. Anak dapat beristirahat dengan nyaman.
b. Rewel berkurang.
Intervensi :
N Intervensi Rasional
o
1 Tubuh anak dibedaki Mengurangi rasa gatal.
dengan bedak salisil 1%
atau lainya ( atas resep
dokter )
2 Tidurkan anak ditempat Mencegah silau dan menambah
yang agak jauh dari lampu kenyamanan anak.
( jangan tepat dibwah
lampu )

Diagnose VI
Resiko terjadinya komplikasi : bronkopneumonia b/d keadaan umum anak kurang baik.
Tujuan : mengurangi dan mencegah terjadinya komplikasi, mempercepat penyembuhan.
Dengan criteria hasil :
a. Anak bisa sembuh tanpa keluhan tambahan
b. Penyakit anak tidak bertambah parah.
Intervensi
N Intervensi Rasional
o
1 Cuci tangan sebelum dan Mengurangi risiko kontaminasi
sesudah kontak perawatan silang.
dilakukan. Intruksikan
klien / orang terdekat untik
memcuci tangan sesuai
indikasi
2 Berikan lingkungan yang Mengurangi pathogen pada system
bersih dan berventilasi imun dan mengurangi
baik. kemungkinan pasien mengalami
infeksi nosokomial.
3 Diskusikan tingkat dan Meningkatkan kerja sama dengan
rasional isolasi pencegahan cara hidup dan mengurangi rasa
dan mempertahankan terisolasi.
kesehatan pribadi.
4 Pantau tanda-tanda vital Memberikan informasi data-data
dasar, awian atau peningkatan suhu
secara berulang-ulang dari demam
yang terjadi untuk menunjukkan
bahwa tubuh bereaksi pada proses
infeksi.
5 Kaji frekuensi /kedalaman Kongesti / distress pernapasan
pernapasan, perhatikan dapat mengindikasikan
batuk spasmodic kering perkembangan PCP, penyakit yang
pada inspirasi dalam, umum terjadi.meskipun demikian,
perubahan karakteristik TB paru mengalami peningkatan
sputum dan adanya mengi dan infeksi jamur lainnya, viral,
atau ronchi. Lakukan dan bakteri yang dapat terjadi yang
isolasi pernapasan bila membahayakan system pernapasan.
etiologi batuk produktif
tidak diketahui.
6 Ubah sikap baring Mencegah penyebaran infeksi
beberapa kali sehari dan bertambah parah dan mencegah
berikan bantal utnuk terjadinya dekubitus.
meninggikan kepala
7 Dudukkan anak pada Mencegah aspirasi
waktu minum
8 Berikan obat yang tepat Mencegah penyakit bertambah
parah
9 Bawa berobat kembali jika Untuk menentukan tindakan
anak terlihat selalu tidur, pengobatan selanjutnya.
tidak mau makan minum,
semakin lemah, suhu tetap
tinggi, kesadaran menurun.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan pada pasien rubella sesuai dengan intervensi yang telah
disusun.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian akhir dari proses keperawatan. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan. Disamping itu evaluasi
dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian untuk proses berikutnya.
Perawat mempunyai tiga alternative dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai :
a. Berhasil
Prilaku anak sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di
tujuan.
b. Tercapai sebagian
Anak menunjukkan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan
tujuan.
c. Belum tercapai
Pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai
dengan pernyataan tujuan.

You might also like