You are on page 1of 6

Hal : Laporan Pelaksanaan Tugas Padang, 27 November 2012

Kepada Yth :
Bapak Direktur
melalui
Wadir Pelayanan
Ka. Instalasi IGD
RS. Yos Sudarso Padang
di
Tempat

Dengan hormat,

Sesuai dengan surat tugas dari Direktur No. 119/KI-5/RSYS/XI/2012 tertanggal 23 November
2012, maka kami sampaikan laporan pelaksanaan tugas yang telah dipercayakan kepada kami
sebagai berikut :

I. Ruang lingkup tugas


The 1st Symposium on Cardiovascular Diseases: Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah : Gejala Sampai Penatalaksanaan Yang Harus Diketahui Dokter

II. Pelaksana
Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah dan RSI Siti Rahmah

III. Waktu dan Tempat


Hari / tanggal : Sabtu & Minggu / 24-25 November 2012
Tempat : Pangeran Beach Hotel
Waktu : 07.30 16.00 WIB

IV. Peserta
Pelatihan ini diikuti oleh 421 peserta pada tanggal 24 November 2012 dari berbagai latar
belakang (dokter spesialis, dokter umum, praktisi kesahatan, dan mahasiswa kedokteran)
dan 268 peserta pada tanggal 25 November 2012 yang diikuti oleh dokter umum, mahasiswa
kedokteran dan masyarakat umum.

V. Laporan kegiatan
Hari pertama :
Session 1 : The Roles Of Prevention And Rehabilitation In Cardiovascular Disease oleh
dr. Andang Hamiarsa Joesoef, SpJP (K), FIHA
Session 2 : Congenital Heart Disease oleh Prof. dr. Hj. Ganesya M. Harimurti, SpJP (K),
FIHA, FAsCC
Session 3 : Acute Coronary Syndrome Focus On PCI oleh dr. Muhammad Fadil, SpJP

Session 4 : Global Management Of Diabetic For Primary And Secondary Prevention Of


Cardiovascular Disease oleh dr. H. Masrul Syafri, SpPD, SpJP (K), FIHA,
FAsCC

Session 5 : Symptoms And Signs Of Cardiovascular Diseases; What Primary Care


Physician Have To Know And The Recent Management oleh Prof. dr. H. Idris
Idham, SpJP (K), FIHA, FESC, FACC, FAsCC, FSCAI

Session 6 : Sindrom Koroner Akut oleh dr. Dafsah Arifa Juzar, SpJP (K), FIHA

Hari kedua :

Session 1 : Pengaruh Kebiasaan Merokok dan Tekanan Darah Tinggi Terhadap Penyakit
Jantung dan Kiat Pencegahan

Session 2 : Serangan Jantung Mendadak di Masyarakat; Apa Yang Harus Dan Dapat
Dikerjakan Oleh Keluarga, Perananan Balon dan Stent oleh dr. Hasril Hadis,
SpJP (K), FIHA

Session 3 : Mengenal Penyebab, Gejala dan Tanda-tanda Penyakit Jantung Koroner Sejak
Dini oleh Prof. dr. H. Idris Idham, SpJP (K), FIHA, FESC, FACC, FAsCC,
FSCAI
VI. Kesimpulan
Jantung adalah salah satu organ vital dalam tubuh manusia. Kerusakan atau kelainan pada
jantung dapat mengakibatkan gangguan pada banyak sistem dalam tubuh. Jenis-jenis penyakit
jantung yaitu Penyakit Jantung Bawaan, Penyakit Jantung Koroner, Penyakit Jantung Rematik,
Penyakit Jantung Hipertensi, dan Penyakit Jantung Pulmonal. Semua penyakit jantung tersebut
dalam berprogresi menjadi Gagal Jantung dan menimbulkan kematian apabila tidak ditatalaksana
dengan cepat dan tepat.

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah bentuk kelainan bawaan yang paling banyak
ditemukan. Prevalensinya adalah 9 dari 1000 kelahiran hidup, atau ditemukan 30-40 kasus PJB
setiap tahunnya. Faktor risiko timbulnya PJB antara lain usia ibu dan bapak pada saat janin
dibentuk, pengaruh obat-obatan, infeksi Rubella, Toxoplasmosis, paparan radiasi, ibu yang
merokok, dan riwayat keluarga dengan PJB.

Sebagai lini pertama dalam sistem pelayanan kesehatan, dokter umum diharapkan
mampu melakukan deteksi ada kelainan jantung bawaan pada anak dengan gangguan tumbuh
kembang, anak yang sering batuk demam, lekas lelah, tampak sianosis, ditemukan bising jantung
pada auskultasi, dan kardiomegali pada roentgen thorak. Pada anak sianosis, dapat dilakukan
hyperoxic test untuk menentukan kelainan yang mendasari sianosis, apakah berasal dari jantung
atau paru-paru.

Beberapa kasus PJB membutuhkan tindakan operatif untuk mengkoreksi kelainan yang
ada dan sebagian dari kasus tersebut membutuhkan tindakan pada usia dini.

Pada usia dewasa, jenis penyakit jantung terbanyak adalah Penyakit Jantung Koroner /
Penyakit Jantung Pembuluh. Cardiovascular Disease (CVD) merupakan penyebab kematian
terbanyak di dunia (16,7 juta) dan merupakan 29,2% dari angka kematian total. Kejadian CVD
ini 80% berada di Negara berkembang.

CVD adalah sekumpulan penyakit yang didasari oleh proses aterosklerosis, yang dapat
terjadi di semua pembuluh darah dan prosesnya dimulai sejak usia dini. Gambaran klinis CVD
adalah Acute Coronary Syndrome (ACS), stroke iskemik, dan penyakit vascular perifer. Faktor
risiko CVD dapat dibedakan menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi (life style, diet,
konsumsi alcohol, dan kebiasaan merokok) dan yang tidak dapat dimodifikasi (usia, jenis
kelamin, riwayat keluarga).

Secara umum, gambaran klinis yang dapat ditemukan pada CVD adalah dyspnoea,
palpitasi dan kekhawatiran irama jantung irregular, edema, syncope, fatigue, claudicatio, dan
limb pain.

Chest pain (chest discomfort) mempunyai banyak differential diagnosis selain CVD yaitu
gastrointestinal, psikogenik, neuro-muscular-skeletal, dan pulmonal. Chest pain pada CVD dapat
berasal dari iskemia ataupun non-iskemia. Chest pain iskemik dapat berasal dari ACS yang
dikenal dengan angina pectoris yang merupakan gejala utama pada infark myokard. Sedangkan
chest pain non-iskemik didapatkan pada stenosis aorta, pericarditis, dan diseksi aorta.

Kriteria diagnosis ACS :

1. Presentasi Klinis
a. Nyeri dada iskemik (rasa berat di dada, burning, tightness, pressure, compression
di retrosternal sedikit ke kiri, menjalar ke lengan kiri bagian volar dan ulnar,
leher, rahang bawah, atau ke punggung) yang berlangsung terus-menerus ( >20
menit) saat istirahat
b. Angina berat yang timbul pertama kali
c. Angina karakteristik kresendo pada angina pectoris stabil
d. Angina pasca infark myokard
2. Pemeriksaan Fisik
Hampir selalu normal, termasuk pemeriksaan thoraks, auskultasi, dan pemgukuran
tekanan darah frekuensi jantung. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menyingkirkan
penyebab nyeri dada nonkardiak dan penyakit kardiak non-iskemik ( perikarditism
penyakit katup)
3. EKG
Merupakan kunci penilaian pasien yang diduga ACS. Depresi ST segmen 0.5 mm yang
persisten maupun ST elevasi transien 1 mm serta inversi gelombang T 0,2 mV pada
dua sadapan yang berdekatan atau lebih, atau LBBB dianggap baru. Perubahan segmen
ST lebih memberikan kecurigaan adanya ACS dibandingkan inversi gelombang T.
4. Penanda biokimia
Troponin T/I merupakan penanda nekrosis myokard yang lebih spesifik dibanding enzim
konvensional CK atau CK-MB. Terapi tidak boleh tertunda karena menunggu hasil
pemeriksaan enzim.
Tatalaksana awal ACS di unit emergensi :
1. Oksigen 4L/menit (pertahankan saturasi O2 > 90%)
2. Aspirin 160 mg (dikunyah)
3. Nitrat 5 mg SL (dapat diulang 3x) lalu drip bila masih nyeri
4. Morfin iv bila nyeri tidak hilang dengan nitrat

Tatalaksana lanjut (tidak boleh menunda reperfusi pada elevasi segmen ST) :

1. Anti iskemik : Beta-blocker, Nitrat, Calcium-channel Blocker


2. Anti platelet oral : Aspirin dan Clopidogrel
3. Anti koagulan : Heparin (UFH/LMWH)

Terapi reperfusi pada ACS-STEMI :

1. Fibrinolitik
Dilakukan bila presentasi 3 jam, tindakan invasif tidak mungkin dilakukan atau
akan terlambat, dan tidak ada kontraindikasi fibrinolitik.
2. Percutaneous Coronary Intervention (PCI)
Dilakukan bila presntasi 3 jam, tersedia fasilitas PCI, waktu kontak pasien tiba
sampai dengan inflasi balon < 90 menit, terdapat kontraindikasi fibrinolitik, risiko
tinggi (gagal jantung kongestif, Killip 3, syok kardiogenik), diagnosis infark
myokard dengan elevasi ST masih diragukan.
3. Coronary Artery Bypass Graft (CABG)
Dilakukan bila terjadi kegagalan PCI dimana terjadi oklusi mendadak arteri koroner
selama proses kateterisasi, PCI tidak memungkinkan.

Mengingat tingginya angka kematian akibat CVD, maka dikembangkan tindakan preventif
berupa:
1. Manajemen gaya hidup
a. Berhenti merokok
b. Intake makanan ( < 10% kalori dari lemak, asupan garam < 6 gram/hari, alcohol <
2x/hari)
c. Aspirin 75-160 mg/ hari untuk risiko 10% atau lebih
d. Aktivitas fisik. Target : 30 menit/hari sebanyak 3-4 x/minggu
e. Weight management. Target : IMT 18,5-24,9 kg/m2
2. Kontrol tekanan darah. Target : <140/90 mmHg atau <130/80 mmHg pada penderita DM
atau gagal ginjal kronik
3. Manajemen lipid. Target : LDL <100 mg/dl. Trigliserida <150 mg/dl, HDL >40 mg/dl
4. Manajemen diabetes. Target : HbA1C < 7%

Dengan manajemen prevensi, maka angka mortalitas turun 44%.

Demikian laporan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kesempatan yang diberikan
kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

(dr. Revi Rilliani)

Tembusan :
1. Kepala Sub Bagian Diklat
2. Kepala Sub. Bagian Kepegawaian
3. Arsip

You might also like