You are on page 1of 10

Desember 2015 Fajar Mauladi dan Fereshti Nurdiana Dihan 49

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi


Vol 6 No. 2 Desember 2015 51 -62

PENGARUH STRES KERJA PADA KINERJA KARYAWAN


DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi pada Karyawan Rumah Sakit Condong Catur Yogyakarta)
1
Fajar Mauladi
2
Fereshti Nurdiana Dihan

Abstract

The study aims to analyze the influence of stress on the job, stress off the job and emotional intelligence
on the employees performance. In addition the study aimed to analyze the emotional intelligence
as the moderator on stress on the job and stress off the job in influencing the performance of the
employees. Research variable data collection is done by spreading the questionnaire with 100 copies
in total to employees of Condong Catur Yogyakarta Hospital. Data were analyzed using Regression
Analysis Moderation.

The study resulted that 1) there is negative and significant effects of stress on the job on employee
performance, 2) there is a negative and significant effect of stress off the job on employee performance,
3) there is a positive and significant effect of emotional intelligence on employee performance, 4)
effects of stress on the job to employee performance is moderated significantly negative to emotional
intelligence, and 5) emotional intelligence has no significant effect as a moderator on the relationship
of stress off the job in influencing the performance of the employee.

Keywords: Stress On The Job, Stress Off The Job, Emotional Intelligence, Performance

PENDAHULUAN
Stres kerja dihadapi oleh hampir semua Stres kerja juga bisa bersumber dari stres
karyawan dalam lingkungan kerja, karena keluarga. Kurang harmonisnya hubungan dalam
tuntutan kerja yang harus diselesaikan dalam rumah tangga atau permasalahan terkait dengan
waktu yang singkat akan menimbulkan tekanan keluarga tentu akan membawa dampak terhadap
terhadap karyawan. Greenberg (2003:235) kinerja karyawan di tempat kerja. Stres keluarga
mengatakan bahwa dari 27 persen karyawan juga bisa disebabkan oleh kondisi finansial.
di Amerika Serikat, pekerjaan menjadi sumber Banyak orang yang terpaksa mencari pekerjaan
terbesar dari stres dalam kehidupan mereka. tambahan (malam hari) atau suami dan istri harus
Orang yang mengalami stres kerja (dengan sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan.
catatan tidak bisa menanggulanginya) cenderung Situasi ini mengurangi waktu rekreasi dan
tidak produktif, malas-malasan, tidak efektif aktivitas keluarga, dan pengaruhnya pada
dan efisien dalam melakukan pekerjaannya dan karyawan adalah tingkat stres pada pekerjaan
berbagai sikap yang dapat merugikan organisasi. utama semakin tinggi (Luthans, 2006:168).

Mahasiswa Fakultas Ekonomi UII


1

Dosen Fakultas Ekonomi UII


2
50 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2015

Penelitian ini mengambil obyek Rumah Disebutkan pula bahwa kecerdasan emosional
Sakit, dimana para perawat yang bekerja pada mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
bidang jasa ini dituntut ketelitian dan ketepatan karyawan, sehingga kecerdasan emosional
dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan. memoderasi hubungan antara stres kerja dan
Kondisi demikian pasti akan menimbulkan beban kinerja karyawan.
kerja yang bervariasi dan memicu munculnya Penelitian Yozgat et al. (2013) dilakukan
stres kerja pada perawat. Beban kerja di rumah untuk mengetahui hubungan antara stres kerja
sakit meliputi beban kerja fisik dan beban kerja pada kinerja dengan menggunakan variabel
mental. Beban kerja bersifat fisik meliputi kecerdasan emosional sebagai variabel moderasi.
mengangkat pasien, memandikan pasien, Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan dari
membantu pasien ke kamar mandi, mendorong organisasi sektor publik di Istanbul Turki, dimana
peralatan kesehatan, merapikan tempat tidur hasil penelitian ini adalah bahwa stres kerja
pasien. Beban kerja yang bersifat mental dapat memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap
berupa bekerja dengan shift atau bergiliran, kinerja karyawan, dan kecerdasan emosional
bekerja dengan keterampilan khusus dalam memiliki pengaruh yang positif dan memoderasi
merawat pasien, serta tanggung jawab terhadap stres kerja terhadap kinerja karyawan.
kesembuhan dan harus menjalin komunikasi
dengan pasien. Hidayati et al. (2013) berusaha
menganalisis hubungan antara kecerdasan
Kinerja karyawan tidak hanya dilihat emosional dan stres kerja dengan prestasi kerja
dari kemampuan kerja yang sempurna, tetapi karyawan, dimana subjek dalam penelitian adalah
juga kemampuan menguasai dan mengelola karyawan PT.BRI Kebumen. Hasil penelitian
diri sendiri serta kemampuan dalam membina menunjukkan terdapat hubungan positif dan
hubungan dengan orang lain (Martin, 2000:98). signikan antara kecerdasan emosional dengan
Kemampuan tersebut oleh Daniel Goleman prestasi kerja karyawan, sedangkan terdapat
disebut dengan Emotional Intelligence atau hubungan negatif dan signikan antara stres
kecerdasan emosional. Dengan kemampuan kerja dengan prestasi kerja karyawan.
mengelola diri sendiri yang baik maka karyawan
akan mampu mengelola stres yang terjadi di Penelitian Sanjaya (2012) pada seluruh
lingkungan kerja. Jika dikelola dengan baik stres karyawan marketing dan collection di PT.
kerja justru sebagai motivasi bagi karyawan Summit Oto Finance Kudus. Hasil dari analisis
untuk meningkatkan kinerja. regresi sederhana menunjukkan bahwa stres kerja
berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan,
Dengan demikian kecerdasan emosional sedangkan kecerdasan emosional memoderasi
merupakan variabel moderasi yang tepat dalam pengaruh stres kerja terhadap kinerja. Hasil
menerangkan hubungan antara stres kerja dan tersebut mengindikasikan bahwa kecerdasan
kinerja karyawan. Menurut Goleman (2000:213) emosional melemahkan pengaruh stres kerja
melalui penelitiannya mengatakan bahwa terhadap kinerja.
kecerdasan emosional menyumbang 80% dari
faktor penentu kesuksesan sesorang, sedangkan
20% yang lain ditentukan oleh IQ (Intelligence
Quotient). TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Penelitian yang berkaitan dengan 1. Stres Kerja
kecerdasan emosional sebagai variabel moderasi Cartwright dan Cooper (1994; dalam
hubungan stres kerja terhadap kinerja karyawan Mangkunegara, 2008:82) mengemukakan
dilakukan oleh Yu Chi Wu (2011) terhadap stres kerja sebagai suatu ketegangan atau
karyawan yang bekerja pada sektor keuangan tekanan yang dialami ketika tuntutan yang
seperti bank, asuransi dan sekuritas, dimana dihadapkan melebihi kekuatan yang ada pada
menunjukkan hasil bahwa stres kerja mempunyai diri kita. Menurut Parker dan Decotiis (1983)
pengaruh negatif terhadap kinerja karyawan. mendefinisikan stres sebagai penyimpangan dari
Desember 2015 Fajar Mauladi dan Fereshti Nurdiana Dihan 51
fungsi psikologis atau fisiologis normal yang 8) Frustasi, secara negatif dianggap sebagai
disebabkan oleh urgensi di lingkungan terdekat kekecewaan, dimana sesuatu yang diinginkan
individu. Greenberg (2011:176) mendefinisikan tidak tercapai. Namun secara positif dapat
stres kerja sebagai kondisi yang muncul dari meyakinkan orang untuk bisa mendapatkan
interaksi antara manusia dan pekerjaan serta hasil yang lebih baik.
dikarakterisasikan oleh perubahan manusia yang 9) Konflik antar pribadi, dimana konflik
memaksa mereka untuk menyimpang dari fungsi ini tergantung dari sikap individu dalam
normal mereka. menanggapi tekanan dalam kelompok
Robbin dan Judge (2008:370) kerjanya.
menyebutkan beberapa kondisi kerja yang 10) Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan
potensial untuk menyebabkan stres dapat berasal karyawan. Setiap karyawan memiliki nilai-
dari beberapa faktor antara lain adalah: nilai yang berbeda dengan pimpinannya atau
tidak cocok dengan nilai-nilai perusahaan,
a). Penyebab-penyebab stress on the job, antara dan perbedaan ini harus disesuaikan untuk
lain: menghindari konflik.
1) Beban kerja yang berlebihan. Dibedakan atas 11) Berbagai bentuk perubahan yang terjadi,
kelebihan kerja kuantitatif, dimana karyawan seperti perubahan iklim, lingkungan,
merasa pekerjaannya terlalu banyak atau ekonomi, dan sebagainya.
terlalu beragam, dan kelebihan kerja kualitatif,
dimana karyawan merasa kurang mampu b). Penyebab-penyebab stress Off the Job, antara
menyelesaikan pekerjaannya atau merasa lain:
bahwa standar pekerjaanya terlalu tinggi. 1) Kekuatiran finansial, dimana keadaan finansial
2) Tekanan dan desakan waktu untuk yang tidak sehat seperti berkurangnya atau
menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam kurun ketidakpastian pendapatan.
waktu yang telah ditentukan untuk mencapai 2) Masalah-masalah yang bersangkutan dengan
target perusahaan , yang bisa menyebabkan anak, misal anak sakit atau tidak memiliki
terjadinya stress, karena karyawan merasa anak.
dikejar-kejar waktu untuk menyelesaikan 3) Masalah-masalah fisik, dimana keadaan fisik
pekerjaan yang telah ditargetkan perusahaan. seseorang akan mengalami perubahan dan
3) Kualitas supervisi yang jelek, yang perkembangan, seperti mengalami sakit,
mengakibatkan tujuan organisasi tidak dapat menjadi lanjut usia, mengalami kecelakaan
dicapai secara maksimal. yang berakibat cacat tubuh, naik atau
4) Iklim politis yang tidak aman, dimana jika turunnya berat badan, dan sebagainya.
politik negara kurang baik akan berdampak 4) Masalah-masalah perkawinan, seperti
pada perkembangan perusahaan yang kurang perceraian atau kematian pasangan.
baik pula dan hal ini berakibat stress. 5) Perubahan-perubahan yang terjadi ditempat
5) Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tinggal, dimana kondisi lingkungan sekitar
tidak memadai. Pemberian umpan balik tempat tinggal dapat mengakibatkan stress,
tentang pekerjaan yang memadai mampu seperti pindah tempat tinggal, meningkatnya
memotivasi karyawan untuk melaksanakan kriminalitas, meningkatnya kebisingan, dan
pekerjaan dengan lebih baik. sebagainya.
6) Wewenang yang tidak mencukupi untuk 6) Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti
melaksanakan tanggung jawab, dimana konflik dengan rekan sekerja, dengan atasan,
tanggung jawab yang diberikan tidak sesuai dengan bawahan, kematian saudara, dan
dengan posisinya di perusahaan. sebagainya.
7) Kemenduaan peranan, yang menyebabkan
ketidakjelasan peranan masing-masing
2. Kecerdasan Emosional
karyawan, serta menyebabkan tanggung
jawab yang luas dan tidak terbatas. Goleman (2003:167) mendefinisikan
kecerdasan emosional sebagai kapasitas dalam
52 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2015

mengenali perasaaan-perasaan diri sendiri Mangkunegara (2005:67) kinerja atau prestasi


dan orang lain, dalam memotivasi diri sendiri kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
dan mengelola emosi dengan baik dalam diri kuantitas yang dicapaiseorang pegawai dalam
kita maupun dalam hubungan-hubungan kita. melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
Goleman juga menyatakan bahwa kecerdasan jawab yang dberikan padanya.
emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki
seorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam
menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi, 4. Penelitian Terdahulu
menunda kepuasan, dan mengatur jiwa. a) Pengaruh Stres Kerja pada Kinerja
Karyawan.
Cooper dan Sawaf (2002:121)
Beberapa penelitian sebelumnya
mengemukakan bahwa kecerdasan emosional
menunjukkan bahwa stres kerja mempunyai
menuntut pemilikan perasaan untuk belajar
pengaruh yang negatif terhadap kinerja
mengakui, menghargai perasaan pada diri dan
karyawan (Wu, 2011; Yozgat et al., 2013;
orang lain serta menanggapinya dengan tepat,
Hidayati et al., 2013). Stres kerja sering
menerapkan secara efektif energi emosional
dipandang sebagai efek disfungsional yang
dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian
dapat menurunkan kinerja baik dari segi
kecerdasan emosional yang lain dikemukan oleh
kualitas maupun kuantitas pekerjaan itu
Mayer (1990; dalam Goleman, 2003:173) adalah
sendiri. Dikatakan bahwa karyawan dengan
sebagai sekelompok kemampuan mental yang
tingkat stres kerja yang rendah akan memiliki
membantu mengenali dan memahami perasaan-
kinerja yang tinggi.
perasaan sendiri dan perasaan orang lain yang
menuntun kepada kemampuan untuk mengatur
b) Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap
perasaan-perasaan sendiri.
Kinerja Karyawan
Kecerdasan emosional bekerja secara sinergi
3. Kinerja Karyawan dengan keterampilan kognitif, orang yang
Menurut Hasibuan (2002:84) kinerja adalah berprestasi tinggi memiliki keduanya. Tanpa
suatu hasil yang dicapai seseorang dalam adanya kecerdasan emosional maka orang
melaksanakan tugas-tugas yang didasarkan tidak akan mampu menggunakan ketrampilan
atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan kognitif mereka sesuai dengan potensinya
serta waktu menurut standar dan kriteria yang yang maksimal. Hal ini sesuai seperti yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dharma (2010:25) diungkapkan oleh Shapiro (1997) bahwa
berpandangan bahwa manajemen kinerja adalah kecerdasan emosional akan mempengaruhi
suatu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih perilaku tiap individu dalam mengatasi
baik bagi organisasi, kelompok dan individu permasalahan yang muncul pada diri
dengan memahami dan mengelola kinerja sendiri termasuk dalam permasalahan kerja.
sesuai dengan target yang telah direncanakan, Kecerdasan emosional lebih memungkinkan
standard dan persyaratan kompetensi yang telah seorang karyawan mencapai tujuannya.
ditentukan. Kesadaran diri, penguasaan diri, empati dan
kemampuan sosial yang baik merupakan
Dessler (2007:87) mendefinisikan kinerja kemampuan yang sangat mendukung karyawan
karyawan (prestasi kerja) adalah prestasi aktual didalam pekerjaannya yang penuh tantangan
karyawan dibandingkan dengan prestasi yang serta persaingan diantara rekan kerja. Sehingga
diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional
diharapkan adalah prestasi standar yang disusun sangat dibutuhkan oleh setiap karyawan untuk
sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja meningkatkan kinerjanya.
karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan
dengan standar yang dibuat. Sedangkan menurut
Desember 2015 Fajar Mauladi dan Fereshti Nurdiana Dihan 53
emosional memoderasi pengaruh stres kerja
c) Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja terhadap kinerja. Penelitian tersebut didukung
Karyawan dimoderasi Kecerdasan oleh penelitian dari Yozgat et al. (2013).
Emosional.
Seorang ahli kecerdasan emosi, Goleman 5. Kerangka Penelitian dan Hipotesis
(2003:167) mengatakan bahwa yang dimaksud
Penelitian
dengan kecerdasan emosi di dalamnya
termasuk kemampuan mengontrol diri, Berdasarkan telaah teori dapat dinyatakan
memacu tetap tekun, serta dapat memotivasi bahwa stres kerja dapat disebabkan dari tekanan
diri sendiri. Kecakapan tersebut pekerjaan dan luar pekerjaan. Namun demikian
mencakup pengelolaan bentuk emosi, baik pengaruh stress terhadap kinerja ini tergantung
yang positif maupun negatif. Penggunaan pada tingkat pengelolaan stres masing-masing
emosi yang efektif akan dapat mencapai karyawan. Karyawan yang memiliki kecerdasan
tujuan dalam membangun hubungan yang emosi yang lebih baik, akan mampu mengelola
produktif dan meraih keberhasilan kerja. stres dibandingkan karyawan yang memiliki
Karyawan yang memiliki kecerdasan kecerdasan emosi yang rendah. Dengan kata lain
emosional yang baik akan mampu mengelola bahwa kecerdasan emosi merupakan variabel
stres peran dalam pekerjaannya sehingga yang memoderasi hubungan antara stres kerja
kinerjanya akan semakin meningkat. Hal ini dengan kinerja karyawan.
sesuai dengan penelitian Wu (2011) dan Sanjaya Berdasarkan penjelasan tersebut maka akan
(2012) yang menemukan bahwa kecerdasan dikembangkan model penelitian sebagaimana

gambar berikut:

Stress off the job H2

H5 Kinerja Karyawan

H1
Stess on the job
H4

Kecerdasan
Emosional

Sumber : Yu Chi Wu (2011) yang dimodifikasi.

Gambar: 1. Kerangka Penelitian


emosional terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan kerangka penelitian diatas, H4 :
Kecerdasan emotional memoderasi
maka penulis munculkan beberapa hipotesis pengaruh stress on the job terhadap
dibawah ini : kinerja karyawan
H1 : Semakin rendah stress on the job akan H5 :
Kecerdasan emotional memoderasi
meningkatkan kinerja karyawan pengaruh stress off the job terhadap
H2 : Semakin rendah stress off the job akan kinerja karyawan
meningkatkan kinerja karyawan
H3 : Terdapat hubungan positif kecerdasan
54 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2015

METODE PENELITIAN 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian


a) Stres Kerja (X)
1. Populasi dan Sampel
i. Stres on the job (X1). Stres on the job dipahami
Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis sebagai tekanan yang dialami terkait tuntutan
yang bersifat penelitian kausal, bersifat cross dan kondisi pekerjaan. Indikator pertanyaan
sectional dan studi kasus. Populasi yang yang digunakan untuk mengidentifikasinya
digunakan adalah seluruh pegawai Rumah Sakit adalah persepsi terhadap beban kerja yang
Condong Catur (RSCC) yang berjumlah 135, berlebihan, tekanan waktu, kualitas supervisi
terdiri dari 95 karyawan dan 40 perawat (sumber yang buruk, iklim politis yang tidak aman,
: HRD RSCC Yogyakarta per April 2015). buruknya feedback, wewenang yang tidak
Besarnya sampel ditentukan dengan rumus memadai, ambiguitas, konflik antar pribadi,
sampel dari Sugiyono (2009:79) yang diperoleh perbedaan nilai-nilai perusahaan dan
jumlah sampel sebanyak 100,8 (dibulatkan 100). karyawan, dan perubahan lingkungan kerja.
S= ii. Stres Off the Job (X2). Stres off the job
dipahami sebagai tekanan yang dialami
berasal dari luar pekerjaan tetapi secara
Yang mana tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi
adalah Z tabel pada tingkat signifikan 5% psikologis karyawan. Indikator pertanyaan
= 1,96 yang digunakan untuk mengidentifikasi
N (populasi) = 135 antara lain adalah adanya kekuatiran
D = 0,05 P = Q = 0,5 ; S = Jumlah sampel finansial, masalah anak, masalah fisik,
masalah perkawinan, perubahan-perubahan
yang terjadi dalam ranah individual, dan
S = masalah-masalah pribadi lainnya.

b) Kinerja karyawan (Y)


= Kinerja adalah suatu konsep menunjukkan
adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan
= 100,08 dibulatkan menjadi 100 karyawan . waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk dan jasa tertentu dari seseorang tenaga
Teknik pengambilan sampel yang kerja. Ada dua indikator pertanyaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah digunakan untuk mengidentifikasi kinerja yaitu:
Proportional Stratified Random Sampling (Prawirosentono, 2012:73)
sehingga jumlah responden karyawan sebanyak i. Penilaian Umum
70 orang dan perawat 30 orang (lihat tabel 1). Item-item pertanyaan dari penilaian umum
Skala pengukuran setiap variabel menggunakan terdiri dari pertanyaan atas kualitas
4 item skala Likert, berkisar dari skor 4 = sangat dan kuantitas pekerjaan, pengetahuan atas
setuju sampai 1 = sangat tidak setuju. tugas, kerjasama, tanggung jawab, dan sikap
inisiatif.
ii. Penilaian Atas Ketrampilan
Tabel 1. Penarikan sampel karyawan RSCC
Berdasarkan Jenis Profesi Indikator pertanyaan terhadap penilaian atas
Jumlah Jumlah ketrampilan meliputi kinerja kar yawan
No Jenis Profesi (%) terkait ketrampilan teknis, penyelesaian
populasi sampel
1 Perawat 40 30% 30 masalah, kepemimpinan, dan kreativitas.
2 Karyawan 95 70% 70
Total 135 100% 100 c) Kecerdasan Emosional (Z)
Sumber : data primer yang diolah 2015 Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
menggunakan emosi secara efektif dan positif
Desember 2015 Fajar Mauladi dan Fereshti Nurdiana Dihan 55
dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi (Z) sebanyak 25 butir, dan kinerja (Y) sebanyak
hubungan dengan orang lain. Indikator 10 butir, menunjukkan bahwa semua nilai rhitung
pertanyaan untuk mengidentifikasi kecerdasan lebih besar dari rtabel (0,3) pada taraf signifikansi
emosional terdiri dari penilaian atas: 5 persen. Dapat disimpulkan seluruh butir
i. Pengenalan Diri (self awareness), yaitu pertanyaan pada variabel penelitian dinyatakan
persepsi atas kesadaran emosional, penilaian valid. Sedangkan uji reliabilitas penelitian ini
diri, dan percaya diri. menggunakan rumus Alfa Cronbach, dengan
ii. Pengendalian Diri (self regulation), yaitu hasil pada Tabel 2 berikut :
persepsi atas kendali diri, dapat dipercaya, Tabel 2.
adaptabilitas, dan inovatif. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
iii. Motivasi (motivation), yaitu persepsi atas Cronbachs
Variabel Keterangan
dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif, Alpha
optimisme, Stres 0,801 Reliabel
iv. Empati (Emphaty), yaitu persepsi atas Stress of the Job 0,723 Reliabel
memahami dan mengembangkan pihak lain, Kecerdasan emosional 0,955 Reliabel
orientasi pada pelayanan, memanfaatkan Kinerja 0,901 Reliabel
keragaman, dan kesadaran politis. Sumber: Data primer, diolah tahun 2015
v. Ketrampilan Sosial (Social Skills), yaitu
persepsi atas kemampuan mempengaruhi, Berdasarkan hasil analisis regresi
komunikasi, manajemen konflik, linier moderasi pada tabel 3, maka didapatkan
kepemimpinan, katalisator perubahan, persamaan regresi sebagai berikut :
kemampua membangun hubungan, kolaborasi
dan kooperasi, dan kemampuan tim. Y = 2,753 0,253X1 0,299X2 + 0,612Z
0,166 (X1*Z) - 0,174 (X2*Z)
Berdasarkan perhitungan angka
signifikansi sebesar 0,000<0,05 dan F hitung
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebesar 9,661 dengan F tabel sebesar 2,3113 maka
Perhitungan validitas dilakukan dengan rumus Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh
teknik korelasi product moment Pearson dengan yang signifikan variabel stress on the job, stress
bantuan program SPSS. Hasil uji validitas off the job, kecerdasan emosional dan interaksi
instrumen variabel stres kerja on the job (X1) antara stres kerja dan kecerdasan emosional
sebanyak 12 butir pertanyaan, stres kerja off the secara bersama-sama terhadap variabel kinerja
job (X2) sebanyak 5 butir, kecerdasan emosional karyawan.

Tabel 3.
Hasil Analisis Regresi Linear Moderasi
Koefisien
Variabel t-hitung Sig. Kesimpulan
Regresi
Stress on the job (X1) -0.253 -3.284 0.001 Ha1 diterima
Stress off the job (X2) -0.299 -3.205 0.002 Ha2 diterima
Kecerdasan Emosional (Z) 0.612 4.240 0.000 Ha3 diterima
Interaksi X1*Z -0.166 -2.008 0.048 Ha4 diterima
Interaksi X2*Z -0.174 -1.313 0.192 Ha5 ditolak
Konstanta : 2,753
R2 : 0,339
F hitung : 9,661
Sig. : 0,000
Sumber: Data primer diolah, 2015
56 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2015

Untuk membuktikan hipotesis e) Pengaruh Interaksi Stress off the job dan
berikutnya secara parsial dilakukan uji t dengan Kecerdasan Emosional
membandingkan nilai p value atau sig thitung dengan Kinerja
dengan tingkat signifikansi 5%, dengan hasil
seperti dibawah ini: Berdasarkan Tabel 3, perhitungannya adalah
t hitung sebesar -1,313 dan probabilitas
a) Pengaruh Stress on the job dengan
sebesar 0,192>0,05 sehingga Ho diterima
Kinerja dan Ha ditolak. Artinya Hipotesis kelima
Berdasarkan Tabel 3, perhitungannya adalah Kecerdasan emotional memoderasi
t hitung sebesar -3,284 dan probabilitas pengaruh stress off the job terhadap kinerja
sebesar 0,001<0,05 sehingga Ho ditolak karyawan ditolak.
dan Ha diterima. Artinya hipotesis Analisis Koefisien Determinasi Parsial
pertama Terdapat hubungan
negatif stress on the job terhadap Dari Tabel 4 tersebut di atas koefisien determinasi
kinerja karyawan terbukti. parsial terbesar ditunjukkan oleh kecerdasan
emosional (Z) sebesar 16,1 persen. Dengan
b) Pengaruh Stress off the job dengan demikian untuk kecerdasan emosional (Z)
mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja
Kinerja
karyawan RSCC Yogyakarta.
Berdasarkan Tabel 3, perhitungannya adalah t
hitung sebesar -3,205 dan probabilitas sebesar Tabel 4.
0,002<0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha Hasil Korelasi Parsial
diterima. Artinya hipotesis kedua Terdapat Koef.
Variabel Korelasi
hubungan negatif stress off the job terhadap Determinasi
kinerja karyawan terbukti. Stress on the job (X -0.321 0.103
Stress off the job (X -0.314 0.099
c) Pengaruh Kecerdasan Emosional dengan Kecerdasan Emosional (Z) 0.401 0.161
Kinerja Interaksi X1*Z -0.203 0.041
Berdasarkan Tabel 3, perhitungannya adalah t Interaksi X2*Z -0.134 0.018
hitung sebesar 4,240 dan probabilitas sebesar Sumber : Data hasil regresi 2015

0,000<0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha


diterima. Artinya hipotesis ketiga Terdapat KESIMPULAN DAN SARAN
hubungan positif kecerdasan emosional
1. Kesimpulan
terhadap kinerja karyawan terbukti.
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh
stress on the job, stress off the job, kecerdasan
d) Pengaruh Interaksi Stress on the job dan emosional dan interaksi stres kerja dengan
Kecerdasan Emosional dengan Kinerja kecerdasan emosional terhadap kinerja Rumah
Berdasarkan Tabel 3, perhitungannya adalah Sakit Condong Catur Yogyakarta, maka dapat
t hitung sebesar -2,008 dan probabilitas ditarik kesimpulan sebagai berikut :
sebesar 0,048<0,05 sehingga Ho ditolak 1. Terdapat pengaruh negatif stress on the job
dan Ha diterima. Artinya Hipotesis terhadap kinerja karyawan, dibuktikan
keempat Kecerdasan emotional dengan t hitung -3,284 dan sig=0,001<0,05.
memoderasi pengaruh stress on the job Hal ini berarti semakin tinggi stress on
terhadap kinerja karyawan terbukti. the job semakin rendah kinerja karyawan.
2. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan
stress off the job terhadap kinerja karyawan,
dibuktikan dengan t hitung -3,205 dan
sig=0,002<0,05. Hal ini berarti semakin
Desember 2015 Fajar Mauladi dan Fereshti Nurdiana Dihan 57
tinggi stress off the job semakin rendah terutama pada indikator khawatir dengan kondisi
kinerja karyawan. keuangan keluarga. Untuk itu perlu evaluasi
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan yang baik tentang besarnya gaji yang diterima
kecerdasan emosional terhadap k i n e r j a oleh karyawan, dibandingkan dengan kebutuhan
karyawan, dibuktikan dengan t hitung hidup, sehingga bekerja di RSCC akan mampu
4,240 dan sig = 0,000 < 0,05. Hal ini menghidupi keluarganya dengan layak.
berarti semakin tinggi kecerdasan emosional
semakin tinggi pula kinerja karyawan. Keterbatasan dari penelitian tersebut adalah:
4. Pengaruh stress on the job terhadap 1. Lingkup penelitian terfokus pada satu bidang
kinerja karyawan dimoderasi secara saja, yaitu rumah sakit, sehingga sampel yang
signifikan negatif oleh kecerdasan emosional, kecil kurang mampu menunjukkan kondisi
dibuktikan dengan t hitung -2,008 dan yang lebih kompleks.
sig=0,048<0,05. Hal ini berarti karyawan yang 2. Pengisian kuesioner dilakukan pada jam kerja
memiliki kecerdasan emosional rendah, sehingga dikuatirkan memicu bias terhadap
maka semakin tinggi stres kerja karyawan obyektivitas hasil.
akan menurunkan kinerja karyawan. 3. Penelitian mendatang perlu memasukkan
5. Kecerdasan emosional tidak variabel lain yang belum dilakukan dalam
berpengaruh signifikan sebagai riset ini untuk menjawab problem kompleks
moderator atas hubungan stress off tentang kinerja, dan mencoba pada seting
the job dalam mempengaruhi kinerja penelitian yang berbeda.
karyawan, dibuktikan dengan t hitung -1,313
dan sig=0,192>0,05. Hal ini berarti
besar kecilnya kecerdasan emosional tidak
mempengaruhi hubungan antara stress off DAFTAR PUSTAKA
the job dengan kinerja karyawan.
2. Saran Beehr, T.A. 1978. Psychologycal Stress In The
Bagi RSCC Yogyakarta, hendaknya Workplace. Rotledge. London.
mempertahankan kondisi kecerdasan emosional
karyawan, karena terbukti paling berpengaruh Cooper, Robert K. dan Sawaf, Ayunan. 2002.
terhadap kinerja, yaitu dengan meningkatkan Executive EQ: Kecerdasan Emosional
dimensi paling rendah motivasi. Perusahaan dalam Kepemimpinan dan Organisasi.
atau manajemen sebaiknya mampu mendorong Alih Bahasa: Ales Tri Kantjono Widodo.
karyawan untuk mencapai hasil yang terbaik Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
di perusahaan, agar karyawan berusaha Dessler, Gary. (2007). Manajemen Sumber Daya
menyesuaikan diri dengan sasaran/tujuan Manusia Edisi Kesepuluh Jilid 1:. Terj.
perusahaan. Pimpinan memberi kesempatan Jakarta: Indeks.
pada karyawan untuk mengambil inisiatif dalam
menjalankan tugasnya dan mencoba lagi jika Dharma, Surya.2010.Manajemen Kinerja:
gagal pada suatu pekerjaan serta tidak mudah Falsafah Teori dan Penerapannya.
menyerah. Pustaka
Perusahaan perlu menurunkan sumber Goleman, D. 2000. Working with Emotional
stres yang berkaitan dengan stress on the job Intelligence. Bantam Book. New York.
yaitu pada indikator ketidakjelasan peranan
sebagai indikator yang menimbulkan stres Goleman, D. 2003. Kecerdasan Emosional.
paling tinggi. Untuk itu peran karyawan harus Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
jelas, tidak tumpang tindih atau terjadi perintah
Greenberg, J., Baron, R.A. 2003. Organizational
ganda antara pimpinan satu dengan pimpinan
Behavior. Edisi 8. Prentice Hall. USA.
lainnya. Begitu juga dengan stress off the job
58 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2015

Greenberg, Jerald. 2011. Behavior in Wu Yu Chi. 2011, Job Stress and Job Performance
Organizations. Edisi 10. Prentice Hall. among Employess in the Taiwanese
USA. Finance Sector: The Role of Emotional
Intelligence, Social Behavior and
Hasibuan, Malayu. 2002. Manajemen Sumber Personality. Vol. 39(1): 21-32.
Daya Manusia. Penerbit Bumi Aksara.
Jakarta. Yozgat, Ugur. Yurtkoru, Serra, dan Bilginoglu,
Elif. 2013. Job stress and job performance
Hidayati, Ida Nur, Margono, Setiawan, Solimun. among employees in public sector in
2013. Kecerdasan Emosional dan Istanbul: examining the moderating role
Kecerdasan Spiritual Pengaruhnya of emotional intelligence. Procedia,
terhadap Stres kerja dan Kinerja social and behavioral sciences. 75:
Karyawan (Studi di Lembaga 518-524.
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
Nusa Tenggara Barat). Jurnal Aplikasi
Manajemen. Vol. 11 Nomor 4: 629-639.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi,


Cetakan ke-10. Yogyakarta: Penerbit
Andi.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi


Kinerja. Bandung: Refika Aditama.

Martin. 2000. Competence System. Prentice Hall


Inc. New Jersey.

Parker, D. F. & DeCotiis, T. A. 1983.


Organizational determinants of job
stress. Organizational behavior and
human performance. 32(2), 160-177.

Prawirosentono, Suyadi. 2012. Kebijakan


Kinerja Karyawan. Edisi Pertama.
BPFE. Yogyakarta.

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008.


Organizational Behaviour 12th edition.
Salemba Empat. Jakarta.

Sanjaya, Frengky. 2012. Pengaruh Stres Kerja


Terhadap Kinerja Karyawan Dengan
Kecerdasan Emosional Sebagai
Moderating Variabel. Management
Analysis Journal 1. Vol.2: 12-17.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan,


Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Alfabeta. Bandung.

You might also like