Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The study aims to analyze the influence of stress on the job, stress off the job and emotional intelligence
on the employees performance. In addition the study aimed to analyze the emotional intelligence
as the moderator on stress on the job and stress off the job in influencing the performance of the
employees. Research variable data collection is done by spreading the questionnaire with 100 copies
in total to employees of Condong Catur Yogyakarta Hospital. Data were analyzed using Regression
Analysis Moderation.
The study resulted that 1) there is negative and significant effects of stress on the job on employee
performance, 2) there is a negative and significant effect of stress off the job on employee performance,
3) there is a positive and significant effect of emotional intelligence on employee performance, 4)
effects of stress on the job to employee performance is moderated significantly negative to emotional
intelligence, and 5) emotional intelligence has no significant effect as a moderator on the relationship
of stress off the job in influencing the performance of the employee.
Keywords: Stress On The Job, Stress Off The Job, Emotional Intelligence, Performance
PENDAHULUAN
Stres kerja dihadapi oleh hampir semua Stres kerja juga bisa bersumber dari stres
karyawan dalam lingkungan kerja, karena keluarga. Kurang harmonisnya hubungan dalam
tuntutan kerja yang harus diselesaikan dalam rumah tangga atau permasalahan terkait dengan
waktu yang singkat akan menimbulkan tekanan keluarga tentu akan membawa dampak terhadap
terhadap karyawan. Greenberg (2003:235) kinerja karyawan di tempat kerja. Stres keluarga
mengatakan bahwa dari 27 persen karyawan juga bisa disebabkan oleh kondisi finansial.
di Amerika Serikat, pekerjaan menjadi sumber Banyak orang yang terpaksa mencari pekerjaan
terbesar dari stres dalam kehidupan mereka. tambahan (malam hari) atau suami dan istri harus
Orang yang mengalami stres kerja (dengan sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan.
catatan tidak bisa menanggulanginya) cenderung Situasi ini mengurangi waktu rekreasi dan
tidak produktif, malas-malasan, tidak efektif aktivitas keluarga, dan pengaruhnya pada
dan efisien dalam melakukan pekerjaannya dan karyawan adalah tingkat stres pada pekerjaan
berbagai sikap yang dapat merugikan organisasi. utama semakin tinggi (Luthans, 2006:168).
Penelitian ini mengambil obyek Rumah Disebutkan pula bahwa kecerdasan emosional
Sakit, dimana para perawat yang bekerja pada mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
bidang jasa ini dituntut ketelitian dan ketepatan karyawan, sehingga kecerdasan emosional
dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan. memoderasi hubungan antara stres kerja dan
Kondisi demikian pasti akan menimbulkan beban kinerja karyawan.
kerja yang bervariasi dan memicu munculnya Penelitian Yozgat et al. (2013) dilakukan
stres kerja pada perawat. Beban kerja di rumah untuk mengetahui hubungan antara stres kerja
sakit meliputi beban kerja fisik dan beban kerja pada kinerja dengan menggunakan variabel
mental. Beban kerja bersifat fisik meliputi kecerdasan emosional sebagai variabel moderasi.
mengangkat pasien, memandikan pasien, Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan dari
membantu pasien ke kamar mandi, mendorong organisasi sektor publik di Istanbul Turki, dimana
peralatan kesehatan, merapikan tempat tidur hasil penelitian ini adalah bahwa stres kerja
pasien. Beban kerja yang bersifat mental dapat memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap
berupa bekerja dengan shift atau bergiliran, kinerja karyawan, dan kecerdasan emosional
bekerja dengan keterampilan khusus dalam memiliki pengaruh yang positif dan memoderasi
merawat pasien, serta tanggung jawab terhadap stres kerja terhadap kinerja karyawan.
kesembuhan dan harus menjalin komunikasi
dengan pasien. Hidayati et al. (2013) berusaha
menganalisis hubungan antara kecerdasan
Kinerja karyawan tidak hanya dilihat emosional dan stres kerja dengan prestasi kerja
dari kemampuan kerja yang sempurna, tetapi karyawan, dimana subjek dalam penelitian adalah
juga kemampuan menguasai dan mengelola karyawan PT.BRI Kebumen. Hasil penelitian
diri sendiri serta kemampuan dalam membina menunjukkan terdapat hubungan positif dan
hubungan dengan orang lain (Martin, 2000:98). signikan antara kecerdasan emosional dengan
Kemampuan tersebut oleh Daniel Goleman prestasi kerja karyawan, sedangkan terdapat
disebut dengan Emotional Intelligence atau hubungan negatif dan signikan antara stres
kecerdasan emosional. Dengan kemampuan kerja dengan prestasi kerja karyawan.
mengelola diri sendiri yang baik maka karyawan
akan mampu mengelola stres yang terjadi di Penelitian Sanjaya (2012) pada seluruh
lingkungan kerja. Jika dikelola dengan baik stres karyawan marketing dan collection di PT.
kerja justru sebagai motivasi bagi karyawan Summit Oto Finance Kudus. Hasil dari analisis
untuk meningkatkan kinerja. regresi sederhana menunjukkan bahwa stres kerja
berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan,
Dengan demikian kecerdasan emosional sedangkan kecerdasan emosional memoderasi
merupakan variabel moderasi yang tepat dalam pengaruh stres kerja terhadap kinerja. Hasil
menerangkan hubungan antara stres kerja dan tersebut mengindikasikan bahwa kecerdasan
kinerja karyawan. Menurut Goleman (2000:213) emosional melemahkan pengaruh stres kerja
melalui penelitiannya mengatakan bahwa terhadap kinerja.
kecerdasan emosional menyumbang 80% dari
faktor penentu kesuksesan sesorang, sedangkan
20% yang lain ditentukan oleh IQ (Intelligence
Quotient). TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Penelitian yang berkaitan dengan 1. Stres Kerja
kecerdasan emosional sebagai variabel moderasi Cartwright dan Cooper (1994; dalam
hubungan stres kerja terhadap kinerja karyawan Mangkunegara, 2008:82) mengemukakan
dilakukan oleh Yu Chi Wu (2011) terhadap stres kerja sebagai suatu ketegangan atau
karyawan yang bekerja pada sektor keuangan tekanan yang dialami ketika tuntutan yang
seperti bank, asuransi dan sekuritas, dimana dihadapkan melebihi kekuatan yang ada pada
menunjukkan hasil bahwa stres kerja mempunyai diri kita. Menurut Parker dan Decotiis (1983)
pengaruh negatif terhadap kinerja karyawan. mendefinisikan stres sebagai penyimpangan dari
Desember 2015 Fajar Mauladi dan Fereshti Nurdiana Dihan 51
fungsi psikologis atau fisiologis normal yang 8) Frustasi, secara negatif dianggap sebagai
disebabkan oleh urgensi di lingkungan terdekat kekecewaan, dimana sesuatu yang diinginkan
individu. Greenberg (2011:176) mendefinisikan tidak tercapai. Namun secara positif dapat
stres kerja sebagai kondisi yang muncul dari meyakinkan orang untuk bisa mendapatkan
interaksi antara manusia dan pekerjaan serta hasil yang lebih baik.
dikarakterisasikan oleh perubahan manusia yang 9) Konflik antar pribadi, dimana konflik
memaksa mereka untuk menyimpang dari fungsi ini tergantung dari sikap individu dalam
normal mereka. menanggapi tekanan dalam kelompok
Robbin dan Judge (2008:370) kerjanya.
menyebutkan beberapa kondisi kerja yang 10) Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan
potensial untuk menyebabkan stres dapat berasal karyawan. Setiap karyawan memiliki nilai-
dari beberapa faktor antara lain adalah: nilai yang berbeda dengan pimpinannya atau
tidak cocok dengan nilai-nilai perusahaan,
a). Penyebab-penyebab stress on the job, antara dan perbedaan ini harus disesuaikan untuk
lain: menghindari konflik.
1) Beban kerja yang berlebihan. Dibedakan atas 11) Berbagai bentuk perubahan yang terjadi,
kelebihan kerja kuantitatif, dimana karyawan seperti perubahan iklim, lingkungan,
merasa pekerjaannya terlalu banyak atau ekonomi, dan sebagainya.
terlalu beragam, dan kelebihan kerja kualitatif,
dimana karyawan merasa kurang mampu b). Penyebab-penyebab stress Off the Job, antara
menyelesaikan pekerjaannya atau merasa lain:
bahwa standar pekerjaanya terlalu tinggi. 1) Kekuatiran finansial, dimana keadaan finansial
2) Tekanan dan desakan waktu untuk yang tidak sehat seperti berkurangnya atau
menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam kurun ketidakpastian pendapatan.
waktu yang telah ditentukan untuk mencapai 2) Masalah-masalah yang bersangkutan dengan
target perusahaan , yang bisa menyebabkan anak, misal anak sakit atau tidak memiliki
terjadinya stress, karena karyawan merasa anak.
dikejar-kejar waktu untuk menyelesaikan 3) Masalah-masalah fisik, dimana keadaan fisik
pekerjaan yang telah ditargetkan perusahaan. seseorang akan mengalami perubahan dan
3) Kualitas supervisi yang jelek, yang perkembangan, seperti mengalami sakit,
mengakibatkan tujuan organisasi tidak dapat menjadi lanjut usia, mengalami kecelakaan
dicapai secara maksimal. yang berakibat cacat tubuh, naik atau
4) Iklim politis yang tidak aman, dimana jika turunnya berat badan, dan sebagainya.
politik negara kurang baik akan berdampak 4) Masalah-masalah perkawinan, seperti
pada perkembangan perusahaan yang kurang perceraian atau kematian pasangan.
baik pula dan hal ini berakibat stress. 5) Perubahan-perubahan yang terjadi ditempat
5) Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tinggal, dimana kondisi lingkungan sekitar
tidak memadai. Pemberian umpan balik tempat tinggal dapat mengakibatkan stress,
tentang pekerjaan yang memadai mampu seperti pindah tempat tinggal, meningkatnya
memotivasi karyawan untuk melaksanakan kriminalitas, meningkatnya kebisingan, dan
pekerjaan dengan lebih baik. sebagainya.
6) Wewenang yang tidak mencukupi untuk 6) Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti
melaksanakan tanggung jawab, dimana konflik dengan rekan sekerja, dengan atasan,
tanggung jawab yang diberikan tidak sesuai dengan bawahan, kematian saudara, dan
dengan posisinya di perusahaan. sebagainya.
7) Kemenduaan peranan, yang menyebabkan
ketidakjelasan peranan masing-masing
2. Kecerdasan Emosional
karyawan, serta menyebabkan tanggung
jawab yang luas dan tidak terbatas. Goleman (2003:167) mendefinisikan
kecerdasan emosional sebagai kapasitas dalam
52 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2015
gambar berikut:
H5 Kinerja Karyawan
H1
Stess on the job
H4
Kecerdasan
Emosional
Tabel 3.
Hasil Analisis Regresi Linear Moderasi
Koefisien
Variabel t-hitung Sig. Kesimpulan
Regresi
Stress on the job (X1) -0.253 -3.284 0.001 Ha1 diterima
Stress off the job (X2) -0.299 -3.205 0.002 Ha2 diterima
Kecerdasan Emosional (Z) 0.612 4.240 0.000 Ha3 diterima
Interaksi X1*Z -0.166 -2.008 0.048 Ha4 diterima
Interaksi X2*Z -0.174 -1.313 0.192 Ha5 ditolak
Konstanta : 2,753
R2 : 0,339
F hitung : 9,661
Sig. : 0,000
Sumber: Data primer diolah, 2015
56 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2015
Untuk membuktikan hipotesis e) Pengaruh Interaksi Stress off the job dan
berikutnya secara parsial dilakukan uji t dengan Kecerdasan Emosional
membandingkan nilai p value atau sig thitung dengan Kinerja
dengan tingkat signifikansi 5%, dengan hasil
seperti dibawah ini: Berdasarkan Tabel 3, perhitungannya adalah
t hitung sebesar -1,313 dan probabilitas
a) Pengaruh Stress on the job dengan
sebesar 0,192>0,05 sehingga Ho diterima
Kinerja dan Ha ditolak. Artinya Hipotesis kelima
Berdasarkan Tabel 3, perhitungannya adalah Kecerdasan emotional memoderasi
t hitung sebesar -3,284 dan probabilitas pengaruh stress off the job terhadap kinerja
sebesar 0,001<0,05 sehingga Ho ditolak karyawan ditolak.
dan Ha diterima. Artinya hipotesis Analisis Koefisien Determinasi Parsial
pertama Terdapat hubungan
negatif stress on the job terhadap Dari Tabel 4 tersebut di atas koefisien determinasi
kinerja karyawan terbukti. parsial terbesar ditunjukkan oleh kecerdasan
emosional (Z) sebesar 16,1 persen. Dengan
b) Pengaruh Stress off the job dengan demikian untuk kecerdasan emosional (Z)
mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja
Kinerja
karyawan RSCC Yogyakarta.
Berdasarkan Tabel 3, perhitungannya adalah t
hitung sebesar -3,205 dan probabilitas sebesar Tabel 4.
0,002<0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha Hasil Korelasi Parsial
diterima. Artinya hipotesis kedua Terdapat Koef.
Variabel Korelasi
hubungan negatif stress off the job terhadap Determinasi
kinerja karyawan terbukti. Stress on the job (X -0.321 0.103
Stress off the job (X -0.314 0.099
c) Pengaruh Kecerdasan Emosional dengan Kecerdasan Emosional (Z) 0.401 0.161
Kinerja Interaksi X1*Z -0.203 0.041
Berdasarkan Tabel 3, perhitungannya adalah t Interaksi X2*Z -0.134 0.018
hitung sebesar 4,240 dan probabilitas sebesar Sumber : Data hasil regresi 2015
Greenberg, Jerald. 2011. Behavior in Wu Yu Chi. 2011, Job Stress and Job Performance
Organizations. Edisi 10. Prentice Hall. among Employess in the Taiwanese
USA. Finance Sector: The Role of Emotional
Intelligence, Social Behavior and
Hasibuan, Malayu. 2002. Manajemen Sumber Personality. Vol. 39(1): 21-32.
Daya Manusia. Penerbit Bumi Aksara.
Jakarta. Yozgat, Ugur. Yurtkoru, Serra, dan Bilginoglu,
Elif. 2013. Job stress and job performance
Hidayati, Ida Nur, Margono, Setiawan, Solimun. among employees in public sector in
2013. Kecerdasan Emosional dan Istanbul: examining the moderating role
Kecerdasan Spiritual Pengaruhnya of emotional intelligence. Procedia,
terhadap Stres kerja dan Kinerja social and behavioral sciences. 75:
Karyawan (Studi di Lembaga 518-524.
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
Nusa Tenggara Barat). Jurnal Aplikasi
Manajemen. Vol. 11 Nomor 4: 629-639.