Professional Documents
Culture Documents
Adanya permasalahan yang ditemukan pada program gizi di klinik gizi Puskesmas
Sukamerindu Kota Bengkulu yaitu Program ASI Eksklusif yang belum mencapai target
yaitu yang seharus pencapaian target sebesar 80% akan tetapi ini hanya 76,71% target
yang tercapai, kemudian diidentifikasi dan dianalisis apa yang menjadi penyebab
timbulnya masalah.
Kelainan ini merupakan salah satu kendala dalam proses menyusui. Penyebab
yang paling utama dari puting lecet ini adalah perlekatan yang kurang baik. Bila
bayi tidak melekat dengan baik, bayi akan menarik puting, menggigit dan
menggesek kulit payudara, sehingga menimbulkan rasa sangat nyeri dan bila bayi
terus menyusu akan merusak kulit puting dan menimbulkan luka ataupun retak
pada puting.
Payudara bengkak
Ibu sering datang ke Klinik Laktasi karena payudaranya bengkak, penuh dan
terasa nyeri. Biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama setelah bayi lahir
dimana proses menyusu masih belum mantap. Payudara penuh berbeda dengan
payudara bengkak..
Payudara bengkak (engorgement), (1) payudara tampak merah, mengkilat, dan
sangat nyeri, (2) terjadi karena bendungan pada pembuluh darah dan limfe, (3)
sekresi ASI sudah mulai banyak, (4) ASI tidak dikeluarkan sempurna. Payudara
bengkak dapat dicegah dengan menyusukan bayi segera setelah lahir, menyusukan
bayi tanpa jadwal, dan jangan memberi minuman lain pada bayi. Lakukan masase
dan keluarkan ASI.
Menyusui eksklusif adalah salah satu cara kontrasepsi, sehingga biasanya ibu
jarang hamil lagi selama menyusui. Akan tetapi seandainya ibu hamil lagi saat masih
menyusui, maka dianjurkan:
a. Bila bayi belum berusia 6 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan
makanan tunggal.
b. Bila bayi berusia 6-12 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan
utama.
c. Bila bayi sudah berusia lebih dari 12 bulan, boleh disapih.
Bila menyusui tetap diteruskan, maka perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu
(a) volume ASI dapat berkurang karena pengaruh hormon ibu hamil, (b) puting akan
lecet, (c) ibu akan mengalami keletihan, (d) rasa ASI berubah ke arah kolostrum, (e)
terjadi kontraksi rahim karena hormon ibu hamil.
7. Ibu bekerja di luar rumah
Ibu bekerja bukan merupakan alasan untuk menghentikan pemberian ASI
eksklusif. Ibu yang ingin kembali bekerja diharapkan berkunjung ke Klinik Laktasi
untuk menyiapkan cara memberikan ASI bila bayi harus ditinggal.
8. Kelainan yang terjadinya pada bayi (bayi sakit dan abnormalitas bayi)
Bayi yang menderita sakit atau dengan kelainan kongenital mungkin akan
mengganggu proses menyusu. Kelainan ini perlu ditatalaksana dengan benar agar
keadaan tersebut tidak menjadi penghambat dalam proses menyusui.
Adalah apabila masalah tersebut lebih banyak ditemui (Prevalensi tinggi), maka
selayaknya lebih diprioritaskan.
Apabila akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut lebih serius, maka masalah
tersebut lebih layak untuk diprioritaskan.
I T SD E
Masalah
P S R IxTxSD
Produksi ASI kurang
Keterangan :
4. Setelah dilakukan scoring dengan menggunakan kriteria matriks, maka telah didapat
prioritas masalah dengan skor tertinggi yaitu : Ibu bekerja di luar rumah.
5.5 Penjabaran
Prioritas masalah akan diuraikan berdasarkan 5W+1H, yaitu sebagai berikut :
1. What ; masalah yang diprioritaskan untuk dipecahkan.
Hasil scoring terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan menunjukkan
bahwa permasalahan yang diprioritaskan untuk diselesaikan adalah Ibu bekerja di
luar rumah.
2. When ; kapan terjadinya masalah
Masalah ditemukan setiap kali petugas menemukan Ibu bekerja di luar rumah.
3. Where ; dimana masalah sering terjadi
Masalah terjadi di mana petugas menemukan Ibu bekerja di luar rumah.
4. Who ; siapa saja yang terlibat
Instansi terkait seperti Dinkes, Puskesmas, Kecamatan dan Kelurahan.
5. Why ; mengapa masalah tersebut dapat timbul
Permaslahan tersebut dapat timbul disebabkan oleh :
a. Mobilitas kerja yang tinggi
b. Dinas Keluar kota atau keluar negeri.
c. Tidak ada ruang menyusui di kantor.
d. Jarak kantor dengan rumah jauh.
6. How ; bagaimana masalah itu bisa timbul
a. Tidak ada ruang menyusui di kantor.
a. Jarak kantor dengan rumah jauh.
5.6 Dampak Yang Timbul Dari Masalah Utama
Masalah yang telah ada tentu menimbulkan dampak yang kurang baik bagi
puskesmas, dampak tersebut antara lain :
1. Dampak terhadap bayi itu sendiri, bayi-bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif
selama 13 minggu pertama dalam kehidupannya memiliki tingkat infeksi pernafasan
dan infeksi saluran cerna yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi-bayi lain yang
diberikan ASI. Menurunnya tingkat infeksi saluran cerna ini tetap bertahan bahkan
sesudah selesai masa pemberian ASI dan berlanjut hingga tahun-tahun pertama dalam
kehidupan anak.
Selain itu, bayi-bayi yang tidak diberikan ASI mudah terkena penyakit - penyakit lain
yang berhubungan dengan kekebalan tubuh.
2. Menurunnya citra puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan, karena bayi tidak
meningkat status gizinya, artinya aka nada bayi yang tetap tidak diberikan ASI
Eksklusif.
BAB VI
Penetapan cara penyelesaian masalah ini mempunyai peranan yang sangat penting
karena berhasilnya ditetapkan cara penyelesaian masalah tersebut dapat disusun rencana
kerja selanjutnya. Apabila pemecahan masalah ini berhasil, maka dapat meningkatkan
mutu kesehatan di puskesmas.
Alternatif-alternatif yang dapat penulis berikan dari prioritas masalah yang ada adalah
:
Langsung bayinya.
1. Efektifitas Program
Efektifitas program adalah yang menunjuk pada kemampuan program
mengatasi penyebab masalah yang ditemukan. Semakin tinggi kemampuan tersebut,
maka akan semakin efektif pula suatu program yang dijalankan.
Untuk dapat mengukur efektifitas program, ada beberapa pedoman yang dipakai:
C
1. Ibu harus Persiapkan diri
sebelum masuk kerja
5. Mempersiapkan
Persediaan Asi perah.
Keterangan :
C : Efisiensi
Nilai :
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan dari hasil pelaksanaan magang yang dilakukan oleh
penulis selama 10 hari dari tanggal 4 februari sampai dengan 14 februari 2015 adalah
sebagai berikut :
7.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan untuk Puskesmas Sukamerindu Kota
Bengkulu adalah :
1. Upaya program gizi, khususnya peningkatan status terus ditingkatkan secara
seksama oleh pihak terkait agar kasus