Professional Documents
Culture Documents
A. Definisi
Definisi Demensia Istilah demensia pertama kali digunakan oleh Phillipe Pinel
Demence. Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi
kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga
Usia di atas 65 tahun mempunyai risiko tinggi untuk mengalami demensia dan
hal ini tidak bergantung pada bangsa, suku, kebudayaan dan status ekonomi.
% pada warga di atas usia 65 tahun dan meningkat sangat pesat menjadi 25 %
pada usia di atas 80 tahun dan hampir 40 % pada usia di atas 90 tahun. 3.
C. Penyebab demensia yang reversibel sangat penting untuk diketahui, karena dengan
pengobatan yang baik penderita dapat kembali menjalankan hidup sehari-hari yang
normal. Keadaan yang secara potensial reversibel atau bisa dihentikan yaitu :
3. Gangguan metabolik :
b) Gagal hepar, gagal ginjal, dialisis, gagal nafas, hipoksia, uremia kronis,
hipernatremia, hiperkalemia.
5. Gangguan vaskuler
c) Stroke
d) Hipertensi
e) Arthritis Kranial
1. Penyakit Alzheimer
2. Penyakit Pick
1. Penyakit Parkinson
2. Penyakit Huntington
saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10 % pada penuaan
antara umur 30 sampai 70 tahun. Berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di
serebri. Penyakit degeneratif pada otak, gangguan vaskular dan penyakit lainnya,
serta gangguan nutrisi, metabolik dan toksisitas secara langsung maupun tak
menurun dan mengganggu fungsi dari area kortikal ataupun subkortikal. Di samping
itu, kadar neurotransmiter di otak yang diperlukan untuk proses konduksi saraf juga
akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan gangguan fungsi kognitif (daya ingat,
daya pikir dan belajar), gangguan sensorium (perhatian, kesadaran), persepsi, isi
pikir, emosi dan mood. Fungsi yang mengalami gangguan tergantung lokasi area
dapat berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut akan memicu keadaan konfusio
E. Klasifikasi Demensia
terjadi pada korteks serebri substansia grisea yang berperan penting terhadap
proses kognitif seperti daya ingat dan bahasa. Beberapa penyakit yang dapat
muncul dari kelainan yang terjadi pada korteks serebri substansia alba.
dapat diobati. Yang termasuk faktor penyebab yang dapat bersifat reversibel
SLE, sifilis), atau dari proses keracunan (intoksikasi alkohol, bahan kimia
yang tidak dapat diobati dan bersifat kronik progresif. Beberapa penyakit
a. Demensia Pre Senilis merupakan demensia yang dapat terjadi pada golongan
umur lebih muda (onset dini) yaitu umur 40-50 tahun dan dapat disebabkan
oleh berbagai kondisi medis yang dapat mempengaruhi fungsi jaringan otak
Biasanya terjadi akibat perubahan dan degenerasi jaringan otak yang diikuti
merupakan penyakit degeneratif primer pada otak tanpa penyebab yang pasti.
Dapat terjadi pada umur kurang dari 65 tahun (onset dini) dengan
perkembangan gejala yang cepat dan progresif, atau pada umur di atas 65 tahun
(onset lambat) dengan perjalanan penyakit yang lebih lambat. Pada penyakit ini
terjadi deposit protein abnormal yang menyebabkan kerusakan sel otak dan
penurunan jumlah neuron hippokampus yang mengatur fungsi daya ingat dan
fungsi motorik masih baik (contohnya mampu memegang gagang pintu tapi
Demensia ini terjadi pada umur 50-60 tahun tetapi lebih sering pada umur 60-70
tahun. Gambaran klinis dapat berupa gangguan fungsi kognitif, gangguan daya
c. Demensia pada penyakit lain Adalah demensia yang terjadi akibat penyakit lain
memerlukan pemecahan masalah. Beberapa hal yang sering ditemui pada demensia
adalah :
4) Daya pikir dan daya nilai : Daya pikir lebih lambat, aliran ide dan
konsentrasi berkurang, sudut pandang yang jelek dan kurang, pikiran paranoid,
delusi, dll.
b. Perubahan emosional
Emosi sering gampang terstimulasi serta tidak dapat mengontrol tawa dan tangis.
c. Kemunduran kepribadian
1) Sering egois
kapasitas difusi dan pertukaran gas menurun, efektivitas batuk menurun, pada
aktivitas berat cepat lelah dan sesak, oksigenasi berkurang sehingga luka susah
kulit tipis kering, dan keriput, sering memar, kebiruan dan cepat terbakar sinar
matahari, intoleransi terhadap panas, struktur tulang kelihatan pada kulit yang
tipis.
penurunan ukuran penis dan testes dan respon seksual yang melambat.
sehingga sering retensi dan kesulitan bak. Pada laki-laki terjadi BPH, dan pada
sering terjadi gejala penuh, sakit ulu hati, mobilisasi usus berkurang sehingga
kyphosis, fraktur, sakit pada punggung, merasa hilang tenaga, flexibilitas dan
serebral menurun sehingga terjadi penurunan reaksi dan respon, belajar perlu
tidak toleransi terhadap sinar, kesulitan mangatur intensitas cahaya masuk mata,
tinggi.
2) Neurologis Apraxia dan agnosia, kejang, sakit kepala, pusing, kelemahan, sering
terhadap defisit intelektual yang dialami pada keadaan yang penuh stres.
benzodiazepine.
H. Komplikasi Demensia
1. Ulkus Dekubitus
3. Pneumonia
c. Kejang
d. Kontraktur sendi
menggunakan peralatan
serta adanya penyakit lain (misalnya tekanan darah tinggi atau kencing manis).
Jika pada seorang lanjut usia terjadi kemunduran ingatan yang terjadi secara
Alzheimer terbukti hanya jika dilakukan otopsi terhadap otak, yang menunjukkan
banyaknya sel saraf yang hilang. Sel yang tersisa tampak semrawut dan di seluruh
jaringan otak tersebar plak yang terdiri dari amiloid (sejenis protein abnormal).
mungkin, dengan penatalaksaan yang optimal dapat dicapai perbaikan hidup sehari-
sebagai berikut
4. Inkontinensia
3. Prognosis
e. Upayakan informasi pelayanan sosial yang ada pada penderita dan keluarganya
3. Pengambilan keputusan
memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan lansia penderita demensia
yang tinggal di rumah. Hidup bersama dengan penderita demensia bukan hal
yang mudah, tapi perlu kesiapan khusus baik secara mental maupun lingkungan
sekitar. Pada tahap awal demensia penderita dapat secara aktif dilibatkan dalam
proses perawatan dirinya. Membuat catatan kegiatan sehari-hari dan minum obat
secara teratur. Ini sangat membantu dalam menekan laju kemunduran kognitif
Keluarga tidak berarti harus membantu semua kebutuhan harian lansia, sehingga
demensia.
setiap hari selama hampir 24 jam mengurus mereka, mungkin mereka tidak akan
pernah mengenal dan mengingat siapa kita, bahkan tidak ada ucapan terima
mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Merekapun berusaha dengan keras
untuk diri sendiri beristirahat dan bersosialisasi dengan teman-teman lain dapat
menghindarkan stress yang dapat dialami oleh anggota keluarga yang merawat
dan panik karena tidak mengetahui berada di mana, berteriak-teriak dan sulit
untuk ditenangkan. Untuk mangatasi hal ini keluarga perlu membuat lansia
rileks dan aman. Yakinkan bahwa mereka berada di tempat yang aman dan
jarak yang dekat, genggam tangan lansia, tunjukkan sikap dewasa dan
Lansia dengan demensia melakukan sesuatu yang kadang mereka sendiri tidak
yang tidak sesuai kondisi atau menggunakan pakaian berlapis-lapis pada suhu
yang panas.
Seperti layaknya anak kecil terkadang lansia dengan demensia bertanya sesuatu
yang sama berulang kali walaupun sudah kita jawab, tapi terus saja pertanyaan
yang tidak diketahui oleh lansia, memberikan pengaman tambahan pada pintu
dan jendela untuk menghindari lansia kabur adalah hal yang dapat dilakukan
keluarga yang merawat lansia dengan demensia di rumahnya. (Kusumawati,
2007)
L. Prognosis
Perkembangan demensia pada setiap orang berbeda. Pada sebagian besar demensia
stadium lanjut, terjadi penurunan fungsi otak yang hampir menyeluruh. Penderita
akhirnya penderita tidak mampu mengikuti suatu percakapan dan bisa kehilangan
kemampuan berbicara.