Professional Documents
Culture Documents
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang).Hipertensi
didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90
mmHg.
Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai
faktor resiko yang dimiliki seseorang terutama pada lansia.Faktor pemicu hipertensi
dibedakan menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis
kelamin, dan umur.Faktor yang dapat dikontrol seperti obesitas, kurangnya aktivitas
fisik, perilaku merokok, pola konsumsi makanan yang mengandung natrium dan
lemak jenuh.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering
kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang
mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan
bagi korbanny.Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke,
kelemahan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain
yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan
jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. (Lanny Sustrani, dkk,
2004).
B. Klasifikasi
Komite eksekutif dari National High Blood Pressure Education Program
merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari 46 professionalm sukarelawan, dan
agen federal. Mereka mencanangkan klasifikasi JNC (Joint Committe on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) pada
tabel 1, yang dikaji oleh 33 ahli hipertensi nasional Amerika Serikat (Sani, 2008).
Tabel 1
Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on Prevention, Detection,
Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure)
Tabel 2
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO
Banyak faktor yang mempengaruhi tejadinya hipertensi beberapa faktor resiko yang
menyebabkan hipertensiMenurut Elsanti (2009), faktor resiko yang mempengaruhi
hipertensi yang dapat atau tidak dapat dikontrol, antara lain:
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita tapi saat ni
wanita cenderung banyak yang terkena hipertensi. Namun wanita terlindung dari
penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami
menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan
kadarHigh Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi
merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek
perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada
usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi
sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari
kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah
kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi
pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari
setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. (Anggraini
dkk, 2009).
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda.
Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita
hipertensi adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah
menopause (Marliani, 2007).
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang
lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia
lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini
disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat
yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi
banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia
diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah
menopause.
Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia
ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama,
terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya
arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya
penyesuaian diri.
c. Keturunan (Genetik)
a. Obesitas
Pada usia pertengahan ( + 50 tahun ) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya
berat badan meningkat.Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.Kelompok
lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan
pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008).
IMT = ------------------------------------------------
b. Kurang olahraga
c. Kebiasaan Merokok
e. Minum alkohol
f. Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung 75
200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan
tekanan darah 5 -10 mmHg.
g. Stress
D. Patofisiologis Hipertensi
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus sehinga banyak orang yang tidak mengetahui bahwa dirinya terkena
hipertensi. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain
yaitu :
1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. Tengkuk terasa pegal
3. Telinga berdengung
4. Sukar tidur
5. Sesak napas
6. Rasa berat ditengkuk
7. Mata berkunang-kunang
8. Mimisan ( keluar darah dari hidung).
Banyak faktor yang mempengaruhi tejadinya hipertensi beberapa faktor
E. Komplikasi hipertensi
Penderita hipertensi beresiko terserang penyakit lain yang timbul bersamaan sebagai
bagian otot jantung. Hal ini menyebabkan rasa nyeri di dada dan dapat
memompa darah.kondisi itu akibat otot jantung akan menebal dan merengang
kaki(Darmartha,2008).
3. Kerusakan pembuluh darah otak
Bebrapa penelitian di luar negri mengungkapkan bahwa hipertensi menjadi
penyebab utama pada kerusakan pembuluh darah otak.ada dua jenis kerusakan
kematian(Darmartha,2008).
4. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan peristiwa dimana ginjal tida dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi yaitu
(Darmartha,2008).
F. Penatalaksanaan Hipertesi
mengembalikan tekanan darah arteri ke level normal dengan efek samping sekecil
mungkin.untuk pasien dengan hipertensi berat (rata-rata tekanan darah diastolic >
130 mmHg) yang memerlukan terapi intensif dengan sejumlah agen secara
bersamaan (Syamsudin,2011).
1. Mulai pengobatan dengan satu obat satu dosis rendah (jika tekanan darah tidak
jangka panjang berkaitan dengan tolerabilitas dan khasiat obat pertama yang
digunakan.
5. Gunakan terapi diuretik jika ada dua obat yang digunakan,berlaku untuk hampir
semua kasus.
6. Gunakan deuretik tiazid hanya dengan dosis rendah25 mg/hari
diinginkan,maka obat utama mesti ditambah hingga dosis penuh. Jika tekanan
rinci terhadap penyebab sekunder hipertensi tetapi jika tekanan darah terkontrol,
maka bisa dilakukan penurunan dosisi secara bertahap atau pemutusan sebagai
obat yang digunakan untuk mengetahui program terapi minimal yang bisa
(Syamsudin,2011).