Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata hemofilia pertama kali muncul pada sebuah tulisan yang ditulis
oleh Hopff di universitas Zurich, tahun 1828. Dan menurut ensiklopedia
Britanica, istilah hemofilia pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter
berkebangsaan Jerman, Johan Lukas Schonlein (1793-1864), pada tahun
1928. Pada abad ke 20, para dokter terus mencari penyebab timbulnya
hemofilia hingga mereka percaya bahwa pembuluh darah penderita hemofilia
mudah pecah. Kemudian pada tahun 1937, dua orang dokter dari Harvard,
Patek danTaylor, menemukan pemecahan masalah pada pembekuan darah,
yaitu dengan menambahkan suatu zat yang diambil dari plasma dalam darah.
Zat tersebut disebut dengan anti-hemophilic globulin.
Pada tahun 2000, hemofilia yang dilaporkan ada 314, pada tahun 2001
kasus yang dilaporkan mencapai 530. Diantara 530 ini, 183 kasus terdaftar di
1
RSCM, sisanya terdaftar di Bali, Bangka, Bandung, Banten, Lampun, Medan,
Padang, Palembang, Papua, Samarinda, Semarang, Surabaya, Ujung
pandang, dan Yogyakarta. Diantara 183 pasien hemofilia yang terdaftar di
RSCM, 100 pasien telah diperiksa aktivitas faktor VIII dan IX. Hasilnya
menunjukkan bahwa 93 orang adalah hemofilia A dan 7 orang adalah
hemofilia B. Sebagian besar pasien hemofilia A mendapat Cryoprecipitate
untuk terapi pengganti, dan pada tahun 2000, konsumsi cryoprecipitate
mencapai 40.000 kantung yang setara dengan kira-kira 2 juta unit faktor VIII.
Pada saat ini tim pelayanan terpadu juga mempunyai komunikasi yang
baik dengan tim hemofilia dengan negara lain. Pada hari hemofilia sedunia
tahun 2002, pusat pelayanan terpadu hemofilia RSCM telah ditetapkan
sebagai pusat pelayanan terpadu hemofilia nasional. Pada tahun 2002, pasien
hemofilia yang telah terdaftar di seluruh Indonesia mencapai 757,
diantaranya 233 terdaftar diJakarta, 144 di Sumatera Utara, 92 di Jawa
Timur, 86 di Jawa Tengah, dan sisanya tersebar dari Aceh sampai Papua.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hemofilia?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi hemofilia?
3. Apa penyebabnya?
4. Seperti apa tanda dan gejalanya?
5. Komplikasi apa saja yang bisa muncul pada penderita hemofilia?
6. Bagaimana penetalaksanaan medis dan keperawatan hemofilia?
7. Bagaimana asuhan keperawatan penderita hemofilia?
2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
BAB I
LANDASAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
1. Hemofilia A adalah hemofillia kalsik dan terjadi karena defisiensi faktor VIII
( AHG: anti hempilic clobulin)
2. Hemofilia B adalah terjadi karena defisiensi faktor IX CPTC : plasma
thromboplastin antecedent ). Faktor diproduksi hati dan merupakan salah
satu faktor pembekuan dependent vitamin K, (Brunner dan Suddart: 2001)
B. Anatomi fisiologi
1. Air
2. Protein
3. Mineral
4
b. sel darah terdiri atas tiga jenis :
I Fibrinogen I (fibrinogen)
II Protrombin II (protrombin)
IV Kalsium IV (kalsium)
5
VI PF3 (aktivitas koagulan
trombosit)
VI PF4
XII DK (prekalikrein
fletcher)
6
C. Etiologi
D. Manifestasi Klinis
7
E. Pathofisiologi
F. Komplikasi
8
G. Pemeriksaan Diagnostik
(Silvia A. Price,hal 373, 1994 & staf pengajar FKUI, hal 464: 1985)
2. Pemeriksaan penunjang
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
9
2. Penatalaksanaa Keperawatan
10
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Lakukan pengkajian fisik
2. Dapatkan riwayat kesehatan, khususnya mengenai bukti penyakit pada
payu dara saudara pria
3. Observasi adanya manifestasi hemofilia
a. Perdarahan yang berkepanjangan dimana saja dari atau di dalam
tubuh
b. Hemoragi karena trauma- kehilangan gigi desidua, sirkumsisi,
terpotong, epitaksis, injeksi.
c. Memar berlebihan bahkan karena cedera ringan, seperti jauh
d. Hemoragi subkutan dan intramuscular
e. Hemartrosis ( perdarahan dalam rongga sendi), khususnya lutut,
pergelangan kaki, dan siku
f. Hematoma- nyeri, bengkak dan gerakan terbatas
g. Hematuria spontan
4. Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian mis: koagulasi,
penentuan faktor defisiensi khusus, pengujian DNA
11
B. Penyimpangan KDM Hemofilia
XI XI teraktivasi
Ca++
Fasfolipid Trombosit
Perdarahan
Syok
Resiko injuri
Inefektif koping
keluarga
C. Diagonosa Keperawatan
12
D. Intervesi Keperawatan
Kriteia hasil:
Intervensi:
Rasional:
13
Dx II : Resiko tingggi b/d hemoragi
Kriteia hasil:
Intervensi:
Rasional:
Dx III : Resiko tinggi gangguan mobilitas fisik b/d efek hemoragi dalam
Kriteia hasil:
14
2. Episode perdarahan dikendalikan dengan tepat untuk mencegah
gangguan mobilitas fisik
Intervensi:
Rasional:
15
Dx IV : perubahan proses keluarga b/d anak yang menderita penyakit serius
Kriteia hasil:
Intervensi:
Rasional:
E. Implementasi
Laksanakan rencana tindakan pada renpra diatas. Dahulukan tindakan yang
dianggap prioritas/masalah utama
F. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan kepada pasien
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (FVIII) atau faktor
IX (FIX), dikelompokkan sebagai hemofilia A dan B. Manifestasi klinis
meliputi perdarahan jaringan lunak, otot, sendi ,
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Jilid 2. Media
Aesculapius. Jakarta.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit Ed.
6 Vol 1. EGC. Jakarta.
18