You are on page 1of 18

PEMANFAATAN CAMPURAN BORAKS DAN ASAM BORAT

SEBAGAI BAHAN PENGAWETAN KAYU


TERHADAP SERANGAN RAYAP

Oleh: Darmono1), Sri Atun2), dan Suryadi Prasetyo3)


1)
FT Universitas Negeri Yogyakarta,2) FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta, dan 3) Alumni Program D-3 Teknik Sipil FT UNY
e-mail: darmono.uny@gmail.com

Abstract
This research aims to: (1) find out the initial effects the use of the
mixed borax and boric acid as a wood preserving material against termite
attacks observed visually and based on its weight loss, and (2) find out the
soaking duration and the mixed borax and boric acid concentration which
have the most effective initial effects to preserve wood.
The research method applies an experimental approach. The research
samples are sengon woods of 5/7-15 cm and the wood preserver of the
mixed borax and boric acid. The ratio of the mixed borax and boric acid
concentration is 1.54 to 1.00. The preserving material concentration of 5%
applies to the 15 testing samples of group A, 7.5% to the 15 testing samples
of group B, and 10% to the 15 testing samples of group C. Each testing
sample is treated with soaking for 1 hour, 2 hours, and 3 hours. As a control
group is the 5 testing samples of group D. The research data of the visual
observation are collected by a field direct observation for 48 days, while the
weight loss data of each testing sample of each treatment are collected by
weighing in the Construction Material Laboratory. The research data are
analyzed using the quantitative descriptive technique.
The research result visually shows that among all testing samples,
the most extreme condition and eaten by termites exists on group D without
any treatment. Based on the weight loss of each testing sample, obviously
group D is eaten by termites of the largest persentage compared to the
treatment A, B, and C. The soaking treatment difference does not appear on
the treatment A with the preserving material concentration of 5%. However,
the soaking duration of the treatment B (7.5%) and C (10%) have very good
initial effects against wood termite attacks, especially group C with the
soaking duration of 3 hours. Generally, the initial effects of the chemical
preserving material of the mixed borax and boric acid as a wood preserving
material, especially of the treatments A, B, and C, have good effects against
termite attacks. Among the three treatments, the treatment C with the
preserving material concentration of 10% and the soaking duration of 3
hours is the most effective one against wood termite attacks.

82
83

Keywords: wood preserving, borax, boric acid, and termite

A. PENDAHULUAN keawetan yang cenderung rendah


1. Analisis Situasi (kelas awet IV atau bahkan V).
Indonesia merupakan negara Kayu jati (tectona gramandis L.f.)
yang memiliki luas hutan nomor dua dan mahoni (swietenia sp.) yang
di dunia setelah Brasil yaitu lazim digunakan untuk produk
120,35 juta hektar atau sekitar 10% barang-barang kerajinan dan mebel
hutan tropis dunia. Hutan di Indo- sekarang banyak diserang oleh
nesia mempunyai tidak kurang dari bubuk kayu.
4.000 jenis kayu, namum hanya Indonesia sebagai negara
sebagian kecil saja yang mempunyai tropis mempunyai tingkat kelembab-
tingkat keawetan tinggi, yaitu kelas an lingkungan, kehangatan, dan ba-
awet I dan II (14,3%) dan sisanya han organik dalam tanah yang ting-
yaitu 85,7% mempunyai tingkat gi. Keadaan inilah yang menyebab-
keawetan yang rendah, kurang, dan kan organisme perusak kayu dapat
tidak awet (Martawijaya, 1974). berkembang dengan baik yang salah
Lebih lanjut Hartono (2007) me- satu jenisnya yaitu rayap. Rayap
nyatakan bahwa beberapa jenis kayu merupakan salah satu organisme
yang sudah lama dikenal dengan yang sering dijumpai dan merupa-
baik oleh masyarakat, seperti jati kan organisme pengurai dalam kom-
(tectona gramandis L.f.), merbau ponen rantai makanan, sehingga
(intsia spp.), kamper (dryobalanops keberadaannya menjadi ancaman
sp.), dan keruing (dipterocarpus bagi lingkungan. Rayap akan me-
L.f.) mulai langka dan mahal harga- rusak komponen konstruksi rumah
nya. Sebagai alternatif untuk me- atau bangunan yang material
menuhi kebutuhan konstruksi dan utamanya terbuat dari kayu. Per-
produk berbahan kayu lainnya di- kembangan rayap di alam sekitar
gunakan jenis kayu yang berasal khususnya di Indonesia belum dapat
dari hutan tanaman industri, kayu dicegah dengan efektif. Salah satu
rakyat, kayu perkebunan, dan kayu- upaya yang dapat dilakukan adalah
kayu yang kurang dikenal yang pada dengan memberikan perlakuan ter-
umumnya memiliki tingkat keawet- hadap kayu tersebut dengan cara
an yang rendah. Dengan kata lain, diawetkan agar tidak mudah di-
penggunaan kayu sebagai material serang oleh organisme perusak kayu
konstruksi dan produk berbahan (OPK) khususnya rayap tersebut.
kayu lainnya sudah mulai mengarah Hal ini dikarenakan serangan OPK
pada penggunaan kayu yang cepat menyebabkan pemanfaatan kayu ter-
tumbuh. Kayu yang cepat tumbuh sebut menjadi tidak maksimal dan
pada umumnya mempunyai tingkat umur pakainya menjadi rendah

Pemanfaatan Campuran Boraks dan Asam Orat sebagai Bahan Pengawetan Kayu
84

(Heyne, 1987). Selain untuk, mence- bahan pengawet yang mampu di-
gah serangan dari OPK seperti absorsi dan tinggal dalam kayu.
rayap, pengawetan kayu juga ber- Banyaknya retensi pengawet ke
fungsi untuk menghemat dan meng- dalam kayu berbeda-beda pada se-
efisienkan pemanfaatan kayu yang tiap proses pengawetan dan ter-
berasal dari kelas awet rendah agar gantung pada spesies kayu, arah
dapat dipakai lebih lama atau mem- peresapan, macam-macam bahan
perpanjang umur pakai kayu karena pengawet serta proses pengawetan
kayu yang telah diawetkan akan yang dilakukan (Hunt dan Garratt,
mampu menahan serangan rayap, 1986).
jamur, maupun OPK lainnya (Mar-
tawijaya, 1996). 2. Rumusan Masalah
Pengawetan kayu pada da- Rumusan masalah dalam pe-
sarnya merupakan tindakan pence- nelitian ini adalah sebagai berikut.
gahan terhadap serangan OPK, se- a. Campuran boraks dan asam
perti jamur, serangga, dan binatang borat dengan konsentrasi berapa
laut penggerek kayu. Berbagai upa- dan waktu perendaman berapa
ya untuk mengatasi OPK telah ba- lama yang mempunyai pengaruh
nyak dilakukan orang, di antaranya awal paling baik untuk peng-
orang Mesir Kuno melaburkan awetan kayu terhadap serangan
minyak zaitun pada kayu, mela- rayap ditinjau secara visual?
burkan oli atau minyak tanah, serta b. Campuran boraks dan asam
banyak yang merendam kayu dalam borat dengan konsentrasi berapa
air laut, air sungai, air kolam, dan dan waktu perendaman berapa
mengukubur di sawah. Upaya ini lama yang mempunyai pengaruh
belum memberikan hasil yang me- awal paling efektif untuk peng-
muaskan sehingga diperlukan bahan awetan kayu terhadap serangan
kimia beracun atau bahan pengawet rayap ditinjau dari kehilangan
(Barly dan Abdurrohim, 1982). beratnya?
Secara umum terdapat tiga c. Sejauhmana pengaruh awal cam-
kelompok besar bahan pengawet puran boraks dan asam borat
kayu, yaitu: (1) bahan pengawet sebagai bahan pengawet kayu
berupa minyak; (2) bahan pengawet terhadap serangan rayap?
larut dalam pelarut organik; (3)
bahan pengawet larut air (Hunt dan 3. Tujuan
Garrat, 1967: 417). Meskipun peni- Tujuan dari penelitian ten-
laian keberhasilan suatu pengawetan tang pengaruh awal bahan pengawet
akhirnya ditentukan oleh umur pakai kayu alami ini adalah sebagai beri-
kayu yang bersangkutan, namun ada kut.
kriteria langsung dari perlakuan a. Mengetahui pengaruh awal peng-
yang harus diketahui yaitu jumlah gunaan campuran boraks dan

Inotek, Volume 17, Nomor 1, Februari 2013


85

asam borat dengan konsentrasi dengan rumus kimia yaitu Na2B4O7


serta waktu perendaman tertentu 10H2O atau Na2[B4O5(OH)4]8H2O.
ditinjau dari visualnya. Dalam dunia industri, boraks men-
b. Mengetahui pengaruh awal peng- jadi bahan solder, bahan pembersih,
gunaan campuran boraks dan pengawet kayu dan anti jamur, me-
asam borat dengan konsentrasi matri logam, anti septik kayu, dan
serta waktu perendaman tertentu pengontrol kecoak.
terhadap serangan rayap ditinjau
dari pengurangan beratnya. b. Asam Borat
c. Mengetahui pengaruh awal ke- Asam borat merupakan ba-
efektifan campuran boraks dan han campuran pada boraks dalam
asam borat sebagai bahan peng- pengawetan kayu. Asam borat atau
awet kayu terhadap serangan natrium karbonat disebut juga soda
rayap. abu atau soda kue dengan rumus
kimia Na2CO3 dan banyak diguna-
B. TINJAUAN PUSTAKA kan pada pembuatan sabun dan
1. Pengawet Kayu detergen, pembasmi serangga, obat,
Bahan pengawet kayu adalah dan pengawetan. Asam borat me-
pestisida yang bersifat racun siste- miliki sifat berwarna putih, tidak
mik yang masuk ke dalam jaringan berbau, dan larut dalam air.
kayu kemudian bersentuhan atau
dimakan oleh hama (sistemik) atau 2. Teknik Pengawetan Kayu
sebagai racun kontak yang langsung Proses pengawetan kayu ada-
dapat menyerap melalui kulit pada lah usaha untuk mempertahankan
saat pemberian sehingga beracun atau memperpanjang umur nilai pa-
bagi hama (Tarumingkeng, 2007). kai kayu, baik itu secara kimia mau-
Salah satu jenis bahan pengawet pun fisika dengan cara meningkat-
kayu yang digunakan adalah cam- kan ketahanannya terhadap serangan
puran boraks dengan asam borat. OPK. Teknik penerapan pengawetan
Asam borat dan boraks banyak kayu dapat dilakukan dengan ber-
dipilih karena mempunyai toksisitas bagai macam cara mulai dari cara
yang rendah (Yamauchi et al., 2007: sederhana, seperti: pelaburan, pe-
324). nyemprotan, pencelupan, perendam-
an, dan atau diikuti proses difusi
a. Boraks sampai dengan cara vakum tekan
Boraks merupakan suatu se- (Findlay, 1962; Martawijaya, 1964;
nyawa yang berbentuk kristal, ber- dan Hunt dan Garrat, 1986). Cara
warna putih, tidak berbau, larut pengawetan kayu dapat dilakukan
dalam air, dan stabil pada suhu dan dengan berbagai cara, yaitu: (1)
tekanan normal. Boraks merupakan Pengawetan kayu basah: peleburan,
garam natrium subklas karbonat penyemprotan, difusi (pemanasan

Pemanfaatan Campuran Boraks dan Asam Orat sebagai Bahan Pengawetan Kayu
86

dan rendaman dingin, rendaman rumah sehingga dapat menimbulkan


panas, dan pencelupan); dan (2) banyak kerugian secara ekonomi.
Pengawetan kayu kering: pelaburan, Dalam bahasa Inggramis, rayap di-
pemulasan, penyemprotan, pence- sebut juga sebagai semut putih
lupan, rendaman panas dingin, dan (white ant) karena kemiripan peri-
vakum tekan. lakunya. Menurut Horwood dan
Eldridge dalam Rismayadi dan
3. Kayu Sengon Arinana (2007: 1-7) menyebutkan
Kayu sengon yang dalam bahwa jenis-jenis rayap dibedakan
bahasa latinnya disebut paraserian- menjadi tiga, yaitu: (1) rayap kayu
thes falacataria dan nama lokal atau kering, (2) rayap kayu basah, dan
daerah antara lain disebut dengan (3) rayap tanah.
nama sengon (umum), jeungjing
(Sunda), sengon laut (Jawa), sika C. METODE PENELITIAN
(Maluku), tedehu pute (Sulawesi), Penelitian ini bertujuan un-
wahogon (Papua). Kayu sengon ba- tuk: (1) mengetahui pengaruh awal
nyak digunakan sebagai konstruksi pemberian campuran boraks dan
ringan, kerajinan tangan, papan peti asam borat sebagai bahan pengawet
kemas, perabot rumah tangga, kotak kayu terhadap serangan rayap di-
cerutu, veneer, kayu lapis, korek api, tinjau secara visual dan kehilangan
alat musik, dan pulp. Kayu sengon beratnya; (2) mengetahui tingkat
termasuk dalam kelas awet IV/V konsentrasi campuran boraks dan
dan kelas kuat IV-V (Awaludin, asam borat yang paling efektif untuk
2003; PKKI, 1961). Sifat umum mengawetkan kayu terhadap serang-
kayu sengon, terasnya berwarna an rayap. Penelitian dilaksanakan
hampir putih atau coklat muda pucat pada bulan Juni sampai dengan
seperti daging, warna kayu gubalnya September 2012 yang dimulai
pada umumnya tidak berbeda de- dengan pengujian awal di Labora-
ngan kayu terasnya, teksturnya agak torium Bahan Bangunan FT UNY
kasar dan merata dengan arah serat dan pengujian lapangan di Jl. Kun-
lurus, bergelombang lebar atau ber- towijoyodanu, RT 03 RW XIII Bun-
padu. talan, Klaten Tengah, Klaten, Jawa
Tengah.
4. Rayap
Rayap adalah serangga sosial 1. Bahan dan Alat
anggota bangsa isoptera yang di- Bahan penelitian berupa
kenal luas sebagai hama penting kayu sengon serta campuran boraks
dalam kehidupan manusia. Dalam dan asam borat. Peralatan penelitian
kehidupan sehari-hari rayap bersa- meliputi gergaji mesin, timbangan
rang dalam tanah dan dapat me- dengan ketelitian 0,01 gramam,
makan kayu perabot atau kerangka

Inotek, Volume 17, Nomor 1, Februari 2013


87

kaliper, oven listrik, gelas ukur, dan (1) perlakuan A sebesar 5%, (2)
ember plastik, dan kamera. perlakuan B sebesar 7,5%, (3) per-
Benda uji penelitian yang be- lakuan C sebesar 10%, dan (4) per-
rupa kayu sengon dipotong-potong lakuan D tanpa diberikan bahan
berukuran 5/7 - 15 cm. Masing- pengawet dan tanpa dilakukan pe-
masing benda uji direndam dalam rendaman.
ember yang sudah diberi campuran
campuran boraks dan asam borat 2. Pelaksanaan Penelitian
dengan perbandingan campuran Penelitian diawali dengan
1,54: 1,00 (1,54 kg boraks dicampur penyiapan bahan-khususnya kayu
dengan 1 kg asam borat). Perban- sengon dengan ukuran 5/7 - 15 cm
dingan campuran tersebut selanjut- sebanyak 50 benda uji dengan rin-
nya dilarutkan dalam air dengan cian sebagai berikut.
tingkat konsentrasi atau kepekatan:

Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian untuk Masing-masing Perlakuan


Konsen- Lama Jumlah Total
Perlakuan Bahan Pengawet
trasi Perendaman Sampel Sampel
1 jam 5 buah
Boraks dan asam
A 5% 2 jam 5 buah 15 buah
borat 3 jam 5 buah
1 jam 5 buah
Boraks dan asam
B 7,5 % 2 jam 5 buah 15 buah
borat 3 jam 5 buah
1 jam 5 buah
Boraks dan asam
C 10 % 2 jam 5 buah 15 buah
borat 3 jam 5 buah
D Tanpa diberi - Tidak direndam 5 buah 5 buah
bahan pengawet

Langkah berikutnya, yaitu: boraks dan asam borat dengan cara


(1) pemberian tanda atau kode pada ditimbang dengan perbandingan
setiap sampel penelitian; (2) peng- 1,54 kg : 1,00 kg; (6) pengadukan
ukuran dimensi dan penimbangan campuran boraks dan asam borat
berat masing-masing sampel peneli- dalam ember dan ditimbang sesuai
tian; (3) pengovenan benda uji ke takaran; (7) masukan campuran bo-
dalam oven dengan suhu 1050C raks dan asam borat yang telah
sampai kayu dalam keadaan kering ditakar, ke dalam gelas ukur 500 ml
tanur; (4) pengambilan benda uji dan dilarutkan dengan air sesuai
dari oven untuk ditimbang kembali perbandingan dan konsentrasi yang
guna menghitung kadar air dan berat ditentukan; (8) campuran diaduk
jenisnya; (5) menyiapkan campuran hingga menjadi larutan; dan (9)

Pemanfaatan Campuran Boraks dan Asam Orat sebagai Bahan Pengawetan Kayu
88

masing-masing sampel penelitian sing perlakuan. Semua data peneliti-


kemudian direndam sesuai konsen- an ditulis dalam bentuk angka yang
trasi dan lama perendaman yang disajikan dalam tabel untuk memu-
telah ditentukan. dahkan dalam analisis.
Pengujian lapangan dilaku- Analisis data penelitian dila-
kan di di Jl. Kuntowijoyodanu, RT kukan dengan cara membandingkan
03 RW XIII Buntalan, Klaten Te- antar sampel benda uji yang satu
ngah, Klaten, Jawa Tengah. Rayap dengan sampel benda uji yang lain-
sebagai OPK diambil rayap tanah nya. Pembandingan benda uji ber-
dari batang melinjo lapuk yang telah dasarkan perlakuan meliputi perbe-
ditimbun tanah sebelumnya. Waktu daan konsentrasi dan lama peren-
pengujian lapangan selama 48 hari daman baik itu melalui pengamatan
dan diamati pada setaip harinya. visual maupun perhitungan kehi-
Pada hari ke-48 benda uji dibong- langan berat benda uji setelah di-
kar, yang ternyata sebagian besar lakukan pengujian laboratorium.
kayu telah dimakan oleh rayap. Berdasar dari analisis data ini se-
Selanjutnya, semua benda uji di- lanjutnya dapat diketahui perlakuan
ambil dan dibersihkan dari kotoran yang paling efektif sebagai bahan
dan tanah yang menempel pada pengawetan kayu.
masing-masing benda uji.
Pengumpulan data penelitian D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan pengamatan la- Secara visual hasil penelitian
pangan dan perhitungan hasil peng- pengawetan kayu dengan meng-
ujian di laboratorium. Data yang gunakan campuran bahan pengawet
terkumpul meliputi hasil pengamat- boraks dan asam borat untuk per-
an visual, data pengukuran berat, lakuan A (konsentrasi 5%), B (kon-
lama perendaman, dan kehilangan sentrasi 7,5%), C (konsentrasi 10%),
berat untuk masing-masing benda dan D tanpa diberikan bahan peng-
uji. Dari data penelitian tersebut se- awet dan tidak direndam sebagai-
lanjutnya dapat dilakukan perhitung- mana ditampilkan dalam bentuk
an untuk mengetahui berat jenis, gambar dokumentasi foto secara
kadar air, absorsi, dan besar rata-rata visual sebagai berikut (lihat Gambar
kehilangan berat untuk masing-ma- 1, 2, 3, dan 4).

Inotek, Volume 17, Nomor 1, Februari 2013


89

Gambar 1. Dokumen Foto (Pengamatan Visual) Pengujian pada


Perlakuan A

Gambar 2. Dokumen Foto (Pengamatan Visual) Pengujian pada


Perlakuan B

Gambar 3. Dokumen Foto (Pengamatan Visual) Pengujian pada


Perlakuan C

Pemanfaatan Campuran Boraks dan Asam Orat sebagai Bahan Pengawetan Kayu
90

Gambar 4. Dokumen Foto (Pengamatan Visual) Pengujian pada


Perlakuan D

Dari gambar tersebut di atas sangat kecil, nilai pengurangan rata-


secara visual terlihat bahwa sampel rata beratnya untuk masing-masing
kayu sengon yang tidak diberi peng- perlakuan perendaman semuanya di
awet boraks dan asam borat (per- bawah 5%.
lakuan D) ternyata bagian sisi kayu Hasil pengamatan secara vi-
maupun ujung tepinya termakan sual tersebut didukung dengan hasil
oleh rayap dalam persentase yang analisis data pengurangan berat un-
relatif besar dalam waktu selama 48 tuk masing-masing sampel pada
hari pengumpanan. Sedangkan sam- masing-masing perlakuan sebagai-
pel pada perlakuan A (konsentrasi mana yang diuraikan berikut ini.
5%) dan B (konsentrasi 7,5%) ter- Pada perlakukan A (konsentrasi ba-
makan oleh rayap dengan persentase han pengawaet 5%) untuk peren-
yang tidak jauh beda nilainya de- daman selama 1 jam terjadi pengu-
ngan perlakuan D (tanpa diberikan rangan berat rata sebesar 8,29%,
bahan pengawet dan tanpa peren- perendaman 2 jam sebesar 7,77%,
daman). Perlakuan C (konsentrasi dan perendaman 3 jam sebesar
10%) ternyata termakan oleh rayap 11,51% (lihat Tabel 2 dan Gambar
namun dalam persentase yang ralatif 5).

Tabel 2. Kehilangan Berat Benda Perlakuan A


Benda Lama Perendaman Kehilangan Berat
No.
Uji (Jam) (Gram) (%) Rata-rata (%)
1. A1 1 28,18 20,82
2. A2 7,19 4,70
3. A3 7,28 4,23 8,29
4. A4 12,32 7,14
5. A5 6,72 4,57

Inotek, Volume 17, Nomor 1, Februari 2013


91

Benda Lama Perendaman Kehilangan Berat


No.
Uji (Jam) (Gram) (%) Rata-rata (%)
6. A6 2 17,15 14,02
7. A7 16,35 12,83
8. A8 12,73 10,19 7,77
9. A9 1,70 1,16
10. A10 1,06 0,63
11. A11 3 24,73 17,61
12. A12 3,26 1,96
13. A13 23,57 16,30 11,51
14. A14 22,39 15,98
15. A15 8,58 5,69

30 Kehilangan Berat (Gr)


Kehilangan Berat (%)
25
Kehilangan Berat

20

15

10

0
3 4 7 8 9 10 3 14 15
A1 A2 A A A5 A6 A A A A
1 2
A1 A1 A1 A A
Sampel

Gambar 5. Grafik Kehilangan Berat Masing-masing Benda Uji pada


Perlakuan A

Untuk perlakuan B (konsen- 10,77%; perendaman 2 jam sebesar


trasi bahan pengawet 10%) pengu- 4,30%, dan perendaman selama 3
rangan rata-rata berat pada peren- jam sevesar 5,22% (lihat Tabel 3
daman selama 1 jam yaitu sebesar dan Gambar 6).

Pemanfaatan Campuran Boraks dan Asam Orat sebagai Bahan Pengawetan Kayu
92

Tabel 3. Kehilangan Berat Benda Perlakuan B


Lama Perendaman Kehilangan Berat
Benda
No. (Jam) Rata-rata
Uji (Gram) (%)
(%)
1. B1 1 8,18 6,47
2. B2 20,75 15,07
3. B3 19,90 15,27 10,77
4. B4 21,07 14,88
5. B5 3,29 2,14
6. B6 2 13,89 8,64
7. B7 12,10 7,87
8. B8 5,29 3,29 4,30
9. B9 2,79 1,69
10. B10 0,02 0,01
11. B11 3 2,55 2,06
12. B12 10,02 5,63
13. B13 11,67 8,86 5,22
14. B14 6,47 5,80
15. B15 4,43 3,74

25
Kehilangan Berat (Gr)
Kehilangan Berat (%)
20
Kehilangan Berat

15

10

0
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B1
0
B1
1
B1
2
B1
3
B1
4
B1
5

Sampel

Gambar 6. Grafik Kehilangan Berat Masing-masing Benda Uji pada


Perlakuan B

Untuk perlakuan C (konsen- sentase yang relatif sangat kecil,


trasi bahan pengawet 10%) ternyata nilai pengurangan rata-rata beratnya
termakan oleh rayap dengan per- untuk masing-masing perlakuan

Inotek, Volume 17, Nomor 1, Februari 2013


93

perendaman semuanya di bawah 5% dan perendaman 3 jam sebesar


(perendaman 1 jam sebesar 2,83%, 1,43%), lihat Tabel 4 dan Gambar 7
perendaman 2 jam sebesar 2,49%, berikut ini.

Tabel 4. Kehilangan Berat Benda Perlakuan C


Benda Lama Perendaman Kehilangan Berat
No.
Uji (Jam) (Gram) (%) Rata-rata (%)
1. C1 1 4,09 2,42
2. C2 2,94 2,04
3. C3 0,81 0,56 2,83
4. C4 2,79 1,59
5. C5 9,10 7,52
6. C6 2 0,07 0,04
7. C7 2,30 1,83
8. C8 3,31 2,91 2,49
9. C9 4,50 2,91
10. C10 6,52 4,75
11. C11 3 0,81 0,52
12. C12 2,89 2,27
13. C13 2,24 1,45 1,43
14. C14 1,29 1,05
15. C15 2,63 1,88

10
Kehilangan Berat (Gr)
9
Kehilangan Berat (%)
8

7
Kehilangan Berat

0
2 4 5 8 0 1 2 3 4 5
C1 C C3 C C C6 C7 C C9 C1 C1 C1 C1 C1 C1
Sampel

Gambar 7. Grafik Kehilangan Berat Masing-masing Benda Uji pada


Perlakuan C

Pemanfaatan Campuran Boraks dan Asam Orat sebagai Bahan Pengawetan Kayu
94

Untuk perlakukan D (tanpa B, maupun C. Dengan adanya tanpa


diberikan bahan pengawet apapun pemberian bahan pengawet dan
dan tanpa dilakukan prendaman), perendaman pada perlakuan D nilai
nilai pengurangan rata-rata beratnya rata-rata kehilangan berat untuk 5
yang diakibatkan oleh adanya se- buah sampel sebesar 23,45 gram
rangan rayap jauh lebih tinggi bila atau sebesar 17,38% (lihat Tabel 5
dibandingkan dengan perlakuan A, dan Gambar 8).

Tabel 5. Kehilangan Berat Benda Perlakuan D


Benda Lama Perendaman Kehilangan Berat
No.
Uji (Jam) (Gram) (%) Rata-rata (%)
1. D1 Tanpa perendaman 31,23 24,70
2. D2 22,14 13,47
3. D3 15,28 10,07 17,38
4. D4 22,19 17,85
5. D5 26,39 20,81
Rata-rata 23,45

35 Kehilangan Berat (Gr)

30 Kehilangan Berat (%)


Kehilangan Berat

25

20

15
10

0
D1 D2 D3 D4 D5
Sampel

Gambar 8. Grafik Kehilangan Berat Masing-masing Benda Uji pada


Perlakuan D

Kehilangan berat rata-rata pada masing-masing sampel A, B,


pada masing-masing perlakuan pe- dan maupun D (tanpa diberikan
rendaman (1 jam, 2 jam, dan 3 jam) bahan pengawet dan tanpa diren-

Inotek, Volume 17, Nomor 1, Februari 2013


95

dam) tertuang dalam Tabel 6 dan Gambar 9 berikut ini.


Tabel 6. Pengurangan Berat Rata-rata Sampel untuk Masing-masing
Perelakukan Perendaman
Lama Perendaman Rata-rata Pengurangan
No. Perlakuan
(Jam) Berat (%)
1. A 1 8,29
2. 2 7,77
3. 3 11,51
4. B 1 10,77
5. 2 4,30
6. 3 5,22
7. C 1 2,83
8. 2 2,49
9. 3 1,43
10. D Tanpa Direndam 17,38

18
Rata-rata Pengurangan Berat (%)

16
14
12
10
8
6
4
2
0
1

Direndam
Tanpa

A B C D
Perlakuan

Gambar 9. Grafik Perbandingan Kehilangan Berat untuk


Masing-masing Perlakuan A, B, C, dan D

Berdasarkan hasil analisis sampel pada perlakuan D. Untuk


data, dapat dijelaskan bahwa hasil sampel pada perlakuan yang lain (A
penelitian secara visual terhadap se- dan B) yang diberikan pengawet
luruh benda uji, ternyata kondisi berupa campuran boraks dan asam
yang paling ekstrim dan terparah yang direndam selama 1, 2, dan 3
termakan rayap adalah terjadi pada jam tidak hanya sedikit saja di-

Pemanfaatan Campuran Boraks dan Asam Orat sebagai Bahan Pengawetan Kayu
96

makan oleh rayap. Pada perlakuan A perendaman kayu ke dalam larutan


untuk perendaman selama 1 jam bahan pengawet khususnya boraks
yang termakan rayap mecapai rata- dan asam borat menunjukkan hasil
rata, 8,29%, perendaman 2 jam yang jauh berbeda secara signifikan
7,77%, dan perendaman selama 3 terhadap keefektifan pengaruh awal
jam mencapai 11,51%. Untuk per- dalam pengawetan kayu dengan
lakuan B pada perendaman 1 jam bahan pengawet kimia ini. Kecuali
yang termakan rayap emncapai pada perlakuan A, pada perlakuan B
10,77%; 2 jam 4,30%; dan 3 jam dan C semakain lama waktu pe-
mencapai 5,22%. Untuk perlakuan rendaman menunjukkan hasil yang
C dengan lama perendaman 1 jam semakin efektif menahan serangan
yang termakan rayap mencapai rata- rayap kayu.
rata 2,83%, 2 jam sebesar 2,49%, Namun pada perlakuan A,
dan 3 jam hanya 1,43%. Sangat ber- perbedaan pengaruh awal hasil pe-
beda sekali pada perlakuan D yang nelitian pada masing-masing peren-
jumlah sampelnya sama seperti pada daman tidak terjadi dikarenakan
perlakuan yang lain yaitu sebanyak adanya perbedaan perlakuan yang
5 buah yang termakan oleh rayap tidak dapat terkontrol secara sem-
mencapai nilai sebesar 17,38%. purna terhadap masing-masing ben-
Dari semua perlakuan yang da uji, walaupun dalam penelitian
diberikan pada penelitian ini, bila ini telah diupayakan pengetatan va-
diurutkan secara berturut-turut dari riabel kontrol pada saat proses pe-
perlakuan yang termakan rayap ter- nelitian berlangsung. Ketidak sem-
banyak sampai dengan yang terkecil purnaan hasil penelitian dapat di-
yaitu perlakuan D, A, B, dan C. pengaruhi oleh berbagai faktor, yang
Sampel penelitian yang paling se- diantaranya adanya: (1) Pengaruh
dikit kehilangan berat akibat ter- pori-pori kayu sengon sebagai benda
makan oleh rayap yaitu pada per- ujinya. Hal ini dapat berpengaruh
lakuan C dengan lama perendaman pada waktu perendaman benda uji.
selama 3 jam yang hanya mencapai Campuran boraks dan asam borat
1,43%. Perlakuan C merupakan yang telah dilarutkan tidak dapat
sampel benda uji dengan konsentrasi meresap secara sempurna ke dalam
campuran boraks dan asam borat benda uji apabila pori-porinya
sebesar 10%. Berdasar hasil peneli- sangat kecil (pada sampel benda uji
tian ini dapat dikatakan bahwa ba- yang keras). (2) Pengaruh kekerasan
han pengawet kimia yang paling kayu sengon. Hal ini berpengaruh
efektif untuk pengawetan kayu ada- pada saat pengujian dilakukan.
lah campuran boraks dan asam borat Rayap akan mudah memakan benda
dengan konsentrasi 10% dengan uji yang tingkat kekerasan kayunya
lama perendaman selama 3 jam. rendah (kayu yang lunak). (3)
Tinjauan terhadap pengaruh lama Pengaruh penempatan benda uji dan

Inotek, Volume 17, Nomor 1, Februari 2013


97

keberadaan rayap pada saat peng- untuk perlakuan C dengan lama


ujian lapangan berlangsung. (4) perendaman 3 jam.
Bahan pengawet sebagai anti rayap c. Secara umum, pengaruh awal
membuat rayap tidak menyerang campuran boraks dan asam borat
kayu secara merata terhadap sampel sebagai bahan pengawet kayu
benda uji penelitian yang telah di- khususnya untuk perlakuan A, B,
beri pengawet kayu. dan C mempunyai pengaruh yang
baik terhadap serangan rayap.
E. PENUTUP Dari ketiga perlakuan ini perlaku-
1. Kesimpulan an C dengan konsentrasi bahan
Kesimpulan dari hasil peneli- pengawet 10% dan lama peren-
tian pemanfaatan bahan kimia se- daman 3 jam adalah yang paling
bagai bahan pengawet kayu yang efektif terhadap serangan rayap
berupa campuran boraks dan asam kayu.
borat adalah sebagai berikut.
a. Hasil pengamatan secara visual 2. Saran-saran
terhadap seluruh sampel benda Dalam penerapan bahan pe-
uji, ternyata kondisi yang paling ngawet limia yang berupa campuran
ekstrim dan termakan rayap ter- boraks dan asam borat disarankan
lihat pada perlakuan D (kelom- sebagai berikut. (1) Gunakan perla-
pok kontrol) yang tidak diberikan kuan C yaitu campuran bahan peng-
perlakuan apapun (tidak diberi awet boraks dan asam borat dengan
bahan pengawet yang berupa bo- konsentrasi 10% dengan lama pe-
raks dan asam borat dan tidak rendaman selama 3 jam. (2) Peng-
direndam). gunaan bahan pengawet campuran
b. Berdasarkan hasil analisis kehi- boraks dan asam borat dengan
langan berat masing-masing ben- konsentrasi yang lebih tinggi dan
da uji, benda uji pada perlakuan lama perendaman yang semakin
D ternyata termakan rayap de- lama mempunyai kecenderungan le-
ngan persentase paling besar di- bih tahan terhadap serangan rayap
bandingkan sampel pada perlaku- kayu. (3) Pengamatan lapangan da-
an A, B, dan C. Untuk perlakuan lam penelitian ini yang hanya di-
A dengan konsentrasi bahan pe- lakukan selama 48 hari tentunya
ngawet 5% tidak tampak perbe- mempunyai kelemahan, oleh kare-
daan perlakuan perendamannya. nanya hasil penelitian ini baru dapat
Akan tetapi, untuk perlakuan B melihat pengaruh awal penggunaan
(7,5%) dan C (10%) lama peren- bahan pengawet yang berupa cam-
daman mempunyai pengaruh puran boraks dan asam borat ter-
awal yang sangat baik terhadap sebut terhadap serangan awal rayap.
serangan rayap kayu utamanya

Pemanfaatan Campuran Boraks dan Asam Orat sebagai Bahan Pengawetan Kayu
98

DAFTAR PUSTAKA hatmodjo. Jakarta: Akademika


Pressindo.
Arinana. 2007. Teknologi Umpan
Berbahan Aktif Kitosan untuk Martawijaya dan Barly. 1991. Pe-
Pengelolaan Rayap Tanah tunjuk Teknis Pengawetan Ka-
Coptotermes Curvignathus yu Bangunan dan Gedung.
Holmgramen (Isoptera: Rhino- No.01/Th.I/91. Jakarta: Badan
ter-mitidae). JIPI 12: 1-7. Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan.
Awaludin, Ali. 2003. Konstruksi
Kayu (Mengacu PKKI 1961). Martawijaya, A. 1974. Masalah
Yogyakarta: Biro Penerbit Pengawetan Kayu di Indo-
KMTS FT UGM. nesia. Kehutanan Indonesia.
Nov. 1974: p.460-469.
Dirjen Cipta Karya. 1961. Per-
aturan Konstruksi Kayu Indo- _____. 1988. Proteksi Kayu terha-
nesia. NI 5 PKKI. dap Kumbang Abrosia dan
Blue Stain. Makalah Disajikan
Findlay, W.P.K. 1962. The Preser- pada Musyawarah Anggota
vation of Timber. London: Asosiasi Pengawetan Kayu.
Adam & Charles Black. Hotel Orchid, Jakarta 21-22
Januari. Bogor: Pusat Peneli-
Hartono. 2007. Estimasi Kebutuhan tian dan Pengembangan Hasil
Kayu dan Teknologi untuk Hutan.
Barang Kerajinan dan Mebel.
Prosiding Seminar Hasil Pe- _____. 1996. Keawetan Kayu dan
nelitian Hasil Hutan. Tanggal Faktor yang Mempengaruhi-
25 Oktober 2007. Bogor: Pu- nya. Petunjuk Teknis. Bogor:
sat Penelitian dan Pengem- Pusat Litbang Hasil Hutan.
bangan Hasil Hutan.
Martawijaya dan Kartasujana. 1977.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Bergu- Ciri Umum dan Sifat Kegu-
na Indonesia Jilid III. Jakarta: naan Jenis-Jenis Kayu Indo-
Yayasan Sarana Wana Jaya. nesia. Publikasi Khusus No.
41. Bogor: P3HH.
Hunt, G.M. dan Garrat, G.A. 1967.
Pengawetan Kayu. Jakarta: Pengertian Rayap. 2011. Diambil
Aneka Pressindo. dari http://id.wikipedia.org/-
wiki/Rayap pada tanggal 10
_____. 1986. Pengawetan Kayu; Mei 2011.
Penterjemah: Mohamad Ju-
sup; ed. Soenardi Prawiro-

Inotek, Volume 17, Nomor 1, Februari 2013


99

Rismayadi, Y. dan Arinana. 2007. www.dephut.go.id/budidayasengon/j


Usir Rayap dengan Cara Baru /54/5. 2008. Mengenal Kayu
dan Ramah Lingkungan. Ja- Sengon. Diunduh dari http:-
karta: PT. Prima Infosarana //sanoesi.wordpress.com/2008/
Media. 12/18/mengenal-kayu-sengon-
parase-rianthes- falcataria/
Rudi. 2011. Jenis Rayap, diambil pada 5 Desember 2012 jam
dari http://rudyct.com/PPS- 21.00 WIB.
702-ipb/05123/rudi. htm, pada
tanggal 12 Januari 2011. Yamauchi, S.; Y. Sakai; Y. Wata-
nabe; M.K. Kubo; and H.
Tarumingkeng, R. C. 2007. Pesti- Matsue. 2007. Distribution
sida dan Penggunaannya. boron in wood treated with
http:tumouteo.net/TOX/ PES- aqueous and methanolic boric
TISIDA.htm p:1-13. acid solutions. J. Wood Sci.
53: 324-331.
_____. 2007. Serangga dan Ling-
kungan. Jurnal Hama dan Pe-
nyakit. Diambil tanggal 10
Juli 2012 dari http://perta-
nian.blogsome.com/category/
hama-penyakit/.

Pemanfaatan Campuran Boraks dan Asam Orat sebagai Bahan Pengawetan Kayu

You might also like