Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Sang Hyang Widhi Wasa yang telah
memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan laporan ini yang berjudul Penelitian Efektifitas Simpang Lengan
Empat Bersinyal (Studi Kasus Pada Simpang Antsura, Denpasar Timur). Penulisan
laporan ini bertujuan untuk memaparkan hasil penelitian pada simpang lengan empat
bersinyal ini dimana dalam laporan ini juga kita dapat mengetahui kapasitas jalan,
tingakat kejenuhan, tundaan dll. Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Sehubungan dengan itu, saya mengucapkan terima kasih dan penuh rasa
hormat kepada:
Penyusun
BAB I : PENDAHULUAN
Memuat dan menjelaskan mengenai latar belakang diadakannya survey, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, dan sistematika penulisan.
BAB V : PEMBAHASAN
Memuat hasil data survey, hasil analisa berdasarkan rumusan masalah dan
gambar penampang berdasarkan hasil survey
BAB VI : PENUTUP
Menyajikan kesimpulan beserta rekomendasi.
Alat-alat yang saya butuhkan dalam survey ini yaitu sebagai berikut:
1. Alat Tulis
Alat tulis ini meliputi bolpoint, pensil dan buku tulis, alat ini digunakan
untuk mencatat maupun membuat sket baik dari data primer maupun
perhitunganatau hasil pengukuran saat kita melakukan survey.
2. Pita Ukur
Alat ini digunakan untuk mengukur sesuatu yang kita teleti baik itu
panjang, lebar maupun tinggi.
3. Camera (Hp)
Dalam penelitian yang saya lakukan adapun peserta penelitiannya yaitu sejumlah
tiga orang yaitu saya dan dibantu teman saya dari UPT Universitas Udayana jurusan
Teknik Sipil, kenapa teknik sipil? Karena itu sangat membantu saya dalam melakukan
survey inventarisasi jalan dan satunya dari UPT Universitas Pendidikan Ganesha jurusan
Pendidikan Teknologi dan Informasi, mengapa jurusan ini? Karena itu sangat membantu
saya counting kendaraan dalam survey Volume Lalu Lintas
Peserta penelitian:
Lokasi dalam penelitian ini yaitu simpang bersinyal lengan empat Jalan Antasura-
Nangka, Denpasar Timur, Kota Denpasar.
a. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada:
Hari, tanggal: Jumat, 25 Desember 2015
Pukul: 11.30 WITA s/d selesai
b. Keadaan Lokasi Penelitian
Kondisi pada lokasi survey bercuaca cerah sehingga mendukung
pelaksanaan survey yang kami lakukan.
c. Obyek Penelitian
Obyek yang kami survey ada dua yaitu volume kendaraan yang melintas
dalam waktu satu jam dan pengambilan data dibagi tiap lima belas menit, dan
terakhir inventarisasi jalan yang meliputi lebar jalan, bahu, dan drainase dan
kondisi sarana/prasarana sekitar simpang.
Pada penelitian ini banyak kendala yang terjadi yaitu keterbatasan observer dan
alat pendukung, jadi hal tersebut kami manipulasi dengan melakukan penelitian secara
berurutan satu per satu, dimulai dari survey volume lalu lintas dengan cara caounting
yang dibagi tiap lima belas menit selama satu jam, kemudian dilanjutkan dengan survey
inventarisasi jalan dengan cara mengukur lebar jalan, mulut simpang, bahu jalan, dan
drainase. Dilanjutkan dengan melihat kondisi sarana dan prasarana jalan disekitar
simpang.
10 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
b. Inventarisasi
11 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
No Fungsi Jalan VR km/jam
1 Arteri Primer 50-100
2 Kolektor Primer 40-80
3 Arteri Sekunder 50-80
4 Kolektor Sekunder 30-50
5 Lokal Sekunder 30-50
Tabel 3.1.(b).2 Kecepatan Rencana yang ditetapkan
Lingkungan -
Timur (Jl. Dam Perapuan)
Sekunder
Lingkungan -
Barat (Jl. Gajah Sura)
Sekunder
Tabel 3.1.(b).3 Kelas dan Fungsi Jalan
Dapat dilihat dari tabel diatas pada simpang tersebut terdapat ruas jalan
yang memiliki fungsi jalan lokal sekunder kelas IIIC dan lingkungan sekunder
yang berarti pada ruas jalan ini memiliki kecepatan maksimal yang rendah.
12 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Kondisi
Lengan
Marka Zebra Cross
c. Wawancara
Adapun hasil wawancara yang diambil sebanyak delapan sampel
pengguna jalan untuk diwawancari dengan kriteria umur diatas 30 tahun
dikarnakan apabila lebih muda dapat diragukan karena bisa saja mereka
tidak mengetahui kondisi atau sistem lalu lintas simpang sbelum dipasang
APILL. Hasil wawancara sebagai berikut:
13 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
1. Sampel a
No Pertanyaan Simpang Bersinyal Sinyal Prioritas
Menurut anda lebih lancar mana ada
1 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih cepat mana akses
2 dengan APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih mudah mana ada
3 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih nyaman mana ada
4 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih selamat mana ada
5 APILL atau tanpa APILL
Tabel 3.1.c.(1) Hasil wawancara sampel a
2. Sampel b
No Pertanyaan Simpang Bersinyal Sinyal Prioritas
Menurut anda lebih lancar mana ada
1 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih cepat mana akses
2 dengan APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih mudah mana ada
3 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih nyaman mana ada
4 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih selamat mana ada
5 APILL atau tanpa APILL
Tabel 3.1.c.(2) Hasil wawancara sampel b
3. Sampel c
No Pertanyaan Simpang Bersinyal Sinyal Prioritas
Menurut anda lebih lancar mana ada
1 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih cepat mana akses
2 dengan APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih mudah mana ada
3 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih nyaman mana ada
4 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih selamat mana ada
5 APILL atau tanpa APILL
Tabel 3.1.c.(3) Hasil wawancara sampel c
14 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
4. Sampel d
No Pertanyaan Simpang Bersinyal Sinyal Prioritas
Menurut anda lebih lancar mana ada
1 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih cepat mana akses
2 dengan APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih mudah mana ada
3 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih nyaman mana ada
4 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih selamat mana ada
5 APILL atau tanpa APILL
Tabel 3.1.c.(4) Hasil wawancara sampel d
5. Sampel e
No Pertanyaan Simpang Bersinyal Sinyal Prioritas
Menurut anda lebih lancar mana ada
1 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih cepat mana akses
2 dengan APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih mudah mana ada
3 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih nyaman mana ada
4 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih selamat mana ada
5 APILL atau tanpa APILL
Tabel 3.1.c.(5) Hasil wawancara sampel e
6. Sampel f
No Pertanyaan Simpang Bersinyal Sinyal Prioritas
Menurut anda lebih lancar mana ada
1 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih cepat mana akses
2 dengan APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih mudah mana ada
3 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih nyaman mana ada
4 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih selamat mana ada
5 APILL atau tanpa APILL
Tabel 3.1.c.(6) Hasil wawancara sampel f
15 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
7. Sampel g
No Pertanyaan Simpang Bersinyal Sinyal Prioritas
Menurut anda lebih lancar mana ada
1 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih cepat mana akses
2 dengan APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih mudah mana ada
3 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih nyaman mana ada
4 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih selamat mana ada
5 APILL atau tanpa APILL
Tabel 3.1.c.(7) Hasil wawancara sampel g
8. Sampel h
No Pertanyaan Simpang Bersinyal Sinyal Prioritas
Menurut anda lebih lancar mana ada
1 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih cepat mana akses
2 dengan APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih mudah mana ada
3 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih nyaman mana ada
4 APILL atau tanpa APILL
Menurut anda lebih selamat mana ada
5 APILL atau tanpa APILL
Tabel 3.1.c.(8) Hasil wawancara sampel h
16 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Volume Lalu Lintas Kendaraan Bermotor
tiap Ruas Jalan
Grafik 3.2.1(1) Volume lalu lintas kendaraan bermotor tiap ruas jalan
Terlihat pada grafik volume tertinggi terdapat pada ruas jalan utara yaitu
pada Jl. Antasura yang mencapai 31% atau 1283 smp/jam, sedangkan untuk
volume terendah terdapat pada ruas jalan timur yaitu pada Jl.Dam Parapuan
yang mencapai 21% atau 878 smp/jam.
34% 31%
LT (1288 smp/jam)
ST (1464 smp/jam)
35% RT (1382 smp/jam)
Grafik 3.2.1(2) Volume lalu lintas kendaraan bermotor Jalan Lurus, Belok
Kiri, dan Belok Kanan
Terlihat pada grafik diatas rata-rata kendaraan memilih untuk jalan lurus
hal ini dikarenakan jalan lurus memiliki persentase arah kendaraan tertinggi
yang mencapai 35% atau 1464 smp/jam.
Kemudian untuk volume lalu lints kendaraan tidak bermotor dapat dilihat
pada grafik dibawah ini:
17 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Volume Kendaraan Tidak Bermotor
0%
Grafik 3.2.1(3) Volume lalu lintas kendaraan tidak bermotor tiap ruas jalan
Dapat dilihat dari grafik velome tertinggi terjadi pada ruas jalan utara
yaitu mencapai 55% sedangkan untuk volume terendah terjadi pada ruas jalan
Barat yaitumencapai 0% karena pada ruas jalan tersebut tidak ada kendaraan
unmotorcycle yang melewati smpang tersebut.
Kemudian untuk volume kendaraan tidak bermotor jalan lurus, belok kiri,
dan belok kanan dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
30% 20%
LT (8 kend/jam)
St (20 kend/jam)
50% Rt (12 kend/jam)
Grafik 3.2.1(4) Volume lalu lintas kendaraan bermotor Jalan Lurus, Belok
Kiri, dan Belok Kanan
Dapat dilihat pada grafik diketahui rata-rata kendaraan tidak bermotor
berjalan lurus pada simpang tersebut dengan presentase yaitu 50% setengah
dari jumlah total kendaraan tidak bermotor.
18 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
3.2.2 Waktu Siklus Optimum ( Ymax)
Diketahui berdasarkan perhitungan hijau, merah, kuning yang dihitung
menggunakan alat android didapat data sebagai berikut:
Waktu kuning yaitu 3 detik
All red yaitu 2 detik
1,5 L + 5
Co = (detik)
1 - Ymax
= (1,5 x 10 + 5)
1- 0,8
= 20 = 100 detik
0,2
Jadi diperoleh waktu siklus pada simpang tersebut adalah 100 detik
Yus max
Hus = x (Co L) det
Ymax
= 0,36 x ( 100-10) = 40 detik
0,8
YTB max
HTB = x (Co L) det
Ymax
= 0,44 x ( 100-10) = 50 detik
0,8
Jadi diperoleh waktu hijau pada simpang tersebut adalah 40 detik untuk
utara-selatan dan 50 detik untuk timur-barat.
19 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Diagram 3.2.2 Diagram phase
Berdasarkan diagram fase diatas kita ketahui bahwa pada fase utara-
selatan untuk waktu hijau berjalan selama 40 detik dengan waktu hilang 5
detik dan waktu merah atau henti selama 55 detik. Sedangkan untuk fase
timur-barat, waktu merah atau henti selama 50 detik, waktu hilang 5 detik
dan waktu hijau atau jalan selama 45 detik.
R = Q/S
= 4134/3600
= 1,1
20 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Jadi diperoleh hasil analisa berdasarkan rasio arus simpang jalan yaitu
1,1.
Cu = Su x gus/Co
= 3600 x 40/100
= 1440 smp/jam
Jadi kapasitas simpang bersinyal pada ruas jalan utara tersebut adalah
1440 smp/jam.
Cs = Ss x gus/Co
= 3600 x 40/100
= 1440 smp/jam
Jadi kapasitas simpang bersinyal pada ruas jalan selatan tersebut adalah
1440 smp/jam.
Ct = St x gtb/Co
= 1980 x 50/100
= 990 smp/jam
Jadi kapasitas simpang bersinyal pada ruas jalan timur tersebut adalah
990 smp/jam.
Cb = Sb x gtb/Co
= 3180 x 50/100
= 1590 smp/jam
Jadi kapasitas simpang bersinyal pada ruas jalan barat tersebut adalah
1590 smp/jam.
21 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Median Jalan (Fm)
Faktor penyesuaiaan median jalan utama hanya bisa dignakan untuk
jalan utama dengan empat jalur, sedangkan jalan utama di lokasi survey
hanya ada dua lajur, maka factor penyesuaian median jalan utamanya
adalah 1.0
Ukuran Kota (Fcs)
Denpasar merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk
sekitar lebih dari tujuh ratus delapan puluh ribu jiwa, maka bisa
kitadapatkan factor penyesuaian ukuran kotanya adalah 0.94
BelokKiri (Flt)
Flt = 0,84 +1,61 Plt
Plt merupakan rasio belok kanan. Plt yang kita dapatkan (total)
adalah 0.31 maka di dapat Frt sebesar 1.341
BelokKanan (Frt)
Untuk simpang tiga lengan ,Frt = 1.09 0.00922 Prt
Prt merupakan rasio belok kanan. Prt yang kitadapatkan (total)
adalah 0.33 maka didapat Frt sebesar 0.786
Rasio Minor
Pmi merupakan rasio arus jalan minor terhadap arus persipangan
total. Tipe simpang yang kita dapatkan adalah 422 nilai Pmi sebesar
0.417 maka rumus yang kita gunakan adalah
= 4134 = 2,6
1590
Jadi tingkat derajat kejenuhan simpang bersinyal tersebut sebesar 2,6
= 4134 = 1,3
2977
22 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Jadi tingkat derajat kejenuhan simpang yang diasumsikan minoritas
sebesar 1,3
Derajat kejenuhan yang kita dapatkan adalah 2,6 untuk bersinyal dan 1,3
untuk prioritas. Ini menunjukkan bahwa keadaan di lokasi dan pada waktu
pengamatan berada di LOS F yaitu arus di paksakan (forced flow), kecepatan
rendah, volume lebih besar dari kapasitas, lalu-lintas sering terhenti sehingga
menimbulkan antrian kendaraan yang panjang.
e. Uji t-Test
Berdasarkan hasil data wawancara yang menggunakan kuesioner di
diperoleh rekapan data dari delapan sampel yaitu untuk simpang
bersinyal mendapatkan jumlah memilih sebanyak 12 dan untuk simpang
prioritas sebanyak 28. Kemudian untuk penilaian masing-masing yang
terpilih mendapat point 1 dan yang tidak terpilih mendapat point 0.
Hipotesis yang diajukan adalah:
23 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Ho: Terdapat perbedaan efektifitas antara simpang bersinyal dan
simpang prioritas.
Ha: Tidak terdapat perbedaan efektifitas antara simpang
bersinyal dan simpang prioritas.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika nilai signifikasi atau Sig.,(2-tailed) > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
Jika nilai signifikasi atau Sig.,(2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
24 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Lengan Jalan (m)
Entry Width (Qentry) yaitu lebar bagian jalan pada approach yang
digunakan untuk memasuki persimpangan, diukur pada garis
perhentian. Pada simpang tiap lebar memasuki persimpang
memiliki dimensi yang berbeda atau lebar yang berbeda yang
dapat kita lihat pada tabel berikut:
Jalur Kiri
Lengan
(m)
Utara (Jl. Antasura) 3
Selatan (Jl. Nangka) 3
Timur (Jl. Dam Perapuan) 1,2
Barat (Jl. Gajah Sura) 2,7
Tabel 3.2.4(3) Approach Widht Entry
Exit width (Wexit) yaitu lebar bagian jalan pada approach yang
digunakan kendaraan untuk keluar dari persimpangan. Pada
simpang tiap lebar keluar persimpang memiliki dimensi yang
berbeda atau lebar yang berbeda yang dapat kita lihat pada tabel
berikut:
25 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Jalur Kiri
Lengan (m)
Untuk kelima hal tersebut diatas dapat dilihat dalam gambar berikut :
Wexit Wentry
WA Wentry Wexit
Wentry
Wexit WA
Wentry Wexit
26 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Gambar 3.2.4(2) Jl. Gajah Sura
Ada hal yang harus diperhatikan pada ruas jalan Gajah Sura terdapat
jalan turunan dan kelandaian sebelum memasuki persimpangan dan pada
garis berhenti kendaraan dalam kondisi menanjak hal ini tentu dapat
mengurangi tingkat keselamatan pada ruas jalan tersebut apalagi bila terjadi
antrian yang panjang.
Terlihat pada gambar pada mulut simpang ruas Jl. Gajah Sura
terdapat kerusakan jalan berjenis distorsi grade depressions yaitu
keruskan yang memungkinkan terjadinya lubang atau amblas pada jalan
tersebut.
27 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Gambar 3.2.5.a(2) Kerusakan jalan dengan jenis Crack
Terlihat pada gambar pada mulut simpang ruas Jl. Gajah Sura
terdapat kerusakan jalan berjenis edge crack yaitu kerusakan yang
terjadinya pada sisi jalan berupa keretakan yang dapat mengakibatkan
jalan tersebut berlubang atau terkikis hingga hancur.
28 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
b. Prasarana
Untuk prasarana pada simpang tersebut terdapat beberapa
permasalahan yaitu:
Dapat kita lihat untuk kondisi marka jalan sudah mulai memudar
jadi perlu adanya peremajaan untuk marka jalan perlu ditambah marka
arah dan dilarang parkir pada mulut dan ruas jalan mendekati simpang.
29 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Dapat kita lihat pada semua ruas jalan tidak ada satupun rambu
pendukung seperti rambu dilarang parkir, rambu adanya lampu isyarat,
rambu turunan atau tanjakan.
Terlihat pada gambar sistem drainase yang sudah bagus namun tidak
adanya perawatan mengakibatkan sistem tersebut tidak berfungsi terlihat
adanya tumbuhan liar dan tumpukan sampah organik bekas-bekas daun,
tentu apabila terjadi hujan akan menggangu sistem drainase air tersebut.
30 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Gambar 3.2.5.b(5) Pemasangan papan iklan atau poster
31 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil data survey dan analisa adapun beberapa kesimpulan yang
dapat ditarik dari penelitian ini, yaitu:
a. Simpang Antasura memiliki volume lalu lintas pada waktu peak hour selama 1
jam yaitu 7240 kend/jam atau 4134 smp/jam untuk kendaraan bermotor dan 40
kend/jam untuk kendaraan tidak bermotor.
b. Simpang Antasura memiliki waktu siklus 100 detik, fase utara-selatan untuk
waktu hijau berjalan selama 40 detik dengan waktu hilang 5 detik dan waktu
merah atau henti selama 55 detik. Sedangkan untuk fase timur-barat, waktu
merah atau henti selama 50 detik, waktu hilang 5 detik dan waktu hijau atau jalan
selama 45 detik.
c. Simpang Antasura memiliki efektifitas lebih apabila diasumsikan menjadi
prioritas sesuai dengan dasar penelitian yang saya lakukan yaitu untuk kapasitas
tentu simpang bersinyal lebih efektif namun pada perhitungan derajat kejenuhan
dan wawancara berdasarkan kuesioner kepada pengguna jalan dengan uji
hipotesis didapati bahwa simpang prioritas lebih efektif dibandingkan bersinyal.
Namun hal ini tidak semerta-merta benar karena penelitian ini terbatas perlu
adanya refrensi lebih banyak lagi untuk menentukan efektifitas simpang.
d. Simpang Antasura memiliki permasalahan pada geometrik simpangnya yaitu
pada ruas Jl. Gajah Sura terdapat kondisi mulut simpang yang melandai yang
mengakibatkan kendaraan berhenti dalam keadaan menanjak.
e. Simpang Antasura memiliki permasalahan pada perlengkapan saran dan
prasarana pada simpang tersebut. Berdasarkan survey inventarisasi jalan didapat
permasalahan seperti jalan rusak, bahu jalan yang tidak sesuai ketentuan, sistem
drainase yang tidak terawat, kondisi APILL yang terhalang pohon,marka jalan
yang memudar, pemasangan papan iklan yang tidak sesuai, tidak adanya rambu
pendukung, tumpukan sampah pada mulut simpang dan penanaman pohon hias
pada bahu jalan.
4.2 Rekomendasi
Berdasarkan permasalahan dan hasil analisa adapun rekomendasi yang saya
ajukan namun saya merekomendasikannya tetap dalam kondisi simpang bersinyal. Hasil
rekomendasi sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan efektifitas kinerja simpang ada beberapa alternatuf yang
saya ajukan yaitu
Melakukan pengaturan ulang lampu lalu lintas dengan dua belas
pengaturan waktu siklus yang menghasilkan tingkat pelayanan yang
lebih baik lagi.
Memperlebar geometrik simpang dengan pengaturan ulang lampu lalu
lintas.
32 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Melakukan pengaturan ulang menjadi 2 fase agar tidak terjadi
penumpukan arus di satu titik.
b. Untuk sarana dan prasarana kelengkapan fasilitas simpang digambarkan dalam
bentuk 3d, sebagai berikut:
Berdasarkan rekomendasi diatas perbaikan bahu jalan yang berawal tidak ada
perkerasan bahu jalan kemudian saya rekomendasikan bahu jalan dengan menggunakan
perkerasan kaku dengan cara cor beton setinggi 30 cm.
33 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Gambar 4.2(3) Rekomendasi Pembangunan Trotoar
Terlihat pada gambar terdapat trotoar yang memiliki 2 warna yaitu merah dan
kuning, meram diasumsikan untuk pejalan kaki normal dan kuning untuk tuna netra,
kemudian trotoar yang mendekati zebracross didesain memiliki tinggi yang sama dengan
jalan karena hal ini bisa memudahkan bagi pengguna kursi roda agar tidak kesulitan
dalam menyebrang. Untuk dimensi trotoar yaitu lebar 2 m, dan tinggi 0,2 m.
34 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
menambahkan marka petunjuk sesuai dengan ketentuan Lampiran 1 SK Dirjen Hubdat
No. AJ.003/5/9/DRJD/2011 tentang Spesifikasi Marka Jalan dan KM 60 tahun 1993
tentang Marka Jalan.
35 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
sesuai dengan KM 62 tahun 1993 tentang APILL, Lampiran 9 SK Dirjen Hubdat No.
AJ.003/5/9/DRJD/2011 tentang Spesifikasi Teknis APILL dan Panduan Penempatan
Perlengkapan Fasilitas Jalan Direktorat Perhubungan Darat sebagai berikut:
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas yang ditempatkan pada persimpangan di sisi
jalur lalu lintas, tinggi lampu bagian yang paling bawah sekurang-kurangnya 3,00 meter
dari permukaan jalan.
Larangan parkir sangat penting karena hal ini menyangkut pada hambatan
samping yang dapat mempengaruhi kapasitas dari simpang tersebut. Untuk rambu dan
marka dilarang parkir ini sesuai dengan KM 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu
Lintas di Jalan dan Panduan Penempatan Perlengkapan Fasilitas Jalan Direktorat
Perhubungan Darat sebagai berikut:
36 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Gambar 4.2(9) Marka dilarang parkir
Daerah tepi jalan dengan marka berupa garis berbiku-biku berwarna kuning pada
sisi jalur lalu lintas menyatakan dilarang parkir pada jalan tersebut.
Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian tepi paling luar
bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan minimal 0,60 meter. Ketinggian penempatan
rambu pada sisi jalan minimum 1,75 meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari
permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah, atau papan tambahan
bagian bawah apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan.
37 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Gambar 4.2(11) Pemasangan rambu batas kecepatan
Pemasangan rambu batas kecepatan ini tentu berfungsi untuk memberi perintah
bahwa batas kecepatan maksimal pada ruas jalan tersebut merupakan kecepatan yang
harus digunakan oleh pengguna jalan tentunya hal ini dapat meningkatkan tingkat
keselamatan pengguna jalan. Rambu perintah pada Gambar 4.2(10) (Tabel 2B Nomor 4a
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu
Lintas di Jalan) ditempatkan sedekat mungkin pada awal bagian jalan dimulainya
perintah.
38 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Gambar 4.2(13) Pemasangan rambu petunjuk
Rambu pendahulu petunjuk jurusan adalah bagian dari rambu petunjuk yang
menyediakan informasi kepada pengemudi tentang tujuan dan fasilitas-fasilitas sepanjang
jalan. Rambu pendahulu petunjuk jurusan sangat penting dalam keselamatan jalan.
Pengemudi yang belum mengenal tujuannya sangat bergantung kepada rambu pendahulu
petunjuk jurusan. Rambu pendahulu petunjuk jurusan yang baik harus jelas dan mudah
dipahami dan memberi informasi kepada pengemudi dalam memilih jalan. Pengemudi
yang ragu-ragu dengan arah yang harus diikuti, dapat menimbulkan bahaya pada saat
menyadari kesalahannya dalam memilih jalan, misalnya dengan melakukan pengereman,
pemberhentian, mundur, atau memutar kendaraan.
PJU merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan karena mengingat
kegunaannya yang mendukung meningkatkan keselamatan dijalan. Sesuai dengan
Panduan Penempatan Perlengkapan Fasilitas Jalan Direktorat Perhubungan Darat berikut
merupakan persyaratan perencanaan dan penempatan PJU:
39 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Gambar 4.2(15) Ketentuan PJU
40 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
Adapun hasil rekomendasi secara keseluruhan berdasarkan aspek-aspek diatas
dalam bentuk visualisasi 3D sebagai berikut:
41 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J
DAFTAR PUSTAKA
MKJI 1997
KM 60 Tahun 1993 Tentang Marka Jalan
KM 61Tahun 1993 Tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan
KM 62 Tahun 1993 Tentang APILL
Panduan Penempatan Perlengkapan Fasilitas Jalan Direktorat Perhubungan Darat
42 | P e n e l i t i a n T a r u n a D I V M K T J