You are on page 1of 13

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

LINGKUNGAN DENGAN DUKUNGAN SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS DI PUSKESMAS NGADIROJO WONOGIRI

Sri Darnotoa, Hari Kusnantob dan Eko Sugihartob


a
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta
b
Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Jl. Lingkungan Budaya Sekip Utara Kampus UGM

Abstract

The use of science and technology in the healthcare field continues to grow dynamically in
accordance to the development, one of them is the utilization of health information systems develop-
ment. The aim of this study was to develop environmental health information system with the support of
geographic information systems in Health Centers Ngadirojo Wonogiri. This study was a qualitative
descriptive study with action research approach, This was in accordance with the opinion that action
research is one qualititative research methods commonly used in the development-oriented information
system due to the change. This study took place in Ngadirojo health centers, and the objects were
taken from the overall results of the identification information processes either in the form or informa-
tion structure and procedures of information on environmental health monitoring activities, including
management of the parties, executing the program and clinic personnel associated with the environ-
mental health activities. Application of environmental health information system with support of geo-
graphic information developed by web-based and can be utilized easily by users. This information
system produced an output of thematic maps, graphs, and tables that can be used as guidance in the
preparation of reports as well as supporting information in the planning of environmental health
programs.This study conclude that computerized data of environmental health by environmental health
information system with support of geographic information can be utilized by users to support planning
of environmental health efforts in Ngadirojo health center.

Key words: Environmental Health Information System, Web-based, Action Research,


Inspection Sanitation

PENDAHULUAN an bidang kesehatan lingkungan.


Tingginya angka kejadian pe- Sebagai contoh masih tingginya kejadi-
nyakit yang diakibatkan faktor ling- an penyakit Demam Berdarah Dengue
kungan mendorong upaya peningkat- (DBD) dan diare. Pada tahun 2008 di-
laporkan terjadinya KLB Diare di 15

Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan... (Sri Darnoto, dkk.) 1


provinsi dengan jumlah penderita lah-masalah bidang kesehatan ber-
sebanyak 8.443 orang, jumlah kematian dasarkan pada kewilayahan. Dengan
sebanyak 209 orang atau CFR sebesar kemampuan analisis spasialnya sistem
2,48% (Depkes, 2009). Program penye- informasi geografis mampu memberi-
hatan lingkungan dalam rencana stra- kan informasi secara spesifik berkaitan
tegis kementerian kesehatan 2010-2014 dengan permasalahan-permasalahan
memiliki luaran meningkatnya penye- kesehatan yang berkembang. Dengan
hatan dan pengawasan kualitas ling- pemanfaatan Sistem Informasi Geografi
kungan, dengan indicator pencapaian (SIG) dapat meningkatkan aksesibilitas
antara lain persentase penduduk yang kombinasi antara paparan dan informa-
memiliki akses terhadap air minum si kesehatan. Dengan demikian pe-
yang berkualitas sebesar 67%, persen- ngembangan sistem informasi kese-
tase kualitas air minum yang meme- hatan lingkungan masih terbuka luas
nuhi syarat sebesar 100%, persentase (Choi, 2006).
penduduk yang menggunakan jamban Puskesmas merupakan unit ter-
sehat sebesar 75% (Menkes, 2010). Ba- depan dalam upaya peningkatan dera-
dan Penelitian dan Pengembangan Ke- jat kesehatan masyarakat di Indonesia.
sehatan (2010) menyebutkan bahwa Puskesmas memiliki peranan yang
proporsi rumah tangga yang memiliki cukup luas, yaitu menyelenggarakan
akses terhadap sumber air minum yang upaya kesehatan guna meningkatkan
layak dan berkelanjutan adalah 45,27 %, peran serta masyarakat sehingga ter-
sedangkan akses rumah tangga ter- cipta derajat kesehatan yang optimal.
hadap fasilitas sanitasi yang layak me- Puskesmas merupakan penggerak
ngalami peningkatan pada tahun 2010 pembangunan berwawasan kesehatan,
(55,53 %) dibanding tahun 2009 (42,47%). pusat pemberdayaan keluarga dan
Pemanfaatan ilmu pengetahuan masyarakat serta pusat pelayanan ke-
dan teknologi dalam bidang kesehatan sehatan strata pertama. Upaya ksehatan
terus berkembang secara dinamis sesu- puskemas terdiri dari upaya kesehatan
ai dengan perkembangan jaman, salah wajib dan upaya kesehatan pengemba-
satu pemanfaatan diantaranya adalah ngan. Upaya kesehatan wajib meliputi
pengembangan sistem informasi kese- promosi kesehatan, kesehatan lingku-
hatan. Pemanfaatan sistem informasi ngan, kesehatan ibu anak dan keluarga
yang dinamis diharapkan mampu me- berencana, perbaikan gizi masyarakat,
nyediakan luaran yang dapat diman- dan pencegahan dan pemberantasan
faatkan sebagai referensi guna men- penyakit menular serta pengobatannya
dukung pengambilan kebijakan. Sistem (Depkes, 2006). Dalam penerapan
informasi geografis dapat dijadikan manajemen puskesmas berbasis para-
alat yang dapat memperlihatkan masa- digma sehat untuk mencapai visi ke-

2 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 1-13


camatan sehat tercakup indikator uta- pengembangan sehingga sistem infor-
ma yaitu; indikator lingkungan sehat, masi yang dihasilkan akan sesuai de-
indikator perilaku sehat, indikator ngan harapan pengguna. Penelitian ini
cakupan pelayanan kesehatan dan in- mengambil lokasi di Puskesmas Nga-
dikator derajad kesehatan penduduk dirojo Kabupaten Wonogiri, dan obyek
(Trihono, 2005). yang diambil berupa keseluruhan hasil
Berdasarkan target Millennium dari identifikasi proses-proses infor-
Development Goals (MDGs) 2015 dise- masi baik yang berupa struktur infor-
butkan bahwa akses masyarakat secara masi maupun prosedur informasi pada
umum terhadap fasilitas sanitasi adalah kegiatan pemantauan kesehatan ling-
68%, namun sanitasi tidak menjadi kungan. Termasuk di dalamnya pihak-
prioritas utama pembangunan, baik di pihak manajemen, pelaksana program
tingkat nasional, regional, badan legis- dan petugas puskesmas yang terkait
lative maupun sektor swasta (Anonim, dengan kegiatan kesehatan ling-
2008). Salah satu bentuk upaya yang kungan.
dapat dilakukan adalah melakukan pe-
metaan cakupan kesehatan lingkungan B. Analisis Data
yang diharapkan dapat menjadi dasar Data yang telah terkumpul dari
dalam pengambilan kebijakan. Sehing- proses penelitian dimanfaatkan seba-
ga kebijakan-kebijakan yang akan dite- gai bagian yang digunakan untuk
rapkan benar-benar tepat pada pokok mengidentifikasi sistem informasi yang
permasalahan. Salah satu alasan pema- diinginkan. Analisis data meliputi per-
nfaatan SIG adalah dapat digambarkan- bandingan kebutuhan pengguna, pro-
nya secara lengkap dan komprehensif ses operasional dan pemanfaatan tek-
suatu masalah terkait spasial permuka- nologi sehingga perangkat lunak dapat
an bumi (Prahasta, 2009). Tujuan Pene- terwujud, dalam hal ini langkah-lang-
litian ini adalah mengembangkan sis- kah analisis yang dilakukan adalah de-
tem informasi kesehatan lingkungan ngan cara melakukan telaah data se-
dengan dukungan sistem informasi kunder sebelum penelitian dilakukan
geografis di Puskesmas Ngadirojo Ka- hal ini dilakukan untuk menentukan fo-
bupaten Wonogiri. kus penelitian sementara. Fokus peneliti-
an sementara akan dikembangkan mela-
METODE PENELITIAN lui penelitian yang akan dilaksanakan.
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu HASIL DAN PEMBAHASAN
action research yang bersifat kualitatif. Hasil
Melalui action research peneliti dan Tugas Pokok dan Fungsi Unit II
pengguna bekerja sama dalam tahapan (Program Kesehatan Lingkungan) : Pe-

Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan... (Sri Darnoto, dkk.) 3


tugas Kesehatan Lingkungan secara tersebut berhalangan dapat dibantu
umum memiliki tugas dan fungsi me- oleh seorang tenaga lain.
ngadakan pembinaan kesehatan ling- Pelaksanaan program kesehatan
kungan di dalam dan di luar gedung lingkungan yang dilakukan diarahkan
pada wilayah Puskesmas Ngadirojo. untuk peningkatan kualitas lingkung-
an, yaitu melalui kegiatan yang bersifat
A. Analisis Kebutuhan promotif, preventif, dan protektif. Ada-
Tahap awal penelitian ini adalah pun kegiatan yang dilakukan antara
identifikasi terhadap kegiatan peman- lain: inspeksi sanitasi (meliputi: insp-
tauan kesehatan lingkungan, sumber eksi rumah, tempattempat umum dan
daya dalam mendukung pelaksanaan sarana air bersih), pembinaan, penyu-
program kesehatan lingkungan khu- sunan laporan kegiatan dan penye-
susnya kegiatan pemantauan, baik dari lenggaraan klinik sanitasi.
sumber daya manusia, maupun sarana Dari data cakupan program
dan prasarana. Kegiatan yang dilaku- kesehatan lingkungan pada profil kese-
kan adalah observasi, wawancara men- hatan Kabupaten Wonogiri dinyatakan
dalam serta telaah dokumen kesehatan bahwa kondisi rumah sehat memiliki
lingkungan yang ada pada petugas cakupan 75 % dimana rumah dikatakan
sanitasi puskesmas. Tujuan dalam sehat apabila memenuhi beberapa
tahap pertama ini adalah untuk menge- kriteria yang salah satunya adalah be-
tahui masalah-masalah dan melakukan bas jentik nyamuk Aedes. Berdasarkan
identifikasi kebutuhan. Pemantauan cakupan angka bebas jentik hasil
kesehatan lingkungan dilakukan oleh pemeriksaannya adalah 97,20%, namun
unit II (Kesehatan Lingkungan). Penye- demikian masih terdapat beberapa
lenggaraan program kesehatan ling- wilayah desa di Kecamatan Ngadirojo
kungan di Puskesmas Ngadirojo dilak- dinyatakan endemis DBD. Berkaitan
sanakan petugas kesehatan lingkungan dengan sarana kesehatan lingkungan
sebagai penanggungjawab pelaksana- hasil cakupan penyediaan air bersih
an program yang di tangani oleh satu dari rumah yang diperiksa adalah 49%,
orang tenaga sanitarian (D III Kesehatan kepemilikan jamban sehat 70%, kepe-
Lingkungan). Hal ini dirasakan berat milikan tempat sampah 44% dan kepe-
mengingat beban tugas yang harus di- milikan sarana pengelolaan air limbah
laksanakan cukup banyak antara lain rumah tangga 20% (Dinkes, 2010) .
pekerjaan yang bersifat administratif Pelaksanaan kegiatan peman-
(sebagai contoh: menyusun jadual kegi- tauan kesehatan lingkungan dilakukan
atan), pemantauan kesehatan ling- dengan melakukan pengisian formulir-
kungan, dan pembinaan kesehat-an formulir inspeksi. Dalam melakukan
lingkungan, meskipun apabila petugas inspeksi petugas datang langsung ke

4 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 1-13


tempat dan mengisi formulir sesuai 3. Form pemantauan kesehatan TTU
inspeksi yang dilakukan, sebagai con- dan TTI yang berisi tentang peni-
toh inspeksi rumah sehat antara lain: laian kesehatan lingkungan TTU
komponen rumah yang meliputi: atau TTI.
langit-langit, dinding, lantai, jendela 4. Form pemantauan jentik berkala
kamar tidur, jendelan ruang keluarga, yang berisi tentang penilaian keber-
ventilasi, lubang asap dapur, dan pen- adaan jentik di rumah tangga.
cahayaan, sarana sanitasi antara lain: 5. Form kegiatan klinik sanitasi yang
sarana air bersih, jamban, sarana pem- berisi tentang SOP klinik sanitasi dan
buangan air limbah dan sarana pem- bentuk kegiatan yang dilakukan.
buangan sampah. Selain hal tersebut
inspeksi lain yang dilakukkan adalah B. Perencanaan Desain Aplikasi
inspeksi sumber air bersih (PDA M, Pada tahap ini dilakukan peren-
sumur gali, dll), dan inspeksi tempat- canaan aplikasi yang akan dibuat ber-
tempat umum (inspeksi mas-jid, ter- basis web yang disesuaikan dengan
minal, dll), keberadaan jentik nyamuk tujuan program kesehatan lingkungan
pada setiap tempat penampungan air dan kebutuhan rencana desain aplikasi
di rumah tangga. antara lain form-form yang akan di-
Hasil pemeriksaan atau inspeksi gunakan dalam input data serta peta
oleh petugas kesehatan lingkungan wilayah cakupan. Aplikasi yang akan
direkap dan dijadikan sebuah laporan. dibuat nantinya diharapkan dapat
Hasil observasi yang dilakukan diper- memberikan data dan informasi seka-
oleh berbagai macam bentuk formulir ligus visualisasi kondisi kesehatan
penilaian kesehatan lingkungan yang lingkungan melalui peta tematik, se-
digunakan oleh petugas di Puskesmas hingga nantinya dapat dianalisis dan
Ngadirojo yang disesuai dengan tugas memberikan gambaran kondisi riil
pokok dan fungsi dari program kese- untuk dapat dijadikan pedoman dalam
hatan ling-kungan, antara lain: program kesehatan lingkungan sesuai
1. Form pemantauan air bersih yang dengan kebutuhan. Hasil diskusi de-
berisi tentang pemantauan berbagai ngan petugas antara lain: sistem yang
sumber-sumber air bersih dan air dikembangkan tidak membebani petu-
minum yang dimanfaatkan oleh gas, dapat memvisualisasi peta dan
masyarakat. grafik dan memiliki input berdasarkan
2. Form pemantauan rumah sehat yang orang perorang.
berisi tentang penilian komponen
fisik rumah, sarana sanitasi dan
perilaku penghuni.

Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan... (Sri Darnoto, dkk.) 5


C. Diagram Alir Data

Data wilayah
Data penilaian rumah
Puskesmas Data sarana air bersih
Data saitasi TTU
Data pemantauan jentik database
Data kejadian penyakit

Unit II
Prog Kes Ling

indikator
1
target
lap rekap Sistem
Puskesmas Informasi
cakupan
Kesling

Pelaporan

laporan
Seksi
Penyehatan laporan
Lingkungan
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan

Gambar 1. Diagram Alir Data

D. Gambaran Aplikasi lain menu input data sarana air bersih,


Tampilan pada saat pengguna dengan berbagai macam pilihan jenis
telah masuk kesistem maka akan ter- sarana air bersih seperti pada tampilan
dapat beberapa menu pilihan antara berikut ini:

Gambar 2. Menu Input Data Sarana Air Bersih

6 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 1-13


Tampilan menu berikutnya ada- sehat serta informasi angka bebas jentik
lah tampilan output dalam bentuk peta yang disesuaikan dengan formulir pe-
tematik, grafik maupun tabel pelaporan laporan dari dinas kesehatan kabu-
penilaian pemeriksaan sarana air ber- paten wonogiri seperti tampilan beri-
sih, tempat-tempat umum, dan rumah kut ini:

Gambar 3. Tampilan Output Peta

Gambar 4. Tampilan Output Grafik

E. Implementasi kukan uji coba terhadap aplikasi yang


Setelah dilakukan pembuatan dibuat. Implementasi ini menitik berat-
aplikasi kemudian dilaksanakan im- kan apakah konsep informasi geografi
plementasi yang ditujukan untuk mela- dapat memberikan manfaat bagi peng-

Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan... (Sri Darnoto, dkk.) 7


guna. System ini dijalankan pada com- Pemanfaatan komputerisasi da-
puter system operasi windows, RAM lam sistem informasi dapat menghemat
1 GB, Hard disk 80 GB, dan processor waktu sekaligus memiliki tingkat aku-
Dual Core dan system ini masih dijalan- rasi yang tinggi. Untuk itu perlu dikem-
kan secara offline. Pada implementasi bangkannya suatu Aplikasi program
dilakukan uji coba input data rumah se- komputer yang dapat dimanfaatkan
hat, data pemeriksaan jentik, dan angka guna mengeliminasi permasalahan ter-
kejadian penyakit pada wilayah kelu- sebut yang diawali dengan identifikasi
rahan Ngadirojo kidul. kebutuhan (Jogiyanto, 2005). Dalam
pengembangan sistem dengan prototy-
F. Evaluasi ping langkah pertama yang harus dila-
Pada tahapan evaluasi ini di- kukan adalah mengidentifikasi kebu-
tujukan untuk secara teknis operasi- tuhan dasar melalui pertemuan ber-
onal dapat memberikan kemudahan sama-sama dengan pengguna dan pen-
dan memberikan manfaat mengevalu- desain untuk membuat kesepakatan
asi apakah masih terdapat kekurangan data input sekaligus output dari suatu
dalam pembuatan aplikasi. Hasil wa- sistem informasi (Husein dan Wibowo,
wancara mendalam untuk mengeva- 2002).
luasi penggunaan sistem informasi Analisis kebutuhan dimaksud-
kesehatan lingkungan dengan dukung- kan untuk mempertemukan beberapa
an informasi geografis bagi pengelola kesenjangan yang teridentifikasi se-
program peneliti jabarkan berdasarkan bagai permasalahan, dengan usaha
persepsi manfaat dan persepsi kemu- (solusi) untuk mengatasi permasalahan
dahan. secara cepat, akurat dan ekonomis. Ber-
dasarkan observasi, wawancara menda-
Pembahasan lam dan telaah dokumen, dapat disu-
sun kebutuhan yang melatarbelakangi
Selama ini semua bentuk pelak-
perlunya dibuat aplikasi Sistim Infor-
sanaan program kesehatan lingkungan
masi Kesehatan Lingkungan berdasar-
di Puskesmas Ngadirojo masih dilaku-
kan pengguna dan pelaksana PKL
kan secara manual, hal ini seringkali
sebagai berikut:
membutuhkahkan waktu yang lama
1. Kebutuhan akan model atau sarana
dalam menyelesaikan pelaporan. Seba-
yang membuat pekerjaan menjadi
gai contoh inspeksi rumah sehat di-
cepat, tepat dan akurat, berkaitan de-
mana petugas harus melakukan rekapi-
ngan minimnya tenaga, sehingga ke-
tulasi kondisi rumah berdasarkan ke-
nyataan di lapangan (puskesmas)
luarga sedangkan jumlah rumah dalam
petugas puskesmas dirasa tidak ma-
satu kecamatan mencapai puluhan
mpu mengcover semua kegiatan
ribu.

8 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 1-13


PKL yang menjadi tugas pokoknya, secara visual mudah dipahami dan
sedangkan tugas yang dibebankan cepat didapat. Hal ini berkaitan de-
kepadanya bukan hanya program ngan angka-angka cakupan, kondisi
PKM. sanitasi, kualitas sanitasi yang men-
2. Kebutuhan interkoneksitas data dari jadi lebih bermakna jika diinformasi-
penyelenggaran program lain dalam kan dalam bentuk grafik, gambar
integritas data yang cepat dan mu- dan peta tematik. Kebutuhan infor-
dah diakses masi hasil pemantauan kesehatan
3. Kebutuhan atas ketersediaan data lingkungan juga berguna bagi pelak-
terolah (bukan raw data) dalam for- sanaa program lain, instansi seting-
mat data yang mudah di pahami un- kat secara vertical yang dapat diga-
tuk meminimalisir wasting time aki- bungkan menjadi interkoneksi data
bat pengolahan data secara manual. yang dapat digunakan untuk decision
4. Kebutuhan informasi kondisi dan support system bagi pengambil
kualitas lingkungan yang dapat di- kebijakan.
akses secara cepat, mudah dan ber- Proses mendesain suatu sistem
guna terutama untuk kelancaran merupakan suatu tahap yang memer-
pelaksanaan program dan ataupun lukan keahlian dalam perencanaan.
order informasi dari instansi verti- Terdapat dua hal yang perlu diperhati-
kal. kan dalam perencanaan sistem baru yai-
tu pemilihan peralatan dan pemilihan
Berdasarkan analisis kebutuhan program komputer yang akan diguna-
di atas, kebutuhan yang mendasari per- kan (Kristanto, 2003). Dalam pembuat-
lunya aplikasi SIMKL dapat diseder- an aplikasi sistem kesehatan lingkung-
hanakan menjadi: an ini menggunakan sistem web base dan
1. Kebutuhan Fungsi memanfaatkan aplikasi komputer anta-
Kebutuhan fungsi SIMKL untuk ra lain; PHP- MySQL, PHP sebagai Pro-
mempermudah penyelenggaraan gramming web server, dan MySQL se-
program PKL sehingga tercipta efek- bagai database, sehingga data-data
tifitas dan efisiensi mengingat keter- yang terdapat pada database MySQL
batasan kuantitas dan kualifikasi dapat ditampilkan pada browser, dan
tenaga pelaksana di tingkat puskes- Apache sebagai web server. Pengemba-
mas, dinas kesehatan untuk menun- ngan aplikasi dengan memanfaatkan
jang kelancaran program. bentuk web ini diharapkan dapat me-
2. Kebutuhan Informasi mudahkan pengguna untuk mengakses
Informasi yang dibutuhkan me- data yang tersedia baik secara online
liputi output data yang sudah tero- maupun offline.
lah dan tersaji dalam informasi yang

Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan... (Sri Darnoto, dkk.) 9


Aplikasi yang telah dikembang- kurang, sehingga dengan dasar hasil
kan memiliki input antara lain; inspeksi tersebut dapat dijadikan sebagai salah
sarana air bersih dengan berbagai ma- satu bentuk pertimbangan dalam me-
cam jenis sarana air bersih dan kompo- laksanakan suatu intervensi maupun
nen-komponen penilaiannya berdasar- sebagai dasar dalam mengambil ke-
kan jenis sarana air bersih, inspeksi sa- bijakan program.
nitasi tempat-tempat umum dengan Ketersediaan akan sistem infor-
berbagai macam jenis dan penilaian- masi bidang kesehatan lingkungan
nya, dan inspeksi rumah sehat yang sangatlah diperlukan, berdasarkan
ditambahkan didalamnya data tentang hasil identifikasi dapat disimpulkan
keberadaan jentik disuatu rumah dan bahwa pelaksana tugas telah terbiasa
kejadian penyakit yang berkaitan de- memanfaatkan komputer guna mem-
ngan faktor lingkungan pada penghuni bantu melaksanakan tugasnya, meski-
rumah. Konten berikutnya yang ter- pun dalam pelaksanaannya belum ter-
dapat dalam aplikasi ini adalah menu biasa menggunakan sistem informasi.
costumize yang didalamnya dapat dila- Hal ini dapat diatasi dengan bentuk-
kukan editing. Admin dapat melaku- bentuk pelatihan penggunaan sistem
kan penambahan pertanyaan-pertanya- informasi. Peningkatan ketrampilan
an maupun menghapusnya, hal ini SDM dalam pemanfaatan sistem infor-
dimaksudkan apabila dalam perkem- masi sangatlah diperlukan, dikarena-
bangannya terdapat perubahan kebi- kan SDM merupakan bagian terpenting
jakan oleh pemerintah tentang inspeksi dalam proses menjalankan sistem in-
sani-tasi maka admin dapat melakukan formasi.
pe-nyesuaian dengan mudah, namun Pemanfaatan aplikasi sistem in-
perubahan yang dilakukan tanpa me- formasi kesehatan lingkungan diawali
rubah tabel pada basis data. dengan sosialisasi dan pelatihan sing-
Di dalam aplikasi ini juga dile- kat yang merupakan pertemuan resmi
ngkapi peta tematik wilayah Kecamat- antara penulis dengan fihak puskes-
an Ngadirojo sebagai wilayah kerja mas. Pada pertemuan tersebut penulis
Puskesmas Ngadirojo. Dengan ditam- melakukan sosialisasi maupun pelatih-
pilkannya peta ini dapat diketahui dis- an sebagai upaya dalam action taking
tribusi masing-masing komponen hasil yang merupakan bagian dari proses pe-
inspeksi sanitasi. Dari tampilan peta nelitian action research guna menghasil-
tematik tersebut dapat dianailis distri- kan umpan balik sehingga nantinya da-
busi masing-masing komponen inspek- pat dimanfaatkan sebagai dasar dalam
si sehingga hal ini dapat diketahui melakukan evaluasi.
wilayah-wilayah yang telah memiliki Proses pelaksanaan evaluasi
cakupan yang baik, sedang maupun yang dilakukan melalui simulasi dapat

10 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 1-13


diketahui bahwa pengguna dapat me- an yang saling berhubungan dengan
ngoperasikan sistem dengan baik kare- sistem informasi manajemen. Informasi
na proses ini dapat dilakukan dengan dari sistem pemrosesan transaksi ini
mudah. Selain sistem ini mudah digu- telah dapat digunakan dalam membuat
nakan, pengguna dapat melihat penya- keputusan tetapi masih pada lingkup
jian data sekaligus dapat mencetak yang terbatas, namun apabila mana-
laporannya. Manfaat yang diperoleh jemen menghendaki membuat kepu-
dengan adanya sistem ini antara lain: tusan secara menyeluruh maka infor-
1. Kemudahan dalam melakukan in- masi diolah lebih lanjut kedalam peng-
put data. olahan informasi (Winarno, 2004).
2. Sistem dapat menampilkan distri- Pemrosesan transaksi merupa-
busi hasil inspeksi melalui peta. kan bagian dari sistem informasi man-
3. Tersedianya menu yang dapat mer- ajemen dan menjadi satu kesatuan,
ubah ataupun menambah jenis-jenis pada penelitian ini aplikasi yang dibuat
pemeriksaan yang dilakukan yang masih terbatas pada sistem pemrosesan
belum ada pada formulir inspeksi. transaksi, namun demikian informasi
4. Manfaat yang diperoleh dalam sis- yang dihasilkan dapat memberikan in-
tem ini yaitu dapat ditampilkannya formasi terbatas dari hasil pengolahan
distribusi hasil inspeksi sanitasi me- data rutin, karena dilengkapi data pen-
lalui peta tematik berdasarkan wila- dukung antara lain data kejadian pen-
yah dusun/dukuh. yakit yang diharapkan dapat memban-
5. Hasil laporan dapat berupa print out tu upaya analisis terhadap kasus-kasus
maupun dalam bentuk file. yang ada.
Dalam pemanfaatan sistem in-
formasi pada suatu organisasi perlu KESIMPULAN DAN SARAN
dilakukan penyesuaian berdasarkan Kesimpulan
tingkatan dari masing-masing level sis-
Berdasarkan hasil dan pembaha-
tem tersebut, mulai dari tingkat yang
san maka dapat ditarik kesimpulan:
paling bawah sampai pada tingkat
Telah dapat dikembangkan sistem in-
yang paling atas (Kadir, 2003). Aplikasi
formasi kesehatan lingkungan dengan
sistem informasi kesehatan lingkungan
dukungan sistem informasi geografis di
merupakan model sistem yang dilak-
Puskesmas Ngadirojo Kabupaten Wo-
sanakan pada tingkat yang paling ba-
nogiri dan Dihasilkan desain SIMKL
wah yaitu sistem pemrosesan data tran-
berbasis web yang dapat diaplikasikan
saksi. Model dari sistem ini memiliki
untuk mempermudah pengelolaan da-
fungsi pencatatan data, pemrosesan da-
ta kesehatan lingkungan, serta meng-
ta dan menghasilkan informasi. Sistem
hasilkan output berupa peta tematik
pemrosesan transaksi merupakan bagi-
dan pelaporan data sesuai format pe-

Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan... (Sri Darnoto, dkk.) 11


laporan berdasarkan wilayah Dusun/ formasi kesehatan lingkungan ini dan
Dukuh. perlu dilakukannya kajian lanjutan ten-
tang upaya pengintegrasian dengan
Saran sistem informasi yang lain yang telah
Perlu dilaksanakannya peng- ada seperti sistem informasi puskesmas
gunaan dan pemanfaatan sistem in- (SIMPUS).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Usaha Pencapaian MDGs di Indonesia, 2008, http:// www.target


mdgs.org/index.php?option= com_content&task=view&id= 25&Itemid
=12 (diakses: April 27, 2010).

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2010. Laporan Nasional Riset


Kesehatan Dasar, Jakarta, Depkes RI,

Choi, M., Afzal, B., and Sattler, B., 2006. Geographic Information System: A New
Tool for Environmental Health Assesment, Public Health Nursing Vol. 23 No.
5: 381 - 391.

Depkes, 2006. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Jakarta, Direktorat Bina


Kesehatan Masyarakat.

Depkes, 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008, Jakarta, Depkes.

Dinkes Kabupaten Wonogiri, 2010. Profil Pembangunan Kesehatan Kabupaten Wonogiri


di Era Desentralisasi, Wonogiri, Dinas Kesehatan..

Husein, M.F, dan Wibowo, A., 2002. Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta: AMP
YKPN.

Jogiyanto, 2005. Sistem Informasi Stratejik, Yogyakarta, Andi Offset.

Kadir, A., 2003. Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta, Andi Offset.

Kristanto, A., 2003. Perencanaan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Yogyakarta: Gaya
Media.

Menkes, 2010. Kepmenkes No. HK. 03.01/160/I/2010: tentang Rencana Strategis


Kementerian Kesehatan 2010-2014, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

12 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 1-13


Prahasta, E., 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi
dan Geomatika), Bandung: Informatika.

Trihono, 2005. ARRIMES Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat, Jakarta:


Sagung Seto.

Winarno, W., 2004. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: AMP YKPN.

Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan... (Sri Darnoto, dkk.) 13

You might also like