You are on page 1of 9

ASUHAN KEPERAWATANGERONTIK KELOMPOK

DI ASRAMA 12 PSTW GAU MABAJI KABUPATEN GOWA

DI SUSUN OLEH :

1. EKA SARI 16.04.


2. NINING F. 16.04.
3. MIMI SRI A. 16.04.
4. MARLINA KABIR 16.04.0
5. WA ODE MULYANA 16.04.082
6. M. HARRY AKBAR. 16.04.

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM PROFESI NERS
2016/2017
PENGKAJIAN KELOMPOK KOMUNITAS LANSIA WISMA 12

A. Dimensi biologis
Di Panti Trisna Werda Gau Mabaji Gowa pada Asrama XII terdapat sejumlah
8 orang lansia yang berumur rata-rata 70-81 tahun dengan jenis kelamin laki-laki.
3 kamar terisi 2 orang dan 2 kamar masing masing 1. Dari 8 orang, 6 orang
(75%) suku makasssar, 1 (12,5%) orang suku bugis, dan (12,5%). Di lihat dari
status gizi para lansia di asrama 12 sangat terjamin kebutuhan gizi darinsegi
makanan dan minumam. Setiap berbukan puasa dan sahur selalu dikasi nasi,lauk-
pauk, sayuran, dan buah-buahan. Masalah kesehatan utama yang ada di asrama
12 yaitu: gangguan pendengaran terdapat 3 dengan resiko jatuh sedang ,
gangguan muskuloskoletal sebanyak 4 orang yaitu nyeri dengan resiko jatuh
sedang, gangguan penglihatan 3 orang dengan resiko jatuh sedang. Dan 1 orang
lansia beresiko tinggi. Pada umumnya semua lansia mengalami resiko jatuh dan
rata-rata lansia dengan berbagai macam gangguan fungsi pendengaran,
penglihatan, dan fungsi musculoskoletal.
B. Dimensi psikologis
Di Panti Trisna Werda Gau Mabaji Gowa pada Asrama XII terdapat sejumlah
peraturan-peraturan yang mengatur tentang jadwal jam makan, pakaian yang
dipakai, waktu pertemuan diaula,olahraga, waktu keluar dari area panti, jadwal
ibadah, jadwal kepoli dan lain-lain. Pada umumnya lansia yang berada di
Asrama XII mengikuti kegiatan sesuai jadwal, kecuali jadwal kepoli. Sekitar
50% lansia, lebih memilih tinggal diasrama, dari pada kepoli, karena merasa obat
yang ada dipoli tidak ampuh. Hanya sebagian 50% lansia yang mengakui
kesehatan sangatlah penting bagi mereka, sehingga mereka selalu berusaha
menjaga kesehatan, seperti rajin memeriksakan kesehatannya dipoli. Di Asrama
XII 75% lansia sudah merasa betah tinggal diasrama karena mereka sudah
nyaman dan bisa bertemu dan bergauh sesamanya. Mereka juga sering di jenguk
oleh keluarga mereka dan 12,5% lansia (2 orang)
C. Dimensi fisik
Di Panti Trisna Werda Gau Mabaji Gowa terletak dijalan poros malino, yang
ramai akan kendaraan karena merupakan jalur penghubung antara kabupaten
gowa dan kabupaten sinjai, serta merupakan salah satu jalan menuju daerah
wisata malino, yang terletak disekitar rumah-rumah masyarakat. Khususnya di
asrama XII terdapat 5 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu dan 2 kamar mandi.
Terdapat pegangan pada kamar mandi, ruang tamu, dan lingkungan sekitar
asrama. Di depan kamar mandi, kamar tidur, serta di depan ruang tamu terdapat
pegangan yang berfungsi untuk mencegah lansia jatuh. Lansia banyak yang takut
akan jatuh karena didepan kamar mandi/wc sering basah/licin sehingga lansia
harus hati-hati ketika berada di kamar mandi.
D. Dimensi lingkungan social
Para lansia di asrama 12 hidup sangat rukun. Namun ada 2 lansia yang kurang
rukun dengan lansia yang lainnya. Pada umumnya lansia makan, shalat sendiri
sendiri di kamar masing-masing. Pelayanan kesehatan yang digunakan para
lansia di wisma 12 yaitu 50% di poliklinik dan sisanya di tempat lain.
E. Dimensi Perilaku
Di asrama 12 sangat menjaga kebersihan asrama dengan baik dan juga
kesehatan dijaga. Mereka rajin membersihkan asrama dan lingkungan. Dan setiap
pagi lansia rajin mandi pagi. Mandi 2 kali sehari. Lansia selalu memakai alas
kaki. Tidur siang jam 13.30 dan malam jam 20 atau jam 21 malam. Perilaku
bersih dan sehat sangat dijaga seperti membuang sampah dengan benar,
kebersihan lantai terjaga.
F. Dimensi Kesehatan
Di Panti Trisna Werda Gau Mabaji Gowa, lansia yang berada di Asrama XII
dapat berobat kepoliklinik dari hari senin-jumat, dan jika ada mengalami sakit
yang berat langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat.
ANALISA DATA

NO DIAGNOSA NOC NIC


1. Data subjektif : Defisiensi kesehatan komunitas Prevelensi primer :
- 37,5% lansia (533) 2807 Keefektifan skrining kesehatan
mengeluhkan tidak Domain 1 : promosi kesehatan komunitas ( 117)
mampu mendengar Kelas 2: manajemen kesehatan 280703 pemilihan skrining di
dengan baik Kode : 00215 fokuskan pada deteksi dini yang
- 37,5 % lansia sangat baik
mengeluhkan tidak 280714 identifikasi implikasi
mampu melihat budaya saat skring yang sangat
dengan baik baik
- 50% lansia 280721 penyediaan skrining
mengatakan nyeri untuk lansia yang sangat baik
pada lutut dan
pinggangnya
- Lansia mengatakan Prevelensi sekunder :
jarang menggosok 2701 Status kesehatan komunitas (534)
gigi setelah sarapan 270115 status kesehatan lansia
dan setelah makan yang sangat baik
malam 270107 tingkat partisipasi dalam
Data objektif : program kesehatan komunitas
- 37,5 % lansia yang sangat baik
mengalami 270117 kesusaian dengan
gangguan standar kesehatan lingkungan
pendengaran
- 37,5% lansia Prevelensi tersier :
mengalami 2801 Kontrol resiko kumunitas :
penurunan fungsi penyakit kronik (275)
penglihatan 280101 penyediaan program
- 50% lansia pendidikan public tentang
mengalami penyakit kronik yang sangat
gangguan mobilisasi baik
dan keamanan 280103 kesediaan program
- 25% lansia skrining preventif yang sangat
mengumpulkan baik
sampahnya di dalam 280105 ketersediaan program
kamar pendidikan manajemen penyakit
kronik yang sangat baik
280107 kesediaan layanan
kesehatan untuk mengobati
penyakit kronik

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

HARI /TANGGAL DIAGNOSA KEP IMPLEMENTASI KEP EVALUASI

Senin/19-06-2017 Defisiensi kesehatan Prevelensi primer : S:


komunitas (533) 6520 Skrining kesehatan (422) 37,5% lansia mengeluhkan
Domain 1 : promosi 1. mendapatkan persetujuan tidak mampu mendengar
kesehatan untuk dilakukan prosedur dengan baik
Kelas 2: manajemen skrining kesehatan 50 % lansia mengatakan
kesehatan hasil: 100% lansia sakit-sakit pada lutut dan
Kode : 00215 menyetujui untuk dilakukan persendian
pengkajian dan pemeriksaan 37,5% lansia mengeluhkan
kesehatan. tidak mampu melihat
2. Memberikan privasi dan O : 37,5 % lansia mengalami
kerahasiaan gangguan pendengaran
Hasil : memberikan insial 37,5% lansia mengalami
pada nama klien di dalam penurunan fungsi
formt pengkajian penglihatan
3. Melakukan pengkajian fisik 50% lansia mengalami
Hasil : 50% lansia gangguan mobilisasi dan
didapatkan mengalami keamanan
gangguan pendengaran, dan 25% lansia mengumpulkan
50% pula didapatkan lansia sampahnya di dalam kamar
mengalami gangguan A : Defisiensi kesehatan
penglihatan. komunitas belum teratasi :
Prevelensi primer :
Prevelensi sekunder : 2807 Keefektifan skrining
5515 Peingkatan kesadaran kesehatan komunitas ( 117)
kesehatan(330) : 280703 pemilihan
1. Mengguunakan komunikasi skrining di fokuskan
yang sesuai dan jelas pada deteksi dini cukup
Hasil : menggunakan bahasa baik
Makassar dan bahasa 280714 identifikasi
indonesia dalam implikasi budaya saat
berkomunikasi serta yang skring cukup baik
mudah di pahami oleh lansia 280721 penyediaan
2. Mengobservasi tanda-tanda skrining untuk lansia
kesehatan yang terganggu cukup baik
misalnya tidak minum obat Prevelensi sekunder :
dengan tepat, menunggu 2701 Status kesehatan
anggota keluarga untuk komunitas (534)
mendapatkan informasi 270115 status kesehatan
mengenai kondisi kesehatan lansia cukup baik
lansia 270107 tingkat
Hasil : 50% lansia berobat partisipasi dalam
kepoli klinik dan secara program kesehatan
teratur mengomsumsi obat komunitas cukup baik
sesuai resep dokter namun 270117 kesusaian
50% lansia tidak ke dengan standar
poliklinik untuk kesehatan lingkungan
memeriksakan kesehatannya cukup baik
sehingga tidak mendapatkan Prevelensi tersier :
pengobatan. 2801 Kontrol resiko kumunitas
: penyakit kronik (275)
280101 penyediaan
program pendidikan
public tentang penyakit
kronik cukup baik
280103 kesediaan
program skrining
preventif cukup baik
280105 ketersediaan
program pendidikan
manajemen penyakit
kronik cukup baik
280107 kesediaan
layanan kesehatan untuk
mengobati penyakit
kronik cukup baik
P: lanjutkan intervensi

You might also like