You are on page 1of 10

MEKANISME ATAU PROSEDUR PELAKSANAAN EVALUASI

A. Komponen Evaluasi Pendidikan


Dalam evaluasi pendidikan ada empat komponen yang saling terkait dan
merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Penjelasan dari keempat
komponen tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Pengukuran
Pengukuran dalam bahasa inggris dikenal dengan measurement.
Pengukuran adalah suatu kegiatan membandingkan sesuatu dengan satuan
ukurnya. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.
Pengukuran bersifat kuantitatif.[1]
2. Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses menilai. Menilai adalah
mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.
Penilaian bersifat kualitatif.[2]
3. Evaluasi
Evaluasi menurut Joint Committee, (1981) ialah penelitian yang
sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek.
Nana Syaodih, (1994:172) mendefinisikan evaluasi adalah merupakan
kegiatan yang luas, kompleks dan terus-menerus untuk mengetahui proses
dan hasil perlaksanaan system pendidikan dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Rutman and Mowbray (1983) mendefinisikan evaluasi
adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan
outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan.
Chelimsky (1989) mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian
yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas
suatu program.[3]
Evaluasi diartikan penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian
dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pendidikan.[4]
Prinsip evaluasi diantaranya:[5]
Kontinuitas, evaluasi dilakukan secara terus menerus
Komprehensif, keseluruhan aspek harus di evaluasi
Adil dan objektif, berlaku adil dan pilih kasih
Kooperatif, bekerja sama dengan semua pihak
Praktis dan mudah digunakan.
Evaluasi merupakan fungsi formatif sangat bermanfaat sebagai umpan
balik tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga melalui
informasi dari plaksanaan evaluasi formatif, guru akan selalu memperbaiki
proses pembelajaran
4. Tes dan nontes
a) Teknik Tes
Teknik tes adalah merupakan suatu kenyataan bahwa manusia dalam
hidupnya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang
lainnya.[6]
Adapun fungsi dari tes itu sendiri adalah:
Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik.
Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
b) Teknik Nontes
Teknik non tes adalah teknik evaluasi yang biasanya digunakan untuk
menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi.

B. Pelaksanaan Evaluasi
1. Perencanaan Evaluasi
Dalam melaksanakan suatu kegiatan tentunya harus sesuai dengan
apa yang diencanakan. Hal ini di maksudkan agar hasil yang diperoleh
dapat lebih maksimal. Namun, banyak juga orang melaksanakan suatu
kegiatan tanpa perencanaan yang jelas sehingga hasilnya pun kurang
maksimal oleh sebab itu, seorang evaluator harus dapat membuat
perencanaan evaluasi dengan baik. Yang perlu dilakukan dalam kegiatan
evaluasi adalah membuat perencanaan. Perencanaan ini penting karena
akan mempengaruhi langkah-langkah selanjut nya, bahkan mempengaruhi
keefektifan prosedur evaluasi secara menyeluruh. Implikasinya adalah
perencanaan evaluasi harus di rumuskan secara jelas dan spesifik, terurai
dan komprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam
menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Hal penting yang harus dipahami evaluator adalah ketika melakukan
analisis kebutuhan dalam pembelajaran hendaknya dimulai dari peserta
didik, kemudian komponen-komponen yang terkait dengannya.
Perencanaan evaluasi meliputi:
a) Menentukan tujuan penilaian
Tujuan penilaian ini harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta
ditentukan sejak awal, karena menjadi dasar untuk menentukan
,arah,ruang lingkup materi, jenis/model, dan karakter alat penilaian.
Tujuan penilaian jangan terlalu umum sehingga tidak menuntun guru
dalam menyusun soal. Dalam penilaian hasil belajar, ada
empat kemungkinan tujuan penilaian yaitu:
Untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran (formatif).
Untuk menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif).
Untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran (diagnostik).
Untuk menempatkan posisi peserta didik sesuai dengan
kemampuannya (penempatan).
b) Mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap,dan nilai-nilai
yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Peserta
didik di anggap kompeten apabila dia memiliki
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai untuk melakukan
sesuatu setelah mengikuti proses pembelajaan. Dalam kurikulum
berbasis kompetensi, semua jenis kompetensi dan hasil belajar sudah
dirumuskan oleh tim pengembang kuikilim, seperti standar
kompetensi,kompetensi dasar,hasil belajar dan indikator. Jadi guru
tinggal mengidentifikasi kompetensi mana yang akan di nilai.
c) Menyusun kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betul-betul
representatif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah di berikan
oleh guru kepada peserta didik. Jika materi penilaian tidak relevan
dengan materi pelajaran yang telah diberikan,maka akan berakibat hasil
penilaian itu kurang baik. Begitu juga materi penilaian terlalu banyak
dibandingkan dengn materi pelajaran, maka akan berakibat sama.
Untuk itu guru harus menyusun kisi-kisi.
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi
item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang
kemampuan tertentu. Fungsi kisi-kisi adalah pedoman untuk menulis
soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Sebenarnya format kisi-
kisi tidak ada yang baku, karena itu banyak model format yang
dikembangkan para pakar evaluasi. Format kisi-kisi soal dibagi 2
komponen pokok, yaitu komponen identitas dan komponen matriks.
1) Komponen identitas,
Di tulis di bagian atas matriks
Meliputi jenis/ jenjang sekolah, jurusan/ program studi, bidang
studi/ mata pelajaran, tahun ajaran dan semester, kurikulum acuan,
alokasi waktu, jumlah soal keseluruhan, dan bentuk soal.
2) Komponen matriks.
Dibuat dalam bentuk kolom yang sesuai
Terdiri dari kompetensi dasar, materi, jumlah soal, jenjang
kemampuan, indikator dan nomor urut soal.
d) Mengembangkan draft instrument
Mengembangkan draft instumen penilaian merupakan salah satu
langkah penting dalam prosedur penilaian. Instrumen penilaian dapat
disusun dalam bentuk tes maupun non tes. Dalam bentuk tes berarti
guru harus membuat soal. Sedangkan dalam bentuk non tes, guru dapat
membuat angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, studi
dokumentasi, skala sikap, penilaian bakat,minat,dsb.
e) Uji coba dan analisis soal
Jika semua soal sudah di susun dengan baik, maka perlu diuji
cobakan terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya untuk mengetahui
soal-soal mana yang perlu di ubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama
sekali, serta soal-soal mana yang baik untuk dipergunakan selanjutnya.
Dalam melaksanakan uji coba soal, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain:
1) Ruangan tempatnya hendaknya diusahakan seterang mungkin, jika
perlu dibuat papan pengumuman diluar agar orang lain tahu bahwa
ada tes sedang berlangsung.
2) Perlu disusun tata tertib pelaksanaan tes, baik yang berkenaan
dengan peserta didik,guru,pengawas maupun teknis pelaksanaan tes.
3) Para pengawas harus mengotrol pelaksanaan tes dengan ketat,
teetapi tidak menganggu suasana tes.
4) Waktu yang digunakan harus sesuai dengan banyaknya soal yang
diberikan.
5) Peserta didik harus benar-benar patuh dengan semua petunjuk dan
perintah dari penguji.
6) Hasil uji coba hendaknya diolah, dianalisis, dan di administrasikan
dengan baik
f) Revisi dan merakit soal (instumen baru)
Setelah diuji coba dan dianalisis, kemudian di revisi sesuai dengan
proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Berdasarkan hasil
revisi soal, barulah dilakukan perakitan soal menjadi suatu instrumen
yang terpadu. Untuk itu, semua hal yang dapat mempengaruhi validitas
skor tes,seperti nomor urut soal, pengelompokan bentuk soal, penataan
soal, dan sebagainya.
2. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan evaluasi
sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan evaluasi telah di
singgung semua hal yang berkaitan dengan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi
sangat bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Dalam pelaksanaan
tes maupun nontes tersebut akan berbeda satu dangan lainnya, sesuai
dengan tujuan dan fungsinya masing-masing.
Dalam pelaksanaan tes lisan , misalnya guru harus memperhatikan
tempat tes diadakan. Tempatnya harus tenang, enak dipandang dan tidak
menyeramkan, sehingga peserta didik tidak takut dan gugup. Guru harus
dapat menciptakan suasana yang kondusif dan komunikatif, tetapi bukan
berarti menciptakan suasana tes lisan menjadi suasana diskusi, debat atau
ngobrol santai. Dan informasi keseluruhan aspek kepribadian dan
prestasi belajar peserta didik yang meliputi :
a) Data pribadi (personal) peserta didik, seperti nama, tempat dan tanggal
lahir, jenis kelamin, golongan darah, alamat dan lain-lain.
b) Data tentang kesehatan peseeta didik, seperti pengihatan, pendengaran,
penyakit yang sering diderita dan kondisi fisik.
c) Data tentang prestasi belajar (achievement) peserta didik di sekolah.
d) Data tentang sikap (attitude) peserta didik, seperti sikap terhadap teman
sebaya, sikap terhadap kegiatan pembelajaran, sikap terhadap guru dan
kepala sekolah, serta sikap terhadap lingkungan sosial.
e) Data tentang bakat (aptitude) peserta didik seperti ada tidaknya bakat
di bidang olah raga, keterampilan mekanis, manajemen kesenian dan
keguruan.
f) Persoalan penyesuaian(adjustment), seperti kegiatan anak dalam
organisasi di sekolah, forum ilmiah, olah raga dan kepanduan.
g) Data tentang minat (interest) peserta didik.
h) Data tentang rencana masa depan perserta didik yang dibantu oleh guru
dan orang tua sesuai dengan kesanggupan anak.
i) Data tentang latar belakang keluarga peserta didik, seperti perkerjaan
orang tua, penghasilan tetap tiap bulan, kondisi lingkungan serta
hubungan peserta didik dengan orang tua dan saudara-saudaranya.

Tujuan untuk melaksanakan evaluasi adalah untuk mengumpulkan


data. Ada beberapa hal yang memungkinkan timbulnya kesalahan-
kesalahan dalam pengumpulan data yaitu sebagai berikut :
a) Kesalahan-kesalahan yang mungkin ditimbulkan karena kurang
sempurnanya instrumen evaluasi.
b) Kesalahan-kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang
sempurnanya prosedur pelaksanaan evaluasi yang dilakukan.
c) Kesalahan yang mungkin ditimbulkannya oleh kurang sempurnanya
cara pencatatan hasil evaluasi.

3. Monitoring Pelaksanaan evaluasi


Langkah ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan evaluasi
pembelajaran telah sesuai dengan perancanaan evaluasi yang telah
ditetapkan atau belum. Tujuannya untuk mencegah hal-hal yang negatif
dan meningkatkan efisiensi pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai
dua fungsi. Pertama, untuk melihat elevansi pelaksanaan evaluasi dengan
perencanaan evaluasi. Kedua, untuk melihat hal-hal apa yang terjadi
selama pelaksanaan evaluasi dilaksanakan.[8]

4. Pengolahan Data
Langkah pengolahan data dilakukan untuk memberikan makna
terhadap data yang ada pada kita. Macam-macam jenis pengolahan yang
dapat dilihat bahwa ada beberapa macam jenis pengolahan yang dapat
dilakukan terhadap sekumpulan data .Pengolahan yang kita hadapi
sekarang sebagai seorang evaluator adalah menentukan pengolahan mana
sajakah yang harus kita lakukan terhadap sekumpulan data pada sat
tertentu. Fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu
disadari bahwa untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang diri
seorang yang sedang di evaluasi adalah langkah pengolahan data.[9]
Ada dua jenis penafsiran data, yaitu:
a) Penafsiran kelompok, adalah penafsiran yang dilakukan untuk
mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi,
seperti prestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok
terhadap guru dan materi pelajaran yang di berikan serta distribusi nilai
kelompok.
b) Tujuan utamanya adalah sebagai persiapan utuk melaksanakan
penafsiran kelompok, untuk mengetahui sikap sikap tertentu pada
kelompok dan untuk mengadakan pertandingan antar kelompok.
Penafsiran individual adalah penafsiran yang hanya dilakukan secara
perorangan. Misalnya dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan atau
situasi klinis lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk melihat tingkat
kesiapan peserta didik (readines), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar,
dan kesulitan-kesulitan yang di hadapinya.

5. Pelaporan Hasil Evaluasi


Laporan merupakan bukti sejauh mana tujuan pendidikan yang
diharapkan oleh anggota masyarakat,khususnya orangtua peserta didik
dapat tercapai. Pada akhir penggal waktu proses pembelajaran, antara lain
akhir catur wulan, akhir semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang
persekolahan diperlukan suatu laporan kemajuan peserta didik, yang
selanjutnya merupakan laporan kemajuan sekolah. Laporan ini akan
memberikan bukti sejauh mana tujuan pendidikan yang diharapkan oleh
anggota masyarakat khususnya orang tua peserta didik dapat tercapai.
Laporan terbagi atas:[10]
a) Laporan kemajuan umum
Berbentuk fisik,dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan seperti
pameran dan pertandingan pameran diisi dengan:
Menunjukan karya ilmiah, misalnya : laporan kunjungan
tempat,laporan pekerjaan laboratorium,laporan penemuan baru.
Menunjukan karya seni, seni lukis,seni tari,seni drama,seni hasil
karya bengkel.
Berbentuk media, laporan dalam bentuk media cetak maupun
media elektronika.
b) Laporan kemajuan khusus
Bersifat pribadi.laporan ditunjukan khusus untuk orangtua peserta
didik. Laporan disampaikan melalui:
Pertemuan dengan orangtua peserta didik
Dengan adanya pertemuan tatap muka ,kedua belah pihak akan
membagi informasi tenteng peserta didik.Sehingga masalah yang
dihadapi di sekolah maupun dirumah bias dicari jalan keluarnya
demi keberhasilan peserta didik.
Buku laporan kemajuan atau buku rapor
Dalam buku rapor mencakup hasil kegiatan individu yang
menyangkut penembangan kogintif (proses berpikir), psikomotorik
(ketrampilan),dan afektif(apresiasi, kreatifitas, ketelitian, kerjasa
ma, kecermatan, dan sebagainya).

6. Penggunaan hasil Evaluasi


Salah satu pengguanan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan yang
dimaksudkan untuk memberikan feedback kepada semua pihak yang
terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara umum terdapat lima penggunaan hasil evaluasi untuk keperluan
berikut:[11]
a) Laporan Pertanggungjawaban, dengan asumsi banyak pihak yang
berkepentingan terhadap hasil evaluasi, oleh karena itu laporan ke
berbagai pihak sebagai bentuk akuntabilitas publik.
b) Seleksi, dengan asumsi setiap awal dan akhir tahun terdapat peserta
didik yang masuk sekolah dan menamatkan sekolah pada jenjang
pendidikan tertentu dimana hasil evaluasi dapat digunakan untuk
menyeleksi baik ketika masuk sekolah/jenjang atau jenis pendidikan
tertentu, selama mengikuti program pendidikan, pada saat mau
menyelesaikan jenjang pendidikan, maupun ketika masuk dunia kerja.
c) Promosi, dengan asumsi prestasi yang diperoleh akan diberikan ijazah
atau sertifikat sebagai bukti fisik setelah dilakukan kegiatan evaluasi
dengan kriteria tertentu baik aspek ketercapaian komptensi dasar,
perilaku dan kinerja peserta didik.
d) Diagnosis, dengan asumsi hasil evaluasi menunjukkan ada peserta didik
yang kurang mampu menguasai kompetensi sesuai dengan kriteria yang
yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan diagnosis untuk mencari
faktor-faktor penyebab bagi peserta didik yang kurang mampu dalam
menguasai komptensi tertentu sehingga diberikan bimbingan atau
pembelajaran remedial. Bagi yang telah menguasai kompetensi lebih
cepat dari peserta didik yang lain, mereka juga berhak mendapatkan
pelayanan tindak lanjut untuk mengoptimalkan laju perkembangan
mereka.
e) Memprediksi Masa Depan Peserta Didik, tujuannya adalah untuk
mengetahui sikap, bakat, minat dan aspek-aspek kepribadian lainnya
dari peserta didik, serta dalam hal apa peserta didik diangap paling
menonjol sesuai dengan indikator keunggulan, agar dapat dianalisis dan
dijadikan dasar untuk pengembangan peserta didik dalam memilih
jenjang pendidikan atau karier pada masa yang akan datang.

You might also like