You are on page 1of 22

REFLEKSI KASUS April, 2017

MORBILI + DIARE TANPA DEHIDRASI

Nama : Yeyen Hastriam Akram


No. Stambuk : N111 16 116
Pembimbing : dr. Kartin Akune, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

Morbili merupakan penyakit endemik dan sangat infeksius yang


disebabkan oleh virus yang umumnya menyerang anak-anak. Virus ini merupakan
virus RNA, termasuk dalam genus morbilivirus dan famili paramyxovirus.
Penularan virus morbili terjadi secara droplet.1,2
Morbili ditandai oleh tiga stadium yaitu; (1) stadium prodromal/
kataral (2) stadium erupsi dan (3) stadium konvalensesi. 2,3
Penyakit morbili di Indonesia sampai saat ini masih merupakan
masalah kesehatan yang perlu ditangani, karena kasus morbili masih tinggi dan
hampir disemua daerah masih melaporkan adanya wabah dengan angka
kesakitan dan kematian yang cukup tinggi. Di indonesia, menurut survei
kesehatan rumah tangga campak menduduki tempat ke-5 dalam urutan 10 macam
penyakit utama pada bayi dan pada anak umur 1-4 tahun. Morbili merupakan
penyakit endemis terutama di negara sedang berkembang. Di indonesia campak
sudah dikenal sejak lama dan epidemiologinya terjadi tidak teratur. Wabah rentan
terjadi pada anak yang memiliki status gizi kurang baik. 3,4
Penyakit morbili merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dan
jarang menimbulkan kematian bagi penderitanya, tetapi bila terjadi komplikasi
maka angka kematian meningkat. Komplikasi dapat terjadi pada morbili adalah
bronkopneumonia, gastroenteritis, encepalitis, otitis media, mastoiditis, laringitis
akut dan gangguan gizi. 1
Pencegahan morbili bisa dilakukan dengan imunisasi aktif, imunisasi
pasif, dan isolasi penderita. 2
Berikut akan dilaporkan sebuah kasus mengenai Morbili pada
pasien anak yang dirawat di Rumah Sakit Wirabuana Palu.

2
BAB II
KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. S L
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/Usia : 13 November 2016/ 4 tahun
Alamat : Maleo
Agama : Islam
Waktu Masuk : Rabu, 29 Maret 2017, Pukul 28.10
Tempat Pemeriksaan : RS Wirabuana, Palu
Identitas Orang Tua :
Nama Ibu : Ny. J
Pekerjaan : IRT
Alamat : Maleo

B. ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS & ALLOANAMNESIS)


a. Keluhan Utama
Demam

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien masuk dengan keluhan demam yang dialami sejak
kurang lebih 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam naik turun,
demam turun dengan pemberian obat penurun panas namun kemudian
demam naik lagi. Demam tidak disertai menggigil maupun kejang.
Tidak ada mimisan, tidak ada gusi berdarah.
Pasien mengalami batuk berdahak dan flu sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Tidak ada sesak napas, tidak ada nyeri
dada dan tidak ada nyeri menelan. Menurut ibu pasien ruam
kemerahan muncul 1 hari sebelum masuk rumah sakit yang terasa
gatal. Awalnya timbul di bagian muka kemudian menjalar di bagian

3
leher, dada, punggung dan diseluruh badan. Mata pasien kemerahan
dan sering mengeluarkan air mata. Selain itu, pasien juga mengalami
batuk disertai lendir berwarna putih dan beringus sejak 5 hari sebelum
masuk rumah sakit. Muntah 1 kali yang berisi makanan dialami pasien
saat pasien berada di rumah sakit. Pasien malas makan. Buang air
besar cair >3 kali dalam sehari yang dialami sehari setelah masuk
rumah sakit, tidak berlendir dan tidak berdarah nafsu makan dan
minum bagus. Buang air kecil lancar.

c. Riwayat Penyakit Sebelumnya


Ibu Pasien mengaku, anak Tidak pernah mengalami
penyakit yang sama sebelumnya

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Saat ini, di lingkungan keluarga pasien, tidak ada keluhan serupa
dan mengelak adanya anggota keluarga yang menderita sakit.

e. Riwayat Sosial-Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga dengan sosial-ekonomi
menengah ke-atas. : orang tua pasien memiliki rumah sendiri, dengan
lantai kramik, diding terbuat dari semen . Terdapat 3 buah kamar
tidur, dan 2 buah kamar mandi.

f. Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan


Pasien bayi perempuan yang aktif. Pasien tinggal di lingkungan
rumah yang padat. Di lingkungan rumahnya orang tua pasien
mengaku anak dari tetangga menderita penyakit morbili 2 minggu
yang lalu.

g. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

4
Pasien lahir secara spontan di RS, cukup bulan, dan dibantu oleh
dokter. Berat badan lahir 3500 gram, panjang badan 50 cm. Selama
kehamilan, ibu pasien tidak menderita sakit ataupun masalah lainnya.
Ibu pasien rajin melakukan kontrol ke puskesmas, sebanyak 4 kali.
Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara (anak pertama berusia
10 tahun).

h. Kemampuan dan Kepandaian Bayi


Tumbuh dan kembang anak sesuai dengan usianya, dan saat ini
anak tidak mengalami keterlambatan tumbuh dan kembang.
Pertama kali tengkurap : 3 bulan

i. Anamnesis Makanan
Pasien mendapatkan ASI hingga sekarang, bubur saring belum
diberikan.

j. Riwayat Imunisasi
- Vaksin Hepatitis B : Usia 0 bulan, 1 bulan.
- Vaksin Polio : Usia 0 bulan, 2 bulan, 4 bulan.
- Vaksin BCG : Usia 1 bulan.
- Vaksin DPT : Usia 2 bulan, 4 bulan.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Berat Badan : 5,5 kg
Tinggi Badan : 57 cm
Status Gizi : Gizi Baik
Tanda Vital :
Denyut Nadi : 145/menit, kuat angkat, irama reguler
Respirasi :46/menit, pola pernapasan reguler

5
Suhu axilla : 38,5 0C

1. Kulit:
Warna : Sawo matang,sianosis (-)
Efloresensi : Tampak ruam makulopapular pada wajah
leher dan seluruh tubuh
Turgor : Segera kembali
Kelembaban : Cukup

2. Kepala:
Bentuk : Normocephalus
Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, tebal,
alopecia (-)
3. Mata:
Konjungtiva : Anemis (+/+)
Sklera : Ikterik (-/-)
Refleks cahaya : (+/+)
Refleks kornea : (+/+)
Pupil : Bulat, isokor
Exophthalmus : (-/-)
Cekung : (+/+)

4. Hidung:
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Epistaksis : tidak ada
Rhinorrhea : (+)

5. Mulut:
Bibir : Kering (-), sianosis (-), stomatitis (-)
Gigi : Tidak ditemukan karies
Gusi : Tidak ditemukan adanya perdarahan

6
6. Lidah:
Tremor : (-)
Kotor/Berselaput : (-)
Warna : Merah muda

7. Telinga:
Sekret : Tidak ditemukan
Serumen : Minimal
Nyeri : Tidak ada

8. Leher:
Kelenjar getah bening : Pembesaran (- /-), nyeri tekan (-)
Kelenjar Tiroid : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)
Trake a : Posisi central
Kaku Kuduk : (-)
Faring : Hiperemis (-)
Tonsil : T1-T1

9. Toraks:
a. Dinding Dada/Paru:
Inspeks : Ekspansi paru simetris bilateral (kanan = kiri),
tampak retraksi(-), jejas (-), bentuk normochest,
pola pernapasan kesan normal.
Palpasi : Ekspansi dada simetris, vocalfremitus simetris
kanan = kiri, nyeri tekan (-).
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Bronchovesicular (+/+)
Suara napas tambahan: Ronkhi (-/-),Whezzing (-/-)
b. Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

7
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V arah medial
linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas atas: SIC II linea midclavicularis dextra et
parasternalis sinistra
Batas kiri: SIC V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan: SIC V linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler, bunyi
tambahan: murmur (-), gallop (-).

10. Abdomen:
Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen, dullness (+)
pada area hepar & lien. Asites (-)
Palpasi : Nyeri tekan(-), distensi (-), meteorismus (-).
Hati : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Tidak teraba

11. Anggota Gerak:


a. Ekstremitas superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
b. Ekstremitas inferior:Akral hangat (+/+), edema (-/-)
12. Genitalia: Dalam batas normal
+/+
13. Otot-Otot: Eutrofi +/+ , kesan normal
++/++ /
14. Refleks: Fisiologis (++/++), patologis (/)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jumat, 29/03/2017
Hasil Rujukan Satuan
Hematologi Rutin
Hemoglobin 11,4 11,5 15,5 g/dl

8
Leukosit 3,6 4,5 14,5 103/uL
Eritrosit 4,44 4 5,2 106/uL
Trombosit 216 150 450 103/uL
Hematokrit 34,7 35 45 %

E. RESUME
Pasien anak perempuan umur 4bulan, berat badan 5,5 kg, tinggi
badan 57 cm, status gizi baik, masuk rumah sakit dengan keluhan Febris (+)
sejak 6 hari yang lalu. Timbul ruam makulopapular sehari setelah masuk
rumah sakit yang dimulai dari belakang telinga, kemudian daerah wajah
, menjalar di bagian leher, dada, punggung dan diseluruh badan. Pasien
mengalami konjungtivitis (+), batuk berlendir (+) dan flu 5 hari sebelum
masuk rumah sakit. Vomitus(+) saat berada di rumah sakit. Pasien malas
makan. saat berada di rumah sakit.. Diare (+) mata cekung (+/+)

Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,5C. Tampak ruam


makulopapular di seluruh badan (+). Faring tampak hiperemis (+), Rhinorea
(+)

F. DIAGNOSIS
a. Diagnosis kerja : Morbili + Diare tanpa dehidrasi

G. TERAPI
Non-Medikamentosa
- Kompres air hangat jika demam.
- Anak diajurkan cukup minum, berikan cairan yang mengandung
elektrolit seperti jus buah, oralit atau air tajin.
Medikamentosa
- IVFD RL 16 tpm
- Vit A 1 X 50 000 IU
- Puyer batuk 3x1pulv

9
Amroxol 2,5 mg
CTM 0,5 mg
- Paracetamol 4x cth
- Oralit
- Zink 1x 20 mg

H. FOLLOW UP
Hari/Tanggal: Kamis, 30 Maret 2017 (PH-1)
S Demam hari ke-7
Badan lemas (+),muntah (-),batuk berlendir (+), sesak (-),
mual (-), muntah (-), bercak koplik (-), mata merah dan
gatal (+), BAB (+) 2 kali, BAK lancar
O Keadaan Umum: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Denyut Nadi : 140 x/menit, kuat angkat
Respirasi : 40 x/menit
Suhu Tubuh : 38,4 C
Berat Badan : 5,5 kg
Tinggi Badan : 57 cm
Status Gizi : Gizi Baik
Paru
- Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral
- Palpasi : Vocal Fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Sonor +/+
- Auskultasi : Bronchovesicular +/+, Ronkhi -/-,
Wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V
arah medial linea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler,
bunyi tambahan: murmur (-), gallop (-).
Abdomen
- Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
- Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
- Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen,
dullness (+) pada area hepar & lien.
- Palpasi : Nyeri tekan (-), meteorismus (-).
organomegaly (-).
Pemeriksaan Lain
- Kulit :Tampak ruam makulopapular

10
eritem di wajah, leher, dada,
punggung, perut, tangan, dan kaki
- Mata : Konjungtiva hiperemis (+/+), cekung
(+/+)
- Lidah kotor : (-)
- Ekstremitas : Akral hangat
- Turgor : Kembali segera
-
Hasil Laboratorium:
DR: 29/03/2017
HB : 11,4 g/dL
WBC : 3,6 103/uL
RBC : 4,44 106/uL
PLT : 216 103/uL
HCT : 34,7 %
A Morbili + Diare Tanpa Dehidrasi
P - IVFD RL 11 tpm
- Vit A 1 X 50 000 IU
- Puyer batuk 3x1pulv
Amroxol 2,5 mg
CTM 0,5 mg
- Paracetamol 4xcth
- Oralit / bab cair
- Zink 20 mg x1

Hari/Tanggal: Minggu, 26 Maret 2017 (PH-2)


S Demam hari ke-8
Badan lemas (+),muntah (-),batuk berlendir (+), sesak (-),
mual (-), muntah (-), bercak koplik (-), mata merah dan
gatal (+), BAB (+) biasa, BAK lancar
O Keadaan Umum: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Denyut Nadi : 145 x/menit, kuat angkat
Respirasi : 42 x/menit
Suhu Tubuh : 39,6 C
Berat Badan : 5,5 kg
Tinggi Badan : 57 cm
Status Gizi : Gizi Baik
Paru
- Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral

11
- Palpasi : Vocal Fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Sonor +/+
- Auskultasi : Bronchovesicular +/+, Ronkhi -/-,
Wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V
arah medial linea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler,
bunyi tambahan: murmur (-), gallop (-).
Abdomen
- Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
- Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
- Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen,
dullness (+) pada area hepar & lien.
- Palpasi : Nyeri tekan (-), meteorismus (-).
organomegaly (-).
Pemeriksaan Lain
- Kulit :Tampak ruam makulopapular
eritem di wajah, leher, dada,
punggung, perut, tangan, dan kaki
- Mata : Konjungtiva hiperemis (+/+), cekung
(-/-)
- Lidah kotor : (-)
- Ekstremitas : Akral hangat
- Turgor : Kembali segera
-
Hasil Laboratorium:
DR: 29/03/2017
HB : 11,4 g/dL
WBC : 3,6 103/uL
RBC : 4,44 106/uL
PLT : 216 103/uL
HCT : 34,7 %
A Morbili + Diare Tanpa Dehidrasi
P - IVFD RL 11 tpm
- Vit A 1 X 50 000 IU
- Puyer batuk 3x1pulv
Amroxol 2,5 mg
CTM 0,5 mg

12
- Paracetamol 4xcth
- Oralit / bab
- Zink 20 mg x1

Hari/Tanggal: Senin, 27 Maret 2016 (PH-3)


S Demam hari ke-9, Bebas demam hari pertama
Badan lemas (-),muntah (-),batuk berlendir (+), sesak (-),
mual (-), muntah (-), bercak koplik (-), mata merah dan
gatal (-), BAB (+) 2 kali, BAK lancar
O Keadaan Umum: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Denyut Nadi : 145 x/menit, kuat angkat
Respirasi : 45 x/menit
Suhu Tubuh : 36,5 C
Berat Badan : 5,5 kg
Tinggi Badan : 57 cm
Status Gizi : Gizi Baik
Paru
- Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral
- Palpasi : Vocal Fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Sonor +/+
- Auskultasi : Bronchovesicular +/+, Ronkhi -/-,
Wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V
arah medial linea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler,
bunyi tambahan: murmur (-), gallop (-).
Abdomen
- Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
- Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
- Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen,
dullness (+) pada area hepar & lien.
- Palpasi : Nyeri tekan (-), meteorismus (-).
organomegaly (-).
Pemeriksaan Lain
- Kulit :Tampak ruam makulopapular
eritem di wajah, leher, dada,
punggung, perut, tangan, dan kaki
- Mata : Konjungtiva hiperemis (+/+), cekung

13
(+/+)
- Lidah kotor : (-)
- Ekstremitas : Akral hangat
- Turgor : Kembali segera
-
Hasil Laboratorium:
DR: 29/03/2017
HB : 11,4 g/dL
WBC : 3,6 103/uL
RBC : 4,44 106/uL
PLT : 216 103/uL
HCT : 34,7 %
A Morbili + Diare Tanpa Dehidrasi
P - Aff infus
- Puyer batuk 3x1pulv
Amroxol 2,5 mg
CTM 0,5 mg
- Paracetamol 4xcth (bila demam)
- Oralit / bab
- Zink 20 mg x1

14
BAB III
DISKUSI KASUS

Morbili/campak merupakan penyakit akut yang sangat menular, yang

terutama menyerang anak. Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan

kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Morbili disebabkan oleh virus

RNA dari famili Paramixofiridae, genus Morbillivirus. Hanya satu tipe antigen

yang diketahui. Selama masa prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam

tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat

tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.7

Masa inkubasi sekitar 10-12 hari jarang masa inkubasi dapat sependek 6-10

hari. Kenaikan ringan pada suhu dapat terjadi 9-10 hari dari hari infeksi dan

kemudian menurun selama sekitar 24 jam. Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium,

yaitu (1,2,3)

1. Stadium Kataral (Prodromal).

Biasanya stadium ini berlangsung selama 4- 5 hari disertai panas

(38,5 C), Malaise, batuk, nasofaringitis, fotofobia, konjungtivitis dan koriza.

Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema,

timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang

dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan

dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya di mukosa bukalis berhadapan dengan

molar bawah. Jarang ditemukan di bibir bawah tengah atau palatum. Kadang-

kadang terdapat makula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium

15
erupsi. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia. Secara klinis,

gambaran penyakit menyerupai influenza dan sering didiagnosis sebagai

influenza. Diagnosis perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada bercak koplik

dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam waktu 2 minggu

terakhir.

2. Stadium Erupsi

Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah

di palatum durum dan palatum mole. Kadang-kadang terlihat pula bercak

koplik. Terjadinya eritema yang berbentuk makula-papula disertai menaiknya

suhu badan. Diantara makula terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema

timbul dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut

dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada

kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari

ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya. Tidak jarang

disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah black

measles, yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung

dan traktus digestivus.

3. Stadium Konvalesensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua

(hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan hilang sendiri. Selain

hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang

bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili.

16
Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema dan eksantema ruam kulit

menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal

kecuali bila ada komplikasi.

Penularan terjadi secara droplet dari 1-2 hari sebelum timbul gejala. Virus

masuk ke dalam limfatik lokal, bebas maupun berhubungan dengan sel

mononuklear dan menuju kelenjar getah bening lokal. Disini virus memperbanyak

diri dengan perlahan dan menyebar ke sel jaringan limforetikuler. Sel

mononuklear yang terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa berinti

banyak dan limfosit T aktif membelah. Pada hari ke 5-6 infeksi masuk ke dalam

pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring, konjungtiva,

saluran nafas, kulit, kandung kemih dan usus. 3,4

Pada hari ke-9 dan ke-10, fokus infeksi berada di epitel saluran napas dan

konjungtiva sehingga muncul gejala seperti common cold dan selaput konjungtiva

tampak hiperemis. Proses peradangan diikuti dengan demam tinggi. Tampak suatu

ulseratif kecil pada mukosa pipi yang disebut bercak koplik yang merupakan

tanda pasti penegakan diagnosis. Pada hari ke 14 akan mulai muncul ruam

mukolopapular selanjutnya daya tahan tubuh menurun. Daerah epitel nasofaring

yang mengalami neksosis akan mudah terjadi infeksi sekunder sehingga dapat

memberikan komplikasi berupa bronkopneumonia dan otitis media.3,4,5

Diagnosis dibuat dari gambaran klinis, selama stadium prodormal, riwayat

kontak dengan penderita. Pada pemeriksaan penunjang, sel raksasa multinuklear

dapat ditemukan pada apusan mukosa hidung. Virus dapat diisolasi pada biakan

17
jaringan. Angka leukosit cenderung rendah dengan limfositosis relatif. Pungsi

lumbal pada penderita dengan ensefalitis campak biasanya menunjukkan kenaikan

protein dan sedikit kenaikan limfosit. Kadar glukosa normal. Bercak koplik

merupakan tanda patognomonis untuk campak.4,5

Penegakan diagnosis pada kasus ini didasarkan pada anamnesis,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Pada kasus ini, pasien datang dengan

keluhan demam naik turun sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit dan saat

datang telah timbul ruam merah 1 hari sebelum masuk rumah sakit, ruam merah

muncul dimulai dari daerah wajah, menjalar di bagian leher, dada, punggung dan

diseluruh badan. Pasien juga mengeluh mata perih hingga sering mengeluarkan air

dan pasien juga mengalami batuk berlendir dan beringus 4 hari sebelumnya.

Pasien juga malas makan. Berdasarkan kepustakaan, morbilli diawali dengan

timbulnya demam yang mendadak, diikuti dengan batuk, coryza,

konjungtivitis,anoreksia dan adanya bercak koplik pada mukosa bukalis. Adanya

bercak koplik menjadi tanda patognomonik dari morbilli.2

Berdasarkan kepustakaan, faktor resiko terjadinya morbili yaitu kontak

dengan penderita 1-2 minggu sebelumnya, tidak mendapatkan vaksin campak saat

usia 9 bulan dan imunosupresi.1,3

Pada kasus ini, saat pasien datang kerumah sakit, kemungkinan pasien

masih dalam stadium prodormal karena ruam makulopapular belum timbul.

Bercak koplik sebagai tanda patognomonik morbilli biasanya didapatkan pada

18
akhir stadium prodromal dan menghilang dalam 24 jam sampai hari kedua setelah

timbulnya rash.3,4

Menurut Emiliaa (2009), campak biasanya meyerang anak di atas 6 bulan,

dikarenakan Maternal antibody akan melindungi bayi terhadap campak selama 6

bulan dan penyakit tersebut akan dimodifikasi oleh tingkat maternal antobodi

yang tersisa sampai bagian pertama dari tahun kedua kehidupan.

Pada pasien kali ini, usia 4 bulan telah mengalami morbili hal ini

dikarenakan:

Selama kehamilan ibu pasien tidak mendapatkan vaksin MMR.

Pasien belum mendapat vaksin ampak.

Pencegahan pada Morbili:

Pencegahan penyakit morbilli dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Imunisasi aktif

Pencegahan utama dengan melakukan imunisasi campak, imunisasi

campak termasuk yang wajib diberikan terhadap anak usia 9 bulan yang

dapat diulang dan termasuk ke dalam program pengembangan imunisasi

(PPI). Imunisasi dapat pula diberikan bersama Mumps dan Rubela (MMR)

pada usia 12-15 bulan. Anak yang telah mendapat MMR tidak perlu

mendapat imunisasi campak ulangan pada usia 6 tahun.2

2. Imunisasi pasif

Campak dapat dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum

dengan dosis 0,25 mL/kgBB diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari

19
sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin. Namun tidak banyak

dianjurkan karena beresiko terjadinya ensefalitis dan aktivasi tuberkulosis.1,2,3

3. Isolasi

Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena

penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita

campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan

lingkungan sekitar.2

Pada morbilli biasanya memberikan komplikasi seperti sebagai berikut :

1. Bronkopnemonia

Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak atau oleh infeksi

sekunder oleh bakteri pneumococcus, streptococcus atau staphylococcus.

Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda,

anak dengan malnutrisi energi protein, penderita penyakit menahun seperti

tuberkulosis, leukemia dan lain-lain. Oleh karena itu pada keadaan tertentu

perlu dilakukan pencegahan.2,3

2. Encephalitis morbili akut

Encephalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka

kematian rendah. Angka kejadian ensefalitis setelah infeksi morbili ialah

1:1000 kasus, sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus morbili

hidup adalah 1,16 tiap 1.000.000 dosis.2

Prognosis dari kasus morbili ini adalah baik karena penyakit ini

merupakan self limiting disease sehingga dalam penatalaksanaanya hanya

dibutuhkan terapi yang berdasarkan gejala. Tetapi jika gejala simptomatiknya

20
tidak diatasi dapat mengakibatkan timbulnya komplikasi sehingga dapat

mengakibatkan prognosis yang buruk. Pada kasus ini prognosis baik karena

tanpa adanya penyulit.7

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Soedarma SP. Garna H. Hadinegoro SR. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak:
Infeksi dan Penyakit Tropis Edisi 1. Jakarta : IDAI. 2002.
2. TH, Tampengan, IR, Laurent. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Jakarta :
EGC. 2007.
3. Widagdo. Masalah Dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Sagung
Seto. 2002.
4. Hasan R. dkk. Buku Kuliah 2, Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta. 2005.
5. Arvin. Behrman. Kliegman. Nelson Ilmu Kesehatan Anak volume 2 Edisi 15.
EGC: Jakarta; 2000.
6. Permana, Adhy, dkk. The Disease: Diagnosis & Terapi. Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta; 2010.
7. Haryowidjojo. Demam Campak. Htttp://www.Pediatrik.com. [diakses 20
Oktober 2014]

22

You might also like