You are on page 1of 24

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM RESPIRASI

OLEH :

KELOMPOK II (DUA)

RISKIYANTI EKA SAPUTRI NURDIN F1F1 13 134

NURUL RIZKIAH F1F1 13 041

WD. INDAH WULAN H.H. F1F1 13 058

YUSNI OKTAVIANI TIMUNG F1F1 13 091

NENCY SIKKU F1F1 13 161

RIA AGUS IKO F1F1 13 047

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas pengetahuan dan ilmu

yang telah di anugerahkan sehingga tugas makalah "Sistem Respirasi" ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Dengan selesainya makalah "Sistem Respirasi" ini, kami mengharapkan

akan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dan juga sebagai bahan

referensi bagi mereka yang membutuhkan informasi.

Kami sadar bahwa makalah "Sistem Respirasi" ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan berupa saran dan

kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Kendari, Agustus 2017

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Respirasi
B. Fungsi Sistem Respirasi
C. Organ Respirasi
D. Mekanisme Pernapasan
E. Penyakit pada Sistem Pernapasan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia. Struktur

tubuh manusia sangat penting untuk diketahui karena hal ini akan berhubungan

dengan sesuatu yang terjadi pada tubuh. Dalam struktur tubuh manusia terdapat

beberapa system, salah satunya adalah system respirasi/pernafasan. Organ yang

berperan penting dalam proses respirasi adalah paru paru/pulmo.

Bernapas adalah bagian yang sangat penting dari aktivitas makhluk hidup.

Tanpa bernapas, manusia akan mati. Tahukah anda bahwa bernapas itu penting?

Bernpas adalah salah satu bentuk kegiatan tubuh guna menghasilkan energi untuk

hidup. Usaha yang masuk lewat sistem pernapasan akan digunakan untuk proses

oksidasi biologi, yaitu proses yang menghasilkan energi dengan memecah

molekul yang lebih kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, terutama

molekul gula sederhana diuraikan menjadi karbondioksida dan uap air.

Energi yang terbentuk dari hasil oksidasi biologi akan digunakan untuk

proses-proses aktivitas hidup antara lain untuk bergerak, melakukan pertumbuhan

dan perkembangan, proses reproduksi, dan mengatur suhu tubuh serta aktivitas

hidup yang lain. Itulah sebabnya, mengapa bernapas merupakan hal yang sangat

penting bagi makhluk hidup.

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang

digunakan untuk pertukaran gas. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan

pada berbagai jenis makhluk hidup. Akan tetapi, dari berbagai macam bentuk,
organ serta fungsinya, sebagian besar dari kita tidak mengetahui bagaimana

proses dari sistem pernapasan tersebut. Untuk lebih jelasnya lagi, berikut akan

diuraikan tentang sistem respirasi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan sistem respirasi ?

2. Apa fungsi sistem respirasi ?

3. Apa saja organ respirasi ?

4. Bagaimana mekanisme pernapasan ?

5. Apa saja penyakit pada sistem respirasi ?

C. Tujuan

`Tujuan penulisan makalah ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian sistem respirasi

2. Untuk mengetahui fungsi sistem respirasi

3. Untuk mengetahui organ respirasi

4. Untuk mengetahui mekanisme pernapasan

5. Untuk mengetahui penyakit pada sistem respirasi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Respirasi / Pernapasan

Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan

karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel

mengambil oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-

senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-

senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, pernapasan juga dapat di

artikan sebagai proses untuk menghasilkan energi.

Pernapasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Pernapasan Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan

oksigen dan pengeluaran karbondioksida serta uap air antara organisme

dan lingkungannya.

2. Pernapasan Internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu

sitoplasma dan mitokondria.

Gambar 1. Sistem Pernapasan Manusia


Sistem pernapasan terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan

dengan pernapasan. Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah,

kemudian di angkut ke jaringan. Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah

dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dinapaskan ke luar udara.

B. Fungsi Sistem Respirasi

Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan

pengambilan oksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan karbon

dioksida terlepas dari dara ke udara bebas. Meskipun fungsi utama system

pernapasan adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida, masih ada fungsi-

fungsi tambahan lain yaitu :

1. Tempat menghasilkan suara

2. Untuk meniup

3. Homeostatis (pH darah)

4. Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen (miksi, defekasi,

partus)

C. Organ Respirasi

Pada manusia, pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang

terdapat dalam tubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-

sel tubuh. Struktur organ atau bagian-bagian alat pernapasan pada manusia

terdiri atas Rongga hidung, Farings (Rongga tekak), Larings (kotak suara),

Trakea (Batang tenggorok), Bronkus dan Paru-paru. Alat pernapasan manusia

terdiri atas beberapa organ, yaitu:


1. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Gambar 2. Rongga Hidung

Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat

di tengah menjadi rongga hidung kiri dan kanan. Hidung meliputi bagian

eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga

hidung sebagai alat penyalur alat penyalur udara.

Di bagian depan berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung)

anterior dan di belakang berhubungan dengan bagian atas farings

(nasofaring). Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi bagian

vestibulum, yaitu bagian lebih lebar tepat di belakang nares anterior, dan

bagianrespirasi.

Permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri

adanya kelenjar sabesa besar, yang meluas ke dalam vestibulum nasi

tempat terdapat kelenjar sabesa, kelenjar keringat, dan folikel rambut

yang kaku dan besar. Rambut ini berfungsi menapis benda-benda kasar

yang terdapat dalam udara inspirasi. Terdadapat 3 fungsi rongga hidung :


i. Dalam hal pernafasan = udara yang di inspirasi melalui rongga

hidung akan menjalani 3 proses yaitu penyaringan (filtrasi),

penghanatan, dan pelembaban.

ii. Ephithelium olfactory = bagian meial rongga hidung memiliki fungsi

dalam penerimaan bau

iii. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara- suara

fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonasi.

Pada potongan frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah

alpukat, terbagi dua oleh sekat (septum mediana). Dari dinding

lateral menonjol tiga lengkungan tulang yang dilapisi oleh mukosa,

yaitu konka nasalis superior, konka nasalis medius, dan konka

nasalis inferior.

2. Faring (Tenggorokan)

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan

2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran

pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.

Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat

terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan

menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.

Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran

pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.

Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas,
dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan

kesehatan.

Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar

masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga

menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara percakapan.

3. Pangkal Tenggorokan (laring)

Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring

berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang

rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal

laring.

Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis

pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada

laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat

keluar masuknya udara.

Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk

jakun. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok

(epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal

tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka. Pada pangkal tenggorok

terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru, misalnya

pada waktu kita bicara.


Gambar 3. Laring

4. Batang Tenggorokan (Trakea)

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya 10 cm, terletak sebagian di

leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku,

dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia.

Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran

pernapasan.

Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di

dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok

(bronkus). Di dalam paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi

menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa

gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru (alveolus).


Gambar 4. Trakea

5. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan

dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya

tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang

lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus

bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.

Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus

sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus

bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer)

bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus

sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling


kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus

mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah dalam alveolus inilah

oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkus adalah

menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.

6. Bronkiolus

Bronkeolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan

salurannya lebih tipis. Bronkeolus bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih

halus.

7. Alveolus

Saluran akhir dari saluran pernafasan yang berupa gelembung-gelembung

udara. Dinding aleolus sanat tipis setebal silapis sel, lembap dan berdekatan

dengan kapiler- kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya

luasnya daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada

bagian alveolus inilah terjadi pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel

darah, sedangkan perukaran CO2 dari sel-sel tubuh ke udara bebas terjadi.

Gambar 5. Alveolus
Pertukaran Gas dalam Alveolus

Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi diambil dari udara yang kita hirup

pada waktu kita bernapas. Pada waktu bernapas udara masuk melalu saluran

pernapasan dan akhirnyan masuk ke dalam alveolus. Oksigen yang terdapat

dalam alveolus berdifusi menembus dinding sel alveolus. Akhirnya masuk ke

dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah

menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.

Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin

kembali menjadi hemoglobin. Karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan

diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang akhirnya sampai pada

alveolus Dari alveolus karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran pernapasan

pada waktu kita mengeluarkan napas. Dengan demikian dalam alveolus terjadi

pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan karnbondioksida keluar.

8. Paru-paru (Pulmo)

Gambar 6. Pulmo

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping

dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang

berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster)
yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2

lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput

bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura

visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan

tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh

bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak

mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian

ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus

terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian

menjadi duktus alveolaris.Pada dinding duktus alveolaris mangandung

gelembung-gelembung yang disebut alveolus.

Kapasitas Paru-Paru

Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan

biasa disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada

orang dewasa lebih kurang 500 ml. Volume udara tidal orang dewasa pada

pernapasan biasa kira-kira 500 ml. ketika menarik napas dalam-dalam maka

volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 ml. Udara ini dinamakan

udara komplementer. Ketika kita menarik napas sekuat-kuatnya, volume udara

yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini dinamakan udara

suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi masih

ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara sisa

ini dinamakan udara residu. Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital +

volume residu =4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria.


Volume Udara Pernafasan

Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500

cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.

Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses

bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak

dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau

udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat

dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.

Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan

menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc

volume udara pernapasan (kapasitas tidal = 500 cc). Kapasitas tidal adalah

jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada pernapasan normal. Dalam

keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500

cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume =

1500 cc). Lihat skema udara pernapasan berikut ini.

D. MEKANISME PERNAPASAN

Mekanisme Pertukaran Gas O2 dan CO2

Bernafas yaitu emngabil dan mengeluarkan udara pernapasan melalui

paru-paru. Kemudian arti yang lebih khusus adalah pertukaran gas yang terjadi

didala sel dengan lingkungannya. Pada pernapasan langsung, pengambilan

udara pernapasan dilakukan secara langsung oleh permukaan tubuh danj pada

peranpasan tidak langsung adalah melalui saluran pernapasan.


Manusia bernapas secara tidak langsung, artinya udar pernapasan tidak

bertdifusi langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat

berlangsungya difusi gas tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa

gelembung paru-paru. Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia

berlangsung melalui dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan

dalam (internal).

E. PENYAKIT PADA SISTEM RESPIRASI

Asma bronkial adalah penyakit obstruksi jalan nafas, yang dapat pulih dan

intermiten yang ditandai oleh penyempitan jalan nafas, mengakibatkan dispnea,

batuk, mengi. Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang

ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi

aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus. Asma bronkial adalah penyakit

jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon

dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.

Asma bronkial adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel,

terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi atauperadangan dan hiperresponsif.

Asma bronkial adalah penyakit pernafasan obstruksi yang ditandai oleh spasme

akut otot polos bronkhiolus, hal ini menyebabkan obstruksi aliran udara dan

penurunan ventilasi alveolus.

Asma bronkial suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang

meningkat dari trachea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan

dengan manifestasi berupa kesukaran bernafas yang disebabkan oleh peyempitan

yang menyeluruh dari saluran nafas.


Etiologi

1. Pemanjangan terhadap alergen tungau, debu rumah, bulu binatang.

2. Pemajan terhadap iritan asap rokok, minyak wangi.

3. Olah raga yang berlebihan

4. Stres atau ekspresi emosional : takut, marah, frustasi.

5. Obat-obat aspirin, anti inflamasi non steroid.

6. Lingkungan kerja : uap zat kimia.

7. Pengawaet makanan : sulfit.

8. Faktor lingkungan : perubahan suhu dalam lingkungan mis: udara dingin

9. Faktor keturunan

10. Infeksi virus saluran napas : influenza .

Fisiologi

Fisiologi pernafasan adalah serangkain proses interaksi dan koordinasi yang

kompleks yang mempunyai peranan sangat penting dalam mempertahankan

kestabilan, atau homeostasis lingkungan internal tubuh kita. Sistem pernafasan

yang berfungsi dengan baik dapat menjamin jaringan memperoleh pasokan

oksigen yang adekuat dan pembuangan karbundioksida yang cepat. Proses ini

sangat rumit, sehingga mekanisme kontrol harus dapat memastikan terpeliharanya

homeostasis sepanjang kondisi lingkungan dan kebutuhan tubuh yang terus

berubah. Pengaturan pertukaran gas antara sel-sel tubuh dan darah yang

bersirkulasi adalah inti dari fisiologi pernafasan.

Fungsi yang kompleks ini tidak mungkin berjalan lancar tanpa adanya

integrasi antara berbagai sistem kontrol fisiologi yang mencakup keseimbangan


asam basa, air dan elektrolit, sirkulasi, dan metabolisme secara fungsional, sistem

pernafasan terdiri atas serangkain proses teratur yang terintegrasi yang

mencakup ventilasi pulmunal (bernafas, pertukaran gas dalam paru-paru dan

jaringan, transpor gas oleh darah, dan regulasi pernafasan secara keseluruhan.

Patofisiologi

Suatu serangan asthma timbul karena seorang yang atopi terpapar dengan

alergen yang ada dalam lingkungan sehari-hari dan membentuk imunoglobulin E

(IgE ). Faktor atopi itu diturunkan. Alergen yang masuk kedalam tubuh melalui

saluran nafas, kulit, dan lain-lain akan ditangkap makrofag yang bekerja sebagai

antigen presenting cell (APC). Setelah alergen diproses dalan sel APC, alergen

tersebut dipresentasikan ke sel Th. Sel Th memberikan signal kepada sel B

dengan dilepaskanya interleukin 2 ( IL-2 ) untuk berpoliferasi menjadi sel plasma

dan membentuk imunoglobulin E ( IgE ).

IgE yang terbentuk akan diikat oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan

basofil yang ada dalan sirkulasi. Bila proses ini terjadai pada seseorang, maka

orang itu sudah disensitisasi atau baru menjadi rentan. Bila orang yang sudah

rentan itu terpapar kedua kali atau lebih dengan alergen yang sama, alergen

tersebut akan diikat oleh Ig E yang sudah ada dalam permukaan mastoit dan

basofil. Ikatan ini akan menimbulkan influk Ca++ kedalam sel dan perubahan

didalam sel yang menurunkan kadar cAMP.

Penurunan pada kadar cAMP menimbulkan degranulasi sel. Degranulasi

sel ini akan menyebabkan dilepaskanya mediator-mediator kimia yang meliputi :

histamin, slow releasing suptance of anaphylaksis ( SRS-A), eosinophilic


chomotetik faktor of anaphylacsis (ECF-A) dan lain-lain. Hal ini

akanmenyebabakan timbulnya tiga reaksi utama yaitu : kontraksi otot-otot polos

baik saluran nafas yang besar ataupun yang kecil yang akan menimbulkan

bronkospasme, peningkatan permeabilitas kapiler yang berperan dalam terjadinya

edema mukosa yang menambah semakin menyempitnya saluran nafas ,

peningkatansekresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi mukus. Tiga reaksi

tersebut menimbulkan gangguan ventilasi, distribusi ventilasi yang tidak merata

dengan sirkulasi darah paru dan gangguan difusi gas ditingkat alveoli, akibatnya

akan terjadi hipoksemia, hiperkapnea dan asidosis pada tahap yang sangat lanjut.

Berdasarkan etiologinya, asthma dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu

asthma intrinsik dan asthma ektrinsik. Asthma ektrinsik (atopi) ditandai dengan

reaksi alergik terhadap pencetus-pencetus spesifik yang dapat diidentifikasi

seperti: tepung sari jamur, debu, bulu binatang, susu telor ikan obat-obatan serta

bahan-bahan alergen yang lain. Sedangkan asthma intrinsik ( non atopi ) ditandai

dengan mekanisme non alergik yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak

spesifik seperti : Udara dingin, zat kimia,yang bersifat sebagai iritan seperti : ozon

,eter, nitrogen, perubahan musim dan cuaca, aktifitas fisik yang berlebih ,

ketegangan mental serta faktor-faktor intrinsik lain. Serangan asthma mendadak

secara klinis dapat dibagi menjadi tiga stadium.

1. Stadium pertama ditandai dengan batuk-batuk berkala dan kering. Batuk ini

terjadi karena iritasi mukosa yang kental dan mengumpul. Pada stadium ini

terjadi edema dan pembengkakan bronkus.


2. Stadiun kedua ditandai dengan batuk disertai mukus yang jernih dan berbusa.

Klien merasa sesak nafas, berusaha untuk bernafas dalam, ekspirasi

memanjang diikuti bunyi mengi (wheezing ). Klien lebih suka duduk dengan

tangan diletakkan pada pinggir tempat tidur, penderita tampak pucat, gelisah,

dan warna kulit sekitar mulai membiru.

3. Sedangkan stadiun ketiga ditandai hampir tidak terdengarnya suara nafas

karena aliran udara kecil, tidak ada batuk,pernafasan menjadi dangkal dan

tidak teratur, irama pernafasan tinggi karena asfiksia

Tanda Gejala

1. Sesak napas

2. Retraksi dada

3. Batuk berdahak.

4. Mengi atau wheezing.

5. Napas cuping hidung.

6. Pernapasan cepat dan dangkal.

7. Selama serangan asma, udara terperangkap karena spasme dan muku

memperlambat ekspirasi. Hal ini menyebabkan waktu menghembuskan udara

menjadi lebih lama.

Penatalaksanaan

1. Pencegahan terhadap pemajanan alergen

2. Pencegahan juga mencakup memantau ventilasi secara berkala terutama saat

musim dingin

3. Anti-inflamasi sebagai permulaan serangan


4. Steroid inhalasi menghentikan proses peradangan

5. Agonis Beta untuk mendilatasi otot-otot polos bronkhial

6. Metilsantin mempunyai efek bronkhodilatasi atau menghilangkan spasme

7. Obat anti-kolinergik untuk mengurangi efek parasimpatis sehingga

melemaskan otot-otot polos bronkhiolus


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam makalah ini adalah:

1. Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan

karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Pernapasan

terbagi menjadi dua macam yaitu pernapasan eksternal dan pernapasan

internal.

2. Fungsi sistem respirasi yaitu untuk memungkinkan pengambilan oksigen dari

udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari dara

ke udara bebas.

3. Organ respirasi yaitu terdiri atas rongga hidung, faring (tenggorokan),

pangkal tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), cabang batang

tenggorokan (bronkus), bronkiolus, alveolus dan paru-paru (pulmo)

4. Mekanisme pernapasan yaitu terbagi atas mekanisme pertukaran gas O2 dan

CO2.

5. Penyakit pada sistem respirasi yaitu salah satunya asma bronkial yang

merupakan penyakit obstruksi jalan nafas, yang dapat pulih dan intermiten

yang ditandai oleh penyempitan jalan nafas, mengakibatkan dispnea, batuk,

mengi.

B. Saran

Sarannya adalah sebagai mahasiswa perlu memperbanyak referensi

mengenai system respirasi agar kedepannya makalah dapat lebih sempurna.


DAFTAR PUSTAKA

Athen., 2009, Sistem Respirasi, http://athen89.blogspot.com/2017/05/sistem-


respirasi.html.

Pearce, E.C., 2012, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia: Jakarta.

Syaifuddin, 1997, .Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat, EGC: Jakarta.

Wibowo D., 2005, Anatomi Tubuh Manusia, Grasindo: Jakarta.

You might also like