You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris,
unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di
Indonesia diberinama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis
yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang
yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil
ciptaannya.
Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada
dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga
bias meningkatkan taraf hidup Anda di masa mendatang.
Indonesia entrepreneurial skill untuk bisa menekan sekecil mungkin tingkat
kemiskinan yang tinggi. Menngandalkan investor asing untuk membuka lapangan kerja
tidaklah cukup, menghimbau kepada perusahaan untuk tidak mem-PHK karyawan atau
buruhnya juga sulit diwujudkan. Salah satu cara atau jalan terbaiknya adalah
mengandalkan sector pendidikan untuk mengubah pola pikir luasnnya dari berorientasi
mencari kerja menjadi mencetak lapangan kerja sendiri alias menjadi wirausahawan
mandiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan
memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan
usahawan atau wiraswasta. Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap
kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat
dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan
usahawan maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintahan,
mahasiswa, guru, dan pimpinan organisasi lainnya.
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula
orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan
akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan karena kemampuan pemerintah
sangat terbatas. Sebelum berwirausaha, calon pengusaha harus banyak belajar dan
memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kewirausahaan. Selain itu, pengusaha
harus memiliki karakteristik khusus supaya menjadi pengusaha yang tangguh dan sukses.

1
Untuk membahas karakteristik wirausaha usaha secara jelas akan dibahas pada bab
selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latarbelakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagimana Karakteristik Kewirausahaan?
2. Bagaimana Ciri-Ciri Kemampuan dan seorang Wirausahawan yang tangguh ?
3. Bagaimana Sikap dan Kepribadian Wirausahawan?
4. Pengembangan dan Penjabaran Karakter Wirausaha Berbasis Pendidikan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Bedasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembuatan makalah ini ialah:
a. Mengetahui Karakteristik Kewirausahaan
b. Mengetahui Ciri-Ciri Kemampuan dan seorang Wirausahawan yang tangguh
c. Mengetahui Sikap dan Kepribadian Wirausahawan
d. Mengetahui Pengembangan dan Penjabaran Karakter Wirausaha Berbasis Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakter Wirausaha

Wirausahawan yang berhasil atau sukses pada umumnya memiliki karakter atau
ciri-ciri sebagai berikut:

1. Motif berprestasi tinggi


Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya
motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan
Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang
menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara
pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Menurut Teori Herzberg,
ada dua faktor motivasi, yaitu:

a). Faktor Pendorong : Kebersihan, Pengakuan, Kreativitas dan tanggungjawab.


b). Faktor Pemelihara : Lingkungan kerja, Intensif kerja, Hubungan kekerja dan
keselamatan kerja.
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang
memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana,
2003:33-34):
a. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya
b. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan
c. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
d. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
e. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty).

3
Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang
tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan
pencapaian keberhasilan sangat rendah.
2. Selalu perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan
dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha
memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa
depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena
memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa
dan berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan risiko yang
mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang
tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat
wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus
mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

3. Memiliki Kreatifitas Tinggi


kreativitas mengandung pengertian, yaitu:
a. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada
b. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru
c. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik
Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak
pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang
yang dihadapi tiap hari.

4. Memiliki perilaku inovatif tinggi


Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang
dibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam belajar berwirausaha. Menurut
Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak berusia 18 tahun,
ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama,
obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan

4
atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas
tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak alasan untuk mengatakan
hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya
harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan
semacam intuisi yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha.
Intuisi ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi
kreatif. Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain,
dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir.
Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan.

5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad
yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya,
didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad
yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan
usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja
keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa usaha yang
sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat apapun
pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi
seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.

6. Mandiri atau Tidak Ketergantuangan


Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan
seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka
seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan
ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia
dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang
lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan
jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan
teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk

5
menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen.

7. Berani Menghadapi Risiko


Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi,
melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya
karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko
yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Keberanian menghadapi risiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong
wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil
itu harus nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran
kegiatannya (Suryana, 2003 : 14-15). Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko
merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan.

8. Selalu Mencari Peluang


Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta
sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga
menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta
wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.

9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan


Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih
menonjol. Debgan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu
menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera
berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia
menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Ia selalu

6
memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi
sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk
menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk
menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang.

10. Memiliki Kemampuan Manajerial


Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah
kemampuan untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha
harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan
usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun
kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah
merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu
semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang diperoleh.

Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang


berbeda-beda. Geoffrey G. Meredith (1996 : 5-6), misalnya, mengemukakan cirri-ciri dan
watak kewirausahaan seperti berikut :

Karakteristik Watak

Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan
terhadap orang lain dan individualistis.
Berorientasi pada tugas Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempnyai
dan hasil dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras,
serta inisiatif.
Berani mengambil resiko Mampu mengambil resiko yang wajar.
& menyukai tantangan

Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan mudah beradaptasi dengan orang


lain, dan terbuka terhadap kritik dan saran.
Keorisinalan Inovatif, kreatif dan fleksibel.
Berorientasi pada masa Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
depan

7
2.2. Ciri dan Kemampuan Wirausahaan Tangguh

1. Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari
peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam
mengatasi masalah.
2. Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam
memuaskan langganan.
3. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan
pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
4. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama
dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan.

Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah:

Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.


Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki
inisiatif.
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun.
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan
bisnis yang luas.
Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 )


mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :

1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.


2. Lebih memilih risiko yang moderat.
3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera

8
5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa
depan yang lebih baik .
7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan
nilai tambah
8. Selalu menilai prestasi dengan uang.

2.3. Sikap dan Kepribadian Wirausahawan

a. Percaya Diri
Seorang wirausaha adalah orang yang percaya bahwa mereka mampu mencapai
hasil yang mereka inginkan. Sikap percaya diri ini bukan sikap yang sombong, karena
dilandasi oleh kesadaran mereka ter- hadap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
Sikap percaya diri akan mendorong seseorang untuk terus maju dengan
kemampuan yang ada. Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah
matang jasmani dan rohaninya. Karakteristik kematangan seseorang dilihat dari rasa
tanggung jawabnya yang tinggi, objektif, kritis, dan tidak tergantung orang lain.
Emosional pun stabil, tidak mudah tersinggung, dan naik pitam.

b. Berorientasi Pada Tugas dan Hasil


Agar memperoleh keberha- silan dalam usahanya, seorang wirausaha harus
bekerja pres- tatif. Apa maksudnya? Keberha- silan seorang dalam kehidupan- nya
banyak ditentukan oleh usa- ha yang dilakukan sendiri dalam mengubah nasib. Orang ini
biasanya lebih mengutamakan prestasinya baru kemudian setelah berhasil prestisnya akan
naik.

c. Berani Menanggung Risiko


Berani menanggung risiko berhubungan dengan sikap keinginan untuk
bertanggung jawab. Para wirausahawan siap menanggung risiko atas segala tindakan
yang diambilnya. Dalam bertindak, wirausahawan akan memikirkan tindakannya secara
matang, sehingga risiko yang akan muncul akibat tindakannya dapat diperkirakan.

9
d. Kepemimpinan
Seorang wirausaha merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Mereka harus selalu mencari peluang, mengumpulkan dana, dan merekrut sumber daya
manusia serta membimbingnya untuk mencapai tujuan. Dengan mengembangkan sikap,
bakat, dan kemampuan akan mendorong dan memotivasi orang lain agar maju dan
berhasil, serta memimpin orang lain dalam bentuk kerja sama.

e. Keorisinalan
Sifat orisinal tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Orisinal berarti tidak
hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinal,
ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.

f. Berorientasi ke Masa Depan


Seseorang wirausaha harus- lah mempunyai visi ke depan apa yang hendak ia
lakukan? Apa yang ingin dicapai? Sebuah usaha bukan didirikan hanya untuk se-
mentara, tetapi untuk selama- nya. Oleh sebab itu, seorang wira- usaha akan menyusun
perencanaan (planning) dan strategi yang matang agar jelas langkah- langkah yang akan
dilaksanakan.

g. Kreativitas
Apa yang disebut kreatif? Apakah Anda pernah membuat sesuatu yang belum
pernah dilakukan dan orang lain pun juga belum pernah membuat? Apakah itu yang
disebut kreatif? Berikut ini akan disajikan pengertian kreatif oleh beberapa ahli.
1) Cony Semiawan (1997) menyatakan, kreatif adalah kemampuan untuk meng- hasilkan
atau menciptakan suatu produk baru.
2) Wollfolk (1984) mengemukakan kreativitas sebagai ke- mampuan individu untuk
menghasilkan sesuatu (hasil) yang baru atau asli atau pe- mecahan suatu masalah. Jadi,
dari pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kreatif adalah
kemampan seseorang untuk membuat pro- duk baru atau membuat kom- binasi yang
baru.

10
h. Merubah pola pikir
Pola pikir atau yang biasa juga disebut mindset, merupakan cara pandang
seseorang terhadap sesuatu, yang kemudian melahirkan analisa dan kesimpulan
berdasarkan wawasan dan tingkat pemahaman yang dimiliknya. Sehingga, seorang calon
pengusaha harus memiliki cara pandang yang berbeda dari orang biasa. Dan oleh karena
pengusaha adalah orang yang kegiatannya selalu berorientasi pada keuntungan (profit),
maka seorang calon pengusaha harus mampu berfikir bagaimana agar sesuatu itu dapat
memberikan keuntungan atau nilai lebih bagi dirinya. Untuk itu, seorang calon pengusaha
harus dapat merubah nilai suatu barang dari tidak memiliki nilai sama sekali menjadi
bernilai dan berdaya guna lebih. Atau dengan kata lain, seorang pengusaha harus mampu
merubah sampah menjadi emas.
Merubah sampah menjadi emas sepertinya tidak mungkin untuk dilakukan, karena
sampah dan emas adalah dua objek yang berbeda jenis dan teksturnya. Sampah adalah
sesuatu yang dianggap sudah tidak memiliki nilai dan manfaat setelah masa pakainya
habis. Dan emas adalah hasil olah dari sumber daya yang diperoleh dari perut bumi. Akan
tetapi, dibalik dari kalimat tersebut tersirat makna bahwa menjadi seorang pengusaha
akan berhadapan dengan banyak tantangan dan peluang, sekaligus resiko. Kemampuan
memanej peluang, tantangan dan resiko inilah yang kemudian membutuhkan karakter
yang kuat dari seorang pengusaha

i. Merubah Karakter
Karakter adalah situasi peribadi seseorang yang berpengaruh dalam pengambilan
keputusan. Untuk membangun karakter yang kuat, dibutuhkan motivasi dan komitment
yang tinggi agar tantangan yang dihadapi selama dalam proses mengelola usaha tidak
menjadikan mentalnya lemah, yang dapat berimplikasi pada macetnya usaha yang
dijalankan. Diantara beberapa situasi pribadi yang sangat penting untuk diperbaiki
adalah:
Motivasi
Berkomitmen Tinggi
Pekerja Keras
Kreatif dan Inovatif

11
Berani Mengambil Resiko
Mampu Membuat Keputusan yang Tepat
Pantang Menyerah
Jujur dan Bertanggungjawab
Didukung oleh Keluarga
Gemar Berbagi
Di atas semua itu, tentunya kebulatan tekad seorang calon pengusaha menjadi
faktor pendorong yang utama untuk dimiliki. Kebulatan tekad untuk merubah keadaan
menjadi lebih baik dan berpindah dari zona nyaman ke zona yang penuh tantangan dan
peluang meskipun beresiko, serta membutuhkan keberanian untuk menjalaninya.

Kepribadian Wirausahawan
Dalam perusahaan, wirausahawan adalah seoarang inisiator atau organisator
penting. Menurut Musselman (1989: 16), seseorang yang memiliki jiwa kewirausawan
ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebgai berikut:
1. Inovasi, yautu usaha umtuk menciptakan, menemukan, dan menerima ide-ide baru.
2. Keberanian untuk menghadapi risiko, yaitu uasaha untuk menimbang dan menerima
risiko dalam mengambil keputusan dan menghadapi ketidakpastian.
3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha yangdilakukan uttuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen, meliputi:
o Perencanaan
o Koordinasi
o Menga kelancaran uasaha
o Mengawasi dan mengevaluasi usaha
4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan
usaha.

Tingkah laku kewirausahaan tergambar dalam kepribadian, kemampuan


hubungan, kemampuan pemasaran, keahlian mengatur, dan sikap terhadap uang. David
McClleland (1961: 205) mengemukakan enaam ciri perilaku kewirausahaan, yaitu
sebagai berikut:

12
1. Keterampilan mengambil keputusan dan risiko yang moderat serta bukan atas dasar
kebetulan belaka.
2. Energik, khususnya dlam berbagai bentuk kegiatan inovatif
3. Memiliki sikap tanggung jawab individual
4. Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya
5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan pada masa mendatang
6. Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemempuan kepemimpinan dan
majerial
Keberhasilan atau kegagalan wirausahawan sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik eksternal maupun internal. Menurut Sujuti Jahja (1977), faktor internal yang
memiliki pengaruh adalah kemauan, kemampuan,dan kelemahan, sedangkan faktor yang
berasal dari eksternaldiri perlaku adalah kesempatan atau peluang.

2.4. Pengembangan dan Penjabaran Karakter Wirausaha Berbasis Pendidikan

Entrepreneurship adalah sebuah pilihan yang dianggap potesial untuk


dikembangkan. banyak fakta di sekitar kita tokoh-tokoh entrepreneur yang telah banyak
memberikan kontribusi pada perkembangan ekonomi dan sosial.ini dapat menjadi
dorongan yang luar biasa. Entreprenur mempunyai spirit dan jiwa yang teras ingin tetap
maju, berkembang, dan mandiri. Mereka telah memberikan banyak kontribusi pada
kemajuan ekonomi bangsa dan memberikan lapangan kerja kalau kita dapat membentuk
mindset seperti ini dalam generasi muda, diharapkan mereka sedikit demi sedikit akan
berpikir untuk mandiri dalam bidang ekonomi juga. Banyak hal lain yang menarik dan
dapat dipelajari dari karakter dan skills seorang entrepreneur seperti keberanian
mengambil resiko, strategi mengatasi masalah, kemampuan berkomunikasi, cara
mengubah ide menjadi sebuah rencana, cara menangkap dan mengeleloa peluang.
Karakter dan skills seperti itu sangat penting untuk dipelajari dan diaplikasikan di semua
bidang di era sekarang.
Pendidikan entrepreneur sudah banyak diterapkan di banyak negara seperti
negara-negara eropa dan Amerika sehingga paling tidak kita tidak berangkat dari nol
dalam mengembangkan sistem ini. Sudah ada contoh-contoh yang dapat dijadikan
inspirasi pengembangan. Dari sisi metodologi dan kurikulum yang ada, seperti

13
pendekatan belajar inquiry dan problem based, kita dapat mengembangkan sistem
penyelenggaraan sekolah dan pembelajaran yang dapat mendukung pendidikan dengan
wawasan entrepreneur (Kumorohadi dan Nurhayati, 2010).
Untuk pengembangan jiwa kewirausahaan sebenarnya pemerintah sudah
memberikan kesempatan pada berbagai pihak baik melalui pendidikan formal maupun
non formal. Melalui pendidikan formal dengan memasukkan mata kuliah kewirausahaan,
berbagai program yang ditawarkan oleh DIKTI untuk pengembangan kewirausahaan bagi
mahasiswa. Melalui pendidikan non formal yaitu dengan mengadakan berbagai kursus
pelatihan untuk membentuk jiwa kewirausahaan.

Pendidikan Formal
Strategi kewirausahaan merupakan langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh
kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya sebagai organisasi yang bersifat
kewirausahaan (entrepreneurial organization). Lupriyono dan Wacik (1998) yang dikutip
dalam buku manajemen pendidikan karangan Tim dosen Administrasi Pendidikan
Universitas pendidikan Indonesia (2008) menyatakan bahwa strategi kewirausahaan
mencangkup pengembangan visi,dorongan inovasi, dan penstrukturan iklim
kewirausahaan.

a. Pengembangan visi/misi
Langkah awal dalam mewirausahakan lembaga pendidikan adalah merumuskan
visi/misi. Visi atau misi merupakan gambaran cita-cita atau kehendak sekolah yang ingin
diwujudkan dalam masa yang akan datang. Visi sekolah harus dirumuskan dengan jelas,
singkat dan mengandung dukungan nyata untuk mewujudkan perubahan atau inovasi
yang bersifat entrepreneurial.
Visi yang telah dirumuskan, selanjutnya disosialisasikan atau disebarluaskan
kepada semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah dasar.
Maksudnya, agar visi tersebut dapat dimengerti dan dipahami secara mendalam sehingga
memperoleh dukungan. Visi yang telah dirumuskan melahirkan misi dan program-
program yang harus diemban dalam praktik kewirausahaan.

14
b. Dorongan Inovasi
Berkaitan dengan semangat mewirausahakan sekolah, strategi ini berarti
menumbuh-suburkan dan mengembangkan gagasan-gagasan orisinil dan inovatif. Karena
itu, setiap kepala sekolah dalam mewirausahakan sekolahnya dituntut memiliki agenda
inovasi. Agenda inovasi ini menjadi alat spesifik dan utama dalam strategi
mewirausahakan suatu sekolah.
Agenda inovasai yang dimiliki itu sewajarnya merujuk pada perangkat mutu atau
kriteria mutu yang merefleksikan kebutuhan dan harapan-harapan tentang pendidikan di
sekolah dari semua pihak yang berkepentingan. Sebagai alternatif, terdapat dua unsur
pokok yang dapat dipertimbangkan untuk agenda inovasi tersebut. Pertama unsure
internal institusi sekolah dan kedua unsur eksternal sekolah itu. Unsur-unsur internal
institusi sekolah yang dapat dikaji, meliputi:
1. Pembelajaran yang dialami peserta didik
2. Pengembangan kurikulum/ program pendidikan
3. Kompetensi professional guru dan pengembangan system pengajaran
4. Pra-sarana dan pengembangan sarana/ fasilitas pendidikan
5. Pembiayaan pendidikan
6. Pengembangan budaya sekolah
7. Perilaku manajemen itu sendiri.

Unsur-unsur eksternal dari institusi sekolah itu yang dapat dikaji meliputi :

1. Perhatian dan partisipasi orang tua / masyarakat, dan

2. Kondisi alam dan lingkungan sosial budaya masyarakat. Agenda inovasi sebagai
contoh-contoh program yang mengungkapkan kewirausahaan dari kedua unsure
sekolah.

c. Penstruktur Iklim Intrapreuneurial


Langkah strategis ini merupakan proses pembentukan unsur-unsur dan suasana
yang mendukung atas terselenggaranya agenda inovasi. Dalam hal ini, komitmen
manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah serta profesionalisme staf/guru-guru itu
amat dibutuhkan. Tekanan penstrukturan iklim kewirausahaan berada pada
penyempurnaan usaha-usaha untuk implementasi proyek-proyek inovasi. Artinya strategi

15
ini menekankan pada proses internal organisasi, yakni usaha-usaha yang dilakukan pihak
sekolah dalam memantapkan system manajemannya.
Hal ini tidak bisa lepas dari tuntutan perubahan mewirausahakan pola manajemen
itu sendiri. Kemampuan menjabarkan kebijakan pendidikan yang berlaku di daerahnya,
kepemimpinan transfomasional dan visioner, kemampuan mengelola perubahan dan
kemampuan mengambil keputusan, serta kemampuan mengembangkan jaringan kerja
yang menguntungkan, merupakan sejumlah tuntutan yang patut dipenuhi para kepala
sekolah dalam mengembangkan strategi yang dimaksudkan.
Strategi ini didefinisikan sebagai corporate venturing yaitu sebuah proses internal
organisasi yang pokok untuk mengembangkan produk, proses dan teknologi. Ketiganya
diinstitusionalisasikan untuk kemakmuran jangka panjang. Menyangkut pengembangan
produk, proses organisasional atau pengelolaan sekolah itu haruslah berorientasi pada
perolehan hasil (kinerja) yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan customer sebagai
pihak yang terlayani. Menyangkut pengembangan proses, berarti pengelolaan sekolah itu
sendiri harus berlangsung dalam penciptaan suasana-suasana yang menggairahkan,
dinamis dan menyenangkan. Sedangkan menyangkut teknologi, berarti proses
pengelolaan sekolah itu menawarkan usaha-usaha yang lebih praktis, efsien dengan
penggunaan sarana dan peralatan (teknologi) yang makin canggih.
Dengan pengelolaan sekolah yang berorientasi pada produk, proses dan teknologi
seperti pada penjelasan di atas, maka penstrukturan iklim kewirausahaan itu secara
bertahap akan terbentuk. Dengan demikian maksud utama pengembangan strategi
manajemen sekolah yang mengandung muatan entrepreneurial adalah citra sekolah yang
terkesan maju dan bermutu, serta pihak-pihak yang terlibat di dalamnya memperoleh
tingkat kesejahteraan dan keuntungan finansial yang mencukupi.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris,
unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di
Indonesia diberinama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis
yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang
yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil
ciptaannya.
Wirausahawan yang berhasil atau sukses pada umumnya memiliki karakter atau
ciri-ciri sebagai berikut: Motif berprestasi tinggi, selalu prespektif, memiliki kreatifitas
tinggi, memiliki perilaku inovatif tinggi, selalu komitmen dalam pekerjaan, memiliki etos
kerja dan tanggung jawab, mandiri atau tidak ketergantungan, berani menghadapi resiko,
selalu mencari peluang, memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki kemampuan menejerial.
Untuk pengembangan jiwa kewirausahaan sebenarnya pemerintah sudah
memberikan kesempatan pada berbagai pihak baik melalui pendidikan formal maupun
non formal. Melalui pendidikan formal dengan memasukkan mata kuliah kewirausahaan,
berbagai program yang ditawarkan oleh DIKTI untuk pengembangan kewirausahaan bagi
mahasiswa. Melalui pendidikan non formal yaitu dengan mengadakan berbagai kursus
pelatihan untuk membentuk jiwa kewirausahaan.

3.2 Saran
Demikian penyusunan makalah ini kami selesaikan. Kami merasa bahwa dalam
makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan baik itu tulisan, sistematika
penulisan, maupun pemaparan. Oleh karena itu kami mengharapkan kepada pembaca
untuk dapat memberikan kritik dan saran yang membangun guna untuk memperbaiki
makalah ini. Semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

17
DARTAR PUSTAKA

Adair, John.2009. Berpikir Kreatif, Berfikir Sukses, Terjemahan oleh Izi Ibrahim dari
buku The Art of Creative Thinking. 2007. Kogen Page, London and Philadelphia.
Rumpun, Yogyakarta.

Hendro.2011.Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan

http://adesyams.blogspot.com

Lupiyoadi,Rambat.2007. Entrepreneurship : From Mindset to Strategy.Jakarta : Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Suryana. (2006). Kewirausahaan pedoman praktis: kiat dan proses menuju


sukses. Bandung: Salemba Empat.

18

You might also like