Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat,
dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan judul ANTIEMETIK yang
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah ini.
Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara moril
maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada kesempatan ini
kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing kami sehingga
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami membutuhkan
kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang. Akhir kata, besar
Penyusun.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
3. Tujuan...................................................................................... 1
1. Definisi Antiemetik..................................................................... 2
2. Macam-Macam Antihiemetik...................................................... 2
PENUTUP........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga saat ini, mual dan masih dianggap efek samping pengobatan yang tidak bisa
dihindari, terutama pasa pasien kemoterapi. Padahal dengan pengobatan tepat, hal ini bisa
pengobatan dan penyakit yang diderita. Pada pasien kanker, mual dan muntah menjadi
momok sendiri pada pasien yang menjalani kemoterapi dan radiasi. Kondisi serupa juga
sering ditemui pada pasien yang usai menjalani pembedahan atau operasi.
Obat-obat antiemesis digunakan untuk mencegah atau menghentikan rasa mual dan
muntah setidaknya 24 jam setelah pengobatan atau operasi. Antiemesis bekerja dengan
cara menghambat zat kimia tertentu yang mengaktivasi pusat mual dan muntah di otak.
Untuk hasil terbaik, antiemesis diberikan sesaat sebelum tindakan kemoterapi atau radiasi.
B. Rumusan Masalah
1. apakah definisi muntah?
2. apa saja penyebab terjadinya muntah?
3. apa definisi antiemesis?
4. apa saja jenis-jenis antiemesis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi muntah
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya muntah
3. Untuk mengetahui pengertian antiemesis
4. Untuk mengetahui jenis-jenis antiemesis
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi
Muntah difenisikan sebagai keluarnya isi lambung sampai ke mulut dengan paksa
atau dengan kekuatan. Mual dan muntah merupakan gejala yang umum dari gangguan
fungsional saluran cerna, keduanya berfungsi sebagai perlindungan melawan toksin yang
halnya diare pada saluran cerna bawah (neurogastrenterologi). Mual adalah suatu respon
yang berasal dari respon penolakan yang dapat ditimbulkan oleh rasa, cahaya, atau
penciuman.
B.Patofisiologi
rangsangan pada pusat muntah (Vomiting Centre), suatu pusat kendali di medulla
berdekatan dengan pusat pernapasan atau Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area
postrema pada lantai ventrikel keempat Susunan Saraf. Koordinasi pusat muntah dapat
system limbic menuju pusat muntah (VC). Pencegahan muntah mungkin dapat melalui
mekanisme ini. Muntah terjadi jika pusat muntah terangsang melalui vestibular atau
sistim vestibuloserebella dari labirint di dalam telinga. Rangsangan bahan kimia melalui
darah atau cairan otak (LCS ) akan terdeteksi oleh CTZ. Mekanisme ini menjadi target
dari banyak obat anti emetik. Nervus vagal dan visceral merupakan jaras keempat yang
dapat menstimulasi muntah melalui iritasi saluran cerna disertai saluran cerna dan
pengosongan lambung yang lambat. Sekali pusat muntah terangsang maka cascade ini
3 aktivitas yang terkait, nausea (mual), retching dan pengeluaran isi lambung. Ada 2
regio anatomi di medulla yang mengontrol muntah, 1) chemoreceptor trigger zone (CTZ)
C.Etiologi
Muntah umumnya didahului oleh rasa mual (nausea) meskipun tdk selalu demikian
Pusat muntah terletak di medulla oblongata yang juga mengatur fungsi jantung,
pernafasan, air liur/saliva dan vasomotor. Pusat muntah dapat distimulasi dengan 4
a. N.splanchnicus bagian dalam yang dapat distimulasi oleh iritasi peritoneum, infeksi
seperti pada area postrema dari medulla. Daerah ini memilki reseptor kimia yang
dapat distimulasi oleh obat-obatan, zat-zat kemoterapi, racun, hipoksia, uremia, terapi
radiasi. Area postrema ini kaya akan reseptor 5-hydroxy-tryptamine dan dopamine,
Stenosi pylori, pada bayi muntah merupakan indikasi untuk dilakukan tindakan
bedah secepatnya.
Bowel obstruction
Ileus
Pada anak-anak, dapat disebabkan oleh alergi terhadap protein pada susu sapi
Pergerakan seperti pada motion sickness yang terjadi akibat stimulasi berlebihan
Menieres disease
Perdarahan serebral
Insufisiensi adrenal
Hipoglikemia
3. Gangguan metabolisme
4. Kehamilan
5. Interaksi obat
Alkohol , efek muntah yang ditimbulkan biasanya terjadi sesudah keadaan mabuk
Obat-obatan kemoterapi
menghilangkan mual dan muntah, seharusnya tanpa menimbulkan efek samping. Terapi
antiemetik diindikasikan untuk pasien dengan gangguan elektrolit akibat sekunder dari
muntah, anoreksia berat, memburuknya status gizi atau kehilangan berat badan.
Penggunaan antiemetik
1. Mabuk jalan (motion sickness) --- Disebabkan oleh pergerakan kendaraan darat, laut
maupun udara dengan akibat stimulasi berlebihan di labirin yang kemudian merangsang
2. Mabuk kehamilan (morning sickness) --- Pada kasus ringan sebaiknya dihindari agar
tidak berakibat buruk pada janin, sedangkan pada kasus berat dapat dipakai golongan
D.Definisi Antiemetik
Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan mual dan
muntah. Antiemetik biasanya diberikan untuk mengobati penyakit mabuk kendaraan dan
efek samping dari analgesik opioid, anestetik umum dan kemoterapi terhadap kanker.
Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara mengurangi hiperaktifitas refleks muntah
menggunakan satu dari dua cara: secara lokal, untuk mengurangi respons lokal terhadap
stimulus yang dikirim ke medula guna memicu terjadinya muntah, atau secara sentral,
untuk menghambat CTZ secara langsung atau menekan pusat muntah. Antiemetik yang
bekerja secara lokal dapat berupa anastid, anestesi lokal, adsorben, obat pelindung yang
melapisi mukosa GI, atau obat yang mencegah distensi dan menstimulasi peregangan
saluran GI. Agen ini sering kali digunakan untuk mengatasi mual yang ringan.
Antiemetik yang bekerja secara sentral terbagi atas beberapa kelompok: fenootiazin,
kelompok yang bermacam-macam. Dua jenis fenotiazin yang umum digunakan adalah
(mariyuana), hidroksizin (generik) yang dapat menekan area kortikol pada SSP dan
trimetobenzamid (tigan), ini serupa dengan antihistamin dan tidak menimbulkan sedeasi.
Trimetobenzamid sering kasli merupakan obat pilihan dalam kelompok ini karena tidak
dikaitkan dengann sedadi yang berlebihan dan sepresi SSP. Obat ini tersedian dalam
dalam hati dan diekskresi melalui urine. Obat ini menembus plasenta dan menembus
ASI, dan digunakan jika manfaatnya lebih besar pada ibu dari pada resiko potensial pada
Hidroksizin digunakan untuk mual dan muntah sebelum dan sesudah pelahiran atau
pembedahan obsterik. Obat ini diabsorpsi dengan cepat, dimetabolisme dalam hati dan
diekskresi melalui urine. Obat ini tidak dikaitkan dengan masalah pada janin selama
kehamilan dan diperkirakan tidak masuk ke ASI. Sama halnya dengan semua jenis obat,
Dronabinol disetujui untuk penatalaksanaan mual dan muntah yang berkaitan dengan
kemoterapi kanker jika pasien tidak berespons terhadap pengobatan lain. Mekanisme
kerja obat ini masih belum diketahui dengan cepat. Obat ini merupakan zat yang
dikendalikan kategori C-III, dan harus digunakan di bawah pengawasan ketat karena
adanya kemungkinan perubahan status mental. Obat ini diabsobsi dengan mudah dan
Perfenazin (trilafon)
Pengertian
Perfenazin merupakan obat anitiemetik yang paling sering diresepkan karena obat ini
stabil dan laju absorpsinya lebih cepat. Presentase peningkatan pada protein dan
waktu paruhnya tidak diketahui. Perfenazin dimetabolisme oleh hati dan mukosa
CTZ pada pusat muntah. Obat ini juga dipakai sebagai antipsikotik. Mula kerja dari
perfenazin oral bervariasi dari 2 sampai 6 jam, dan lama kerjanya dari 6 sampai 12
jam. Mula kerja dari perferazin intravena dan intramuskular cepat, dan lama kerjanya
Untuk Skizofrenia kronis atau akut, ansites berat, ansietas yang disertai depresi,
administration atau ROA) adalah secara per oral. Dan keamanan obat dalam
atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita, atau belum ada studi
terkontrol pada wanita dan binatang percobaan. Obat hanya boleh digunakan jika
distonik, agitasi), dan gejala antikoligenik ringan (mulut kering, retensi air
kemih,konstipasi). Karenan dosis obat ini untuk muntah lebih ringan daripada dosis
psikosis, maka efek samping yang ditimbulkan juga tidak seberat bila dipakai untuk
psikosis.
Interaksi Obat dan Interaksi Makanan
Perfenazin berinteraksi dengan banyak obat. Jika perfenazin dipakai bersama alkohol,
anthihipertensi, dan nitrat maka dapat terjadi hipotensi. Dapat pula terjadi bertambah
beratnya depresi susunan saraf pusat (SSP) jika obat ni dipakai bersama dengan
penigkatan kadar enzim hati dan jantung, kolesterol dan gula darah dalam serum.
Dosis
Dosis umum: 8-16 mg/hari PO dalam dosis terbagi; 5-10 mg IM untuk pengontrolan
saraf pusat dan saluran pencernaan. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati
mual dan muntah akibat pasca-operasi dan sitotoksik obat. Serotonin Antagonists
merupakan obat yang paling sering diberikan untuk mengatasi mual muntah pasien
kemoterapi, radiasi, dan bedah. Lima jenis obat dari kelas ini yang digunakan sebagai
Serotonin antagonis bekerja dengan menghambat serotonin di otak dan usus. Obat ini
bisa ditolerir dengan baik dan sangat efektif. Contoh nama obat :
a. Dolasetron
b. Granisetron
c. Ondansetron
d. Tropisetron
2. Antagonis dopamin bekerja pada otak an digunakan untuk mengatasi rasa mual dan
muntah dan dihubungkan dengan penyakit neoplasma, pusing karena radiasi, opioid,
obat sitotoksik, dan anestetik umum. Obat yang bekerja pada area dopamine, yakni
domperidone. Obat ini merupakan dopamine antagonis yang tidak benar-benar masuk
ringan. Domperidone diberikan dalam bentuk oral maupun parenteral. Pada orang
menghilangkan gejala dispepsia postprandial dan mual serta muntah karena berbagai
sebab. Melalui beberapa studi obat ini lebih superior dibandingkan metoklopramida.
Domperidone juga memiliki efek baik lainnya. Studi oleh Orlando dkk dari
Departemen Pediatrik, Farmasi dan Perawat dari University of Western Ontario and
St. Joseph's Health Care London, menunjukkan pemberian domperidone jangka
pendek bisa meningkatkan produksi ASI pada perempuan yang memiliki kadar
termasuk mabuk kendaraan dan mabuk pagi berat pada masa kehamilan. Antihistamin
mencegah mual dan muntah dengan cara menghambat histamin dalam tubuh. Namun
untuk pasien kemoterapi efeknya kurang kuat. Dari kelas benzamida misalnya
karena tidak responsif pada agen lainnya. Dari golongan Cannabinoid, dronabidol
merupakan antiemesis untuk pasien yang menjalani kemoterapi. Obat ini efektif
diberikan dalam bentuk oral. Deksametason dan metilprednisolon adalah dua obat dari
pasien kanker dan AIDS. 10% lainnya digunakan untuk meredakan rasa sakit,
obat yang biasa digunakan sebagai antiemesis. Obat ini bisanya digunakan untuk
gangguan kecemasan. Sebagai monoterapi, obat ini kurang efektif untuk mual dan
haloperidol dan inapsine juga bisa digunakan sebagai antiemesis pasien kemoterapi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muntah difenisikan sebagai keluarnya isi lambung sampai ke mulut dengan paksa
atau dengan kekuatan. Muntah terjadi bila terdapat rangsangan pada pusat muntah
(Vomiting Centre), suatu pusat kendali di medulla berdekatan dengan pusat pernapasan
atau Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema pada lantai ventrikel keempat
Susunan Saraf.
Antimuntah atau antiemetik adalah obat yang dapat mengatasi muntah dan mual.
Antiemesis bekerja dengan cara menghambat zat kimia tertentu yang mengaktivasi pusat
mual dan muntah di otak. Obat-obatan antimuntah terdiri dari antagonis serotonin,
maupun cara kerja obat di dalam tubuh. Walaupun telah ada tenaga apoteker yang lebih
mengkhususkan diri pada obat-obatan, tidak ada salahnya sebagai calon perawat kita
Sutistia G.Ganiswara .2007. Farmakologi Dan Terapi edisi V. Jakarta, Gaya Baru
Karch, Amy M. 2003. Buku Ajar Farmakologi Keperawatan. Jakarta: EGC
Kee, Joyce L, dan Evelyn R. Hayes.1996. Farmakologi. Jakarta: EGC
http://anisfha.blogspot.com/2013/04/farmakologi-antiemetik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Antimuntah
http://hawiyah.blogspot.com/2012/06/farmakologi.html
http://hawiyah.blogspot.com/2012/06/farmakologi.html
http://niesafarmakologi.blogspot.com/
http://hawiyahawi.blogspot.com/2012/06/farmakologi.html