Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN PERCOBAAN
Menggunakan alat unit penguapan di laboratorium OTK Politeknik dengan
aman dan benar.
Memilih temperatur dan tekanan yang sebaik mungkin untuk umpan tertentu
Menghitung koefisien keseluruhan perpindahan panas untuk FFE/kalondria.
Memahami piranti pengendalian tekanan secara elektronik walau cukup
sederhana.
Jika energi tarik suatu molekul lebih besar dari energi kinetik transisionalnya.
Molekul-molekul dalam kondisi ini akan membentuk agregasi yang disebut bentuk cair.
Karakteristik yang membedakan bentuk cair dan bentuk gas adalah bahwa cairan tidak
harus menempati seluruh ruangan kosong sabagai wadahnya. Masing-masing molekul
cairan bergerak dengan energi kinetik internal, tetapi gerak ini berupa getaran (vibrasi),
yang mempunyai bertambah atau berkurangnya jarak molekul-molekul yang terpisah.
Sebagai mana hal diatas, kondisi dari bentuk gas berubah menjadi bentuk cair
akan terjadi bila temperatur zat tersebut diturunkan , yang berarti energi kinetik
transisional berkurang, molekul-molekul mendekat satu dengan yang lain dan energi
tarik-menarik bertambah besar. Pada dasar teori permukaan lapisan, permukaan cairan
dianggap sebagai suatu lapisan molekul-molekul yang berkaitan dengan lapisan
molekul-molekul dibawah dengan gaya tarik menarik.
Sebuah lapisan molekul-molekul pada permukaan paling luar dapat disingkirkan
dengan mengatsi gaya tarik menarik yang bekerja. Hal ini mungkin jika molekul diberi
energi kinetik transional yang lebih besar dari pada energi potensial maksimum yang
bekerja sebagai energi tarik menarik, sehingga memungkinkan molekul terebut untuk
lepas dari gaya tarik menarik maksimum. Sekali molekul itu melampau batas
maksimum itu, molekul tersebut sudah bebas dari lapisan permukaan itu dan bergerak
dengan energi kinetik transional sendiri dan menjadi molekul gas.
Suatu mekanisme teori kinetik sederhana, sering kali dikatakan bahwa semua
molekul pada suatu temperatur memiliki energi yang sama dan bergerak dengan
kecepatan yang sama. Sebenarnya hal ini tidaklah benar kecepatan dan energi memiliki
molekul-molekul yang bervariasi baik lebih besar ataupun lebih kecil dari harga rata-
rata. Didalam zat cair atau gas selalu terdapat molekul-molekul yang lebih tinggi,
bergerak dengan kecepatan jauh melebihi kecepatan rata-rata. Jika molekul seperti itu
menumbuk lapisan permukaan cairan, dengan kecepatan itu dapat menghasilkan energi
yang cukup besar untuk melepaskan molekul-molekul pada lapisan permukaan dari
gaya-gaya yang menarik dan mengikat mereka dengan lapisan dibawahnya. Kejadian ini
akan berlanjut terjadi pada setiap lapisan permukaan terluar Zat cair, sehingga molekul-
molekul zat cair akan berubah wujud kebentuk gas.
Fenomena ini disebut vaporasi atau evaporasi tujuan dari setiap evaporasi adalah
menaikan konsentrasi atau kadar kepekatan suatu larutan yang terdiri dari suatu zat
terlarut yang mudah menguap dari zat pelarutnya yang relatif lebih mudah menguap.
Penguapan beberapa posisi pelarut tersebut akan memberikan produk yang berupa
larutan pekat dan kental, sedangkan kondensasi pelarutnya bisa dibuang langsung
sebagai limbah, yang seharusnya diberi perlakuan kimia kalau pelarut itu berbahaya
atau didaur ulang dan digunakan lagi sebagai pelarut. Hal-hal ini yang membedakan
proses penguapan (evaporasi) dengan pengeringan (drying) atau penyulingan (destilasi)
ataupun proses pemisahan (separasi) lainnya.
Falling Film Evaporator (FFE) adalah salah satu jenis alat untuk proses
penguapan yang diklasifikasikan dalam kelas long tube vertical evaporator . LTVE,
bersama-sama dengan climbing film evaporator (CFE). Sedangkan berdsarkan tipe
pemanasan dapat diklasifikasikan kedalam sistem pemanasan dipisahkan oleh dinding
pertukaran panas yaitu antara lain jenis kolom kolandria dan shell and tube. Untuk FFE
ada di laboratorium Politeknik Negeri Sriwijaya termasuk dalam jenis yang kedua.
Temperatur operasi yan rendah dalam hal ini satu kukus (steam) relatif kecil.
Q=U.A.dT...........................................................................................(2)
Dimana :
U = koefisien perpindahan panas keseluruhan
Untuk sistem tumpak tunggal kalor laten kondensasi uap sebagai
medium pemanasan, merambat melalui permukaan pemanasan untuk
menguapkan pelarut dan memisahkannya dari larutan yang mendidih. Sehingga
kesetimbangan panas terjadi disusun untuk proses kondensor uap didalan
tabung-tabung panas dan untuk memanaskan lapisan larutan pada dinding luar
penukar panas proses penguapan pelarut dan menaikan temperatur uap pelarut.
Sebenarnya didalam kolom evaporator juga akan terjadi kontak antara uap
pelarut pada temperaturnya dengan larutan yang diumpankan dan membasahi
dinding sebelah kolom sehingga terjadi perpindahan panas dan massa serta ada
panas yang dipindahkan dari bagian dalam dinding ke bagian dalam dinding ke
bagian luar dinding luar kolom ke lingkungan yaitu berupa panas yang hilang.
Karena proses perpindahan panas dan massa terjadi didalam kolom adalah faktor
minor dan dapat diabaikan maka tinggal kehilangan panas ke lingkungan dari
sitem yang diamati yang diperhatikan.
Maka secara umum dapat dituliskan neraca panas yang terjadi didalam sistem
yang terjadi sebagai berikut :
Qst = +Qst + Qe + Q1.........................................................................................................(3)
Yang diturunkan dari perkiraan bahwa jumlah panas yang diberikan oleh
medium pemanas dari penukar panas digunkan untuk memanaskan sejumlah
pelarut dalam bentuk uapnya danpanas total yang dihilangkan ke lingkungan.
Jumlah panas yang diberikan uap dalam hal ini, Q st adalah seluruh panas
yang sudah berada didalam sistem, yang berbeda atau lebih rendah daripada
jumlah total panas yang dihasilkan oleh uap sehingga panas yang hilang selama
dalam aliran menuj ke sistem diabaikan. Maka jumlah panas yang diberikan
kesistem adalah :
Qst =Mst. st ..............................................................................................(4)
Dimana massa kukus/uap Mst adalah sejumlah massa kondensornya Mc,
dan st adalah kalor laten kondensasi pada tekanan uap didalam sistem, jika
dianggap uap/kukus tersebut langsung melepas panas tanpa mengalami
perubahan tekanan ataupun temperatur. Mempertimbangkan panas yang hilang
dalam proses kondensas,
QL1 =Mst. st -QL1..................................................................................................(5)
Pada seksi yang lain didalam kolom, panas yang dipancarkan dari dinding
bagian luar penukar panas hasil kondensasi uap diatas diambil oleh sistem
dengan 2 cara :
1. Panas pendidihan Qse dan
2. panas penguapan
Qse adalah jumlah panas yang diperlukan oleh sejumlah volume larutan yang
berupa selaput tipis (film) yang dibasahi dinding-dinding tabung penukar panas
sampai titik didihnya. Pada tahap ini panas yang hilang terjadi pada awal proses
dan selanjutnya dikompensasi oleh yang terbentuk.
Sehingga kehilangan panas sangat kecil dapat diabaikan. Sehingga
persamaan untuk jumlah panas Qse adalah :
Qse =(Me+Md).Cp. dT....................................................................(6)
Dimana :
Me, Md = jumlah massa larutan umpan
Mt = jumlah massa yang dihasilkan berupa larutan pelarutnya
Cp = kalor jenis didalam evaporator
Maka koefisien perpindahan panas keseluruhan prses ini, Qse dapat dihitung
dengan persamaan :
Qse = Use. Ase. dTmse..........................(7)
Qse = Q1 Q2.(8)
Qse = 1/h + Xw/Kw..(9)
Dimana :
1/h = koefisien perpindahan panas
dt1mse = beda temperatur rata-rata logaritmik {LMTD}
Harga ini bergantung dari beda temperatur pada saat evaporasi dimulai. Juga
tergantung pada sistem pengaliran, yaitu aliran searah atau berlawanan arah.
o LMTD untuk yang searah
1 2
t1 t2
ln ( 1 2 )
T1 T2
Keterangan :
T = temperatur fluida dingin
t = temperatur fluida panas
1 = masuk, 2 = keluar
Dimana :
1 t1 T1
2 t 2 T2
T1
Dimana :
1 t1 T2
2 t 2 T1
Pandangan atas
Gambar alat penguapan
VI. PERHITUNGAN
6.1 Menghitung Entalphi
Steam pada temperatur T1-4 (hga)
Diketahui : Temperatur (x) dan entalpi (y) dari steam tabel
x = 134,6 oC
x1 = 134,6 oC y1 = 2725,3 KJ/kg
x2 = 134,6 oC y2 = 2732,4 KJ/kg
Ditanya : y (entalphi pada 134,6 oC) ?
x x1
Jawab : y ( y 2 y1 ) y1
x 2 x1
134,6 133,6
= ( 2732,4 2725,3) 2725,3
138,9 133,6
= 2726,6 KJ/kg
Hasil perhitungan entalpi kukus (hgb) dapat ditabulasikan pada tabel beikut.
KELOMPOK III
KELAS : 6 KB