Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Peningkatan populasi hewan dalam jumlah besar menjadi masalah tersendiri bagi
kesehatan manusia, terutama hewan kecil seperti anjing dan kucing karena hewan-hewan
tersebut dapat berperan sebagai pembawa agen penyakit. Salah satu solusi untuk memecahkan
permasalahan di atas adalah melakukan tindakan sterilisasi pada anjing maupun kucing baik
pada jantan maupun betina. Sterilisasi merupakan tindakan pembedahan untuk mengangkat
atau menghilangkan testis (jantan) atau ovarium (betina).Pada hewan jantan dinamakan
kastrasi/orchiectomy, sedangkan pada hewan betina dinamakan ovariohysterectomy (OH).
Orchiectomy atau kastrasi merupakan prosedur operasi dengan tujuan membuang
bagian organ testis dan spermatic cord dengan tujuan sterilisasi sexual, neoplasma, kerusakan-
kerusakan akibat traumatik. Kasrasi berfungsi untuk mengurangi populasi, mengurangi sifat
agresif, serta salah satu pilihan terapi dalam menangani kasus kasus patologi pada testis atau
scrotum.
Kastrasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam tatalaksana pemeliharaan dan
perawatan pada hewan. Kastrasi adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk
menghilangkan fungsi dari alat reproduksi dengan jalan mematikan sel kelamin jantan sehingga
hewan tidak mampu menghasilkan keturunan. Oleh sebab itu, sebagai calon dokter hewan
hendaknya memiliki kemampuan mengenai kastrasi yang meliputi pre kastrasi, kastrasi dan
post kastrasi. Kastrasi termasuk salah satu tindakan bedah yang membutuhkan anastesi,
sehingga pengguanaan obat-obat dalam prosedur operasi harus diperhatikan dengan baik.
1.2.Tujuan
Praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui teknik kastrasi pada kucing dan
mampu mengaplikasikannya, serta mahasiswa mampu memahami prosedur yang dilakukan
sebelum dan sesudah operasi.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui tatalaksana dan
metode kastrasi yang benar, persiapan yang dilakukan sebelum operasi dan mengetahui
manajemen perawatan post operasi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem kelenjar kelamin kucing jantan terdapat di sekitar saluran kelamin dan bermuara
di uretra. Saluran kelamin pada kucing secara anatomis memiliki kaitan dengan sistem
pembuangan urine yang terdiri dari ginjal dan vesika urinira serta saluran-salurannya, sehingga
seluruh sistem ini disebut traktus urogenitalis. Penis kucing memiliki 3 bagian utama yaitu
pangkal, badan dan ujung penis. Ukuran penis kucing tidak terlalu panjang hanya sekitar 1 cm.
Preputium adalah selubung pada bagian ujung penis yang berasal dari lipatan kulit. Pada bagian
prepetium terdapat selaput lendir yang berkelenjar mengeluarkan sisa lemak. Apabila sekresi
ini bercampur dengan epitel yang rusak maka akan menimbulkan bau yang merangsang lawan
jenis yang disebut smegma prepusium. Muara luar prepesium disebut juga orificium preputii
(Aspinall, 2009).
3
Kastrasi (pengebirian) artinya menghilangkan fungsi dari alat reproduksi dengan jalan
mematikan sel kelemin jantan (testis) yang menyebabkan kelenjar asesorius mundur
aktivitasnya, sifat khas jantan berangsur hilang dan kegiatan spermatogenesis berhenti. Kastrasi
yang dilakukan sebelum dewasa kelamin, tanda khas jantan tidak akan timbul. Bila kastrasi
dilakukan setelah dewasa kelamin, maka perubahan kehilangan tanda khas jantan akan
berlangsung secara lambat. Mungkin ini disebabkan karena korteks adrenalis dapat sedikit
menghasilkan hormon testosteron (Sariubang dan Qomariyah, 2010).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada pratikum ini yaitu:
a. 4 tali sumbu kompor l. pinset chirugis
b. Silet m. towel clamp
c. Spuit n. tampon bulat
d. duk o. kasa
e. Scalpel p. termometer
f. Blade q. stetoskop
g. needle holder r. perlak
h. needle s. Syringe
i. gunting tajam-tumpul t. glove
j. gunting tumpul-tumpul u. masker
k. pinset anatomis
Bahan yang digunakan pada pratikum ini yaitu
a. air sabun h. Benang silk
b. atropine sulfat i. Amoxicillin
c. xylazine j. Tolfenamic acid
d. ketamine k. Hematopan
e. NaCl Fisiologis l. Biodin
f. Povidone Iodine m. Oxytetracyclin salep mata
g. Benang catgut chromic
Alat Bedah
Hasil
6
kucing
Di puasakan 6-12 jam sebelum operasi.
Ditimbang berat badan kucing yang digunakan untuk perhitungan dosis obat yang akan
digunakan.
Dihitung pulsus, suhu, CRT, respirasi setiap 15 menit.
Disuntikkan premedikasi yaitu atropine sulfat secara subkutan, ditunggu 10-15 menit.
Disuntikkan anesthesi ketamine+xylazine secara intramuscular, ditunggu sampai hewan
kehilangan kesadaran. Diberikan oxytetracyclin salep mata pada kedua mata.
Dicukur rambut sekitar daerah testis yang akan dilakukan kastrasi.
Dibentangkan perlak, letakkan kucing yang selesai dicukur diatasnya lalu di restrain
kucing dengan 4 tali kompor, mulut kucing ditahan dengan tampon bulat.
Hasil
3.2.3 Persiapan Operator dan Asisten
Praktikan
Dibagi jobdesk praktikan, ada yang menjadi operator, asisten operator dan
anasthesiolog.
Dicuci tangan setiap praktikan dengan sabun antiseptic, dipakai jaslab yang bersih dan
steril. Operator dan asisten operator memakai handglove, masker dan nursecap serta
tidak boleh menyentuh area kotor kembali.
Hasil
3.2.4 Operasi
Kucing
Diusapkan iodine dengan gerakan melingkar keluar di daerah yang akan dilakukan
kastrasi, pasang duk dan jepit dengan towel clamp
Di incisi pada bagian median scrotum secara bertahap setiap lapisan kurang lebih 1 cm,
menggungakan blade
Dilakuakan pengeluaran testis dari scrotum. Digunakan teknik kastrasi tertutup karena
ukuran testis hewan yang kecil
Dilakukan ligasi menggunakan forceps pada funikulus spermatikus. Ligasi pertama
pada bagian paling jauh dengan testis, ligasi kedua diletakan setelah ligasi pertama
dengan diberi jarak 1,5- 2cm.
Dilakukan pengikatan menggunakan cat gut chromic pada bagian diatas ligasi pertama
yang mengarah kerongga abdomen. Setelah itu dilakukan pemotongan pada funikulus
spermatikus, pemotongan dilakukan diantara ligasi pertama dan kedua. Dipastikan
sudah tidak terdapat pendarahan dengan melepaskan forceps.
Sisa dari bagian yang telah dipotong dimasukan kembali ke kantung scrotum.
Testis lainnya dibuang dengan melakukan cara yang sama.
7
Kulit ditutup dengan jahitan sederhana terputus menggunakan benang non absorbable
Hasil
Diberikan tolfenamic acid secara subkutan, selanjutnya tolfen diberikan setiap 2 hari
sekali.
Diberikan Amoxicillin LA secara subkutan 2 kali sehari
Diberikan hematopan dan biodin secara subkutan 2 kali sehari
Dilakukan pengecekan suhu, pulsus, CRT dan respirasi kucing setiap 15 menit sampai
suhu kucing normal
Dilakukan kontrol post operasi kepada asisten pratikum seminggu setelah operasi
dilakukan
Hasil
8
BAB IV
HASIL
Pemeriksaan Hewan
Kelas: 2013/B Kelompok: 9
Nama Nim
1. Novi Andriani 135130101111030
2. Rizka Utami Putri 135130101111033
3. Amira Rifdatari 135130101111034
4. Herry Wildan Fawzi 135130107111018
4.1 Signalement
Nama : Asap
Jenis hewan : Kucing
Kelamin : Jantan
Ras/breed : Mix
Warna bulu/kulit : Putih
Umur : 5 bulan 3 minggu
Berat badan : 1,9 kg
Tanda kusus : terdapat sedikit warna crem pada
punggung
Deskripsi Abnormal
Mata berwarna merah
Kucing pada kondisi cukup normal
Vaksinasi Ya Tidak
ctt:
Disease Record:
KONTROL PEMERIKSAAN
Menit 0 15 30 45 60 75 90 105 120
Pulsus(/menit) 120 88 92 76 124 96 120 110 96
0
Temp( C) 39,5 39,0 37,5 37,6 37,2 36,6 36,4 35,6 35,9
Respirasi 24 16 12 12 16 12 12 12 12
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Analisa Prosedur
5.1.1 Preparasi Alat Bedah
Alat bedah yang akan digunakan dalam operasi merupakan peralatan yang steril .
Sterilisasi alat bedah dilakukan dengan cara membungkus alat bedah dengan koran lalu di
masukkan kedalam autoclave pada suhu 121o C selama 15 menit. Selanjutnya sebelum operasi,
alat bedah dikeluarkan dari pembungkusnya dan direndam dalam wadah besi yang berisi iodine
dan alkohol.
Metode sterilisasi moist heat (autoclaving, tekanan uap) digunakan untuk
mensterilkan semua bahan dan alat operasi kecuali alat tajam. Untuk sterilisasi alat dan bahan
operasi diperlukan tekanan 20 pound, suhu 1210 C selama 30 '. Sedangkan untuk sterilisasi
sarung tangan (agar tidak rapuh) hanya diperiukan tekanan 15 pound, suhu 1210 C selama 15'.
Sterilisasi dengan autoclaving paling banyak digunakan karena mempunyai daya penetrasi
lebih dalam, bersifat bakterisid dan lebih ekonomis, namun kekurangan sterilisasi dengan
autoclaving adalah dapat menyebabkan tumpulnya alat tajam, menghanguskan bahan dan kain,
bahan dan alat yang dipak dapat menjadi basah, dan tidak dapat digunakan untuk mensterilkan
bahan yang mengandung minyak atau lemak (Sudarminto, 2010).
Penggunaan iodine dan alkohol berguna untuk menjaga sterilitas dari alat-alat yang
digunakan. Hal ini dikarenakan iodine dan alkohol mempunyai sifat-sifat yang dapat digunakan
sebagai sterilisasi alat. Pada iodine, iodine merupakan disinfektan yang efektif untuk proses
desinfeksi air dalam skala kecil. Dua tetes iodine 2% dalam larutan etanol cukup untuk
mendesinfeksi 1 liter air jernih. Salah satu senyawa iodine yang sering digunakan sebagai
disinfektan adalah iodofor. Sifatnya stabil, memiliki waktu simpan yang cukup panjang, aktif
mematikan hampir semua sel bakteri, namun tidak aktif mematikan spora, nonkorosif, dan
mudah terdispersi. Kelemahan iodofor diantaranya aktivitasnya tergolong lambat pada pH 7
(netral) dan lebihmahal.Iodofor tidak dapat digunakan pada suhu lebih tinggi dari 49 C
(Plumb,2008).
5.1.2 Persiapan Hewan
Hewan yang akan di operasi di puasakan terlebih dahulu, tidak diberi makan 6-12
jam sebelum operasi dan tidak diberi minum 2-6 jam sebelum operasi guna mengosongkan
lambung dan vesica urinaria. Hewan dibersihkan atau dimandikan terlebih dahulu apabila
hewan tersebut kotor dan bau karena apabila hewan kotor dan bau dapat mengganggu operator
dalam melakukan operasi. Sebelum laparatomi dilakukan, hewan diinjeksikan atropine sulfat
melalui subkutan, ditunggu selama 10-15 menit lalu diinjeksikan ketamine+xylazine secara
intramuskular. Xylazine merupakan premedikasi yang dapat mengakibatkan muntah pada
hewan oleh karena itu terlebih dahulu diberikan atropine sulfat yang merupakan antikolinergik
untuk mencegah reaksi muntah tersebut. Setelah hewan mulai kehilangan kesadaran, cukurlah
rambut daerah sekitar testis kucing dengan cara menyemprotkan air sabun dan dicukur
menggunakan silet searah pertumbuhan rambut agar pencukuran lebih mudah. Perlak
dibentangkan pada bagian steril dan letakkan kucing di atas nya. Restrain ke empat ekstremitas
kucing menggunakan 4 sumbu kompor. Restrain bertujuan agar lebih memudahkan operator
dalam operasi dan membatasi gerak hewan apabila hewan tiba tiba sadar sebelum operasi
selesai dilakukan. Dihitung pulsus, suhu, CRT dan respirasi sebelum operasi dilakukan dan
selanjutnya dilakukan setiap 15 menit.
13
terakhir kehamilan terutama pada sapi. Hindari injeksi intra arteri karena dapat
menyebabkan kejang dan jangan menggunakan xylazine dengan obat penenang
lainnya. Hati-hati penggunaan pada kuda dengan vasokontraksi laminitis (Plumb,
2008).
Farmakokinetik
Absorbsi cepat jika diberikan secara IM, dengan efek puncak 3-10 menit setelah
injeksi. Durasi efek sekitar 1,5 jam akan tetapi pada anjing dan kucing efek analgesic
hanya bertahan 15-30 menit, tapi jika ditambah dengan obat penenang dapat
mencapai 1-2 jam tergantung pada dosis yang diberikan. Waktu paruh eliminasi
diperkirakan 30 menit. Pemulihan total setelah pemberian dosis mencapai 2-4 jam
pada anjing dan kucing. Xylazine tidak terdeteksi pada susu perah setelah pemberian
xylazine (Plumb, 2008).
Farmakodinamik
Xylazine diklasifikasikan sebagai obat analgesic dengan sifat relaksasi otot.
Xylazine menyebabkan relaksasi otot rangka melalui jalur pusat mediated dengan
cara memblokir dopaminergic (seperti fenotiazin) atau alpha-blocker. Emesis sering
terjadi pada kucing dan anjing tetapi tidak pada kuda dan sapi. Efek pada system
kardiovasculer yaitu meningkatkan tekanan darah, xylazine dapat meningkatkan
glukosa darah pada anjing dan kucing menyebabkan poliuri setelah pemberian
xylazine (Plumb, 2008).
C. Ketamin
Golongan
Ketamin merupakan golongan dissociative general anesthetic
Indikasi
Ketamine dapat digunakan pada primate, kucing dan manusia. Pada kucing
indikasi sebagai agen anestesi tunggal yang membutuhkan relaksasi otot rangka.
Ketamin dapat menghambat reseptor NMDA dalam ssp, dan digunakan untuk
mencegah nyeri berlebihan pada saat operasi (Plumb, 2008).
Kontraindikasi
Hati hati pada pasien dengan reaksi hipersensitivitas, insufisiensi hati dan ginjal,
jangan digunakan pada hewan dengan riwayat kejang-kejang. Kontraindikasi pada
hewan telah banyak sebelum operasi sebaiknya menghindari penggunaan ketamine.
Karena ketamine dapat meningkatkan tekanan darah, maka control perdarahan
pasca bedah (seperti declawing) sangat dianjurkan (Plumb, 2008).
Farmakokinetik
Setelah injeksi IM pada kucing, efek puncak terjadi setelah 10 menit. Ketamin
didistribusikan keseluruh jaringan tubuh dengan cepat dengan tingkat tertinggi
ditemukan dalam otak, hati, paru-paru dan lemak. Protein plasma mengikat 50%
dikuda, 53 % di anjing dan 37-53 % di kucing. Obat ini dimetabolisme dihati dan
dieleminasi melalui urin. Ketami akan menginduksi hepatik enzim mikrosomal.
Paruh eliminasi pada kucing dan kuda sekitar 1 jam (Plumb, 2008).
Farmakodinamik
Ketamin menghambat GABA dan memblok serotonin, norepineprin, dan
dopamine di SPP. Sistem tertekan sehingga limbrik diaktifkan, setelah itu
menginduksi tahap anestesi I dan II, tapi tidak stadium III. Pada kucing
16
menyebabkan efek hipotermia (suhu tubuh turun) rata-rata 1,6oC setelah dosis
terapi. Efek ketamin pada sistem pada sistem kardiovasculer meliputi peningkatan
curah jantung, denyut jantung, tekanan aorta dan arteri pulmonalis dan peningkatan
vena sentral. Ketamin tidak menyebabkan tingkat pernafasan menurun (Plumb,
2008).
D. Amoxicillin
Golongan
Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas golongan penicilin
Indikasi
digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan
saluran seni, gonorhu, gastroenteris, meningitis dan infeksi karena Salmonella sp
seperti demam tipoid. Amoksisilin aktif melawan bakteri gram positif yang tidak
menghasilkan -laktamase dan aktif melawan bakteri gram negatif karena obat
tersebut dapat menembus pori pori dalam membran fosfolipid luar (Crowel,2005).
Kontraindikasi
Kontraindikasi dari obat ini adalah hipersensitivitas terhadapa penicillin. Dan
biasanya setelah pemberian amoxicillin, pasien akan mengalami alergi berupa
urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, diare pada pemberian per-oral
(Napier, 2009).
Farmakokinetik
Farmakokinetik Amoxicillin diserap secara baik sekali oleh saluran pencernaan.
Kadar bermakna didalam serum darah dicapai 1 jam setelah pemberian per-oral.
Kadar puncak didalam serum darah 5,3 mg/ml dicapai 1,5-2 jam setelah pemberian
per-oral. Kurang lebih 60% pemberian per-oral akan diekskresikan melalui urin
dalam 6 jam (Napier, 2009).
Farmakodinamik
Farmakodinamik Amoxicillin (alpha- amino -p-hydoxy- benzyl- penicillin)
adalah derivat dari 6 aminopenicillonic acid, merupakan antibiotika berspektrum
luas yang mempunyai daya kerja bakterisida.Amoxicillin, aktif terhadap bakteri
gram positif maupun bakteri gram negatif. Bakteri gram positif: Streptococcus
pyogenes, Streptococcus viridan, Streptococcus faecalis, Diplococcus pnemoniae,
Corynebacterium sp, Staphylococcus aureus, Clostridium sp, Bacillus anthracis.
Bakteri gram negatif: Neisseira gonorrhoeae, Neisseriameningitidis,Haemophillus
influenzae,Bordetella pertussis,Escherichia coli Salmonella (Napier, 2009).
E. Tolfen
Golongan
NSAID (Non steroidal Anti Inflammatory) Long-acting
Indikasi
Tolfenamic acid dipergunakan untuk pengobatan mastitis pada sapi (Tolfenamic
acid merupakan satu-satunya NSAID untuk pengobatan mastitis dengan sekali
injeksi), penyakit pernafasan akut yang disebabkan oleh bakteri, Syndrome mastitis-
metritis-agalaksia, disertai dengan pemberian antibiotic. Tolfenamic juga efektif
pada setiap penyakit yang disertai gejala demam, keradangan (inflamasi), dan atau
rasa sakit (kolik). Penggunaan: Tolfenamic acid dapat dipergunakan pada hewan :
ggal : 1 ml/40 Kg
17
BB secara IM atau IV; untuk kasus akut dilakukan secara IV selama 2 hari.
Kemasan: Botol 20 ml, 50 ml, 100 ml dan 250 ml (Plumb, 2008).
Farmakodinamik
kerja dari obat ini mirip dengan kerja dari aspirin yaitu sebagai potensial
inhibitor dari cyclooxigenase yang akan menghambat rilisnya prostaglandin. Obat
ini juga akan menghambat secara langsung pada daerah reseptor prostaglandin.
Tolfenamic acid memiliki aktivitas yang signifikan sebagai anti tromboksan,
sehingga tidak dianjurkan digunakan pada saat pre-operasi karena akan memberikan
pengaruh pada fungsi platelet (Plumb, 2008).
Farmakokinetik
tolfenamic acid dapat diabsobrsi melalui rute oral. Pada anjing level tertinggi
dari obat adalah 2-4 jam setelah pemberian yang berarti jumlah dari obat ini paling
banyak pada serum adalah selama 2-4 jam setelah pemberian dosis yang sesuai.
Resirkulasi enteropatik dari obat ini akan meningkat setelah pemberian makanan.
Hal ini juga dapat meningkatkan bioavaibility dari obat. Terjadi variasi dari
bioavaibility dari obat setelah pemberian pakan pada anjing. Pada anjing volume
distribusinya adalah 1,2 L/kg dan akan dieliminasi atau memiliki waktu paruh
sekitar 6,5 jam. Durasi kerja dari obat ini adalah 24-36 jam sehingga pemberian obat
ini adalah 1-2 hari sekali (Plumb, 2008).
F. Bioplacenton
Bioplacenton merupakan obat yang digunakan untuk perawatan luka dengan kandungan
tiap 15 gram Bioplacenton mengandung, ekstrak Plasenta 10 %, Neomycin sulfat 0.5 %,
dan Jelly base. Neomycin sulfate merupakan antibiotik. Kombinasi ini merupakan bagian
dari perawatan luka yang sangat efektif. Ekstrak plasenta sebagai biogenic stimulator
memegang peranan penting dalam mempercepat regenerasi sel dan penyembuhan luka.
Sedangkan neomycin sulfate bekerja sebagai antibiotik yang mampu membunuh beragam
jenis kuman dengan daya kerja yang tidak terganggu oleh nanah. Bioplacenton tersedia
dalam bentuk jelly yang banyak mengandung air sehingga efeknya lebih cepat terasa.
Indikasi dari bioplacenton yaitu; perawatan luka bakar, luka disertai nanah, luka yang
lambat menutup. Kontraindikasi Bioplacenton adalah pasien yang hipersensitif terhadap
komponen obat ini. Obat ini dapat menimbulkan efek samping walaupun jarang terjadi
yaitu berupa; nausea, anoreksia, diare, dan konstipasi.
G. Hematopan dan Biodin
Hematopan yang pada umumnya digunakan memiliki kandungann natrium kakodilat,
Amonium sitrat, Metionin, Histidin, Triptopan, Vitamin B12. Indikasi Pengobatan terhadap
anemia karna kekurangan zat besi akibat parasit,penyakit infeksi gizi tidak seimbang
,membantu pertumbuhan dan penambahan berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit.
Indikasi penggunaan biodin pada umumnya adalah untuk stimulasi tubuh secara umum
terutama pada tonus otot dari semua species hewan seperti pada keadaan, kelemahan otot
akibat kerja keras, kelemahan otot akibat transportasi, kelemahan otot akibat melahirkan,
menjaga stamina kuda pacu dan anjing, kelemahan diakibatkan oleh kekurangan makanan,
infeksi atau keturunan.
5.2. 2. Stadium Anestesi Yang Digunakan
18
Penyembuhan luka adalah faktor penting pasca operasi yang selalu dihadapi dan
merupakan fenomena kompleks yang melibatkan berbagai proses meliputi inflamasi akut.
Dalam penyembuhan luka terdapat sejumlah faktor sistemik dan local yang mengganggu
penyembuhan luka. Faktor local yang berpengaruh terhadap penyembuhan luka antara lain
infeksi, faktor mekanik, benda asing, macam, lokasi dan ukuran besarnya luka. Faktor sistemik
yang mempengaruhi penyembuhan luka antara lain nutrisi, status metabolic, status sirkulasi
darah dan hormon glukokortikoid. Pada pasca operasi, banyak ditemukan permasalahan dalam
penyembuhan luka, seperti waktu penyembuhan yang lama, terutama bila terjadi penyembuhan
secara sekunder. Nyeri menjadi stressor yang memicu timbulnya gejala klinis patofisiologis,
memicu modulasi respon imun, sehingga menyebabkan penurunan system imun yang berakibat
pemanjangan waktu penyembuhan luka(Madigan,2006).
Selain itu juga dipengaruhi oleh:
a. Usia
Usia muda penyembuhannya lebih cepat daripada usia. Usis tua lebih sering terkena
penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor
pembekuan darah.
b. Nutrisi
Pasien dengan status nutrisi kurang memerlukan waktu untuk memperbaiki status
nutrisi mereka setelah pembedahan. Pasien yang obesitas mengalami penundaan
penyembuhan karena suplai darah (oksigenasi) jaringan adiposa tidak adekuat. Pasien
obesitas juga memiliki risiko tinggi terkena infeksi, seroma, dan dehisensi.
c. AsupanNutrisi
Penyembuhan luka memerlukan berbagai nutrien. Pada dasarnya nutrien yang berguna
ialah protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
d. Protein. Deplesi protein dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Terjadi peningkatan
kebutuhan akan protein saat terjadinya luka. Peningkatan kebutuhan tersebut diperlukan
untuk proses inflamasi, imun, dan perkembangan jaringan granulasi. Protein utama yang
disintesis selama fase penyembuhan luka adalah kolagen. Kekuatan kolagen
menentukan kekuatan kulit luka seusai sembuh. Kekurangan intake protein prabedah,
secara signifikan menunda penyembuhan luka pasca bedah.
e. Karbohidrat. Selama fase hipermetabolik, kebutuhan akan karbohidrat meningkat.
Segala aktifitas seluler dipengaruhi oleh ATP yang diperoleh dari glukosa (karbohidrat),
sehingga penyediaan energi untuk respons inflamasi dapat berlangsung. Kekurangan
karbohidrat dalam tubuh menyebabkan penghancuran protein untuk keperluan aktifitas
seluler. Dengan kata lain, sedikitnya karbohidrat berpeluang membuat semakin
sedikitnya protein.
f. Lemak. Lemak memiliki peran penting dalam struktur dan fungsi membran sel. Asam
lemak esensial tidak bias disintesis oleh tubuh, sehingga harus didapatkan dari diet
keseharian. Peran asam lemak esensial untuk penyembuhan luka masih belum begitu
dimengerti, tetapi diketahui bahwa lemak berperan untuk sintesis sel baru.Kekurangan
lemak tubuh dapat menunda penyembuhan luka. Omega-3 polyunsaturated fatty acids
(PUFAs) diketahui lebih bermanfaat ketimbang omega-6 PUFAs. Omega-3s
merupakan anti-inflamasi yang berguna untuk penyembuhan luka, tetapi pemakaiannya
dapat menghambat pembekuan darah, sehingga dinilai merugikan.
20
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kastrasi atau orchiectomy adalah tindakan bedah yang dilakukan pada testis, berupa
pengambilan atau pemotongan testis dari tubuh. Hal ini umumnya dilakukan untuk sterilisasi
(mengontrol populasi), penggemukan hewan, mengurangi sifat agresif, serta salah satu pilihan
terapi dalam menangani kasus-kasus patologi pada testis atau scrotum.
Metode kastrasi yang dilakukan pada kucing jantan dengan berat 1,9 kg adalah dengan
meggunakan metode tertutup dikarenakan kondisi testis yang masih kecil. Pada metode tertutup
sayatan hanya sampai pada tunika dartos, sehingga testis masih terbungkus oleh tunika
vaginalis communis. Pengikatan dan penyayatan dilakukan pada funiculus spermaticus.
Pengikatan menggunakan benang cat gut chromic sedangkan penjahitan dilakukan dengan
benang nonabsorable(silk). Proses penyembuhan luka terjadi selama tujuh hari dengan kondisi
yang baik dan jahitan dilepaskan pada hari ke tujuh.
6.2 Saran
Sebaiknya persiapan yang dilakukan oleh laboratorium bedah sudah benar-benar siap.
Seperti alat atau bahan yang disediakan dari laboratorium sudah dalam keadaan siap pada meja
praktikan ataupun praktikan langsung diarahkan mengambil pada lokasi tertentu.
22
DAFTAR PUSTAKA
Aspinall, Victoria dan Capello, Melanie. 2009. Introduction to Veterinary Anatomy and
Physiology. United Kingdom : Elsevier.
Boden E. 2005. Blacks Veterinary Dictionary 21st Edition. London: Black Publisher.
Firman, A. 2013. Revalensi Mual dan Muntah Pasca Anestesi Umum pada Bedah Elektif di
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013. FK Universitas Sumatera Utara.
Harari, Joseph. 2005. Small Animal Surgery Secret 2nd Edition. Hanley & Belfus INC. USA:
Philadelpia.
Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms. New Jersey:
Pearson Prentice Hall.
Napier and Napier.2009. A Handbook of Living Primates [diunduh 2014 Nov 25]. Inverin, Co.
Galway,Ireland.
Plumb, Donald C., 2008, Veterinary Drug Handbook Sixth Edition, Blackwell Publishing, UK.
Saribuang Matheus dan Qomariyah N. 2010. Kajian Pengaruh Kastrasi Terhadap Tingkat
Kandungan Kolesterol Daging Kambing di Kabupaten Jeneponto Provinsi
Sulawesi Selatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.
Makasar.
Sudarminto, 2010, Teknik Bedah Dasar, Restrain dan Casting, UGM, Yogyakarta
Tambing, T., 2014, Perbandingan Pengaruh Anestesi Ketamin-Xylazine Dan Ketamin-Zoletil
Terhadap Frekuensi Nafas Dan Denyut Jantung Kucing Lokal (Feline Domestica)
Pada Kondisi Sudden Loss Of Blood, UNHAS, Makasar.
Waluyo. 2009. Kastrasi. Laboratorium Produksi Ternak FPPK UNIPA. Monokwari.
Watcha, ,MF, dkk. 2005. Pocket Guide To Suture Materials (Hal : 54). (e-book). Germani.
23
LAMPIRAN:
Tesis yang telah dipotong Penjahitan kembali scrotum Hasil jahitan pada scrotum
(menggunakan metode (Simple Interrupted)
tertutup)