You are on page 1of 6

Daftar isi

Zainul Kamal, dkk. ISSN 0216 - 3128 363

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN KADAR KALSIUM


TERLARUT DALAM FRAKSI AIR DAN ETIL ASETAT
DALAN DAUN KUMIS KUCING (Orthoshiphon Aristatus)
DENGAN SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM
Zainul Kamal, M. Yazid
Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta

Suparmi dan Sumarmi


Farmasi MIPA UII, Yogyakarta.

ABSTRAK
IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN KADAR KALSIUM TERLARUT DALAM FRAKSI AIR DAN ETIL
ASETAT DALAN DAUN KUMIS KUCING (Orthoshiphon Aristatus) DENGAN SPEKTROMETRI SERAPAN
A TOM. Penelitian ini dilakkan untuk mengetahui daya larut fraksi air dan fraksi etil asetat daun kumis
kucing terhadap batu ginjal berkalsium secara in vitro. Dalam penelitian ini ekstraksi daun kumis kucing
dilakukan dengan menggunakan cairall penyari 70%, selanjutnya hasil ekstraksi tersebut difraksinasi
dengan air dan etil asetat, diuji secara kualitatif dengna Kromatografi Lapisan Tipis. Kemudian dari
masing-masing fraksi tersebut dibuat variasi konsentrasi yaitu 10%. 25%. 45%. 75% dan 100% Dari
konsentrasi tersebut diambil 10 ml yang dipergunakan untuk merendam batu ginjal kalsium (sebagi sumber
kalsium) sebanyak 300 mg pada suhu 3~C selama 5 jam sambil di gojog. Dari masing-masing hasil
perendaman diambil 0.5 ml kemudian dianalisis dengan spektrofotometri serapan atom. Hasil yang
diperoleh menunjukkall banyak kemampuan fraksi air untuk melarutkan batu ginjal kalsium lebih besar
dibandingfraksi etil asetat dan secara kualitatiffilavonoid terdapat di dalamfraksi etil asetat.

ABSTRACT
THE INDENTIFICATION AND DETERMINATION OF CALCIUM SOBULITY IN WATER AND ETHYL
ACETAT OF KUMIS KUCING LEA VES (Ordthoshiphon Aristatus) USING ATOMIC ABSORBTION
SPECTROMETR Y. The study to know solubility of water fraction and ethyl acetat fraction from Kumis
Kucing to calsium kidney stone in vitro. The study was performed by soaking calcium kidney stone (/50 mg)
in 10 ml ofKumis Kucingfractioll in series of concentration (IO%. 25%. 45%. 75% dan 100%). The mixture
were shaken. incubated at 3~C for 4 hours on water bath and then filtered. Calcium solubility was
determined by atomic absorption spectrophtometer. The qualitatively analysis was used by Thin layers
chromatography. The result indicated that solubuluty of calcium in water fraction highest than ethyl asetat
fraction andflavonoid only wasfound ill etil asetatfraction.

PENDAHULUAN kesehatan. Oleh karena itu periu dikembangkan


pengobatan untuk menanggulangi masalah ini.
Obat tradisional
budaya bangsamerupakan
yang salah satu
periu digaliwarisan
dan Pemilihan pengobatan terhadap batu ginjal
dikembangkan lebih lanjut agar dapat dimanfaatkan umunmya didasarkan pada cara yang mudah, murah
secara maksimal dalam upaya peningkatan dan dan mempunyai efek samping yang kecil.
pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pengobatan terhadap penyakit batu ginjal yang
sudah dikenal di masyarakat Indonesia dapat
Kasus penyakit batu ginjal merupakan ditangani dengan cara operasi mengeluarkan batu,
penyebab kedua tersering yang memicu penyakit penghancuran batu dengan sinar radiasi, dan
gaga I ginjal. Upaya pengobatan dapat dilakukan pemakaian obat-obatan baik obat tradisional
dengan operasi, penggunaan ultravibrasi dan obat- maupun obat modem.
obatan baik tradisional maupun modem. Kumis
kucing (Orthoshipon Aristatus) merupakan tanaman Karena kecenderungan masyarakat untuk
yang yang belum banyak dimanfaatkan, terutama kembali kepada alam (back to nature), maka obat
untuk melarutkan batu ginjal berkalsium. tradisional merupakan cara pengobatan yang
banyak dipilih masyarakat. Selain mudah
Batu ginjal merupakan salah satu penyakit pelaksnaaannya, murah, efek samping kecil, bahan
yang menjadi masalah utama dalam bidang juga mudah didapat di lingkungan sekitamya.

Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir
P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
364 ISSN 0216 - 3128 Zainul Kamal, dkk.

Banyak tanaman yang ada di Indonesia yang pengatoman yaitu spektrofotometri serapan atom
sudah diketahui kandungan zat aktifnya, tetapi (Hitachi plarized Zeeman 8000).
belum semua tanaman ini diteliti seberapa
kemampuan kandungan zat aktifnya dalam hal
mengobati penyakit. Seperti halnya tanaman Kumis Cara Kerja
Kucing yang berkhasiat sebagai peluruh batu Daun Kumis kucing dikeringkan dalam
ginjal,(l) namun sebarapa kemampuan dalam inkubator dengan suhu 37C selama 24 jam
melarutkan batu ginjal belum diketahui secara pasti. kemudian diserbuk dengan menggunakan blender
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap yang selanjutnya diayak sampai diperoleh serbuk
tumbuhan tersebut dalam hal kemampuan dengan derajat kehalusan (5/8).
melarutkan batu ginjal. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan Pembuatan dan analisis serbuk batu ginjal
pengetahuan pada dunia pengobatan.
Batu ginjal digerus dalam mortir sampai
Cahyono A.T. (1990) telah meneliti halus, ditimbang 1-3 flg, ditambah 300 mg KBr,
bahwa pada kadar infus 0,5%, 7,5% dan 10%, diaduk sampai halus dan homo gen.
kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam
infus daun kumis kucing lebih baik dari pada Campuran dibuat tablet dengan tekanan
infus daun tempuyung. lebihkurang 10.000 Psi selama 10 menit, sehingga
diperoleh tablet yang transparan dan siap dianalisis.
Berdasarkan penelitian terse but terlihat
bahwa penelitian tentang penggunaan fraksi air Spektogram yang didapat dibandigkan
dan etil asetat dari ekstrak daun kumis kucing dengan spektogram dari standart "Analyse des
untuk melarutkan batu ginjal belum dilakukan. CaIculs par Spectrophotometrie Infraronge
Oleh karena itu penelitian tentang penggunaan advantages et Limites de la Methode"
fraksi air dan etil asetat dari daun kumis kucing
sekaligus mengukur kemampuannya dalam hal Penyarian serbuk daun kumis kucing
melarutkan batu ginjal kalsium secara in vitro Serbuk daun kumis kucing diambil sebanyak
layak untuk dilakukan.
30 gram di bungkus dengan kertas saring yang rapat
Dengan mengetahui khasiat kandungan lalu dimasukkan ke dalam Soxhlet. Selanjutnya
kimia daun kumis kucing sebagai sumber diekstraksi menggunakan Petroleum eter dengan
senyawa aktif yang berguna dalam pengobatan (tujuan untuk menghilangkan zat wama hijau daun)
suatu penyakit, maka diharapkan akan dengan volume sebanyak 300 ml pada suhu 40-60
memperluas pemanfaatannya sebagai obat C dimana volume tersebut dapat digunakan
tradisional. Selain itu juga dapat memberikan minimal dua kali sirkulasi. Kemudian residu yang
kegiatan ekonomi dalammasyarakat dengan diperoleh dikeringkan dalam inkubator pada suhu
memanfaatkan tanaman yang ada di lingkungan 37 C selama 2 jam.
sekitarnya. Residu yang telah dikeringkan kemudian
diekstraksi dengan cara maserasi dengan etanol
70% sebanyak 600 rnl dengan menggunakan
METODOLOGI PENELITIAN pengaduk magnit selama 2 jam yang selanjutnya
direndam selama 24 jam. Setelah selesai
perendaman, dilanjutkan dengan memisahkan
Balian yang digunakan
antara fitrat dengan residu dengan jalan difiltrasi
Bahan yang dipergunakan dalam peneltian ini yang kemudian filtrat yang diperoleh diuapkan
adalah meliputi daun kumis kucing yang diserbuk, (evaporasi) dengna menggunakan Rotary
batu ginjal yang telah diserbuk, pelarut-pelarut evaporator dengan subu 40 C hingga diperoleh
untuk ekstraksi antara lain Petroleum eter p.a, hasil akhir berupa ekstrak airY
etanol 70% p.a, aquadest, etil asetat.
Kemudianbahan-bahan untk identifikasi (KL T) Fraksinasi
adalah fase diam berupa silika gel GF 254, fase
gerak toluene, etil asetat, methanol. Ekstraksi cair yang diperoleh dengan cara
ekstraksi dengan menggunakan Liquid-Liquid
Extraction System (LLES) selama 6 jam dengan
Alat yang digunakan menggunakan pelarut Etil Asetat sebanyak 150 ml
Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah sehingga didapatkan dua fraksi yaitu fraksi air dan
seperangkat alat untuk ekstraksi, seperangkat alat fraksi eti I aseta 1. (3,4)
untuk identifikasi dan seperangkat alat untuk

Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Casar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr
P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Jull 2003
Za;nul Kamal, dkk. ISSN 0216 - 3128 365

Identifikasi kandungan aktif ekstrak daun Rf = 3/9


kumis kucing = 0,33
Filtrat dari masing-masing fraksi ditotolkan
pada fase diam silika gel GF254 kemudian dielusi
dengan fase gerak Toluen - Etil asetat - Methanol C) C) 9cm
(85 : 10 : 5). Penampakan bercak dengan cara
disemprot uap amonia dan silihat dari sinar UV.
C) 9cm C)
Perendaman batu ginjal kalsium dengan larutan
fraksi air dan fraksi etil asetat Bercak Ber~
berwarna berwama
Variasi kadar dibuat dengan cara mengambil kuning redam eleu
dengan IIH3 lidal< jelas
larutan dari masing-masing fraksi i sebanyak 1 mI,
2,5 mI, 4,5 mI, 7,5 mI dan 10 mI yang kemudian
ditambahkan pelarut yang sesuai dengan masing-
Fraksi etil asetat Fraksi air
masing fraksi sampai 10 mI. Sedangkan untuk
perendaman dilakukan dengan cara mengambil Gambar 1. Kromatogram fraksi air dan fraksi etil
serbuk batu ginjal sebanyak 300 mg yang kemudian asetat ekstrak daun kumis kucing.
dilarutkan ke dalam larutan fraksi dengan varia bel
kadar yang telah dibuat, selanjutnya direndam pada Allalisis kualitatif batu gilljal
suhu 37C dan dengan penggojogan selama 5 jam.
Analisis Batu Ginjal dilakukan dengan
Penentuan kalsium yang terlarut menggunakan spektrofotometri infra merah
menghasilkan spektogram dengan puncak-pucak
Setelah batu ginjal direndam kemudian yang khas untuk masing-masing jenis batu ginjal
dianalisis dengan spektrofometri serapan atom, (gambar 2). Spektogram dapat menunjukkan jenis-
untuk mengetahui berapa banyak kalsium yang jenis gugus fungsional penyusun cari batu ginjal.
terlarut dalam fraksi air dan fraksi etil asetat. Untuk Hasil terse but kemudian dibandingkan dengan
menentukan kalsium yang terlarut dalam fraksi spektogram standart yang terdapat dalam Analyse
dengan variasi kadar yang berbeda dapat dihitung des Calculs par Spectrophotometrie Infraronge
dengan menggunakan persamaan Y = bx + a. advantages et Limites de la Methode. Setelah
Rumus ini diperoleh dari persamaan kurva baku dibandingkan bentuk spektogramnya kemudian
hasil analisis, yang akan digunakan untuk dianalisis gugus-gugus yang terdapat pada
menghitung kadar pada masing-masing fraksi, baik spektogram hasil identifikasi. Adapun hasil
fraksi air maupun fraksi etil asetat. identifikasi kandungan batu ginjal tersebut adalah
sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Kromatografi Lapis Tipis


Identifikasi kandungan flavonoid dengan
kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 1 em-'
kandungan flavonoid terlihat dengan jelas pada
fraksi etil asetat sedangkan pada fraksi air daun Gambar 2. Spektrogram standar batu ginjal
kumis kucing menunjukkan bercak panjang dengan
warna tidak jelas atau redam setelah diuapi amonia.
Hasil identifikasi dapat dilihat pada gambar 1. %T

Pada fraksi etil asetat daun kumis kucing


penampakan bercak hanya secara umum
berdasarkan wama spesifik dari senyawa flavonoid
pada lembeng silikagel dan setelah diuapi anomia
nampak bercak wama kuning dilihat di bawah sinar
UV visble. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena senyawa flavonoidnya sangat kecil 3500 ])00 2500 2000 1500 1000 500 1I em"
pad a fraksi air sehingga bercaknya tidak
nampak. Gambar 3. Spektrum batu gifljal kode A

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir
P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juri 2003
366 ISSN 0216 - 3128 Zainul Kamal, dkk.

Tabell. Interpretasi Spektrum Batu Ginjal Kode A


dihidrat
dihidrat
Ca 1625
-COO
Alkohol
3450
1320 Posisi Bilangan
bersesuaian
Whewelite
Cholesterol
Ca fungsional
{kalsium
Ulur
Gugus
(asim)
asi Vibrasi
Tipe Gelombang
iksalat (em-i)
oksalat
(COOh 2H20) Ikatan yang Molekul yang
(COO)2 H2O) Weddelite

lenT'
3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Tabel 2. Interpretasi Spektrum Batu Ginjal Kodel B


-COO
Ulur
3500 Posisi Bilangan
bersesuaian
Cholesterol
Whewelite
Weddelite
Alkohol
1625
fungsional
si Ulur
1325Gugus
Gelombang
(asim)
ipe Vibrasi Ikatan yang (em-i)
Molekul yang
Ulur (sim)

Dari kedua jenis batu ginjal terse but Seperti sudah dijelaskan bahwa mekanisme
merniliki kandungan kalsium yang terdapat dalam kelarutan kalsium batu ginjal oleh larutan fraksi,
molekul Weddelite dan Brushite, di mana kedua baik fraksi air maupun fraksi etil asetat dan daun
molekul tersebut merniliki kandungan kalsium di kurnis kucing (Orthoshiphn Aristatus) diduga
dalamnya (keterangan terlampir). Dari informasi melalui pembentukan komplek antara senyawa aktif
tersebut dapat dipastikan bahwa batu ginjal yang yang dikandung dengan kalsium batu ginjal yang
dipergunakan untuk penelitian ini merniliki bersifat lebih polar sehingga mudah larut dalam air.
kandungan kalsium.
Meskipun hasil identifikasi kromatografi Perendaman Batu Ginjal dan Pengukuran
lapis tipis pada fraksi air daun kurnis kucing Kalsium
(Orthoshiphon Aristatus) tidak terlihat adanya
Fraksi air dan fraksi etil asetat daun kurnis
kandungan flavonoid, akan tetapi fraksi air
mempunyai kemampuan melarutkan kalsium batu kucing (Orthoshiphon Aristatus) diencerkan dengan
ginjal lebih baik dari pada fraksi etil asetat, hal ini aquadest hingga 10,0 ml dan dibuat dalam berbagai
disebabkan kalsium mempunyai sifat kelarutan larutan kadar, masing-masing dengan kadar 10%;
yang tinggi pada air, selain itu pada fraksi air juga 25%; 45%; 75% dan 100% v/v yang kemudian
terlarut senyawa-senyawa organik lain yang digunakanuntuk mercndam 300.0 mg. batu ginjal
kemungkinan bisa berikatan dengan kalsium, kalsium selama 5 jam pada suhu 37C. Kadar
sehigga senyawa terscbut mempunyai aktifitas kalsium yang tcrlarut dalam fraksi air dan fraksi etil
menambah kelarutan kalsium, sehingga senyawa asetat diukur dengan spektrofotometri serapan atom
tersebut mempunyai aktifitas menambah kelarutan (Hitachi polarized Zeeman 8000).
kalsium batu ginjal.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir
P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
Zaillul Kamal, dkk. ISSN 0216 - 3128 367

Tabel 2. Kadar ka/sium batu ginja/ yang ter/arut da/am fraksi air dan fraksi eti/
asetat sete/ah perencaman
Kadar Kadar
dalam X+SD
kalsium
181,584
137,530
69,517
194,626
37,728 +++0,052
fraksi0,190
0,116
0,158
0,316 X+SD
airterlarut
Kadar kalsium
0,0547
0,3550
0,2192
(ppm)
fraksi
0,7505
<0,1 ++
etil terlarut
0,040
ppm0,025
0,056
asetat
0,087 dalam
(ppm)

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa yang dibuat maka kadar" kalsium yang terlarut
dengan kenaikan kadar fraksi maka kadar kalsium semakin banyak.
yang terlarut juga meningkat.
Dari hasil analisis kualitatif, kandungan dari
Hubungan kadar kalsium yang terlarut dalam fraksi air dan fraksi etil asetat daun kumis kucing
kedua fraksi dengan kadar fraksi dapat dilihat pada menggunakan uji kromatografi lapis tipis, pad
gambar berikut ini: akromatogram yang dihasilkan, menunjukkan
bahwa pada fraksi etilasetat terkandung flavonoid
~
"C
u ~
2
Co
-
~.! . 80
180
160
200
140
40
100
120
10
75
45
100
25
60
20
0
yang terlihat jelas setelah diuapi amoniak dan
ECo
dilihat di bawah sinar UV. Sedangkan pad afraksi
air hasil identifikasi dengan kromatografi lapis tipis
bertanda negatif ditandai denga ebrcak yang
berwama tidak tampak jelas atua rendam.
Kemungkinan flavonoid yang terkandung sangat
kecil atau tertutupi dengan senyawa aktif lain yang
jumlah lebih besar sehingga bercak flavonoidnya
tidak tampak.
Meskipun hasil identifikasi kromatografi
kadar Fraksi (%
CKadar Ca terlarut dim air lapis pada fraksi kumis kucing (Orthoshiphon
.kadar Ca terlarut dim fraksi elil Asetat aristatus) tidak didapatkan adanya kandungan
flavonoid, akan tetapi pada fraksi etil asetat, hal ini
disebabkan kalsium mempunyai sifat kelarutan
Gambar 5. Histogram hubungankadar ka/sium yang tinggi pada air, selain itu pada fraksi air
yang ter/arut da/am kedua framsi terdapat senyawa - senyawa tersebut mempunyai
dengan kadar fraksi. aktifitas melarutkan kalsium batu ginjal.
Seperti telah dijelaskan bahwa mekanisme
kelarutan kalsium batu ginjal oleh larutan fraksi,
Dari grafik diperoleh slope untuk fraksi air baik itu fraksi air maupun fraksi etil asetat dari
daun kumis kucing lebih besar dibandingkan slope daun kumis kucing (Orthoshiphon Aristatus) diduga
fraksi etil asetat, hal ini menunjukkan bahwa melalui pembentukan kompleks antar senyawa aktif
kemampuan melarutkan kalsium batu ginjal dari yang dikandung dengan kalsium batu ginjal, yang
fraksi air lebih baik dari pada fraksi etil asetat. bersifat lebih polar sehingga lebih mudah larut
dalam air.
Kelarutan kalsium tertinggi pada fraksi air
terdapat pada kadar 100%, sedangkan kadar Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kalsium terlarut yang terendah terdapat pada fraksi daun kumis kucing mempunyai aktifitas yang tinggi
air dengan konsentrasi 10% demikian pula pada dalam melarutkan kalsium batu ginjal, terutama
fraksi etil asetat, kadar kalsium tertinggi pada kadar flavonoid dan masih terdapat senyawa aktif lain
100%. Sedangkan pada kalsium terlarut yang selain flavonoid antara lain alkaloid dan saponin
terendah pada kadar 10%. Dari hasil tersebut, baik yang memiliki khasiat sebagai peluruh batu ginjal
fraksi air maupun fraksi etil asetat ekstrak daun maupun sebagai diuretika . Karena itu perlu
kumis kucing memiliki kemampuan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
melarutkan kalsium batu ginjal dari beberapa identifikasi kandungan aktif yang terdapat dalam
variasi kadar yaitu kadar 10%, 25%, 45%, dan fraksi air daun kumis kucing (Orthoshiphon
100%. Semakin tinggi konsentrasi variasi kadar Aristatus).

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir
P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
368 ISSN 0216 - 3128 Zainul Kamal, dkk.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 2. GRITTER, R. J. BABBIT, J.M.


daun kumis kucing mempunyai aktifitas yang tinggi SCHWARTING, A.F., pengantar
dalam melarutkan kalsium batu ginjal terutama Kromatografi, Diterjemahkan oleh Kosasih
flavonoid dan masih terdapat senyawa aktiLlain_ padmawinata, Ed II, Penerbit ITB, Bandung,
selain flavonoid antara lain alkaloid dan sapo~n 1991, ha1. 107 - 159.
yang memiliki khasiat sebagai peluruh bak-ginjal
maupun sebagai diuretika. 3. MARKHAM, Cara Identifikasi Flafonoid,
Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata,
penerbit ITB, Baridung, 1988, ha1. 1 - 3..
KESIMPULAN 4. SASTROAMIDJOJO, H, Kromatografi, Ed. II,
Cetakan I, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1991,
Dari hasil penelitian ini, dapat ditarik ha1. 1 - 36.
kesirnpulan sebagai berikut :

1. I.Fraksi air daun kumis kucing berkeI1!'lmpuan


lebih baik dibanding fraksietil asetatnya dalam
melarutkan batu ginjal kalsium. TANYAJAWAB
2. 2. Kemampuan melarutkan batu ginjal kalsium
oleh kedua fraksi berbanding lurus dengan Sukirno
kenaikan kadar fraksi.
Apa yang menyebabkan fraksi air untuk
3. 3. Hasil analisa kualitatif flavonoid, diperoleh melarutkan batu ginjal kalsium lebih besar dari
informasi bahwa ada senyawa lain antara lain pada fraksi etil asetat, padahal etil asetat bisa
alkaloid dan saponin yang terkandung dalam dikatakan sebagai pelarut organik
daun kumis kucing selain flavonoid yang dapat
melarutkan atau berfungsi untuk peluruh batu Kadar berapa Ca nya maksimum orang itu
ginj a1. terkena penyakit batu ginjal

Zainul Kamal
DAFT AR PUST AKA Karena da/am fraksi air mengandung
flavonoid yang dapat mempermudah
1. AGUS TRI CAHYONO, Pengaruh Infus Daun ke/arutan ka/sium
Tempuyung dan Infus Daun -Kumis Kucing
terhadap Kelarutan Kalsium Batu Ginjal secara Be/l/m diketahui
Invitro, Skripsi fakultas farmasi UGM
Yogyakarta, 1990.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir
P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

You might also like