Professional Documents
Culture Documents
Abstrak: Prinsip dasar kebijakan politik luar negeri sebuah negara boleh saja berakar pada
sejarah, ideologi, dan konstitusi nasional.Namun pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh
kepentingan, kepemimpinan, dan dinamika politik internal dan internasional tertentu.
Tulisan ini mencoba mencermati faktor kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
dalam kaitannya dengan dua faktor lain di dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri
Indonesia beberapa tahun ke depan. Walau tampak agak prediktif, bahkan spekulatif,
tulisan ini sepenuhnya bersifat deskriptif dengan mengandalkan argumentasi teoritis dan
informasi yang tersedia. Subjektivitas penulis selanjutnya tidak bisa dihindarkan untuk
sampai pada penegasan bahwa kebijakan politik luar negeri Indonesia di bawah
pemerintahan Jokowi berbeda dari pemerintahan sebelumnya. Dibawah pemerintahan
Jokowi, Indonesia akan lebih berorientasi kedalam (inward-looking) yang antara lain
disebabkan oleh tekanan politik domestik.
Abstract: The basic principles of states' foreign policies are rightly to have roots in certain
historical, ideological, and constitutional context. In their application, however, particular
interests, leaders and leadership, and both national and international political dynamics are
individually or collectively playing significant influences. This article manages to discuss
the appearance of President Joko Widodo to lead the country in dealing with the global
economic and political dynamics. It is argued that despite the unchanging bebas aktif
principle of Indonesia's foreign policy and uninterrupted changes of global politics,
Jokowi's administration has the chance to make a kind of adjustment which is believed to be
caused by his personality and domestic political context. Upon these two factors, Indonesia's
foreign policy highly likely becomes inward-looking oriented.
66
Tulisan ini merupakan perbaikan dan pelengkapan dari makalah yang dipresentasikan sebagai bahan
diskusi Kegiatan Networking yang diselenggarakan oleh Kantor Sekretariat Wakil Presiden, Kementerian
Sekretariat Negara, Hotel Grand Serela, Hegarmanah, Bandung, 15 September 2014.
67
68 Mangadar Situmorang, Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan Jokowi-JK66
tindakan kekerasan yang dilakukan aktif adalah bahwa politik luar negeri
kenyataan yang jauh dari julukan luhur cita nasional sebagaimana dicantumkan
identitas nasional yang majemuk dan ketertiban dunia. Sekalipun tujuan yang
toleran. Dengan kata lain, sekalipun terakhir dapat dilihat sebagai tujuan
karakteristik global bersifat pluralis yang bersifat eksternal, politik luar negeri
Ubaedillah dan Abdul Rozak berpendapat nasional maka peran serta dalam
ASEAN, termasuk Indonesia. Klaim Kalau tidak bermanfaat, kita tidak usah
74
negara tirai bambu tersebut atas wilayah ikut-ikut dengan urusan orang lain.
di Laut Cina Selatan (LCS), yang
didukung oleh peningkatan kekuatan 3. Dinamika politik dalam
negeri:
militer, tidak urung menimbulkan
kekhawatiran sekaligus perlawanan atas
Argumentasi ketiga yang
kemungkinan hilangnya wilayah dan
mendorong dan sekaligus membenarkan
sumber daya dari masing-masing negara
kebijakan luar negeri Presiden Jokowi
pengklaim lainnya. Vietnam, Filipina,
condong inward-looking dan low-profile
Malaysia, dan Brunei Darusalam, yang
adalah dinamika politik dalam negeri.
merupakan negara-negara anggota
Kemenangan Jokowi-JK dalam pilpres
ASEAN, di samping Jepang dan Korea
bukanlah tanpa kesulitan atau
Selatan, juga berkepentingan agar jalur
perlawanan. Dengan memenangkan
laut tersebut aman untuk perdagangan dan
hanya 52 persen suara dan perbedaan
aktifitas ekonomi lainnya.
sekitar 7 juta suara, margin kemenangan
tersebut telah membuka ruang bagi
Terhadap perkembangan situasi di
pasangan Prabowo-Hatta untuk
LCS nampaknya Presiden Jokowi
melakukan tuntutan hukum agar
memandangnya sebagai sesuatu yang
Mahkamah Konstitusi (MK)
tidak secara langsung berhubungan
membatalkan kemenangan Jokowi-JK.
dengan kepentingan Indonesia.
Keputusan MK yang mengukuhkan
Pandangan tersebut telah menuai kritik
kemenangan Jokowi-JK sebagaimana
dengan mengatakan bahwa Jokowi tidak
sebelumnya telah ditetapkan oleh Komisi
memahami persoalan tersebut dengan
Pemilihan Umum (KPU) pada 21 Juli
baik. Sesuai dengan pandangan tersebut
2014 tidak menyurutkan koalisi merah-
dan seakan-akan mencoba menanggapi
putih pendukung Prabowo-Hatta untuk
kritikan tersebut, Jokowi menegaskan
memberikan kesulitan-kesulitan bagi
bahwa Indonesia akan menempuh jalan
pemerintahan Jokowi-JK dalam lima
diplomasi untuk mengatasi persoalan
tahun kedepan. Hal ini antara lain
tersebut. Namun, dia juga menyiratkan,
keterlibatan diplomatik tersebut harus
74
Lihat liputan media nasional pada saat setelah
mampu memberi manfaat bagi Indonesia. digelarnya debat kandidat presiden .
Mangadar Situmorang, Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan Jokowi-JK66 75
untuk rakyat dan selanjutnya akan kebijakan luar negeri Indonesia. Lebih
tertentu. POB ini menjadi acuan perilaku tidak mampu mengabaikan eksistensi dan
keputusan luar negeri. Kehebatan atau terlibat. Ketiganya lebih merupakan over-
keteraturan (seremonial dan protokoler) yang lebih kuat serta memiliki emosi
81
serta reputasi (posisi dan rasa hormat), hal yang lebih stabil, lebih terkendali.
itu terlihat jelas mempengaruhi tampilan Disamping kemampuan intelektual,
politik luar negeri Indonesia dalam stabilitas emosi, karakter, sikap, dan
sepuluh tahun terakhir. Ini sangat kepribadian capres akan menentukan
mungkin berbeda dengan self-beliefs yang kemampuan melaksanakan pekerjaan
dimiliki Jokowi yang sederhana dan jujur seperti kemampuan berkomunikasi,
serta mementingkan kerjasama yang pengajian keputusan, analisa dan mencari
konkrit dimana hal-hal tersebut solusi kreatif.82
diinginkan untuk direalisasikan dan
ditampilkan. Dengan kata lain, presiden Jika diukur dengan angka 1-10,
sederhana tetapi jujur serta memberi hasil berada pada angka 5,16. Adapun Jokowi
positif dan konkrit bagi pihak-pihak yang 7,60 dalam hal ketenangan dalam
Jokowi mendapat poin 7,83 dan Prabowo Ada enam karakteristik personal yang
6,23 poin. Adapun Kalla mendapat poin diajukan. Aggressive leaders adalah
7,86 dan Hatta 5,99.83 high in need for power, low in conceptual
complexity, distrustful of others,
Meskipun para ahli psikologi tidak nationalistic, and likely to believe that
m e m a p a r k a n f a k t o r- f a k t o r y a n g they have some control over the events in
mempengaruhi karakter dan emosi which they are involved. Sementara itu,
presiden terpilih Jokowi, bisa diduga conciliatory leaders adalah high in need
bahwa latar belakang etnis, kultur, dan for affiliation, high in conceptual
sosialnya turut menentukan. Dalam complexity, trusting of others, low in
konteks ini, budaya dan tradisi Jawa yang nationalism, and likely to exhibit little
menekankan sikap guyub dan belief in their own ability to control the
mengutamakan harmoni, mempunyai events in which they are involved.
84
83
Kompas, Survei Psikologi Prabowo lebih
emosional dibanding Jokowi, 84
Margareth G. Hermann, 1980, Explaining
http://nasional.kompas.com/read/2014/07/03/1
Foreign Policy Behavior Using the Personal
923326/Survei.Psikolog.Prabowo.Lebih.Emos
Characteristics of Political Leaders dalam
io n al. D ib an d in g . J o k o w i. M ed ia ju g a
International Studies Quarterly, Vol.24, No.1,
mengabarkan bahwa motivasi Prabowo untuk
Mar. 1980, halaman 7-46.
berkuasa lebih tinggi dibandingkan 85
Kutipan pernyataan Menlu Marty Natalegawa
Jokowi."Prabowo berada pada angka 8,64%,
dalam laporannya kepada Presiden SBY dalam
diikuti JK 7,31%, Hatta 7,17% dan Joko
acara pengarahan Presiden RI pada Raker
Widodo 6,36%," Lihat http://indonesia-
Kemlu dan Perwakilan di Gedung Pancasila,
baru.liputan6.com/read/2072710/survei-
Kemlu, tgl 23 Februari 2012.Lihat Tabloid
psikologi-motivasi-berkuasa-prabowo-paling-
Diplomasi, 2012, No.53 Tahun V.
tinggi
Mangadar Situmorang, Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan Jokowi-JK66 81
Namun demikian, politik luar negeri peran ini dipandang perlu, seperti telah
Indonesia akan terus berlanjut seiring dinyatakan dalam visi-misi Jokowi-JK
dengan perubahan dan perkembangan tentang Indonesia sebagai kekuatan
global serta sejalan pula dengan dinamika regional dan global, maka Presiden
politik dalam negeri yang ditandai oleh Jokowi perlu mengetahui dan memahami
pergantian presiden dari SBY kepada secara cermat dan komprehensif
Jokowi. dinamika politik global dengan segala
bentuk relasi kekuatan dan kepentingan
Paparan singkat tentang model- serta regulasi-regulasi global yang ada.
model pengambilan kebijakan luar negeri Jajaran Kemenlu dan berbagai jenis
di atas dimaksudkan untuk memperluas think-tank perlu secara konsisten
horison di dalam melihat (memprediksi) mensuplai presiden dengan berbagai
kebijakan luar negeri Indonesia di bawah informasi tentang peristiwa dan regulasi
pemerintahan Jokowi-JK. Model aktor yang ada dan juga diiringi dengan
rasional memperlakukan faktor-faktor analisis-analisis rasional dan
internal (nasional) sama pentingnya rekomendasi-rekomendasi yang reliable
dengan faktor-faktor eksternal tentang peluang peran dan kepentingan
(internasional). Kompetensi para pembuat Indonesia beserta resiko-resikonya.
keputusan mulai dari Presiden dan jajaran
Kemenlu menjadi kunci utama dalam Model birokrasi memberi peluang
merumuskan dan melaksanakan yang lebih besar kepada instansi yang
kebijakan-kebijakan yang selama ini menangani hubungan luar
menguntungkan Indonesia, baik untuk negeri Indonesia untuk melanjutkan
jangka pendek maupun jangka panjang, kebijakan-kebijakan yang dianggap
di segala aspek kenegaraan. Secara penting dan tepat. Ini tidak terbatas pada
deduktif Presiden, Menlu, para diplomat, Kemenlu, tetapi juga sekretariat
dan jajaran pemerintah lainnya selama kepresidenan dan wakil presiden,
satu dekade terakhir mencoba mengikuti Kemenkopolhukam, Panglima TNI dan
model ini yang pada gilirannya mampu Polri serta Komisi I DPR RI. Secara
mengangkat posisi dan reputasi Indonesia operasional, jajaran Kemenlu tetap berada
sebagai middle power dalam kancah di garis terdepan di dalam menentukan
politik regional dan global. Jika status dan agenda-agenda hubungan luar negeri
82 Mangadar Situmorang, Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan Jokowi-JK66
Indonesia yang dapat ditawarkan kepada proses politik sebagai model ketiga
presiden dan dikonsultasikan dengan pengambilan kebijakan luar negeri.
lembaga-lembaga terkait lainnya. Kebijakan tersebut boleh jadi mengubah
Meskipun keputusan akhir berada di orientasi politik luar negeri yang selama
tangan presiden sesuai dengan hierarki ini tidak atau kurang mementingkan
otoritas dan tata kelola pemerintahan, karakter archipelagic country dan lebih
jajaran birokrasi Kemenlu perlu terus berkiblat ke barat (Amerika dan Eropa).
dimampu-kembangkan. Joko Susilo, Jika dikaitkan dengan fasilitasi yang
mantan dubes RI di Swiss, menegaskan disediakan oleh pemerintah di dalam
mendesaknya reformasi di kementerian mendukung kebijakan luar negeri, maka
yang selama dipimpin Marty Natalegawa ada kemungkinan sumberdaya yang
86
dinilai tidak berjalan. Meski pendapat dimiliki akan lebih diarahkan untuk
itu dibantah oleh Dubes/Sekjen Kemenlu memperkuat, merealisasikan, dan
Kristiarto Legowo,87 pengamat lain Ben mengaktualisasikan konsep maritime
Perkasa Drajat mengusulkan, antara lain, axis. Sejumlah ide terkait dengan poros
pentingnya reformasi sumber daya kelautan tersebut, seperti pembangunan
manusia yang mampu membentuk tol laut, inter-konektivitas laut, dan
kualitas kebijakan luar negeri dan kualitas penguatan armada angkatan laut (AL),
diplomasi Indonesia. Dia menambahkan, mempunyai konsekuensi pada penguatan
the Foreign Ministry has to be more sektor-sektor dan pihak-pihak yang
88
inclusive and open to the public. terkait atau relevan dengan hal itu.
Dengan mengasumsikan adanya
Visi-misi pemerintahan Jokowi-JK keterbatasan sumberdaya, maka masuk
yang mengedepankan identitas sebagai akal bilamana terjadi pengurangan pada
negara kepulauan serta perluasan mandala sektor atau wilayah yang selama waktu
keterlibatan regional di Indo-Pasifik lalu dipandang sangat penting. Hal ini
boleh jadi membuka peluang pada proses- mungkin akan menimbulkan resistensi
yang penyelesaiannya memerlukan
86
The death of reforms in the foreign ministry, negosiasi dan kompromi politik. Namun
Jakarta Post, August 19, 2014.
87
Despite constraints, reforms alive and well at demikian, Ben Perkasa berpendapat
Foreign Ministry, Jakarta Post, August 22,
2014. bahwa inisiatif unilateral ini penting untuk
88
Foreign policy reforms under Jokowi, Jakarta
Post, September 9, 2014. mendongkrak kepercayaan diri bangsa
Mangadar Situmorang, Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan Jokowi-JK66 83
politik luar negeri Jokowi-JK seperti visi-misi kebijakan luar negeri Jokowi-JK
program yang menggambarkan apa dan dan tujuan konstitusional politik luar
siapa Jokowi. Perlindungan WNI dan negeri Indonesia. Namun demikian, patut
TKI adalah keprihatinan riil dan bersifat dicermati bahwa terdapat ketidak-
nasional. Sementara itu, pertahanan dan dan Eropa Timur. Walaupun terdapat
keamanan nasional, regional, dan global pula ancaman keamanan dan stabilitas di
dipandang penting untuk memuluskan Asia Timur, dalam hal ini Laut Cina
89 90
Foreign policy reforms under Jokowi, Jakarta Jokowi on 'people-based diplomacy, Jakarta
Post, September 9, 2014. Post, September 10, 2014.
84 Mangadar Situmorang, Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan Jokowi-JK66
Daftar Pustaka
Allison, 1969, Conceptual models and the Cuban Missile Crisis.American Political
Science Review 63: 689-718.
Allison, Graham and Philip Zelikow, 1999, Essence of Decision: Explaining the Cuban
nd
Missile Crisis, 2 ed, Longmann.
Hermawan, Yulius P., 2012, G-20 Research Project: The Role of Indonesia in the G-20:
Background, Role and Objectives of Indonesia's Membership, Jakarta: FES
Margareth G. Hermann, 1980, Explaining Foreign Policy Behavior Using the Personal
Characteristics of Political Leaders dalam International Studies Quarterly, Vol.24,
No.1, Mar.
Sukma, Rizal, 2012, Figur Demokrasi Menjadi Elemen Utama Bagi Kebijakan Luar
Negeri Indonesia dalam Tabloid Diplomasi No.53 Tahun V.
Ubaedillah, A. dan Abdul Rozak, 2013, Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat
Madani, Jakarta: ICCE-UIN.
Varion, Lionel, 2013, China Threat?: The Challenges, Myths and Realities of China's Rise ,
NY: CN Times Books Inc.
Doody, Justin, China and Taiwan walking the line of rapproachment dalam
http://www.eastasiaforum.org/2014/09/12/china-and-taiwan-walking-the-line-of-
rapprochement/#more-43416.
Ming Xia, China threat or Peaceful rise of China dalam New York Times,
http://www.nytimes.com/ref/college/coll-china-politics-007.html.
http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2072710/survei-psikologi-motivasi-berkuasa-
prabowo-paling-tinggi
http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2072710/survei-psikologi-motivasi-berkuasa-
prabowo-paling-tinggi.
http://nasional.kompas.com/read/2014/07/03/1923326/Survei.Psikolog.Prabowo.Lebih.
Emosional.Dibanding.Jokowi.
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/23/pakar-psikologis-capres-harus-
memiliki-emosi-stabil
Jakarta Post, Despite constraints, reforms alive and well at Foreign Ministry, August 22,
2014.
Jakarta Post, The death of reforms in the foreign ministry, August 19, 2014.