You are on page 1of 2

BAB IV

PEMBAHASAN

Seorang laki-laki mahasiswa berumur 18 tahun asal Jati sari, Semarang datang ke

klinik THT BKIM dengan keluhan nyeri pada tenggorok dan tenggorok terasa seperti

ada yang mengganjal disertai demam sejak 4 hari yang lalu. Semua keluhan tersebut

dirasakan terus menerus dan semakin memberat, bertambah sakit apabila pasien

menelan. Keluhan tersebut mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Riwayat lendir

yang mengalir di tenggorok, batuk dan sesak napas disangkal. Pasien tidak mengeluh

adanya nyeri kepala, mual ataupun muntah. Tidak ada riwayat mengorok ketika tidur.

Pasien juga tidak pernah tiba tiba terbangun di malam hari karena sesak. Pasien

mengaku tidak terdapat keluhan pada hidung dan telinga. Pasien mengalami keluhan

yang sama kurang lebih 1 bulan lalu, sudah berobat dan sembuh. Saat ini pasien belum

meminum obat apapun.

Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan hasil pada mukosa faring dan arkus

faring hiperemis (+), eksudat (-), dan granulasi (-). Pada tonsil tidak ada kelainan dan

tidak ditemukan pembesaran pada nnll di leher. Pada hidung, tidak didapatkan kelainan.

Pada telinga juga tidak didapatkan kelainan.


Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan di poliklinik

rawat jalan, maka diagnosis kasus ini mengarah kepada faringitis akut. Faringitis akut

didefinisikan sebagai suatu inflamasi dan infeksi yang mengenai faring, ditandai dari

pemeriksaan fisik yang memperlihatkan tanda-tanda radang pada area tersebut, seperti

misalnya pada kasus ini didukung oleh temuan mukosa faring yang berubah hiperemis

dan tidak terdapat eksudat serta jaringan granulasi. Onset 1 minggu yang lalu, belum

ada perbaikan gejala serta didapatkan riwayat demam mendukung ke arah infeksi

bakteri.
Pada kasus ini di berikan terapi meliputi pemberian Analgetik, yaitu paracetamol

500 mg/ 8 jam p.o. bila demam, untuk anti nyeri dan penurun demam. Untuk

meredakan inflamasi pada mukosa dinding faring dan mengurangi keluhan nyeri

tenggorok, maka pasien diberikan antiinflamasi golongan kortikosteroid, yaitu metil

prednisolon 4 mg/12 jam p.o.

Selain itu, pasien juga diberikan edukasi untuk istirahat cukup dan minum air

putih yang cukup, makan yang cukup dan berkumur dengan air hangat. Untuk

mencegah penularan penyakit, pasien dan keluarga pasien juga diharapkan dapat

menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan olahraga teratur,

menghindari makan makanan yang dapat mengiritasi tenggorok (makanan yang

digoreng dan minuman dingin atau es), selalu menjaga kebersihan mulut, dan mencuci

tangan secara teratur. Pasien diinformasikan untuk minum obat secara teratur dan

kontrol apabila obat habis namun tidak ada perbaikan gejala.

You might also like