You are on page 1of 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu
bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita
energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka
kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu
akan memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak, serta berpengaruh pada penurunan
kecerdasan.
Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, maka
kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini memang
bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi bila di bandingkan dengan Negara-
negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak karena kelahiran bayi berat lahir rendah
(BBLR), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-
900.000 bayi (Depkes RI 2005)
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta kematian
neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah
BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta
persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di Negara
berkembang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan BBLR ?
2. Apa etiologi BBLR ?
3. Bagaimana tanda tanda klinis BBLR ?
4. Apa saja komplikasi pada BBLR ?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada BBLR ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada BBLR ?
7. Bagaimana pencegahan pada BBLR?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BBLR
2. Untuk mengetahui etiologi BBLR
3. Untuk mengetahui tanda tanda klinis BBLR
4. Untuk mengetahui komplikasi pada BBLR
5. Untuk megetahui pentalaksanaan pada BBLR
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR
7. Untuk mengetahui pencegahan pada BBLR

D. Manfaat
1. Mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan BBLR
2. Mahasiswa mengerti etiologi BBLR
3. Mahasiswa mengerti tanda tanda klinis BBLR
4. Mahasiswa mengerti komplikasi pada BBLR
5. Mahasiswa mengetahui pentalaksanaan pada BBLR
6. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR
7. Mahasiswa mengetahui pencegahan pada BBLR

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan 2500
gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada kongres European Perinatal
Medicine II di London (1970), telah disusun definisi sebagai berikut:
1. Preterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu (259 hari)
2. Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai
dengan 42 minggu (259-293 hari)
3. Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294
hari atau lebih)
World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru
lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight infant
(bayi berat badan lahir rendah/BBLR), karena morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya
bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi tersebut.
Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat badan lahir rendah
adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.
Klasifikasi BBLR :
a. Berdasarkan BB lahir
1.BBLR : BB < 2500gr
2.BBLSR : BB 1000-1500gr
3.BBLASR : BB <1000 gr
b. Berdasarkan umur kehamilan
1. Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan
sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai
Masa Kehamilan ( NKB- SMK).
2. Dismaturitas.
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan,
dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga Neonatus
Kurang Bulan Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK),
Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil
Masa Kehamilan ( NLB- KMK )

B. ETIOLOGI
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature. Faktor ibu yang lain
adalah umur, parietas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan
kembar/ganda, serta factor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor Ibu
a. Penyakit:
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Truma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus

b. Usia Ibu
1) Usia <16 tahun
2) Usia >35 tahun
3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan social
1) Golongan social ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab lain
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotik
2. Faktor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal dataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun.

C. Tanda tanda klinis


Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
- Berat kurang dari 2500 gram
- Panjang kurang dari 45 cm
- Lingkar dada kurang dari 30 cm
- Lingkar kepala kurang dari 33 cm
- Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
- Kepala lebih besar
- Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
- Otot hipotonik lemah
- Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
- Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
- Kepala tidak mampu tegak
- Pernapasan 40 50 kali / menit
- Nadi 100 140 kali / menit

Gambaran klinis BBLR secara khusus :


A. Tanda-tanda Bayi Prematur
1. BB kurang dari 2500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada
kurang 30 cm.
2. Umur kehamilan kurang dari 37 mg.
3. Kepala relatif lebih besar dari pada badannya.
4. Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutura lebar.
5. Kepala mengarah ke satu sisi.
6. Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering
tampak peristaltik usus.
7. Tulang rawan dan daun telinga imatur.
8. Puting susu belum terbentuk dengan baik.
9. Pergerakan kurang dan lemah.
10. Reflek menghisap dan menelan belum sempurna.
11. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan masih belum teratur.
12. Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua paha
abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki fleksi atau lurus.
13. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora (pada wanita), dan testis belum turun (pada laki laki).

B. Tanda-tanda pada Bayi Dismatur


1. Preterm sama dengan bayi premature
2. Term dan post term :
a. Kulit pucat atau bernoda, keriput tipis.
b. Vernik caseosa sedikit/kurang atau tidak ada.
c. Jaringan lemak di bawah kulit sedikit.
d. Pergerakan gesit, aktif dan kuat.
e. Tali pusat kuning kehijauan.
f. Mekonium kering.
g. Luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan BB.

D. Komplikasi pada BBLR


Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah, terutama berhubungan
dengan 4 proses adaptasi pada bayi baru lahir diantaranya:
Sistem Pernafasan: Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
Sistem Kardiovaskuler: patent ductus arteriosus
Termoregulasi: Hipotermia
Hipoglikemia simtomatik

1. Pada prematur yaitu :


a. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik disebut juga penyakit membran hialin karena pada
stadium terakhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi alveoulus paru.
b. Pneumonia Aspirasi
Disebabkan karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna, sering ditemukan pada bayi
prematur.
c. Perdarahan intra ventikuler
Perdarahan spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia otot.
Biasanya terjadi kesamaan dengan pembentukan membran hialin pada paru. Kelainan ini
biasanya ditemukan pada atopsi.
d. Hyperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mengalami hyperbilirubinemia dibandingkan dengan bayi cukup
bulan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjungtiva bilirubium indirek
menjadi bilirubium direk belum sempurna.
e. Masalah suhu tubuh
Masalah ini karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum sempurna. Luas badan bayi
relatif besar sehingga penguapan bertambah. Otot bayi masih lemah, lemak kulit kurang,
sehingga cepat kehilangan panas badan. Kemampuan metabolisme panas rendah, sehingga bayi
BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat
dipertahankan sekitar (36,5 37,5 0C)

2. Pada bayi Dismatur


Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa gestasinya dan sedikit
dipengaruhi oleh gangguan-gangguan pertumbuhan di dalam uterus. Dengan kata lain, alat-alat
dalam tubuhnya sudah berkembang lebih baik bila dibandingkan dengan bayi dismatur dengan
berat yang sama. Dengan demikian bayi yang tidak dismatur lebih mudah hidup di luar
kandungan. Walaupun demikian harus waspada akan terjadinya beberapa komplikasi yang harus
ditangani dengan baik.
a. Aspirasi mekonium yang sering diikuti pneumotaritas Ini disebabkan stress yang sering dialami
bayi pada persalinan.
b. Usher (1970) melaporkan bahwa 50% bayi KMK mempunyai hemoglobin yang tinggi yang
mungkin disebabkan oleh hipoksia kronik di dalam uterus.
c. Hipoglikemia terutama bila pemberian minum terlambat agaknya hipoglikemia ini disebabkan
oleh berkurangnya cadangan glikogen hati dan meningginya metabolisme bayi.
d. Keadaan lain yang mungkin terjadi ; asfiksia, perdarahan paru yang pasif, hipotermia, cacat
bawaan akibat kelainan kromosom (sindrom down's, turner dan lain-lain) cacat bawaan oleh
karena infeksi intrauterine dan sebagainya.
Adapun komplikasi pada BBLR jika bayi dismatur adalah, sebagai berikut :
1. Suhu tubuh yang tidak stabil.
2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR.
3. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi.
4. Ginjal yang immature baik secara otomatis maupun fungsinya.
5. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh.
6. Gangguan immunologic.

E. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1:
a. Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
b. Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur
406 minggu)
2. Diatetik
Pemberian nutrisi yang adekuat
a. Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi sedikit
b. Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui sendok atau pipet
c. Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus dipasang siang penduga/ sonde
fooding
Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih
lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan
diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan
bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang
diberikan dengan pipet atau selang kecil yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang
menempel pada putting. ASI merupakan pilihan utama:
a. Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun,
perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari
sekali.
b. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari
berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan keadaan bayi
adalah sebagai berikut
a. Berat lahir 1750-2500 gram
1) Bayi sehat
a) Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih
dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu
b) Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas menyusui. Apabila
bayi kurang dapat menghisap tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternative
cara pemberian minum.
2) Bayi sakit
a) Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada
bayi sehat
b) Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 segera setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian
ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu
c) Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan nafas, kejang),
berikan ASI peras melalui pipa lambung:
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah mendapat minum
160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum.
Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk
menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
b. Berat lahir 1500-1749 gram
1) Bayi sehat
a) Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak dapat diberikan
menggunakancangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru (batuk atau tersedak),
berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan dengan pemberian menggunakan
cangkir/sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung
setelah 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu)
b) Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (missal setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
c) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan sendok/cangkir, coba untuk
menyusui langsung.
2) Bayi sakit
a) Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
b) Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan IV secara
perlahan.
c) Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
d) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok apabila kondisi bayi sudah stabil dan
bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak
e) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk
menyusui langsung
c. Berat lahir 1250-1499 gram
1) Bayi sehat
a) Beri ASI peras melalui pipa lambung
b) Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum
160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
c) Lanjutkan pemberian minum mengguanakan cangkir/sendok
d) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk
menyusui langsung
2) Bayi sakit
a) Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
b) Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan intravena secara
perlahan
c) Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160
ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
d) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok
e) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk
menyusui langsung
d. Berat lahir (tidak tergantung kondisi)
1) Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
2) Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian cairan intravena
secara perlahan
3) Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum
160 ml/kgBB perhari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
4) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok
5) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk
menyusui langsung
3. Suportif
Hal utama yang dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal:
a. Membersihkan jalan napas
b. Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat
c. Membersihkan badan bayi dengan kapas nany oil/minyak
d. Memberikan obat mata
e. Membungkus bayi dengan kain hangat
f. Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
g. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara:
h. Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi yang dihangatkan terlebih dahulu
i. Menidurkan bayi di dalam incubator buatan yaitu dapat dibuat dari keranjang yang pinggirnya
diberi penghangat dari buli-buli panas atau botol yang diisi air panas. Buli-buli panas atau botol-
botol ini disimpan dalam keadaan berdiri tutupnya ada disebelah atas agar tidak tumpah dan
tidak mengakibatkan luka bakar pada bayi. Buli-buli panas atau botol inipun harus dalam
keadaan terbungkus, dapat menggunakan handuk atau kain yang tebal. Bila air panasnya sudah
dingin ganti airnya dengan air panas kembali.
j. Suhu lingkungan bayi harus dijaga
1) Kamar dapat masuk sinar matahari
2) Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi hilangnya panas dari tubuh bayi
melalui proses radiasi dan konveksi
k. Badan bayi harus dalam keadaan kering
l. Gunakan salah satu cara menghangatkandan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak
kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, incubator atau ruangan hangat yang
tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk
m. Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
n. Ukur suhu tubuh dengan berkala
o. Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah:
1) Jaga dan pantau patensi jalan nafas
2) Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
p. Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang, gangguan
nafas, hiperbilirubinemia)
q. Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
r. Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu berkunjung
setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui
4. Pemantauan (Monitoring)
a. Pemantauan saat dirawat
1) Terapi
a) Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
b) Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
2) Tumbuh kembang
a) Pantau berat badan bayi secara periodic
b) Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan
berat lahir 1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>
c) Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan telah
berusia lebih dari 7 hari:
Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan penigkatan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI
tetap 180 ml/kg/hari
Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga 200
ml/kg/hari
Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.
b. Pemantauan setelah pulang
Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan
mencegah/mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut:
1) Setelah pulang hari ke-2,10,20,30, dilanjutkan setiap bulan
2) Hitung umur koreksi
3) Pertumbuhan, berat badan, panjang badan dan lingkar kepala
4) Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST)
5) Awasi adanya kelainan bawaan
6) Mengajarkan ibu/orang tua cara:
a) Membersihkan jalan napas
b) Mempertahankan suhu tubuh
c) Mencegah terjadinya infeksi
d) Perawatan bayi sehari-hari:
(1) Memandikan
(2) Perawatan tali pusat
(3) Pemberian ASI
(4) Dll
7) Menjelaskan pada ibu (orang tua)
a) Pemberian ASI
b) Makanan bergizi bagi ibu
c) Mengikuti program KB segera mungkin
8) Observasi keadaan umum bayi selama 3 hari, apabila tidak ada perubahan atau keadaan umum
semakin menurun bayi harus dirujuk ke rumah sakit. Berikan penjelasan kepada keluarga bahwa
anaknya harus dirujuk ke rumah sakit.

F. DIAGNOSIS
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka
waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan mencari etiologi
dan factor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR:
a. Umur ibu
b. Riwayat hari pertama haid terakhir
c. Riwayat persalinan sebelumnya
d. Parietas, jarak kelahiran sebelumnya
e. Kenaikan berat badan selama hamil
f. Aktivitas
g. Penyakit yang diderita selama hamil
h. Obat-obatan yang diminum selama hamil
2. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:
a. Berat badan
b. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
c. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan)
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pemeriksaan skor ballard
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
c. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan
analisa gas darah
d. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang
bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat napas
e. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.

G. PENCEGAHAN
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/preventif adalah langkah yang penting.
Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan
dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama factor resiko
yang yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada
institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda-tanda
bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga
kesehatnnya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34
tahun)
4. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan
ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

H. PERAWATAN
Perawatan yang dilakukan pada bayi BBLR meliputi :
1. Mempertahankan suhu tubuh optimal
2. Mempertahankan oksigenasi
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi
4. Mencegah dan mengatasi infeksi
5. Mengatasi hiperbilirubinemia
6. Memenuhi kebutuhan psikologis
7. Melibatkan program imunisasi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang rawan
karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik. Pada periode-
periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain sehingga sulit
dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan
masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu
bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

B. Saran
1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
BBLR.
3. Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

DAFTAR PUSTAKA
Pantiawati, ika,S.sit.2010.Bayi dengan BBLR.yogyakarta:nuha medika.
Proverati atikah,SKM, MPH dan cahyo ismawati sulistyorini,S.Kep.,Ns.2010.BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah).yogyakarta:nuha medika.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti,am.keb.MKM.2010.asuhan neonates,bayi dan anak
balita.jakarta:trans info media.
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/bayi-berat-lahir-rendah-bblr/
CONTOH ASKEB BAYI DENGAN BBLR

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI


PADA BY A DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

DI BPS TITIEK MARKARMAH

TANGGAL 11 SEPTEMBER 2012

No. Register :

Tanggal MRS : 10 September 2012

Tanggal Partus : 10 September 2012, jam 12.00 wita

Tanggal pengkajian : 11 September, jam 11.30 wita

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas Bayi.

Nama : Bayi. A

Tanggal lahir / jam : 10 September 2012 / 12.00 wita

Anak ke : I (Pertama)
Jenis kelamin :

B. Identitas ibu / ayah

Nama : Ny. A / Tn. R.

Umur : 39 thn / 41 thn.

Suku : Bugis / Bugis

Pendidikan : S1 / S1

Nikah lamanya : 1 tahun

Pekerjaan : Swasta / wiraswasta

Alamat : Jl. Raya Pendidikan

C. Data Biologis

1. Tinjauan ANC

a. HPHT : 18 12 2011

b. TP : 25 09 2012

c. Pemeriksaan kehamilan 4 x selama hamil

d. Tempat pemeriksaan ANC di Bps Titiek.

e. Imunisasi 2 x

TT I : UK 24 minggu

TT II : UK 28 minggu

f. Tidak pernah mengalami penyakit selama hamil

g. Umur kehamilan 38-40 minggu

2. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar


Kebutuhan nutrisi / kebiasaan sebelum dan selama hamil

Pola makan teratur 3 x sehari

Kebutuhan minum / cairan 8 gelas / hari

Konsumsi nasi, ikan, telur, sayur dan buah-buahan

Nafsu makan baik

Tidak ada makanan pantangan

Tidak merokok dan tidak minum minuman keras

3. Riwayat persalinan / kelahiran

1. Bayi lahir dengan spontan per vaginam dengan BB : 2400 gr, dan panjang badan 48 cm, segera
menangis.

2. Umur kehamilan 38-40 minggu.

Tempat persalinan : Di Bps

Tempat penolong persalinan : Bidan

3. Pola emosional orang tua

Kedua orang tua sangat senang dengan kelahiran bayinya.

Kedua orang tua sangat mengharapkan kelahiran anak perempuan

4. Keluhan utama bayi

Berat badan lahir rendah (BBLR)

5. Riwayat bayi baru lahir

BBL dengan BBLR

Bayi belum di beri ASI sejak lahir


D. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan umum

1. BBL / PBL : 2400 gr / 48 cm

Jenis kelamin :

2. TTV : - Suhu : 36,5 OC

- P : 48 x / menit

3. Pemeriksaan fisik (Inspeksi, palpasi, perkusi)

a. Kepala = bersh, UUB datar, lingkar kepala: 32 cm

b. Wajah = tidak ikterus, wajah tidak pucat.

c. Mata= simetris, sclera putih, konjungtifa berwarna mera mudah.

d. Hidung = lubang hidung simetris dan tampak bersih.

e. Telinga = simetris, tampak bersih

f. Mulut = refleks mengisap masih rendah, bibir berwarna merah.

g. Leher = tidak ada pembesaran kelenjar.

h. Dada dan perut = payudara simetris, gerakan dada kuat, tali pusat masih basah, liingkar peru : 29 cm,
lingkar dada : 31 cm.

i. Punggung = tidak ada benjolan pada tulang belakang

j. Genital = labia mayora dan lania minora terbentuk, anus ada lubangnya.

k. Ekstremitas = jari-jari tangan dan kaki lengkap, refleks menggenggam kuat.

LANGKAH II. IDENTIFIKASI / DIAGNOSA AKTUAL

Diagnosa : Berat badan lahir rendah


DS : 1. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR), yaitu: BBL 2400 gram, PBL 48 cm

DO : 1. Bayi lahir segera menangis.

2. Kulit bayi tampak kemerahan.

3. Tampak lanugo.

Analisa dan interpretasi data

Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir < 2.500 gram.
BBLR mungkin saja premature (kurang bulan) mungkin juga matur (cukup bulan) dan dismatur (lewat
bulan / serdinus).

Bayi yang baru lahir dengan BBLR banyak diantara wanita hamil yang keadaan sosial
ekonominya rendah, sehingga kebutuhan gizinya kurang terpenuhi BBLR sangat rentang terhadap
hipotermi dan infeksi oleh karena itu sangat perlu untuk memperhatikan suhu tubuhnya.

(Pelayanan kesehatan nasional dan maternal, YBP Sarwono P. Jakarta 2002 : hal 376-377).

LANGKAH III. MENENTUKAN MASALAH / DIAGNOSA POTENSIAL

Masalah Potensial : terjadinya hipotermi pada bayi

DS : -

DO : 1. Bayi segera menangis.

2. Kulit bayi kemerah-merahan.

3. Tampak adanya lanugo.

4. Tanda-tanda vital.

a. Suhu : 36,5 OC.

b. Pernapasan : 48 x / m.

c. Denyut jantung : 130 x / m.


Analisa dan interpretasi data.

Suhu normal bayi baru lahir, berkisar 36,5 OC 37,5 OC (suhu aksila) gejala awal hipotermi apabila suhu
< 36 OC atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Hipotermi menyebabkan terjadinya penyempitan
pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya metabolik anaerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen,
meningkatkan hipoksemia dan berlanjut kematian.

(Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal YBP. Sarwono. P Jakarta 2002 : hal 373)

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / EMERGENCY

Tidak ada data yang mendukung

LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN

Diagnosa masalah aktual : Bayi berat lahir rendah (BBLR)

Masalah potensial : Potensial terjadinya hipotermi.

Berat badan bayi bertambah.

Kriteria : 1. Bayi kuat minum.

2. BAB dan BAK lancar.

3. Seluruh tubuh kemerahan.

4. Bayi menangis kuat.

5. TTV dalam batas normal.

a. Suhu tubuh : 36,5 OC

b. Denyut jantung : 130 x /m

c. Pernapasan : 48 x / m

d. Apgar score : 8/10.


Intervensi tanggal 11-09-2012, jam 11.30 wita.

1. Bersihkan jalan napas.

Rasional : Dengan membersihkan jalan napas dari lendir yang menyambut saluran pernapasan dapat
memperlancar proses respirasi.

2. Rawat tali pusat.

Rasional : Merawat tali pusat untuk mencegah terjadinya infeksi.

3. Pasang pakaian dan bungkus bayi dengan kain yang kering dan bersih.

Rasional : Mencegah kehilangan panas, yang terjadi melalui evaporasi, konveksi, radiasi, dan konduksi,
karena bayi berada ditempat yang suhunya lebih rendah dari bayi.

4. Ganti pakaian / popok bayi setiap kali basah.

Rasional : Pakaian bayi yang basah dapat mempengaruhi suhu badan bayi yaitu evaporasi.

5. Monitor tanda-tanda vital.

Rasional : Memonitor tanda-tanda vital merupakan salah satu indikator untuk mengetahui keadaan umum
bayi.

6. Timbang berat badan bayi setiap hari.

Rasional : Dengan menimbang berat badan bayi setiap hari akan diketahui pertumbuhannya setiap hari.

7. Observasi tanda-tanda infeksi.

Rasional : Agar dapat diketahui dengan segera apabila ada infeksi seperti bengkak, merah, bernanah,
demam dan dapat segera ditangani.

8. Injeksi Vit-K 0,5 mg / im.

Rasional : Untuk mencagah perdarahan otak.

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI


Diagnosa masalah aktual : Bayi berat lahir rendah (BBLR)

Masalah potensial : Potensial terjadinya hipotermi.

Tujuan : Hipotermi tidak terjadi.

Kriteria : 1. Bayi kuat minum.

2. BAK dan BAB lancar.

3. Seluruh tubuh kemerahan.

4. Bayi menangis kuat.

5. TTV dalam batas normal.

1. Membersihkan jalan napas, Tidak terdapat lendir pada hidung.

2. Merawat tali pusat, Tali pusat bersih tidak ada tanda-tanda infeksi.

3. Memasang pakaian bayi dan membungkus bayi dengan kain yang kering dan bersih, Bayi terbungkus dan
memakai pakaian dengan rapi.

4. Mengganti pakaian / popok bayi setiap kali basah, Bayi memakai pakaian / popok yang kering dan
bersih.

5. Memonitor tanda-tanda vital.

Suhu : 36,5 OC

Pernapasan : 48 x / m

Denyut jantung : 130 x / m

6. Menimbang berat badan bayi setiap hari, Berat badan bayi bertambah.

7. Mengobservasi tanda-tanda infeksi, Tidak ada yanda-tanda infeksi.

8. Menginjeksi Vit-K 0,5 mg / im, Tidak terjadi perdarahan otak.


LANGKAH VII. EVALUASI

Tanggal 11-09-2012

1. Diagnosa aktual : Bayi berat badan rendah (BBLR).

a. Tangisan bayi kuat.

b. Respon terhadap rangsangan kuat.

2. Masalah potensial : Potensial terjadinya hipotermi.

a. Bayi kuat minum.

b. BAK dan BAB lancar.

c. Seluruh tubuh kemerahan.

d. Bayi menangis kuat.

DOKUMENTASI HASIL ASUHAN PADA BAYI A DENGAN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH

DI BPS TITIEK MARKARMAH

TGL 11 SEPTEMBER 2012

No. Register :

Tanggal MRS : 10 September 2012


Tanggal Partus : 10 September 2012, jam 12.00 wita

Tanggal pengkajian : 11 September, jam 11.30 wita

Nama pengkaji : Musdalifa Ifrina

A. Identitas Bayi.

Nama : Bayi. A

Tanggal lahir / jam : 10 September 2012 / 12.00 wita

Anak ke : I (Pertama)

Jenis kelamin :

B. Identitas ibu / ayah

Nama : Ny. A / Tn. R.

Umur : 39 thn / 41 thn.

Suku : Bugis / Bugis

Pendidikan : S1 / S1

Nikah lamanya : 1 tahun

Pekerjaan : Swasta / wiraswasta

Alamat : Jl. Raya Pendidikan

Data Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan HPHT 18-12-2012.

2. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 10-09-2012.

3. Ibu memeriksakan kehamilan di BPS Titiek Markarmah sebanyak 4 kali.


4. Ibu mengatakan selama kehamilan tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM, dan lain-lain.

5. Ibu mengatakan persalinannya berlangsung normal.

6. GI PO AO.

Data Objektif (O)

1. Bayi lahir segera menangis.

2. Respon terhadap rangsangan baik.

3. Tanda-tanda vital :

Suhu : 36,5 OC

Pernapasan : 48 x / m

Denyut jantung : 130 x / m

4. BBL : 2.400 gram, PBL : 48 cm, AS : 8/10

5. Rambut tebal, hitam, wajah simetris kiri dan kanan, sutura menyatu saling berhubungan, tidak ada
caput.

6. Mata simetris kiri dan kanan, conjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus.

7. Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret.

8. Fontonella anterior (mayor) dan fontanella posterior (minor) belum menutup.

9. Bibir tidak pucat, refleks isap kurang baik, palatum terbentuk dengan baik.

10. Tonus otot leher baik, tidak ada benjolan dan nyeri tekan.

11. Dada simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk, lingkar dada 31 cm (Normal 30 38 cm).

12. Lila : 10 cm (Normal 10 11 cm).

13. Jari-jari lengkap.


14. Tali pusat masih basah.

15. Lingkar perut 29 cm.

16. Kulit kemerah-merahan, terdapat verniks dan lanugo.

17. Tidak ada cekungan dan benjolan pada punggung.

18. Labia mayor dan labia minor terbentuk.

19. Anus terbentuk.

20. Tungkai dan kaki simetris kiri dan kanan, pergerakan aktif, jumlah jari kaki lengkap.

Assesment (A)

Diagnosa / masalah aktual : Bayi berat lahir rendah (BBLR).

Masalah potensial : Potensial terjadinya hipotermi.

Planning (P)

Tanggal 11-09-2012

1. Membersihkan jalan napas. Tidak terdapat lendir pada hidung.

2. Merawat tali pusat. Tali pusat bersih tidak ada tanda-tanda infeksi.

3. Memasang pakaian bayi dan membungkus bayi dengan kain yang kering. Bayi terbungkus dan memakai
pakaian dengan rapi.

4. Mengganti pakaian / popok bayi setiap kali basah. Bayi memakai pakaian / popok yang kering bersih.

5. Memonitor tanda-tanda vital

Suhu : 36,5 OC

Pernapasan : 48 x / m
Denyut jantung : 130 x / m

6. Menimbang berat badan bayi setiap hari. Berat badan bayi bertambah.

7. Mengobservasi tanda-tanda infeksi. Tidak ada tanda-tanda infeksi.

8. Menginjeksi Vit-K 0,5 mg / im. Tidak terjadi perdarahan otak.

MANAJEMEN ASUHAN KESEHATAN PADA BAYI NyS DENGAN BBLR (BERAT


BADAN LAHIR RENDAH) DI RUANGAN PERINATOLOGI RSUD Dr. RASIDIN
PADANG, TANGGAL 11 NOVEMBER 2012
Tanggal : 11 November 2012 No.MR : 000505
Pukul : 21.00 WIB
1. Pengumpulan Data
A. Identitas / Biodata
Nama Bayi : Bayi Ny S
Umur Bayi : 18 Jam
Tanggal/ jam lahir : 11 November 2012, Pukul 03.00 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
Berat badan : 900 gram
Panjang badan : 35 cm

Nama Ibu : Ny S
Umur : 22 tahun
Suku/Bangsa : Minang / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : JL. Parak Jambu Tunggul Hitam RT 2, RW 3

Nama Suami : Tn I
Umur : 23 tahun
Suku/Bangsa : Minang / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : JL. Parak Jambu Tunggul Hitam RT 2, RW 3
B. Keadaan Sosial Ekonomi :
a. Penghasilan perbulan : Rp. 1.000.000
b. Jumlah anggota keluarga yang ditanggung : 2 orang
c. Penghasilan perkapita : Rp. 500.000

C. DATA SUBJEKTIF
Pada tanggal : 11 November 2012
Pukul : 21.00 WIB
Kronologi : pasien maasuk ke IGD pukul 10.00 WIB, langung lakukan perawatan dalam
inkubtor dengan oksigen, kemudian beri pasien therapy IVFD dekstrose 10%. Kemudian bayi di
kirim ke bangsal anak pukul 11.00 WIB, bayi dirawat diruang terpisah yaitu perinatologi, dan
lanjutkan terapi sesuai order dokter.
1. Riwayat penyakit kehamilan
Pasien mengatakan pernah mengalami perdarahan ketika usia kandungan 2 bulan, pasien
perdarahan selama 1 bulan, jumlah darah kurang dari 1 duk perhari. pasien berobat ke dokter dan
di anjurkan istirahat berbaring dirumahnya selama 1 bulan.
Pasien juga mengatakan ini kahemilannya yang pertama.
2. Kebiasaan waktu hamil
: 1 piring nasi ukuran sedang, 1 potong lauk ukuran sedang, 1 mangkok sayur
atan : Tidak ada
: Tidak ada
n : Tidak ada
3. Riwayat persalinan sekarang
persalinan : Spontan
ong oleh : Bidan
kehamilan : 28-29 minggu
plikasi : tidak ada
4. Keadaan bayi baru lahir :
Apgar Score : 6/8

Tanda 0 1 2 Jumlah
Frekuensi ( ) tidak ada ( ) < 100 ( ) > 100
Jantung
Usaha nafas ( ) tidak ada ( ) lambat tidak teratur ( ) menangis kuat
I Tonus otot ( ) lumpuh ( ) eks fleksi sedikit ( ) gerakan aktif 6
reflek ( ) tidak bereaksi ( ) gerakan sedikit ( ) menangis
Warna ( ) biru / pucat ( ) tubuh kemerahan ( ) kemerahan
tangan dan kaki biru
Frekuensi ( ) tidak ada ( ) < 100 ( ) > 100
Jantung
Usaha ( ) tidak ada ( ) lambat tidak teratur ( ) menangis kuat
II bernafas ( ) lumpuh ( ) eks fleksi sedikit ( ) gerakan aktif 8
Tonus otot ( ) tidak bereaksi ( ) gerakan sedikit ( ) menangis
reflek ( ) biru / pucat ( ) tubuh kemerahan ( ) kemerahan
warna tangan dan kaki biru

5. Resusitasi
. Penghisapan lendir : ya
. Ambu : Tidak dilakukan
. Masage jantung : Tidak dilakukan
. Intubasi endotracheal : Tidak dilakukan
. Oksigen : ya
. Therapi : Tidak dilakukan

D. PEMERIKSAAN FISIK
adaan umum : jelek
hu : 36C
rnafasan : 50x/i
ntung : 126 x/i
rat badan : 900gram
njang badan : 35 cm
meriksaan fisik secara sistematis
un : Tidak ada caput / cepal hematoma
: Tidak oedema
: Simetris kiri dan kanan, daun dan lobang telinga ada
: Tidak ada labio palato skizis
: Septum ada
: Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan
: Agak membuncit
: Lembab, tidak ada perdarahan
g : Tidak ada kelainan
as : Tidak ada oedema
: Labia mayora belum menutupi labia minora
: Ada
Reflek
- Reflek morrow : (+) lemah
- Reflek rooting : (+) lemah
- Reflek sucking : (+) lemah
- Reflek tonic neck : (+) lemah

- Eliminasi
- Miksi : sudah ada
- Mekonium : sudah ada
MANAJEMEN ASUHAN KESEHATAN PADA BAYI NyS DENGA N BBLR(BERAT
BADAN LAHIR RENDAH) DI RUANGAN PERINATOLOGI RSUD Dr. RASIDIN
PADANG,
TANGGAL 11 NOVEMBER 2012
IDENTIFIKASI INTERPRETASI DIAGNOSA TINDAKAN INTERVENSI IMPLEMENTASI
DATA DATA POTENSIAL SEGERA
Tanggal : Diagnosa : Apneu Pemberian 1. Lanjutkan 1.Melanjutkan
11 November Bayi baru lahir O2 perawatan dalam perawatan dala
2012 hari pertama inkubator incubator unt
Jam : 21.00 dengan BBLER , mempertahankan
WIB KU Bayi buruk suhu tubuh bayi ag
tetap hangat d
Data subjektif : Dasar : stabil deng
ibu mengatakan Bayi lahir perawatan bayi
anaknya lahir tanggal 11 dalam incubator :
pada tanggal 11 November 2012 Hangatk
November 2012 Pukul 03.00 inkubator samp
Pukul 03.00 WIB suhu yang
WIB A/S : 6/8 tentukan sebelu
Ibu mengatakan PB 35 cm meletakkan bayi
anaknya belum BB 900 gram dalamnya
di satu JK : Perempuan Tutup kaca secep
ruangkan mungkin setel
Tanda Vital
bersama ibu meletakkan bayi
J : 126 x/i
dalamnya
P : 50 x/i
Data objektif :
S : 35,50C Lakukan perawat
Bayi lahir tempat bayi
BB sekarang :
tanggal 11 inkubator
900 gram
November
BAK : sudah
2012 Pukul 2. Memantau oksig
ada
03.00 wib, pada bayi sesu
A/S : 6/8 BAB : sudah dengan order,yaitu
PB : 35 cm ada 0.5 liter / menit

BB : 900 gram Pemeriksaan


JK : Perempuan fisik normal 3. Mengatur pos
bayi ekstensi ag
Tanda Vital tidak ada
kelainan. 2. Pantau Oksigen sirkulasi darah
J : 126 x/i
pada bayi otak lancar sehing
P : 50 x/i
kebutuhan oksig
S : 35,5 0C
terpenuhi.
BAK sudah ada
Masalah :
BAB sudah ada
Gangguan pola 4. Memantau IVF

bernafas 3. Atur Posisi bayi Memberikan thera


sesuai order dokter

Kebutuhan :
Masukkan bayi
ke dalam
incubator
Pasang oksigen
bayi
4. Pantau IVFD dan
Atur posisi bayi
beri therapy sesuai
Pasang IVFD
order
dan berikan
therapy sesuai
order
Puasakan bayi
sementara
Lakukan
pemantauan dan
observasi pada
bayi
5. Mempuasakan ba
sementara unt
mencegah aspira
pada bayi.

6. Melakuk
pemantauan d
observasi pada ba
dengan mengontr
5. Puasakan bayi keadaan umum ba
sementara setiap 1 jam yai
mengontrol Na
dan Nafas pada ba

6. Lakukan
pemantauan dan
observasi pada bayi

1. Memantau KU ba
dengan mengontr
Nadi,Pernafasan d
Suhu bayi per 1 jam

2. Mengontrol IVF
dan Oksigen
Tanggal :
12 November
2012
Pukul 22..00
wib Diagnosa : 1. Pantau KU bayi
Bayi baru lahir Apneu Lanjutkan
Data subjektif : hari ke 2 dengan therapy
Ibu mengatakan BBLER keadaan Oksigen
anaknya masih umum bayi
dalam buruk.
perawatan di 2. Kontrol IVFD dan
dalam Oksigen 3. Memberik
incubator, therapy sesuai orde
Dasar :
Data objektif : Bayi lahir
J : 116 x /menit tanggal 11
P : 55x/ menit November 2012

S : 36 0C Pukul 04.00

O2 0,5 WIB
liter/menit TTV :

IVFD J :116 x/i


Dextrosa10 % P : 55 x/i
S : 36 0C
Bayi masih
puasa
3. Lanjutkan therapy
sesuai order dokter

4. Menjaga person
hygiene
bayi,sehingga
mikroorganisme
bakteri tidak bi
hidup d
mengganggu
pertumbuhan bayi

5. Melakuk
perawatan tali pus
dengan H2O
Kemudian di bal
4. Jaga personal dengan kassa keri
hygiene bayi dan steril.

6.melakukan
perawatan ba
dalam inkubator

5. lakukan perawatan
tali pusat

1. Memantau keada
umum bayi deng
mengontrol vi
6.Rawat bayi dalam sign bayi
inkubator

2. Melanjutk
pemberian Oksigen

Tanggal : 14 3. Menjaga person


November hygiene
2012 1. Pantau keadaan bayi,sehingga
Pukul : 08.00 umum bayi dengan bakteri tidak dap
wib perawatan di dalam hidup d
Diagnosa : incubator mengganggu
Data subjektif : Bayi baru lahir Apneu Lanjutkan pertumbuhan bayi
Ibu hari ke 4 dengan therapy O2 2. Lanjutkan
mengatakan BBLR dengan pemberian Oksigen
4. Melakuk
bayi nya masih keadaan umum perawatan tali pus
berada dalam bayi buruk dengan H2O
incubator kemudian dibal
IbuDasar tali pusat deng
mengatakan Bayi lahir kassa kering d
khawatir tanggal 11 steril.
dengan keadaan November 2012 3. Jaga personal
5. Memberikan ba
kondisi bayinya Pukul 03.00 wib hygiene bayi
ASI dengan OG
Vital Sign
sesuai order 8x1cc
Data objektif : J : 160 x/I
Vital Sign P : 55x/i
J : 160 x/i S : 37,2 0C
P : 55x/i
S : 37,2 0C
O2 masih
terpasang 0,5
liter/i
Infus masih 4. Lakukan perawatan
terpasang tali pusat 6. Melakuk
pengontrolan pa
Infus bayi

5. Berikan bayi ASI


dengan OGT order
8x1cc

6. Lakukan
pengontrolan Infus
bayi
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi NyS dengan tahap-tahap manajmen
asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian data, interpretasi data, masalah dan diagnose
potensial, identifikasi kebutuhan, yang memerlukan penanganan dengan membuat rencana
asuhan kebidanan dan pelaksanaan tindakan serta evaluasi maka pembahasannya :
a. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti, baik
dalam pengumpulan data subjektif, data objektif, data primer and data sekunder, dimana
didukung oleh peralatan yang baik.
1. Riwayat penyakit selama kehamilan
Selama kehamilan ibu tidak mempunyai riwayat penyakit, seingga kondisi ibu selama hamil
tidak ada gangguan dari penyakit.
2. Riwayat social
a) Kebiasaan
Pasien pada kasus ini tidak ditemui kebiasan merugian kesehatan, baik pada masa hamil dan
persalinannya.
b) Penyakit spesifik
Pasien dalam kasus ini, ibu dari pasien tidak mengalami penyakit yang spesifik seperti
perdarahan, preeklamsi, penyakit kelamin dan lain-lain.
c) Social ekonomi
Pada kasus ini ditemukan tingkat social ekonomi ibu menengah.
d) Pemeiksaan umum dan khusus
Berdsarkan hasil pemeriksaan ditemukan keadaaan penyimpangan kearah patologis dimana
didapat berat badan bayi 900 gram.
e) Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.
b. INTERPRETASI DATA
1. Diagnose
BBLR :
BBLR hari ke-1, KU buruk
BBLR hari ke-2, KU buruk
BBLR hari ke-4, KU buruk
2. Masalah
Bayi baru lahir, berat badan lahir rendah dengan gangguan pola nafas
3. Kebutuhan
Penjelasan tentang hasil pemeriksaan
Perawatan bayi dalam incubator
Pengawasan bayi
Perawatan hygien bayi dalam incubator
Therapy oksigen pada bayi

c. ANTISIPASI DIAGNOSA MASALAH


Hipotermi, ikhterus, sianosis.

d. TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI


Segera masukkan bayi dalam incubator dan pasang oksigen pada bayi.

e. PERNCANAAN TINDAKAN
Perencanaan dirumuskan mengacu pada masalah yang ditemui waktu melakukan pengkajian.

f. PELAKSANAAN TINDAKAN
Pada waktu pelaksanaan tindakan semua pelaksanaaan tindakan dapat dilakukan.

g. EVALUASI
Merupakan tahap akhir proses manajemen kebidanan dan semua tujuan yang direncanakan
dapat dilaksanakan dengan baik.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penulis melakukan pembinaan serta membuat manajemen asuhan kebidanan pada bayi NyS
dari tanggal 11 November sampai tanggal 14 November 2012, penulis mendapatkan :
1. Pengumpulan data yang akurat akan mempermudah dalam pemberian asuhan.
2. Dalam memberikan asuhan kebidanan diperlukan ketelitian agar bisa menekan kemungkinan
resiko akan terjadi BBLR.
3. Dalam memberikan asuhan kebidanan harus menjalin hubungan baik dengan keluarga dan
ibu bayi agar tercipta suasana yang harmonis dan saling percaya.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan dalam memberikan pembinaan pada klien, ada beberapa saran
yang dianggap perlu diantaranya kepada klien, institute pelayanan,institute pendidikan, serta
kepada mahasiswa sebagai pemberi asuhan yang akan datang, antara lain:
1. Klien
a) Agar klien bisa menerima dan melaksanakan asuhan yang diberikan
b) Segera membawa bayi kepelayanan kesehatan apabila terdapat keluhan serta kelainan yang
dirasakan.
c) Dalam anamnesa, pasien mampu memberikan data yang sebenarnya.
2. Institute Pelayanan
Diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi BBLR untuk mencapai pelayanan
yang optimal.

3. Institute pendidikan
Diharapkan dapat menambah sumber buku terbaru agar mempermudah mahasiswa dalam
meningkatkan pengeahuan.
4. Mahasiswa
Diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari asuhan kebidanan pada
BBLR dalam praktek klinik.
DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo S, 2005, ilmu kebidanan, Jakarta : YBP-SP

Manuaba, 2007, pengantar kuliah obstetric, Jakarta : EGC

Mitayani, 2010, mengenal bayi baru lahir dan penatalaksanaanya, padang : praninta offset.

Prifil kesehatan Tahun 2011 Edisi 2012

Yulianti L, 2010 bblr. co. id, online diakses 04 Juni 2011 depkes. go. Id, online diakses 04 Juni 2011

Evariny, 2005 Bayi Berat Lahir RendahPra, Prawirohardjo. S.2007 : 771

Winkjosastro, 2006 moh.A.Aziz Alimul Hidayat,2009

Saifuddin AB, 2006 , Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2006: 377

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. D


DENGAN BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
DIRUANG NEONATUS RS. BHAYANGKARA
WAHYU TUTUKO BOJONEGORO

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 04 Juli 2011 Pukul : 16.00 WIB
A. Data Subjektif
1. a. Identitas Anak
Nama : By. D
Anak ke : Ke II (Dua)
Umur : 1 hari
Tanggal lahir : 04 Juli 2011
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal MRS : 04 Juli 2011
Berat badan : 1900 gram

b. Identitas Orang Tua


Nama Ibu : Ny. D Nama Ayah : Tn. S
Umur : 30 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Jl. Kartini 372 RT.05 RW.02. Dander Bojonegoro

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan urama
Ibu mengatakan bayinya kecil dan setelah lahir, bayinya langsung dibawa ke ruang bayi
b. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan bayinya kecil saat lahir dan tidak menangis dengan kuat/merintih sehingga
langsung dibawa ke ruang bayi.
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kronis dan ada riwayat
penyakit tekanan darah tinggi.

3. Riwayat antenatal, natal dan post natal


1) Riwayat Anternatal
Selama hamil Ibu pasien tidak pernah menderita penyakit kronis, Ibu memiliki riwayat
tekanan darah tinggi. Nutrisi Ibu selama hamil tercukupi dengan baik rutin periksa kehamilan
ke bidan 8 kali. Ibu pasien mendapat imunisasi TT, tablet Fe dan vitamin.
2) Riwayat Natal
Usia kehamilan 34 minggu. Dilakukan secara Sectio Caesaria, berat badan lahir 1900 gram,
panjang 39 cm, setelah lahir bayi menangis tidak kuat/merintih.
3) Riwayat Post Natal
Keadaan umum bayi cukup, bayi bergerak aktif, menangis kuat, kulit merah dan rambut
lanugo masih banyak.
4. Keadaan Gizi
Pemberian nutrisi (pendamping ASI 3 cc) melalui sonde setiap 2 jam sekali
5. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1. Riwayat pertumbuhan
BB : 1900 gram
PB : 39 cm
2. Riwayat perkembangan
Bayi kecil
Pergerakan aktif dan keadaan umum cukup
Bayi menangis kuat
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Bayi diberikan pendamping ASI melalui sonde
b. Pola eliminasi
BAB 4 kali sehari, konsistensi kental, warna hitam (mekonium) BAK 7 kali sehari.
c. Pola tidur
Tidur malam 10 jam, tidur siang 4 jam
d. Pola kebersihan
Ganti popok setiap kali BAB dan BAK, kebersihan tubuh dan perawatan tali pusar dilakukan
2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : cukup
Berat badan : 1900 gram
Panjang badan : 39 cm
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 35,7 oC
Respirasi : 50 x/ menit
3. Pemeriksaan fisik
Kepala : Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan pada kepala, lanugo
masih banyak, batas dahi dan rambut kepala tidak jelas.
Wajah : Normal, wajah berwarna merah.
Mata : Simetris, sklera tidak iktirus, tidak ada perdarahan pada sub
konjungtiva.
Hidung : Tidak ada pengeluaran sekret, bersih adanya pernafasan cuping
hidung .
Telinga : Simetris tidak ada pengeluaran cairan.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena
jugularis.
Dada : Terdapat retraksi dinding dada.
Perut : Pernafasan abdomen, tidak ada meteorismus.
Kulit : Berwarna merah seluruh tubuh, rambut lanugo masih banyak di
sekita tubuh, kulit tampak transparan, halus dan mengkilat,
kuku pendek belum melewati ujung jari.
Genetalia : Pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, 2 testis belum turun
ke dalam skrotum
Anus : Terdapat anus
Frestrimitas : Gerakan cukup aktif, kulit mengkilap, telapak kaki halus.

C. Assasment
1. Resiko tinggi gawat pernafasan yang berhubungan dengan ketidakmatangan paru karena
produksi surfaktan .
2. Resiko hipotermi yang berhubungan dengan prematuritas perubahan suhu lingkungan
3. Gangguan pemenuhan nutrisi yang berhubungan dengan simpanan glikogen, zat besi dan
kalsium yang tidak cukup .
4. Berkurangnya cairan yang berhubungan dengan pengeluaran yang di sebabkan oleh
imaturitas. Pengeluaran melalui kulit paru.
5. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan kekebalan tubuh dan kemungkinan infeksi
silang dari ibu atau staf perawat.

D. Penatalaksanaan
1. Kumpulan data penilaian yang berkaitan dengan kegawatan pernafasan.
Rasional : Memantau perkembangan pernafasan .
2. Berikan dan pantau bantuan pernafasan dengan oksigen (O2)
Rasional : Mencegah terjadinya APNEU .
3. Tempatkan bayi pada box lampu/incubator.
Rasional : Mencegah terjadinya hipotermi .
4. Jaga agar kulit bayi tetap kering dan kepala bayi tetap tertutup.
Rasional : Kepala merupakan area permukaan paling luas, sehingga proses kehilangan panasnya cepat.
5. Awasi reflex hisap dan kemampuan menetek bayi.
Rasional : Bayi premature mempunyai kemampuan menghisap dan menelan bervariasi.
6. Berikan ASI atau pendamping ASI 2-6 jam setelah lahir mulai dengan pemberian 2-5 cc.
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi .
7. Timbang bayi setiap hari .
Rasional : Mengetahui perkembangan dan penambahan berat badan pada bayi.
8. Lakukan kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak untuk pemberian terapi .
Rasional : Membantu proses penyembuhan dan perkembangan pada BBLR.

E. Implementasi
1. Mengumpulkan data penilaian yang berkaitan dengan kegawatan pernafasan.
- Riwayat Ibu selama kehamilan .
- Kondisi bayi baru lahir, nilai apgar 4-5, resusitasi .
- Pernafasan frekuensi 42 x/menit .
2. Memberikan dan membantu bantuan pernafasan dengan oksigen (O2) .
- Memberikan 0,5 liter oksigen / menit .
- Dengan hati-hati hisap lendir dari mulut selama kurang dari 5 menit .
3. Menempatkan bayi pada box lampu / incubator.
4. Menjaga bayi agar kulitnya tetap kering dan menjaga kepala bayi agar tetap tertutup dengan
cara memakaikan topi pada kepala bayi .
5. Mengawasi refleks menghisap dan kemampuan menelan bayi.
6. Memberikan ASI atau pendamping ASI 2-6 jam setelah lahir mulai dengan pemberian 3-7,5
cc ditambah bila bayi menunjukkan toleransi yang baik.
7. Menimbang bayi setiap hari .
8. Melakukan kolaborasi dengaan Dokter Spesialis Anak untuk pemberian terapi
- Intake 12 x 3 cc ASI/ PASI
- Infuse NaCL 20 cc kemudian dilanjutkan dengan D10% 150 cc/24 jam
- Injeksi ViCC SX 2 x 100 mg
- Injeksi Amminophilin 12 mg dilanjutkan 2 x 3 mg mulai besok
- Injeksi Dexametason 1 mg
- Injeksi Neo K 1 mg selama 3 hari
- Termoregulasi
- Posisi head up

F. Catatan Perkembangan
1. Tanggal 5 Juli 2011 pukul 05.00 WIB
S:-
O: keadaan umum lemah, suhu : 36oC, respirasi 50 x menit, BB : 1800 gram
BAB , BAK , puasa , retensi kosong , dipasang NGT + O2, gerakan kurang,
aktif, nafas teratur, menangis keras .
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Rencana dilanjutkan
2. Tanggal 5 Juli 2011 pukul 12.00 WIB
S:-

O : keadaan umum lemah, suhu : 36oC, respirasi 50 x menit


BAB , BAK , puasa , gerakan kurang aktif, NGT , O2 retensi
kecoklatan, menangis
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana dilanjutkan
3. Tanggal 5 Juli 2011 pukul 17.00 WIB
S:-

O : keadaan umum cukup, suhu : 37,4oC, respirasi 50 x menit


BAB , BAK , NGT , O2 , intake past 3 cc menangis kuat, nafas teratur,
gerakan aktif.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana dilanjutkan
4. Tanggal 06 Juli 2011 pukul 05.00 Wib
S:-

O : Keadaan umum cukup S = 36,60 c, respirasi 50 x / menit, BB = 1700 gram


BAB , BAK , NGT , O2 , intake ASI 3cc, menangis kuat, nafas teratur,
Gumoh - , Gerakan aktif.
A : Sebagian masalah teratasi
P : Rencana dilanjutkan
G. Evaluasi
Tanggal 06 Juli 2011 pukul 12.00 WIB
S:-

O : BAB Keadaan umum cukup, S : 36,70C, Respirasi 54 x/menit


BAB , BAK , NGT , O2 intake PASI 7,5 cc, menangis kuat, nafas teratur,
Gumoh - , Gerakan aktif
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana dilanjutkan

You might also like