Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu
bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita
energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka
kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu
akan memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak, serta berpengaruh pada penurunan
kecerdasan.
Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, maka
kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini memang
bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi bila di bandingkan dengan Negara-
negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak karena kelahiran bayi berat lahir rendah
(BBLR), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-
900.000 bayi (Depkes RI 2005)
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta kematian
neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah
BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta
persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di Negara
berkembang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan BBLR ?
2. Apa etiologi BBLR ?
3. Bagaimana tanda tanda klinis BBLR ?
4. Apa saja komplikasi pada BBLR ?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada BBLR ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada BBLR ?
7. Bagaimana pencegahan pada BBLR?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BBLR
2. Untuk mengetahui etiologi BBLR
3. Untuk mengetahui tanda tanda klinis BBLR
4. Untuk mengetahui komplikasi pada BBLR
5. Untuk megetahui pentalaksanaan pada BBLR
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR
7. Untuk mengetahui pencegahan pada BBLR
D. Manfaat
1. Mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan BBLR
2. Mahasiswa mengerti etiologi BBLR
3. Mahasiswa mengerti tanda tanda klinis BBLR
4. Mahasiswa mengerti komplikasi pada BBLR
5. Mahasiswa mengetahui pentalaksanaan pada BBLR
6. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR
7. Mahasiswa mengetahui pencegahan pada BBLR
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan 2500
gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada kongres European Perinatal
Medicine II di London (1970), telah disusun definisi sebagai berikut:
1. Preterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu (259 hari)
2. Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai
dengan 42 minggu (259-293 hari)
3. Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294
hari atau lebih)
World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru
lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight infant
(bayi berat badan lahir rendah/BBLR), karena morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya
bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi tersebut.
Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat badan lahir rendah
adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.
Klasifikasi BBLR :
a. Berdasarkan BB lahir
1.BBLR : BB < 2500gr
2.BBLSR : BB 1000-1500gr
3.BBLASR : BB <1000 gr
b. Berdasarkan umur kehamilan
1. Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan
sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai
Masa Kehamilan ( NKB- SMK).
2. Dismaturitas.
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan,
dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga Neonatus
Kurang Bulan Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK),
Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil
Masa Kehamilan ( NLB- KMK )
B. ETIOLOGI
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature. Faktor ibu yang lain
adalah umur, parietas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan
kembar/ganda, serta factor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor Ibu
a. Penyakit:
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Truma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus
b. Usia Ibu
1) Usia <16 tahun
2) Usia >35 tahun
3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan social
1) Golongan social ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab lain
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotik
2. Faktor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal dataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun.
E. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1:
a. Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
b. Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur
406 minggu)
2. Diatetik
Pemberian nutrisi yang adekuat
a. Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi sedikit
b. Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui sendok atau pipet
c. Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus dipasang siang penduga/ sonde
fooding
Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih
lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan
diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan
bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang
diberikan dengan pipet atau selang kecil yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang
menempel pada putting. ASI merupakan pilihan utama:
a. Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun,
perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari
sekali.
b. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari
berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan keadaan bayi
adalah sebagai berikut
a. Berat lahir 1750-2500 gram
1) Bayi sehat
a) Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih
dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu
b) Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas menyusui. Apabila
bayi kurang dapat menghisap tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternative
cara pemberian minum.
2) Bayi sakit
a) Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada
bayi sehat
b) Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 segera setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian
ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu
c) Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan nafas, kejang),
berikan ASI peras melalui pipa lambung:
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah mendapat minum
160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum.
Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk
menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
b. Berat lahir 1500-1749 gram
1) Bayi sehat
a) Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak dapat diberikan
menggunakancangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru (batuk atau tersedak),
berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan dengan pemberian menggunakan
cangkir/sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung
setelah 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu)
b) Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (missal setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
c) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan sendok/cangkir, coba untuk
menyusui langsung.
2) Bayi sakit
a) Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
b) Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan IV secara
perlahan.
c) Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
d) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok apabila kondisi bayi sudah stabil dan
bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak
e) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk
menyusui langsung
c. Berat lahir 1250-1499 gram
1) Bayi sehat
a) Beri ASI peras melalui pipa lambung
b) Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum
160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
c) Lanjutkan pemberian minum mengguanakan cangkir/sendok
d) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk
menyusui langsung
2) Bayi sakit
a) Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
b) Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan intravena secara
perlahan
c) Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160
ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
d) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok
e) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk
menyusui langsung
d. Berat lahir (tidak tergantung kondisi)
1) Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
2) Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian cairan intravena
secara perlahan
3) Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum
160 ml/kgBB perhari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
4) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok
5) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk
menyusui langsung
3. Suportif
Hal utama yang dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal:
a. Membersihkan jalan napas
b. Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat
c. Membersihkan badan bayi dengan kapas nany oil/minyak
d. Memberikan obat mata
e. Membungkus bayi dengan kain hangat
f. Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
g. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara:
h. Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi yang dihangatkan terlebih dahulu
i. Menidurkan bayi di dalam incubator buatan yaitu dapat dibuat dari keranjang yang pinggirnya
diberi penghangat dari buli-buli panas atau botol yang diisi air panas. Buli-buli panas atau botol-
botol ini disimpan dalam keadaan berdiri tutupnya ada disebelah atas agar tidak tumpah dan
tidak mengakibatkan luka bakar pada bayi. Buli-buli panas atau botol inipun harus dalam
keadaan terbungkus, dapat menggunakan handuk atau kain yang tebal. Bila air panasnya sudah
dingin ganti airnya dengan air panas kembali.
j. Suhu lingkungan bayi harus dijaga
1) Kamar dapat masuk sinar matahari
2) Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi hilangnya panas dari tubuh bayi
melalui proses radiasi dan konveksi
k. Badan bayi harus dalam keadaan kering
l. Gunakan salah satu cara menghangatkandan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak
kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, incubator atau ruangan hangat yang
tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk
m. Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
n. Ukur suhu tubuh dengan berkala
o. Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah:
1) Jaga dan pantau patensi jalan nafas
2) Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
p. Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang, gangguan
nafas, hiperbilirubinemia)
q. Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
r. Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu berkunjung
setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui
4. Pemantauan (Monitoring)
a. Pemantauan saat dirawat
1) Terapi
a) Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
b) Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
2) Tumbuh kembang
a) Pantau berat badan bayi secara periodic
b) Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan
berat lahir 1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>
c) Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan telah
berusia lebih dari 7 hari:
Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan penigkatan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI
tetap 180 ml/kg/hari
Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga 200
ml/kg/hari
Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.
b. Pemantauan setelah pulang
Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan
mencegah/mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut:
1) Setelah pulang hari ke-2,10,20,30, dilanjutkan setiap bulan
2) Hitung umur koreksi
3) Pertumbuhan, berat badan, panjang badan dan lingkar kepala
4) Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST)
5) Awasi adanya kelainan bawaan
6) Mengajarkan ibu/orang tua cara:
a) Membersihkan jalan napas
b) Mempertahankan suhu tubuh
c) Mencegah terjadinya infeksi
d) Perawatan bayi sehari-hari:
(1) Memandikan
(2) Perawatan tali pusat
(3) Pemberian ASI
(4) Dll
7) Menjelaskan pada ibu (orang tua)
a) Pemberian ASI
b) Makanan bergizi bagi ibu
c) Mengikuti program KB segera mungkin
8) Observasi keadaan umum bayi selama 3 hari, apabila tidak ada perubahan atau keadaan umum
semakin menurun bayi harus dirujuk ke rumah sakit. Berikan penjelasan kepada keluarga bahwa
anaknya harus dirujuk ke rumah sakit.
F. DIAGNOSIS
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka
waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan mencari etiologi
dan factor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR:
a. Umur ibu
b. Riwayat hari pertama haid terakhir
c. Riwayat persalinan sebelumnya
d. Parietas, jarak kelahiran sebelumnya
e. Kenaikan berat badan selama hamil
f. Aktivitas
g. Penyakit yang diderita selama hamil
h. Obat-obatan yang diminum selama hamil
2. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:
a. Berat badan
b. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
c. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan)
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pemeriksaan skor ballard
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
c. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan
analisa gas darah
d. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang
bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat napas
e. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
G. PENCEGAHAN
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/preventif adalah langkah yang penting.
Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan
dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama factor resiko
yang yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada
institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda-tanda
bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga
kesehatnnya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34
tahun)
4. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan
ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
H. PERAWATAN
Perawatan yang dilakukan pada bayi BBLR meliputi :
1. Mempertahankan suhu tubuh optimal
2. Mempertahankan oksigenasi
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi
4. Mencegah dan mengatasi infeksi
5. Mengatasi hiperbilirubinemia
6. Memenuhi kebutuhan psikologis
7. Melibatkan program imunisasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang rawan
karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik. Pada periode-
periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain sehingga sulit
dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan
masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu
bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
B. Saran
1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
BBLR.
3. Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Pantiawati, ika,S.sit.2010.Bayi dengan BBLR.yogyakarta:nuha medika.
Proverati atikah,SKM, MPH dan cahyo ismawati sulistyorini,S.Kep.,Ns.2010.BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah).yogyakarta:nuha medika.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti,am.keb.MKM.2010.asuhan neonates,bayi dan anak
balita.jakarta:trans info media.
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/bayi-berat-lahir-rendah-bblr/
CONTOH ASKEB BAYI DENGAN BBLR
No. Register :
A. Identitas Bayi.
Nama : Bayi. A
Anak ke : I (Pertama)
Jenis kelamin :
Pendidikan : S1 / S1
C. Data Biologis
1. Tinjauan ANC
a. HPHT : 18 12 2011
b. TP : 25 09 2012
e. Imunisasi 2 x
TT I : UK 24 minggu
TT II : UK 28 minggu
1. Bayi lahir dengan spontan per vaginam dengan BB : 2400 gr, dan panjang badan 48 cm, segera
menangis.
Pemeriksaan umum
Jenis kelamin :
- P : 48 x / menit
h. Dada dan perut = payudara simetris, gerakan dada kuat, tali pusat masih basah, liingkar peru : 29 cm,
lingkar dada : 31 cm.
j. Genital = labia mayora dan lania minora terbentuk, anus ada lubangnya.
3. Tampak lanugo.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir < 2.500 gram.
BBLR mungkin saja premature (kurang bulan) mungkin juga matur (cukup bulan) dan dismatur (lewat
bulan / serdinus).
Bayi yang baru lahir dengan BBLR banyak diantara wanita hamil yang keadaan sosial
ekonominya rendah, sehingga kebutuhan gizinya kurang terpenuhi BBLR sangat rentang terhadap
hipotermi dan infeksi oleh karena itu sangat perlu untuk memperhatikan suhu tubuhnya.
(Pelayanan kesehatan nasional dan maternal, YBP Sarwono P. Jakarta 2002 : hal 376-377).
DS : -
4. Tanda-tanda vital.
b. Pernapasan : 48 x / m.
Suhu normal bayi baru lahir, berkisar 36,5 OC 37,5 OC (suhu aksila) gejala awal hipotermi apabila suhu
< 36 OC atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Hipotermi menyebabkan terjadinya penyempitan
pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya metabolik anaerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen,
meningkatkan hipoksemia dan berlanjut kematian.
(Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal YBP. Sarwono. P Jakarta 2002 : hal 373)
c. Pernapasan : 48 x / m
Rasional : Dengan membersihkan jalan napas dari lendir yang menyambut saluran pernapasan dapat
memperlancar proses respirasi.
3. Pasang pakaian dan bungkus bayi dengan kain yang kering dan bersih.
Rasional : Mencegah kehilangan panas, yang terjadi melalui evaporasi, konveksi, radiasi, dan konduksi,
karena bayi berada ditempat yang suhunya lebih rendah dari bayi.
Rasional : Pakaian bayi yang basah dapat mempengaruhi suhu badan bayi yaitu evaporasi.
Rasional : Memonitor tanda-tanda vital merupakan salah satu indikator untuk mengetahui keadaan umum
bayi.
Rasional : Dengan menimbang berat badan bayi setiap hari akan diketahui pertumbuhannya setiap hari.
Rasional : Agar dapat diketahui dengan segera apabila ada infeksi seperti bengkak, merah, bernanah,
demam dan dapat segera ditangani.
2. Merawat tali pusat, Tali pusat bersih tidak ada tanda-tanda infeksi.
3. Memasang pakaian bayi dan membungkus bayi dengan kain yang kering dan bersih, Bayi terbungkus dan
memakai pakaian dengan rapi.
4. Mengganti pakaian / popok bayi setiap kali basah, Bayi memakai pakaian / popok yang kering dan
bersih.
Suhu : 36,5 OC
Pernapasan : 48 x / m
6. Menimbang berat badan bayi setiap hari, Berat badan bayi bertambah.
Tanggal 11-09-2012
No. Register :
A. Identitas Bayi.
Nama : Bayi. A
Anak ke : I (Pertama)
Jenis kelamin :
Pendidikan : S1 / S1
6. GI PO AO.
3. Tanda-tanda vital :
Suhu : 36,5 OC
Pernapasan : 48 x / m
5. Rambut tebal, hitam, wajah simetris kiri dan kanan, sutura menyatu saling berhubungan, tidak ada
caput.
6. Mata simetris kiri dan kanan, conjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus.
9. Bibir tidak pucat, refleks isap kurang baik, palatum terbentuk dengan baik.
10. Tonus otot leher baik, tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
11. Dada simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk, lingkar dada 31 cm (Normal 30 38 cm).
20. Tungkai dan kaki simetris kiri dan kanan, pergerakan aktif, jumlah jari kaki lengkap.
Assesment (A)
Planning (P)
Tanggal 11-09-2012
2. Merawat tali pusat. Tali pusat bersih tidak ada tanda-tanda infeksi.
3. Memasang pakaian bayi dan membungkus bayi dengan kain yang kering. Bayi terbungkus dan memakai
pakaian dengan rapi.
4. Mengganti pakaian / popok bayi setiap kali basah. Bayi memakai pakaian / popok yang kering bersih.
Suhu : 36,5 OC
Pernapasan : 48 x / m
Denyut jantung : 130 x / m
6. Menimbang berat badan bayi setiap hari. Berat badan bayi bertambah.
Nama Ibu : Ny S
Umur : 22 tahun
Suku/Bangsa : Minang / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : JL. Parak Jambu Tunggul Hitam RT 2, RW 3
Nama Suami : Tn I
Umur : 23 tahun
Suku/Bangsa : Minang / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : JL. Parak Jambu Tunggul Hitam RT 2, RW 3
B. Keadaan Sosial Ekonomi :
a. Penghasilan perbulan : Rp. 1.000.000
b. Jumlah anggota keluarga yang ditanggung : 2 orang
c. Penghasilan perkapita : Rp. 500.000
C. DATA SUBJEKTIF
Pada tanggal : 11 November 2012
Pukul : 21.00 WIB
Kronologi : pasien maasuk ke IGD pukul 10.00 WIB, langung lakukan perawatan dalam
inkubtor dengan oksigen, kemudian beri pasien therapy IVFD dekstrose 10%. Kemudian bayi di
kirim ke bangsal anak pukul 11.00 WIB, bayi dirawat diruang terpisah yaitu perinatologi, dan
lanjutkan terapi sesuai order dokter.
1. Riwayat penyakit kehamilan
Pasien mengatakan pernah mengalami perdarahan ketika usia kandungan 2 bulan, pasien
perdarahan selama 1 bulan, jumlah darah kurang dari 1 duk perhari. pasien berobat ke dokter dan
di anjurkan istirahat berbaring dirumahnya selama 1 bulan.
Pasien juga mengatakan ini kahemilannya yang pertama.
2. Kebiasaan waktu hamil
: 1 piring nasi ukuran sedang, 1 potong lauk ukuran sedang, 1 mangkok sayur
atan : Tidak ada
: Tidak ada
n : Tidak ada
3. Riwayat persalinan sekarang
persalinan : Spontan
ong oleh : Bidan
kehamilan : 28-29 minggu
plikasi : tidak ada
4. Keadaan bayi baru lahir :
Apgar Score : 6/8
Tanda 0 1 2 Jumlah
Frekuensi ( ) tidak ada ( ) < 100 ( ) > 100
Jantung
Usaha nafas ( ) tidak ada ( ) lambat tidak teratur ( ) menangis kuat
I Tonus otot ( ) lumpuh ( ) eks fleksi sedikit ( ) gerakan aktif 6
reflek ( ) tidak bereaksi ( ) gerakan sedikit ( ) menangis
Warna ( ) biru / pucat ( ) tubuh kemerahan ( ) kemerahan
tangan dan kaki biru
Frekuensi ( ) tidak ada ( ) < 100 ( ) > 100
Jantung
Usaha ( ) tidak ada ( ) lambat tidak teratur ( ) menangis kuat
II bernafas ( ) lumpuh ( ) eks fleksi sedikit ( ) gerakan aktif 8
Tonus otot ( ) tidak bereaksi ( ) gerakan sedikit ( ) menangis
reflek ( ) biru / pucat ( ) tubuh kemerahan ( ) kemerahan
warna tangan dan kaki biru
5. Resusitasi
. Penghisapan lendir : ya
. Ambu : Tidak dilakukan
. Masage jantung : Tidak dilakukan
. Intubasi endotracheal : Tidak dilakukan
. Oksigen : ya
. Therapi : Tidak dilakukan
D. PEMERIKSAAN FISIK
adaan umum : jelek
hu : 36C
rnafasan : 50x/i
ntung : 126 x/i
rat badan : 900gram
njang badan : 35 cm
meriksaan fisik secara sistematis
un : Tidak ada caput / cepal hematoma
: Tidak oedema
: Simetris kiri dan kanan, daun dan lobang telinga ada
: Tidak ada labio palato skizis
: Septum ada
: Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan
: Agak membuncit
: Lembab, tidak ada perdarahan
g : Tidak ada kelainan
as : Tidak ada oedema
: Labia mayora belum menutupi labia minora
: Ada
Reflek
- Reflek morrow : (+) lemah
- Reflek rooting : (+) lemah
- Reflek sucking : (+) lemah
- Reflek tonic neck : (+) lemah
- Eliminasi
- Miksi : sudah ada
- Mekonium : sudah ada
MANAJEMEN ASUHAN KESEHATAN PADA BAYI NyS DENGA N BBLR(BERAT
BADAN LAHIR RENDAH) DI RUANGAN PERINATOLOGI RSUD Dr. RASIDIN
PADANG,
TANGGAL 11 NOVEMBER 2012
IDENTIFIKASI INTERPRETASI DIAGNOSA TINDAKAN INTERVENSI IMPLEMENTASI
DATA DATA POTENSIAL SEGERA
Tanggal : Diagnosa : Apneu Pemberian 1. Lanjutkan 1.Melanjutkan
11 November Bayi baru lahir O2 perawatan dalam perawatan dala
2012 hari pertama inkubator incubator unt
Jam : 21.00 dengan BBLER , mempertahankan
WIB KU Bayi buruk suhu tubuh bayi ag
tetap hangat d
Data subjektif : Dasar : stabil deng
ibu mengatakan Bayi lahir perawatan bayi
anaknya lahir tanggal 11 dalam incubator :
pada tanggal 11 November 2012 Hangatk
November 2012 Pukul 03.00 inkubator samp
Pukul 03.00 WIB suhu yang
WIB A/S : 6/8 tentukan sebelu
Ibu mengatakan PB 35 cm meletakkan bayi
anaknya belum BB 900 gram dalamnya
di satu JK : Perempuan Tutup kaca secep
ruangkan mungkin setel
Tanda Vital
bersama ibu meletakkan bayi
J : 126 x/i
dalamnya
P : 50 x/i
Data objektif :
S : 35,50C Lakukan perawat
Bayi lahir tempat bayi
BB sekarang :
tanggal 11 inkubator
900 gram
November
BAK : sudah
2012 Pukul 2. Memantau oksig
ada
03.00 wib, pada bayi sesu
A/S : 6/8 BAB : sudah dengan order,yaitu
PB : 35 cm ada 0.5 liter / menit
Kebutuhan :
Masukkan bayi
ke dalam
incubator
Pasang oksigen
bayi
4. Pantau IVFD dan
Atur posisi bayi
beri therapy sesuai
Pasang IVFD
order
dan berikan
therapy sesuai
order
Puasakan bayi
sementara
Lakukan
pemantauan dan
observasi pada
bayi
5. Mempuasakan ba
sementara unt
mencegah aspira
pada bayi.
6. Melakuk
pemantauan d
observasi pada ba
dengan mengontr
5. Puasakan bayi keadaan umum ba
sementara setiap 1 jam yai
mengontrol Na
dan Nafas pada ba
6. Lakukan
pemantauan dan
observasi pada bayi
1. Memantau KU ba
dengan mengontr
Nadi,Pernafasan d
Suhu bayi per 1 jam
2. Mengontrol IVF
dan Oksigen
Tanggal :
12 November
2012
Pukul 22..00
wib Diagnosa : 1. Pantau KU bayi
Bayi baru lahir Apneu Lanjutkan
Data subjektif : hari ke 2 dengan therapy
Ibu mengatakan BBLER keadaan Oksigen
anaknya masih umum bayi
dalam buruk.
perawatan di 2. Kontrol IVFD dan
dalam Oksigen 3. Memberik
incubator, therapy sesuai orde
Dasar :
Data objektif : Bayi lahir
J : 116 x /menit tanggal 11
P : 55x/ menit November 2012
S : 36 0C Pukul 04.00
O2 0,5 WIB
liter/menit TTV :
4. Menjaga person
hygiene
bayi,sehingga
mikroorganisme
bakteri tidak bi
hidup d
mengganggu
pertumbuhan bayi
5. Melakuk
perawatan tali pus
dengan H2O
Kemudian di bal
4. Jaga personal dengan kassa keri
hygiene bayi dan steril.
6.melakukan
perawatan ba
dalam inkubator
5. lakukan perawatan
tali pusat
1. Memantau keada
umum bayi deng
mengontrol vi
6.Rawat bayi dalam sign bayi
inkubator
2. Melanjutk
pemberian Oksigen
6. Lakukan
pengontrolan Infus
bayi
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi NyS dengan tahap-tahap manajmen
asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian data, interpretasi data, masalah dan diagnose
potensial, identifikasi kebutuhan, yang memerlukan penanganan dengan membuat rencana
asuhan kebidanan dan pelaksanaan tindakan serta evaluasi maka pembahasannya :
a. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti, baik
dalam pengumpulan data subjektif, data objektif, data primer and data sekunder, dimana
didukung oleh peralatan yang baik.
1. Riwayat penyakit selama kehamilan
Selama kehamilan ibu tidak mempunyai riwayat penyakit, seingga kondisi ibu selama hamil
tidak ada gangguan dari penyakit.
2. Riwayat social
a) Kebiasaan
Pasien pada kasus ini tidak ditemui kebiasan merugian kesehatan, baik pada masa hamil dan
persalinannya.
b) Penyakit spesifik
Pasien dalam kasus ini, ibu dari pasien tidak mengalami penyakit yang spesifik seperti
perdarahan, preeklamsi, penyakit kelamin dan lain-lain.
c) Social ekonomi
Pada kasus ini ditemukan tingkat social ekonomi ibu menengah.
d) Pemeiksaan umum dan khusus
Berdsarkan hasil pemeriksaan ditemukan keadaaan penyimpangan kearah patologis dimana
didapat berat badan bayi 900 gram.
e) Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.
b. INTERPRETASI DATA
1. Diagnose
BBLR :
BBLR hari ke-1, KU buruk
BBLR hari ke-2, KU buruk
BBLR hari ke-4, KU buruk
2. Masalah
Bayi baru lahir, berat badan lahir rendah dengan gangguan pola nafas
3. Kebutuhan
Penjelasan tentang hasil pemeriksaan
Perawatan bayi dalam incubator
Pengawasan bayi
Perawatan hygien bayi dalam incubator
Therapy oksigen pada bayi
e. PERNCANAAN TINDAKAN
Perencanaan dirumuskan mengacu pada masalah yang ditemui waktu melakukan pengkajian.
f. PELAKSANAAN TINDAKAN
Pada waktu pelaksanaan tindakan semua pelaksanaaan tindakan dapat dilakukan.
g. EVALUASI
Merupakan tahap akhir proses manajemen kebidanan dan semua tujuan yang direncanakan
dapat dilaksanakan dengan baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis melakukan pembinaan serta membuat manajemen asuhan kebidanan pada bayi NyS
dari tanggal 11 November sampai tanggal 14 November 2012, penulis mendapatkan :
1. Pengumpulan data yang akurat akan mempermudah dalam pemberian asuhan.
2. Dalam memberikan asuhan kebidanan diperlukan ketelitian agar bisa menekan kemungkinan
resiko akan terjadi BBLR.
3. Dalam memberikan asuhan kebidanan harus menjalin hubungan baik dengan keluarga dan
ibu bayi agar tercipta suasana yang harmonis dan saling percaya.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan dalam memberikan pembinaan pada klien, ada beberapa saran
yang dianggap perlu diantaranya kepada klien, institute pelayanan,institute pendidikan, serta
kepada mahasiswa sebagai pemberi asuhan yang akan datang, antara lain:
1. Klien
a) Agar klien bisa menerima dan melaksanakan asuhan yang diberikan
b) Segera membawa bayi kepelayanan kesehatan apabila terdapat keluhan serta kelainan yang
dirasakan.
c) Dalam anamnesa, pasien mampu memberikan data yang sebenarnya.
2. Institute Pelayanan
Diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi BBLR untuk mencapai pelayanan
yang optimal.
3. Institute pendidikan
Diharapkan dapat menambah sumber buku terbaru agar mempermudah mahasiswa dalam
meningkatkan pengeahuan.
4. Mahasiswa
Diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari asuhan kebidanan pada
BBLR dalam praktek klinik.
DAFTAR PUSTAKA
Mitayani, 2010, mengenal bayi baru lahir dan penatalaksanaanya, padang : praninta offset.
Yulianti L, 2010 bblr. co. id, online diakses 04 Juni 2011 depkes. go. Id, online diakses 04 Juni 2011
Saifuddin AB, 2006 , Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2006: 377
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 04 Juli 2011 Pukul : 16.00 WIB
A. Data Subjektif
1. a. Identitas Anak
Nama : By. D
Anak ke : Ke II (Dua)
Umur : 1 hari
Tanggal lahir : 04 Juli 2011
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal MRS : 04 Juli 2011
Berat badan : 1900 gram
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan urama
Ibu mengatakan bayinya kecil dan setelah lahir, bayinya langsung dibawa ke ruang bayi
b. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan bayinya kecil saat lahir dan tidak menangis dengan kuat/merintih sehingga
langsung dibawa ke ruang bayi.
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kronis dan ada riwayat
penyakit tekanan darah tinggi.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : cukup
Berat badan : 1900 gram
Panjang badan : 39 cm
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 35,7 oC
Respirasi : 50 x/ menit
3. Pemeriksaan fisik
Kepala : Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan pada kepala, lanugo
masih banyak, batas dahi dan rambut kepala tidak jelas.
Wajah : Normal, wajah berwarna merah.
Mata : Simetris, sklera tidak iktirus, tidak ada perdarahan pada sub
konjungtiva.
Hidung : Tidak ada pengeluaran sekret, bersih adanya pernafasan cuping
hidung .
Telinga : Simetris tidak ada pengeluaran cairan.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena
jugularis.
Dada : Terdapat retraksi dinding dada.
Perut : Pernafasan abdomen, tidak ada meteorismus.
Kulit : Berwarna merah seluruh tubuh, rambut lanugo masih banyak di
sekita tubuh, kulit tampak transparan, halus dan mengkilat,
kuku pendek belum melewati ujung jari.
Genetalia : Pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, 2 testis belum turun
ke dalam skrotum
Anus : Terdapat anus
Frestrimitas : Gerakan cukup aktif, kulit mengkilap, telapak kaki halus.
C. Assasment
1. Resiko tinggi gawat pernafasan yang berhubungan dengan ketidakmatangan paru karena
produksi surfaktan .
2. Resiko hipotermi yang berhubungan dengan prematuritas perubahan suhu lingkungan
3. Gangguan pemenuhan nutrisi yang berhubungan dengan simpanan glikogen, zat besi dan
kalsium yang tidak cukup .
4. Berkurangnya cairan yang berhubungan dengan pengeluaran yang di sebabkan oleh
imaturitas. Pengeluaran melalui kulit paru.
5. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan kekebalan tubuh dan kemungkinan infeksi
silang dari ibu atau staf perawat.
D. Penatalaksanaan
1. Kumpulan data penilaian yang berkaitan dengan kegawatan pernafasan.
Rasional : Memantau perkembangan pernafasan .
2. Berikan dan pantau bantuan pernafasan dengan oksigen (O2)
Rasional : Mencegah terjadinya APNEU .
3. Tempatkan bayi pada box lampu/incubator.
Rasional : Mencegah terjadinya hipotermi .
4. Jaga agar kulit bayi tetap kering dan kepala bayi tetap tertutup.
Rasional : Kepala merupakan area permukaan paling luas, sehingga proses kehilangan panasnya cepat.
5. Awasi reflex hisap dan kemampuan menetek bayi.
Rasional : Bayi premature mempunyai kemampuan menghisap dan menelan bervariasi.
6. Berikan ASI atau pendamping ASI 2-6 jam setelah lahir mulai dengan pemberian 2-5 cc.
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi .
7. Timbang bayi setiap hari .
Rasional : Mengetahui perkembangan dan penambahan berat badan pada bayi.
8. Lakukan kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak untuk pemberian terapi .
Rasional : Membantu proses penyembuhan dan perkembangan pada BBLR.
E. Implementasi
1. Mengumpulkan data penilaian yang berkaitan dengan kegawatan pernafasan.
- Riwayat Ibu selama kehamilan .
- Kondisi bayi baru lahir, nilai apgar 4-5, resusitasi .
- Pernafasan frekuensi 42 x/menit .
2. Memberikan dan membantu bantuan pernafasan dengan oksigen (O2) .
- Memberikan 0,5 liter oksigen / menit .
- Dengan hati-hati hisap lendir dari mulut selama kurang dari 5 menit .
3. Menempatkan bayi pada box lampu / incubator.
4. Menjaga bayi agar kulitnya tetap kering dan menjaga kepala bayi agar tetap tertutup dengan
cara memakaikan topi pada kepala bayi .
5. Mengawasi refleks menghisap dan kemampuan menelan bayi.
6. Memberikan ASI atau pendamping ASI 2-6 jam setelah lahir mulai dengan pemberian 3-7,5
cc ditambah bila bayi menunjukkan toleransi yang baik.
7. Menimbang bayi setiap hari .
8. Melakukan kolaborasi dengaan Dokter Spesialis Anak untuk pemberian terapi
- Intake 12 x 3 cc ASI/ PASI
- Infuse NaCL 20 cc kemudian dilanjutkan dengan D10% 150 cc/24 jam
- Injeksi ViCC SX 2 x 100 mg
- Injeksi Amminophilin 12 mg dilanjutkan 2 x 3 mg mulai besok
- Injeksi Dexametason 1 mg
- Injeksi Neo K 1 mg selama 3 hari
- Termoregulasi
- Posisi head up
F. Catatan Perkembangan
1. Tanggal 5 Juli 2011 pukul 05.00 WIB
S:-
O: keadaan umum lemah, suhu : 36oC, respirasi 50 x menit, BB : 1800 gram
BAB , BAK , puasa , retensi kosong , dipasang NGT + O2, gerakan kurang,
aktif, nafas teratur, menangis keras .
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Rencana dilanjutkan
2. Tanggal 5 Juli 2011 pukul 12.00 WIB
S:-