You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
indonesia sebagaimana yang dimaksudkan dalam pancasila dan UUD 45.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis.
Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa
Puskesmas sebagai bagian dari sistem Kesehatan Nasional, sub sistem, dari
kesehatan yang berada di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai
sistem yang harus berjalan, Puskesmas dilengkapi dengan organisasi,
memiliki Sumber Daya dan Program kegiatan pelayanan kesehatan.
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan
yang wajib dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar
terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Ada 6 program pokok pelayanan kesehatan diantaranya program
pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB, pencegahan
penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan dan perbaikan
gizi masyarakat.
program kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu program
yang ada di puskesmas yang berupaya untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan yang meliputi pekerjaan formal maupun
informal dan berlaku bagi setiap orang yang berada dilingkungan tempat
kerja yang berdasar kepada Kepmenkes nomor 128/MENKES/SK/II 2004
tentang kebijakan dasar puskesmas yang bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwilayah kerja termasuk upaya
1 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
kesehatan kerja. Ada (3) upaya dasar yang dilakukan di bidang kesehatan
dan keselamatan kerja
1) Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pengendalian bahaya
ditempat kerja
Kegiatan upaya tersebut meliputi ;
a. pemantauan dan pengendalian kondisi tidak aman ditempat kerja
b. pemantauan dan pengendalian tindakan tidak aman ditempat kerja
2) Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui pembinaan dan
pengawasan.
Kegiatan upaya tersebut meliputi:
a. pelatihan dan pendidikan K3 terhadap tenaga kerja
b. konseling dan konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga
kerja
c. pengembangan sumber daya ataupun teknologi yang berkaitan
dengan penerapan K3 ditempat kerja
3) Upaya pencegahan kecelakaan kerja melalui sistem manajement
Kegiatan upaya tersebut meliputi:
a. prosedur ndan aturan K3 ditempat kerja
b. penyediaan sarana dann prasarana K3 dan pendukungnya ditempat
kerja.
c. penghargaan dan sanksi terhadap penerapan K3 ditempat kerja
pada tenaga kerja
1.2 Tujuan
Umum : Meningkatkan kemampuan manajemen Program K3
Puskesmas dalam mengelola kegiatannya dalam upaya
Peningkatan pencapaian program K3.
Khusus :
1. Dapat disusunnya rencana usulan kegiatan program K3
2. Dapat disusunnya rencana pelaksanaan kegiatan progaram K3

2 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1.3.Manfaat
Program Perencanaan dan Evaluasi diharapkan memiliki berbagai
manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Bagi pihak Puskesmas Pujon, hasil studi ini akan memberikan sumbangan
mengenai hal-hal yang perlu dikembangkan dalam pelaksanaan program
kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Bagi Masyarakat yang berada dilingkungan kerja, pekerja, hasil evaluasi
akan menyadarkan mengenai pentingnya pemahaman terhadap kesehatan
dan keselamatan kerja program K3 yang ada di puskesmas.

2.2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


2.2.1 Pengertian
SAFE adalah aman atau selamat. Safety menurut kamus besar tata
bahasa Indonesia yang telah diterjema dalam bahasa Indonesia adalah mutu
suatu keadaan aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.
Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan
keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan Kecelakaan
adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak
disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa
manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamatan
kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik
jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya
tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada
khususnya.

Seringkali kita dengar berita ada kecelakan di tempat kerja. Lebih-


lebih kecelakaan kerja di Proyek. Menurut beberapa sumber terungkap
bahwa sektor konstruksi menjadi penyumbang tertinggi kecelakaan kerja
bila dibanding dengan sektor lain.
Pada kesempatan ini akan kami sajikan beberapa teori tentang

3 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


kecelakaan kerja menurut beberapa ahli, antara lain :
1. Teori Heinrich ( Teori Domino)
Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari suatu
rangkaian kejadian. Ada lima faktor yang terkait dalam rangkaian
kejadian tersebut yaitu : lingkungan, kesalahan manusia, perbuatan
atau kondisi yang tidak aman, kecelakaan, dan cedera atau kerugian (
Ridley, 1986 ).
2. Teori Multiple Causation
Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih
dari satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili
perbuatan, kondisi atau situasi yang tidak aman. Kemungkinan-
kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut perlu
diteliti.
3. Teori Gordon
Menurut Gordon (1949), kecelakaan merupakan akibat dari interaksi
antara korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan
lingkungan yang kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan
mempertimbangkan salah satu dari 3 faktor yang terlibat. Oleh karena
itu, untuk lebih memahami mengenai penyebab-penyebab terjadinya
kecelakaan maka karakteristik dari korban kecelakaan, perantara
terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang mendukung harus dapat
diketahui secara detail.
4. Teori Domino Terbaru
Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori
yang mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja
adalah ketimpangan manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus
mengembangkan teori Domino Heinrich untuk memperlihatkan
pengaruh manajemen dalam mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
5. Teori Reason
Reason (1995-1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat
terdapat lubang dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini

4 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


dapat berupa pelatihan-pelatihan, prosedur atau peraturan mengenai
keselamatan kerja.
6. Teori Frank E. Bird Petersen
Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan. Bird
mengadakan modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan
menggunakan teori manajemen, yang intinya sebagai berikut:
a. Manajemen kurang kontrol.
b. Sumber penyebab utama.
c. Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar).
d. Kontak peristiwa (kondisi di bawah standar).
e. Kerugian gangguan (tubuh maupun harta benda).
f. Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja)
Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es
di permukaan laut dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih
kecil dari pada ukuran es sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu
pula kerugian pada kecelakaan kerja kerugian yang tampak/terlihat
lebih kecil daripada kerugian keseluruhan.
Dalam hal ini kerugian yang tampak ialah terkait dengan biaya
langsung untuk penanganan/perawatan/pengobatan korban kecelakaan
kerja tanpa memperhatikan kerugian-kerugian lainnya yang bisa jadi
berlipat-lipat jumlahnya daripada biaya langsung untuk korban
kecelakaan kerja. Kerugian kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah
jumlah kerugian untuk korban kecelakaan kerja ditambahkan dengan
kerugian-kerugian lainnya (material/non-material) yang diakibatkan
oleh kecelakaan kerja tersebut.

Kerugian-kerugian (biaya-biaya) tersebut antara lain :


a. Biaya Langsung Kerugian Kecelakaan Kerja :
1) Biaya Pengobatan & Perawatan Korban Kecelakaan Kerja.
2) Biaya Kompensasi (yang tidak diasuransikan).
b. Biaya Tidak Langsung :

5 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1) Kerusakan Bangunan
2) Kerusakan Alat dan Mesin
3) Kerusakan Produk dan Bahan/Material
4) Gangguan dan Terhentinya Produksi
5) Biaya Administratif
6) Pengeluaran Sarana/Prasarana Darurat
7) Sewa Mesin Sementara
8) Waktu untuk Investigasi
9) Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang
10) Biaya Perekrutan dan Pelatihan
11) Biaya Lembur (Investigasi)
12) Biaya Ekstra Pengawasan
13) Waktu untuk Administrasi
14) Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang Kembali karena
Cedera
15) Kerugian Bisnis dan Nama Baik
2.2.2 Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:
1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
3. Mencegah/ mengurangi kematian.
4. Mencegah/mengurangi cacat tetap.
5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan
bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain lain.
6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja
dan menjamin kehidupan produktifnya.
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan
sumbersumber produksi lainnya.
8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman
sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
9. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi

6 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


industri serta pembangunan
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
a. Manusia (pekerja dan masyarakat)
b. Benda (alat, mesin, bangunan dll)
c. Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan
tumbuhtumbuhan)
2.2.3 Syarat-syarat Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Guna meminimalisasi resiko di lokasi proyek atau lokasi
Puskesmas.
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja,
baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
12. Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,
binatang, tanaman atau barang.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang.

7 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.
2.2.4 Pengenalan bahaya pada area kerja
Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan
kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa
kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap
kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik
secara sendiri - sendiri atau bersama-sama, yaitu:
a. Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)
b. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
c. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
d. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
e. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2.2.5 Keadaan yang tidak aman dari area Kerja (Unsafe Condition)
Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan,
kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik
dan rusak. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek
atau licin, ventilasi ataupertukaran udara , bising atau suara-suara
keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-
lain). Dan Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang
merugikan itu dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan
dapat diusahakan untuk dicegah karena, Setiap kecelakaan pasti
ada sebabnya. Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita
hilangkan maka kecelakaan dapat dicegah.
Mengatasi Lingkungan Yang Tidak Aman Sebenarnya
Cukup Mudah Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan
tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya
alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki. Dieleminir/diisolir,
sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tidak lagi

8 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang berputar pada
mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat
keselamatan kerja. Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman
dikendalikan secara teknis, misalnya memasang safety valve pada
bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat control dsb.
Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan
pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.

BAB III

9 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


TUGAS POKOK PROGRAM KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA

4.1. Tugas Pokok


Tugas pemegang program adalah sebagai pelaksana pengamatan
kesehatan dan keselamatan kerja, pengawasan kesehatan dan keselamatan
kerja dan pembinaan kesehatan dan keselamatan kerja dalam rangka
perbaikan kualitas kesehatan dan keselamatan kerja yang ada ditempat kerja
untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan taraf hidup para
pekerja dan masyarakat yang ada ditempat kerja.
Uraian tugas pokok pelayanan kesehatan kerja menurut
peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi R.I No
Per.03/Men/1982, pasal 2 yaitu.
1. pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan
pemeriksaan kesehatan khusus
2. pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga
kerja
3. pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
4. pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja
5. pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
6. pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit
akibat kerja
7. pertolongan pertama pada kecelakaan
8. pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan petugas
9. memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja
10. membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat
kerja, pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang
mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya.

BAB IV

10 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


PERENCANAAN PROGRAM K3 TAHUN 2016

Perumusan Masalah dan Penyebab Masalah Program K3


No Rumusan Masalah Berbagai Faktor Perumusan Penyebab
Penyebab Masalah Masalah
1 Tingginya angka Masih adanya pekerja Tidak tersediaannya APD yang
penyakit akibat kerjayang tidak menggunakan memadai ditempat kerja
pada pekerja APD/masker dan kurangnya pengawasaan pada
melakukan tindakan saat aktifitas kerja
yang tidak aman saat
bekerja

Perilaku / kebiasaan
pekerja Perilaku / kebiasaan pekerja
minum alkohol/tidak sarapan

Faktor Ekonomi
Pemilik perusahaan
menganggap pengadaan
APD, pengadaan jaminan
kesehatan dan pembuatan
dokumen AMDAL sangat
mahal

5.3. Perumusan Pendekatan Pemecahan Masalah Program K3


No Rumusan Penyebab Inventarisasi Alternatif Rumusan Pendekatan
Masalah Pendekatan Pemecahan Pemecahan Masalah
Masalah
1. Tingginya angka - Melakukan penyuluhan - Membuat jadwal
penyakit akibat kerja K3 secara penyuluhan
pada pekerja berkelanjutan - Membuat jadwal
- Kunjungan Ditempat kunjungan di tempat
kerja secara kerja
berkelanjutan - Menjelaskan dan
- Memberikan contoh mempraktekan tentang
penggunaan alat penggunaan APD yang
pelindung diri yang sesuai dan aman baik
baik dan aman - Melakukan kerja sama
- Melakukan Lintas Sektor
pemeriksaan kesehatan

11 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


- Melakukan kerja sama
Lintas Sektor

5.4. Inventarisasi rencana kegiatan Program K3


No Pendekatan Inventarisasi rencana Rencana Anggaran
pemecahan kegiatan kegiatan Biaya
masalah Kegiatan
1 Membuat jadwal Membuat Jadwal Setiap 1
penyuluhan K3 di penyuluhan K3 tahun sekali
Instansi atau di
tempat kerja
2 Membuat jadwal Jadwal kunjungan Setiap 1 Rp 100.000x2
kunjungan Di tempat bulan petugas x
kerja 12bln = Rp.
2.400.000
(Dilakukan
oleh pemegang
program K3
dan anggota di
puskesmas)
3 Memberikan contoh Menerangkan/menjelas Setiap 1
penggunaan alat kan dan mempraktekan bulan
pelindung diri tentang penggunaan
APD yang sesuai dan
aman baik

4 Memberikan Memotivasi pekerja Setiap 1


motivasi dan untuk mau berperilaku bulan
bimbingan kepada aman saat bekerja
pekerja untuk mau
melakukan tindakan
yang aman dalam
bekerja

5.5 Rencana usulan kegiatan Program K3


Kegiatan Rencana Kegiatan Target Volume Sasaran
Pokok Kegiatan

12 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pemeriksaan Pekerja dan 12x setahun Tempat kerja
- - kelengkapan APD di alat kerja
tempat kerja
- kesehatan pekerja
- kondisi alat kerja
Penyuluhan, kunjungan Pekerja 12x setahun Tempat kerja
dan Pembinaan serta
memotivasi pekerja
dalam kelancaran kerja

5.6 Analisa HambatanPotensial Program K3


NO KEGIATAN KEMUNGKINAN LANGKAH MENCEGAH
HAMBATAN TIMBULNYA HAMBATAN
PELAKSANAAN
1 2 3 4
1 Penyuluhan K3 Tidak semua Melalui undanganresmi dari
masyarakat/tenaga kerja manager/pemimpin
datang diundang atau perusahaandan petugas program
tidak berada dirumah K3
2 Membuat Adanya jadwal yang Konfirmasi ulang sebelum
jadwal bentrok dengan kegiatan jadwal kunjungan
kunjungan lain
3 Memberikan Faktor kebiasaan pekerja - Mengusulkan permintaan
contoh yang tidak mau dana ke pihak
penggunaan alat menggunakan APD perusahaan/industri unuk
pelindung diri dengan alasan tidak menyiapkan APD
yang baik dan nyaman
aman

4 Memberikan - Pekerja yang sulit Melakukan pendekatan


motivasi dan untuk berubah individual kepada pekerja
bimbingan perilaku bekerja maupun kepada Manager dan
kepada pekerja sesuka hati menerapkajn sanksi ringan
untuk mau - kurangnya hingga berat kepada pekerja
melakukan perhatian/acuh yang melakukan tindakan tidak
tindakan yang terhadap bimbingan aman saat bekerja
aman dalam
bekerja

13 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


BAB VI
PENUTUP

1. Penyusunan perencanaan program kesehatan dan keselamatan kerja ini


dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam melaksanakan program K3
di puskesmas sehingga dalam pelaksanaannya nanti kegiatan yang
dilaksanakan akan lebih terarah.
2. Diharapkan pada semua pihak yang terkait dapat melaksanakan program K3
dengan baik dan profesional sehingga mendapat hasil yang lebih baik.
3. Akhirnya kami mengharapkan dukungan dari semua pihak maupun lintas
sektoral terkait untuk dapat berperan serta dalam program kesehatan yang
kami rencanakan.

DAFTAR PUSTAKA
14 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Direktorat Bina Kesehatan Kerja. (2008). Pedoman Tata Laksana Penyakit Akibat
Kerja bagi Petugas Kesehatan. Departemen Kesehatan

OHSAS 18001. (2007). Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.


Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 03/MEN/98
tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

Perwitasari, D, Anwar, A. 2006. Tingkat Risiko Pemakaian Alat Pelindung Diri


dan Higiene Petugas di Laboratorium Klinik RSUPN Ciptomangunkusumo
Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol.5, No.1, April 2006 : 380-384.

Santoso, S. 2006. Kajian Pengembangan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan


Kerja Berdasarakan OHSAS 18001. BPTKN-Pusat Teknologi Reaktor dan
Keselamatan Nuklir. Vol.10, No.1, Pebruari 2006.

Silalahi, B. dan Silalahi, R. (1995). Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan


Kerja. Pustaka Binaman Pressindo

Sumamur, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Gunung
Agung.

Sumamur, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:


PT.Gunung Agung.

Tarwaka, 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Manajemen dan


Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

15 Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

You might also like