Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pada era tahun 80-an, tujuh dari delapan pasien bedah di rumah sakit setidaknya
memerlukan menginap satu malam di rumah sakit. Sekarang ini, diperkirakan bahwa
60% pembedahan dilakukan di unit-unit rawat jalan. Pada waktu yang sama, di mana
terjadi kemajuan teknologi, pelayanan dan pembayaran untuk perawatan kesehatan juga
berubah, mengakibatkan lama hari rawat yang lebih singkat dan tindakan dengan biaya
efektif (Brunner & Suddath, 2002). Sebagai akibatnya, banyak orang yang dijadwalkan
untuk pembedahan menjalani persiapan diagnostik dan praoperatif sebelum masuk rumah
sakit. Mereka juga meninggalkan rumah sakit lebih cepat, meningkatkan kebutuhan akan
perawatan diri, dan rujukan untuk perawatan rumah dan layanan rehabilitatif.
pengetahuan yang solid mengenai semua aspek perawatan klien bedah. Pengetahuan
keperawatan praoperatif dan pascaoperatif tidak lagi memadai; perawatan yang lengkap
Pasien yang menjalani pembedahan tetaplah seorang individu yang memiliki kebutuhan,
ketakutan, dan masalah-masalah yang sangat nyata seperti individu yang lain, serta
menghadapi peristiwa-peristiwa besar yang sering terjadi dalam kehidupan. Bagi pasien
yang akan menjalani pembedahan, melewati perawatan dari banyak kelompok perawat
yang berbeda merupakan suatu masalah. Biasanya kelompok dokter yang merawat pasien
di bangsal dan yang melakukan pembedahan adalah kelompok yang sama. Di dalam
suatu bangsal bedah, jumlah kelompok perawat bisa mencapai 6 orang, yang semuanya
memiliki ketrampilan spesialis, dan mereka terlibat dalam perawatan sejak pasien masuk
Peran perawat sebagai advokat pasien sangat penting selama waktu yang disebut sebagai
periode peri-operatif. Biasanya pasien memiliki pengetahuan yang sangat sedikit tentang
setiap prosedur yang dilakukan dalam lingkungan yang asing dan sangat teknis, dimana
prosedur yang akan dilakukan selama pembedahan, pasien tidak akan memiliki
kemampuan fisik untuk menjada keselamatan diri mereka. Pasien bisa, atau tidak bisa
dibuat tidak sadar, dengan diberikan anestetik umum. Bila pasien sadar dan menjalani
analgesia lokal, maka setiap pasien masih bergantung pada perawatan yang diberikan
kepada mereka, karena kemungkinan pasien sangat mengantuk akibat pengobatan yang
Dewasa ini, kita harapkan pasien telah mendapatkan informasi yang cukup, sehingga
Pemahaman tentang sesuatu yang akan terjadi, telah terbukti bermanfaat dalam
mengurangi ansietas yang selalu muncul saat menghadapi situasi berbahaya seorang diri,
dalam lingkungan asing dan tanpa dukungan yang kita harapkan ada untuk menjalani
hidup.
PENGERTIAN
v Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh (Hancock, 1999).
v Perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman
Kesimpulan :
Operasi (perioperatif) merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh yang
umumnya merupakan suatu peristiwa kompleks yang menegangkan bagi individu yang
bersangkutan.
KEPERAWATAN PERIOPERATIF
1. Fase Praoperatif
Peran perawat dimulai ketika keputusan untuk intervensi pembedahan dibuat dan
- wawancara praoperatif
- persiapan anestesia
- persiapan pembedahan
2. Fase Intraoperatif
Dimulai ketika klien masuk atau dipindah ke bagian atau departemen bedah dan berakhir
3. Fase Pascaoperatif
Dimulai dengan masuknya klien ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak
- mencegah komplikasi
- penyuluhan
- rehabilitasi
- pemulangan
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN
PERIOPERATIF
1. Standar I : Pengumpulan data tentang status kesehatan pasien bersifat sistematis dan
kontinu. Data dapat dilihat kembali dan dikomunikasikan pada orang yang tepat.
3. Standar III : Rencana asuhan keperawatan mencakup tujuan yang berasal dari
diagnosis keperawatan
mencapai tujuan.
menyusun kembali tujuan, dan modifikasi dan implementasi rencana asuhan keperawatan
Di abad ini kita dihadapkan kepada berbagai tantangan dan masalah-masalah baru dalam
berbagai bidang. Bidang yang dahulunya tidak menjadi persoalan, kini mulai mendesak
menuntut pengaturannya oleh hukum, karena melalui sanksi etik dirasakan kurang kuat.
Kemajuan yang pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran-keperawatan telah
Informed Consent atau Persetujuan Tindakan Medis (PTM) merupakan ijin tertulis yang
dibuat secara sadar dan sukarela dari pasien sebelum dilakukan tindakan medis
terhadapnya. Ijin tersebut melindungi klien terhadap kelalaian dan melindungi ahli bedah
Tanggung jawab perawat dalam hal ini adalah untuk memastikan bahwa PTM telah
didapat secara sukarela dari klien oleh dokter. The right of information and second
opinion merupakan salah satu bentuk HAM klien dalam bidang pelayanan kesehatan
yang harus dihargai oleh tim kesehatan. Sehingga, sebelum menyatakan kesanggupan
alternatif yang dapat diambila oleh klien. Informasi yang perlu dijelaskan antara lain :
kemungkinan resiko, komplikasi, perubahan bentuk tubuh, kecacatan, dan pengangkatan
- prosedur invasif
- menggunakan anesthesia
- prosedur non-bedah yang resikonya lebih dari sekedar resiko ringan (arteriogram)
2. anggota keluarga yang bertanggung jawab atau wali sah apabila klien belum cukup
2. Subjek tidak kompeten : definisi legal, individu yang tidak otonom dan tidak dapat
3. Subjek yang di-informed : formulir consent harus tertulis meskipun hukum tidak
membutuhkan dokumentasi tertulis (prosedur dan resiko, manfaat dan alternatif, dll)
4. Subjek mampu memahami : informasi harus tertulis dan diberikan dalam bahasa yang
dapat dimengerti oleh klien. Pertanyaan harus dijawab untuk memfasilitasi pemahaman
1. Kedaruratan
diperkirakan dapat mengancam jiwa (kematian atau kecacatan fisik), tidak dapat ditunda.
Contoh :
- perdarahan hebat
2. Urgen
Contoh :
3. Diperlukan
Klien harus menjalani pembedahan, direncanakan dalam beberapa minggu atau bulan.
Contoh :
- katarak
- gangguan tiroid
Klien harus dioperasi ketika diperlukan, tidak terlalu membahayakan jika tidak
dilakukan.
Contoh :
- hernia simpel
- perbaikan vagina
5. Pilihan
Keputusan operasi atau tidaknya tergantung kepada klien (pilihan pribadi klien).
1. Mayor
Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat resiko yang
Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko komplikasi lebih kecil
Contoh :
- katarak