Professional Documents
Culture Documents
SKENARIO 3
WAJAH TERASA MENCONG PADA PIPI KANAN BU AYU
Bu Ayu umur 50 Th, setelah bangun tidur dalam ruangan yang berAC. Bu
Ayu mengeluh mendadak wajahnya tersa mencong pada pipi kanan dan turunnya
wajah sisi kanan yang terjadi sejak 1 jam yang lalu keluhan ini juga disertai mati
rasa pada bagian wajah yang kiri. Sebelumnya Bu Ayu tidak pernah mengalami
cedera kepala. Setelah dibawa oleh suaminya ke dokter. Dan dokter melakukan
pemeriksaan, ternyata Bu Ayu mengalami kesukaran menutup kelopak mata
kirinya, pada lipat nasolabial sisi kiri lebih licin daripada sisi kanan. Pada sudut
bibir Bu Ayu juga mengeluarkan air liur dari sisi kiri mulutnya. Pemeriksaan
neurologis selebihya normal. Dan tekanan darah Bu Ayu normal 120/80mmHg.
1
BAB II
KATA KUNCI
Umur 50 tahun
Tingkat daya tahan tubuh pada fase ini cenderung menurun. Itulah
mengapa, pada fase ini beberapa penyakit kerapuhan mulai menghinggapi
manusia. Penyakit-penyakit itu umumnya adalah; Arthritis, osteoporosis,
jantung, gangguan memori, stroke, pembesaran prostat bagi pria dan juga
kanker. Pola hidup usia remaja dan usia muda terindikasi sebagai penentu
hidup usia di usia 30 tahun ke atas. Karena berbagai penyakit yang
terpapar berdasarkan fase usia manusia,dapat disimpulkan bahwa pola
hidup selalu menentukan kesehatan seiring bertambahnya usia manusia.
2
Turun wajah sisi kanan sejak 1 jam yang lalu
Kelumpuhan otot-otot wajah pada satu sisi yang terjadi secara tiba-tiba
beberapa jam sampai beberapa hari (maksimal 7 hari) terjadi karena
adanya gangguan dari nervus yang mensarafi bagian wajah, yaitu nervus
fasialis karena, nervus fasialis (N.VII) merupakan saraf motorik yang
menginervasi otot- otot ekspresi wajah.
3
BAB III
PROBLEM
Apa ada hubungan antara gejala yang dialami Bu Ayu dengan ruang
berAC ?
Mengapa air liur Bu Ayu hanya keluar pada sisi kiri bibirnya sedangkan
pipi kanan yang mencong ?
Apa penyebab Bu Ayu sukar menutup mata ?
4
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Batasan
Suhu tubuh
36,5oC 37,5oC : Normal
37,5oC 38oC : Subfebris
>38oC : Febris
Frekuensi pernafasan
< 12 x/ menit : Bradypnea
12-15 x/ menit : Normal
>15 x/menit : Tachypnea
Denyut nadi
< 60 x/menit : Bradycardi
60-100 x/menit : Normal
>100 x/menit : Tachycardi
Tekanan darah
Hipertensi Hipertensi
Normal Prahipertensi
derajat 1 derajat 2
Seistole < 120 139 140-159 >160
Diastole < 80 89 90-99 <100
5
4.2. Anatomi Regio Caput (Cranium)
6
1. Gubah tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti :
a. Os frontal (tulang dahi)
b. Os parietal (tulang ubun-ubun)
c. Os Occipital (tulang kepala bagian belakang)
2. Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti :
a. Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar
tengkorak dan berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap.
b. Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal diantara
lekuk mata.
Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang
lain seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.
3. Samping tengkorak, dibentuk oleh tulang-tulang seperti :
a. Tulang pelipis ( os Temporal )
b. Sebagian tulang dahi
c. Tulang ubun-ubun
d. Tulang baji.
4. Tengkorak wajah.
Tengkorak wajah pada manusia bentuknya lebih kecil dari tengkorak otak. Didalam
tengkorak wajah terdapat rongga-rongga yang membentuk rongga mulut (cavum
oris), dan rongga hidung (cavum nasi) dan rongga mata (orbita). Tengkorak wajah
dibagi atas dua bagian:
Bagian hidung terdiri atas :
1) Os Lacrimal (tulang mata) letaknya disebelah kiri/kanan pangkal hidung di sudut
mata.
2) Os Nasal (tulang hidung) yang membentuk batang hidung sebelah atas
3) Os Konka nasal (tulang karang hidung), letaknya di dalam rongga hidung danj
bentuknya berlipat-lipat.
Septum nasi (sekat rongga hidung) adalah sambungan dari tulang tapis yang tegak.
Bagian rahang terdiri atas tulang-tulang seperti :
1) Os Maksilaris (tulang rahang atas)
1) Os Zigomaticum, tulangpipi yang terdiri dari dua tulang kiri dan kanan.
2) Os Palatum atau tulang langit-langit, terdiri dari dua dua bua tulang kiri dan kanan
3) Os Mandibularis atau tulang rahang bawah , terdiri dari dua bagian yaitu bagian kiri
dan kanan yang kemudian bersatu di pertengahan dagu. Dibagian depan dari
mandibula terdapat processus coracoid tempat melekatnya otot.
7
Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi
yang disebut sutura. Sutura-sutura tersebut adalah : 1) Sutura coronalis yang
menghubungkan antara os frontal dan os parietal. 2) Sutura sagitalis yang
menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan. 3) Sutura lambdoidea yang
menghubungkan antara os parietal dan os occipital.
8
j. m. Buccinacor O. Permukaan luar margo alveolar maxilla dan mandibula. Lig.
Pterygomandibularis. Inn. n. facialis fungsi menekan pipi dan bibir pada gigi.
4. Otot pengunyah
Otot/saraf Origo Insertio Fungsi
M. Masseter
Inn, Divisi mandibular Arcus Zygomaticus Facies lateralis ramus mandibula
Mengangkat mandibula untuk
M. Temporalis
Inn, Divisi mandibular Dasar fossa temporalis Proc. Coronoidues Mandibula Serat
anterior mengangkat mandibula, Serat posterior, mengembalikan posisi mandibula.
M. Pterygoideus lateralis
Inn, Divisi mandibular Ala major os sfenoidalis dan lamina lateralis proc. pterygoidei
Collum mandibulae dan discus articularis Menarik collum mandibula kedepan
12 Nervii Cranialis
1. Nervus Olfaktorius
2. Nervus Optikus
Sifatnya sensorik, mensarafi bola mata membawa rangsangan penglihatan ke otak.
3. Nervus Okulomotoris
Sifatnya motorik, mensarafi otot-otot orbital dan mengangkat kelopak mata (otot
pengerak bola mata) didalam saraf ini terkandung serabut saraf otonom ( para
simpatis).
4. Nervus Troklearis
Sifatnya motorik, mensarafi otot-oto orbital. Sebagai pemutar bola mata
5. Nervus Trigeminus
Saraf ini merupakan saraf otak terbesar yang memiliki 2 buah akar saraf pengerak.
Sifatnya majemuk (sensorik + motorik) yang terdiri dari 3 cabang yaitu:
Nervus optalmikus, sifatnya sensorik ( mensarafi kulit kepala bagian depan
kelopak mata atas, selaput lendir kelopak mata dan bola mata)
9
Nervus maksilaris, sifatnya sensorik ( mensarafi gigi atas, bibir atas, palatum,
batang hidung, rongga hidung dan sinus maksilaris)
Nervus mandibularis, sifatnya majemuk (serabut motoriknya mensarafi otot-otot
pengunyah dan serabut sensoriknya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal
dan dagu).
6. Nervus Abdusen
Sifatnya motorik, mensarafi otot-otot orbital sebagai penggoyang sisi mata.
7. Nervus Fasialis
Sifatnya majemuk (sensorik + motorik), serabut motoriknya mensarafi otot-otot lidah
sebagai pengecap dan selaput lendir rongga mulut. Di dalam saraf ini terdapat saraf
otonom (parasimpatis) untuk wajah sebagai mimik dan kulit kepala.
8. Nervus Vestibulokoklearis
Sifatnya sensorik, mensarafi alat pendengaran yang membawa rangsangan dari telinga
ke otak. Saraf ini memiliki 2 buah kumpulan serabut saraf yaitu rumah keong (koklea)
disebut akar tengah adalah saraf untuk mendengar dan pintu halaman (vetibulum),
disebut akar tengah adalah saraf untuk keseimbangan.
9. Nervus Glossofaringeus
Sifatnya majemuk (sensorik + motorik), yang mensarafi faring, tonsil dan lidah.
10
4.3.Histologi dan Fisiologi Nervus
Secara mikroskopis inti sel saraf biasanya terletak sentral, berbentuk bulat
besar, berisi kromatin yang halus dan tersebar, nucleus besar sehingga menyerupai
intinya. Bagian sitoplasma dalam perikarion mengandung organela seperti jenis
sel lain. Bercak-bercak basofil pada yang khas pada sel saraf sebenarnya
merupakan rER yang penuh dengan ribosom.Secara sub-mikroskopis, sitoplasma
banyak mengandung rER yang tampak sebagai sustansi NISSL, mitokondria
meluas ke dalam tonjolan-tonjolan sel kompleks golgi, dan sitoskeleton
membentuk neurofibril.
SEL PENYOKONG
Sel penyokong pada umumnya berasal dari ectoderm. Pada sistem saraf
pusat, sel penyokong disebut dengan neuroglia yang terdiri dari sel ependim,
astrosit, oligodendria,dan microglia. Pada sistem saraf perifer, tersusun atas sel
Schwann sel kapsel dalam ganglion.
11
DENDRIT
AXON
Fisiologi Saraf
12
yangmasuk melalui beberapa jalan sehingga timbul respons motorik dan mental
yang sesuai. Ketika informasi sensorik yang penting itu merangsang pikiran,
informasi tersebut segera disalurkan ke bagian motorik otak integral yang sesuai
sehingga dapat timbul respons yang diinginkan. Penyaluran dan pemrosesan
informasi ini disebut fungsi integratif dari sistem saraf.
Dalam sistem saraf terdapat suatu mekanisme pengaktivan saraf agar dapat
memulai rangsangan yang disebut potensial aksi. Dimana potensial aksi ini dibagi
mendadi tahap depolarisasi, repolarisasi, hiperpolarisasi dan resting membrane
potential.
13
Impuls dapat dikatakan sebagai aliran listrik yang merambat pada
serabut saraf. Impuls dapat dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis. Impuls
melalui sel saraf terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian
luar dan bagian dalam serabut saraf sehingga impuls merambat sesuai aliran
listrik. Impuls melalui sinapsis terjadi karena adanya neurontransmiter, yaitu
senyawa kimia yang menghantarkan impuls di dalam sinapsis. Impuls diterima
neurontransmiter di membran presinapsis kemudian neurontransmiter
menyebrangi celah sinapsis menuju membran postsinapsis. Membran postsinapsis
mengalami depolarisasi dan impuls diteruskan ke serabut saraf berikutnya.
Perjalan impuls melalui sinaps disebut trasmisi. Terdapat dua jenis perjalan
impuls melalui sinapsis, pertama melalui sinaps elektrik sehingga disebut
transmisi elektrik dan kedua melalui sinaps kimia sehingga disebut trasmisi
kimiawi.
1. Periode refrakter absolut ialah jangka waktu tertentu saat sel saraf benar-benar
tidak dapat menanggapi rangsang yang diberikan untuk kedua kalinya, apapun
jenis rangsangnya dan berapa pun kekuatan rangsang yang diberikan. Periode ini
biasanya berlangsung pada awal repolarisasi.
2. Periode refrakter relatif ialah jangka waktu pada akhir repolarisasi, yang mana
sel saraf kemungkinan sudah dapat kembali menanggapi rangsang, asalkan
rangsang yang diberikan lebih kuat daripada rangsang sebelumnya atau jenis
rangsangnya berbeda.
4.3.Patofisiologi
Nervus Fasialis adalah salah satu dari nervus cranial, Di dalam saraf ini
terdapat saraf otonom (parasimpatis) untuk wajah sebagai mimik.
14
Ketidakmampuan untuk mengontrol otot-otot yang wajah atau keadaan otot wajah
yang mengalami mencong disalah satu sisi keadaan disebut Bells palsy.
Bells palsy terjadi karena proses inflamasi akut pada nervus fasialis di daerah
tulang temporal, disekitar foramen stilomastoideus. Bells palsy patofisiologisnya
belum jelas, tetapi salah satu teori menyebutkan inflamasi yang terjadi pada
nervus fasialis menyebabkan peningkatan diameter nervus fasialis sehingga terjadi
kompresi dari saraf tersebut saat melalui tulang temporal. Perjalanan nervus
fasialis keluar dari tulang temporal melalui kanalis fasialis yang mempunyai
bentuk seperti corong yang menyempit pada pintu keluar sebagai foramen mental.
Dengan bentukan seperti tersebut, adanya inflamasi dapat menyebabkan gangguan
konduksi impuls. Impuls motorik yang dihantarkan oleh nervus fasialis bisa
mendapat gangguan di lintasan supranuklear, nuklear dan infranuklear. Lesi
supranuklear bisa terletak di daerah wajah korteks motorik primer atau di
jaraskortikobulbar ataupun di lintasan asosiasi yang berhubungan dengan daerah
somatropik wajah di korteks motorik primer.
Paparan udara dingin seperti angin kencang, AC, atau mengemudi dengan
kaca jendela yang terbuka diduga sebagai slah satu penyebab terjadinya Bells
palsy. Karena itu nervus fasialis bisa mengalami inflamasi, ia terjepit di dalam
foramen stilomastoideus dan menimbulkan kelumpuhan.
15
4.4.Jenis Jenis Penyakit yang Berhubungan
1. Bells Palsy
Kelumpuhan saraf kranial VII (saraf wajah) mengakibatkan
ketidakmampuan untuk mengontrol otot-otot yang wajah di sisi yang
terpengaruh. Diberi nama setelah Charles Bell, yang pertama kali
menggambarkannya. Bell's palsy mononeuropathy akut yang paling umum
(penyakit yang melibatkan hanya satu saraf) dan paling umum yang
menyebabkan kelumpuhan saraf wajah akut. Diperkirakan bahwa kondisi
peradangan menyebabkan pembengkakan saraf wajah. Saraf perjalanan
keluar melalui tengkorak melewati foramen stylomastoideus di bawah
telinga. Pembengkakan saraf dan kompresi di kanal sempit tulang
dianggap menyebabkan saraf inhibisi, kerusakan atau kematian. Sering
mata di sisi yang terkena dampak tidak dapat ditutup.
2. Polineuropati
Polineuropati atau yang disebut juga neuronopati adalah neuropati
dengan lesi utama pada neuron. Merupakan proses umum yang
menyebabkan kelainan simetris dan bilateral pada sistem saraf tepi.
Kelainan ini dapat berbentuk motorik, sensorik, sensorimotor atau
autonomik. Distribusinya dapat proksimal, distal atau umum.
16
menghancurkan jaringan otak normal di tempat di mana mereka muncul.
Namun, tumor otak atau sumsum tulang belakang jarang dianggap "jinak".
Kecuali mereka benar-benar telah diangkat atau dihancurkan, sebagian
besar tumor otak atau tumor syaraf tulang belakang akan terus
berkembang dan akhirnya mengakibatkan kematian.
4. Otitis Media
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukoso
telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.Pasien
mengeluh otore, vertigo, tinitus, rasa penuh ditelinga atau gangguan
pendengaran (Kapita Selekta, 2002). Nyeri telinga atau tidak nyaman
biasanya ringan dan seperti merasakan adanya tekanan ditelinga. Gejala-
gejala tersebut dapat terjadi secara terus menerus atau intermiten dan dapat
terjadi pada salah satu atau pada kedua telinga (www.health central.com,
2004).
5. Multiple Sclerosis
Gangguan visual
Kelemahan otot
Masalah dengan koordinasi dan keseimbangan
Sensasi seperti Baal, prickling, atau "PIN dan jarum"
Masalah berpikir dan memori
17
6. Ramsay Hunt Syndrome
Ramsay Hunt Syndrome (RHS) adalah infeksi saraf wajah yang
disertai dengan ruam yang menyakitkan dan kelemahan otot wajah.
Penyebab RHS adalah virus varisela-zoster, virus yang menyebabkan
cacar air. Setelah menyembuhkan cacar air, virus berdiam tidak aktif
dalam saraf. Bertahun-tahun kemudian, virus aktif kembali. Jika virus
mengaktifkan kembali dan menginfeksi saraf wajah, hasilnya adalah
RHS.Serangan RHS dapat menakutkan. Gejala-gejala dapat menyebabkan
beberapa orang takut mengalami stroke, meskipun ada pengobatan yang
efektif untuk RHS. Kadang-kadang, RHS dapat menyebabkan kelemahan
otot wajah permanen dan kehilangan pendengaran.
7. Lyme Disease
Penyakit Lyme adalah suatu peradangan akut yang ditandai dengan
perubahan kulit, peradangan sendi dan gejala yang menyerupai flu.
1. Pasien diperintahkan untuk mengerutkan dahi, penderita Bells palsy tidak bisa
mengerutkan dahi.
18
2. Pasien diperintahkan untuk menutup mata, penderita Bells palsy pada usaha
memejamkan mata akan terlihat bola mata berbalik ke atas dan mata tidak
terpejam.
3. Pasien diperintahkan untuk mengangkat sudur bibir lalu mencucurkan bibir,
penderita Bells palsy tidak bisa mengakat sudut bibir dan mencucurkan bibir.
Kelumpuhan nervus fasialis mudah terlihat hanya dengan pemeriksaan fisik tetapi yang
harus diteliti lebih lanjut adalah apakah ada penyebab lain yang
menyebabkan kelumpuhan nervus fasialis.
Elektromiografi
Pemeriksaan yang menggambarkan masih berfungsi atau tidaknya otot-otot
wajah.
19
Uji Schirmer
Pemeriksaan ini menggunakan kertas filter khusus yang diletakkan di
belakang kelopak mata bagian bawah kiri dan kanan. Penilaian berdasarkan
atas rembesan air mata pada kertas filter;berkurang atau mengeringnya air
mate menunjukkan lesi n. fasialis setinggi ganglion Genikulatum.
20
BAB V
HIPOTESIS AWAL (DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS)
1. Bells Palsy
Kelumpuhan saraf kranial VII (saraf wajah) mengakibatkan
ketidakmampuan untuk mengontrol otot-otot yang wajah di sisi yang
terpengaruh. Diberi nama setelah Charles Bell, yang pertama kali
menggambarkannya. Bell's palsy mononeuropathy akut yang paling umum
(penyakit yang melibatkan hanya satu saraf) dan paling umum yang
menyebabkan kelumpuhan saraf wajah akut. Diperkirakan bahwa kondisi
peradangan menyebabkan pembengkakan saraf wajah. Saraf perjalanan
keluar melalui tengkorak melewati foramen stylomastoideus di bawah
telinga. Pembengkakan saraf dan kompresi di kanal sempit tulang
dianggap menyebabkan saraf inhibisi, kerusakan atau kematian. Sering
mata di sisi yang terkena dampak tidak dapat ditutup.
2. Polineuropati
Polineuropati atau yang disebut juga neuronopati adalah neuropati
dengan lesi utama pada neuron. Merupakan proses umum yang
menyebabkan kelainan simetris dan bilateral pada sistem saraf tepi.
Kelainan ini dapat berbentuk motorik, sensorik, sensorimotor atau
autonomik. Distribusinya dapat proksimal, distal atau umum.
3. Ramsay Hunt Syndrome
Ramsay Hunt Syndrome (RHS) adalah infeksi saraf wajah yang
disertai dengan ruam yang menyakitkan dan kelemahan otot wajah.
Penyebab RHS adalah virus varisela-zoster, virus yang menyebabkan
cacar air. Setelah menyembuhkan cacar air, virus berdiam tidak aktif
dalam saraf. Bertahun-tahun kemudian, virus aktif kembali. Jika virus
mengaktifkan kembali dan menginfeksi saraf wajah, hasilnya adalah
RHS.Serangan RHS dapat menakutkan. Gejala-gejala dapat menyebabkan
beberapa orang takut mengalami stroke, meskipun ada pengobatan yang
21
efektif untuk RHS. Kadang-kadang, RHS dapat menyebabkan kelemahan
otot wajah permanen dan kehilangan pendengaran.
Tanda dan gejala RHS meliputi:
* Ruam merah yang menyakitkan dengan lepuh berisi cairan di gendang
telinga, saluran telinga eksternal, bagian luar telinga, atap dari mulut
(langit-langit) atau lidah
* Kelemahan (kelumpuhan) pada sisi yang sama seperti telinga yang
terkinfeksi
* Kesulitan menutup satu mata
* Sakit telinga
* Pendengaran berkurang
* Dering di telinga (tinnitus)
* Sebuah sensasi berputar atau bergerak (vertigo)
* Perubahan dalam persepsi rasa
4. Multiple Sclerosis
Gangguan visual
Kelemahan otot
Masalah dengan koordinasi dan keseimbangan
Sensasi seperti Baal, prickling, atau "PIN dan jarum"
Masalah berpikir dan memori
22
BAB VI
ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
GEJALA KLINIS
ANAMNESA
Identitas
Nama : Ny. Ayu
Umur : 50 th
Keluhan Utama
Mencong pada pipi kanan dan mati rasa di pipi kiri
23
Riwayat Sosial
Tidak tahan dengan keadaan panas
Suka minum air dingin
Posisi duduk sering menghadap AC
Berangkat kerja dibonceng suami naik motor
Riwayat Kebiasaan
Suka minum minuman dingin
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
Tekanan darah : 120/80
Nadi : 80/menit
RR : 20/menit
Suhu Tubuh : 370C
GCS : 4,5,6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektromiograf
Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan
rekaman aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot rangka. EMG dilakukan
menggunakan alat yang disebut Electromyograph, untuk menghasilkan
rekaman yang disebut Elektromiogram. Sebuah electromyograph
mendeteksi potensial listrik yang dihasilkan oleh sel-sel otot ketika sel-sel
ini elektrik atau neurologis diaktifkan. Sinyal dapat dianalisis untuk
mendeteksi kelainan medis, tingkat aktivasi, perintah rekrutmen atau untuk
menganalisa biomekanik gerakan manusia atau hewan.
24
Uji konduksi saraf (nerve conduction test)
Pemeriksaan untuk menentukan derajat denervasi dengan cara
mengukur kecepatan hantaran listrik pada n. fasialis kiri dan kanan.
Elektrogustometri
Membandingkan reaksi antara sisi yang sehat dan yang sakit
dengan stimulasi listrik pada 2/3 bagian depan lidah terhadap rasa kecap
pahit atau metalik. Gangguan rasa kecap pada BP menunjukkan letak lesi
n. fasialis setinggi khorda timpani atau proksimalnya.
Uji Schirmer
Pemeriksaan ini menggunakan kertas filter khusus yang diletakkan
di belakang kelopak mata bagian bawah kiri dan kanan. Penilaian
berdasarkan atas rembesan air mata pada kertas filter;berkurang atau
mengeringnya air mate menunjukkan lesi n. fasialis setinggi ganglion
Genikulatum.
25
BAB VII
HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)
2
Polineuropati + - - -
3
Ramsay Hunt
+ + - -
Syndrome
4
Multiple Sclerosis + - - -
26
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS
Apakah terjadi
Apakah mati rasa kesukaran Apakah terjadi Apakah keluar air
di wajah bagian kiri menutup kelopak mencong pada liur di bibir bagian
? mata bagian kanan wajah sisi kanan ? kiri ?
?
Ramsay Hunt
Polineuropati
Syndrome
Ramsay Hunt
Syndrome
Multiple
Sclerosis
27
BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
PENATALAKSANAAN
Tindakan nonbedah :
28
Kortikosteroid
Selain itu, dari tinjauan terbaru menyimpulkan bahwa pemberian
kortikosteroid dalam tujuh hari pertama efektif untuk menangani Bells
palsy
Latihan Wajah
Komponen lain yang tidak kalah pentingnya dalam optimalisasi
terapi adalah latihan wajah. Latihan ini dilakukan minimal 2-3 kali sehari,
akan tetapi kualitas latihan lebih utama daripada kuantitasnya. Sehingga
latihan wajah ini harus dilakukan sebaik mungkin.
Pada fase akut dapat dimulai dengan kompres hangat dan
pemijatan pada wajah, hal ini berguna mengingkatkan aliran darah pada
otot-otot wajah. Kemudian latihan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan
wajah tertentu yang dapat merangsang otak untuk tetap memberi sinyal
untuk menggerakan otot-otot wajah. Sebaiknya latihan ini dilakukan di
depan cermin.
Tindakan bedah :
Operasi
Tindakan operatif umumnya tidak dianjurkan pada anak-anak karena dapat
menimbulkan komplikasi lokal maupun intracranial.
29
Tindakan operatif dilakukan apabila :
Beberapa tindakan operatif yang dapat dikerjakan pada BP antara lain dekompresi
n. fasialis yaitu membuka kanalis fasialis pars piramidalis mulai dari foramen
stilomastoideum nerve graft operasi plastik untuk kosmetik(muscle
sling, tarsoraphi).
30
BAB X
PROGNOSIS & KOMPLIKASI
PROGNOSIS
PENCEGAHAN PENYAKIT
Jika berkendaraan motor, gunakan helm penutup wajah full untuk mencegah
angin mengenai wajah.
Jika tidur menggunakan kipas angin, jangan biarkan kipas angin menerpa
wajah langsung. Arahkan kipas angin itu ke arah lain. Jika kipas angin
terpasang di langit-langit, jangan tidur tepat di bawahnya. Dan selalu
gunakan kecepatan rendah saat pengoperasian kipas.
Kalau sering lembur hingga malam, jangan mandi air dingin di malam hari.
Selain tidak bagus untuk jantung, juga tidak baik untuk kulit dan syaraf.
Bagi penggemar naik gunung, gunakan penutup wajah / masker dan
pelindung mata. Suhu rendah, angin kencang, dan tekanan atmosfir yang
rendah berpotensi tinggi menyebabkan Anda menderita Bells Palsy.
Setelah berolah raga berat, jangan langsung mandi atau mencuci wajah
31
DAFTAR PUSTAKA
Lowis, Handoko dan Gaharu, Maula N. 2012. Bells palsy, Diagnosis dan Tata
Laksana di Pelayanan Primer. Universitas Pelita Harapan, Tanggerang.
Artikel diunduh dari : www.adulgopar.files.wordpress.com
http://id.scribd.com/doc/98197642/ETIOLOGI-DAN-PATOGENESIS-
BELL%E2%80%99S-PALSY
32