You are on page 1of 49

Selasa, 14 Desember 2010

askeb keluarga ibu hamil resiko tinggi


ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
Tn A Pada Ny U GVII P50015 UK 28-30
Minggu dengan
Kehamilan Resti di Dusun Serambi Desa
Winongan Kidul
Kecamatan Winongan
Disusun Oleh:
UMI WAQIATUR ROFIAH
NIM.104.08.087

AKADEMI KEBIDANAN SAKINAH


PASURUAN
2010

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Keluarga ini telah disetujui


pada :
Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan


1.

KURNIA DINI NINUK TRININGTYAS S.ST


NIP.19761127 200604 2019
2.

SITI KHOTIJAH

Mengetahui,

Kepala Desa Winongan Kidul Kepala


Puskesmas Winongan

A. K. DJAYA LAKSANA dr. EKO S.


MACHFUR
NIP. 19720208 200501 1 014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan tentang
Asuhan Kebidanan Keluarga Tn A Pada Ny
U GVII P50015 UK 28-30 Minggu dengan
Kehamilan Resti di Dusun Serambi Desa
Winongan Kidul dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penulisan laporan, tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Maka dari itu, tak lupa penulis ucapkan terima
kasih kepada :
1. Dr. Eko S. Machfur selaku Kepala Puskesmas
Winongan
1. Hj. Siti Rahayu Hanafi S.ST selaku Direktur
Akademi Kebidanan Sakinah
2. Bapak AK. Jaya Laksana selaku Kapala Desa
Winongan Kidul
3. Ibu Ninuk Triningtyas S.ST selaku Bidan
Desa Winongan Kidul dan juga sebagai
pembimbing lahan
4. Ibu Kurnia Dini S.ST selaku Pembimbing
Akademik
5. Ibu Siti Khodijah S.ST selaku Pembimbing
Akademik
6. Ibu Lailatul Nujulah S.ST selaku
Pembimbing Akademik
7. Orang tua yang telah membantu penulis baik
dari segi materi maupun spiritual
8. Teman teman semua yang turut membantu
penulis dalam penyelesaian laporan asuhan
kebidanan ini
9. Pihak pihak lain yang telah membantu kami
baik secara langsung maupun tidak langsung,
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam pelaksanaan maupun
dalam pembuatan laporan kegiatan ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu kami tetap
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi
peningkatan kualitas dari laporan ini.

Pasuruan,23 November 2010


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Lokasi dan
Waktu................................................................ 4
1.5 Metode
Penulisan..............................................................
..... 4
1.6 Sistematika
Penulisan.............................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1 Pengertian 11
2.1.2 Tipe Keluarga 12
2.1.3 Fungsi Keluarga 12
2.1.4 Ciri Keluarga 14
2.1.5 Struktur Keluarga 14
2.1.6 Tugas-tugas Keluarga 15

2.2 Kehamilan
2.2.1 Pengertian 15
2.2.2 Klasifikasi Kehamilan 16
2.2.3 Gejala Kehamilan 16
2.2.4 Perubahan Fisiologis Ibu Hamil 18
2.2.5 Asuhan Antenatal 20

BAB III TINJAUAN KASUS


I. Pengkajian 24
II. Data Objektif 27

BAB IV PEMBAHASAN 29
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 30
5.2 Saran 30

DAFTAR
PUSTAKA ...........................................................
.......................... 31

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan unit terkecil dari
Masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena
pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi , satu dengan yang lainnya saling
tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau
beberapa anggota mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh
terhadap anggota-anggota yang lain dan
keluarga-keluarga yang ada disekitarnya, karena
adalam kehidupan sehari-hari ia mempunyai
ikatan yang tidak dapat dipisahkan oleh alam
lingkungannnya dan masyarakat sekitarnya
untuk memenuhi keperluan hidupnya.
Pada hakekatnya keluaraga diharapkan mampu
berfungsi unyuk mewujudkan proses
pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih
sayang antar anggota keluarga, antar kerabat,
serta antar generasi yang merupakan dasar
anggota yang harmonis karena merupakan
rahmat dari Allah SWT, amanat dari Allah SWT,
unsur kebahagiaan, tempat bergantung dihari tua
dan penyambung cita-cita orang tua yang harus
didik (majalah Dharma Wanita, 1993, No : 92 ;
65).
Menurut UU RI No. IV / Th. 1997 tentang
kesejahteraaan anak menyatakan bahwa anak
adalah seseorang yang belum mencapai usia 21
tahun dan belum pernah menikah dan anak
merupakan potensi dan penerus bangsa yang
dasar-dasarnya telah diletakkan oleh generasi
sebelumnya. Begitu besarnya arti anak dalam
kehidupahn maka pada tahun 1923 di Geneva,
Liga Bangsa-bangsa telah merumuskan
Deklarasi Hak-hak anak dan kemudian pada 20
November 1989, PBB menyetujui hak-hak anak
yang berbunyi antara lain : hal untuk dicintai
dan dilindungi, hak untuk mendapatkan
penddidkan , hak untuk mendapatkan
kesempatan bermain, dls.

Sedangkan pada kenyataannya hak-hak anak


tersebut belum dapat dinikmati oleh setiap anak
yang terlahir dibumi ini, terutama di negara
yang sedang berkembang termasuk Indonesia
yang sebagaian besar anak perempuan hidup di
daerah pedesaan yang hampir sebagian besar
telah mampu menikmati haknya sebagai seorang
anak.
Penyebab masalah tersebut adalah perbedaan
gender yang dibuat oleh pengaruh budaya kita
sendiri, tingkat pendidikan dan pengetahuan
masyarakat kita yang masih kurang. Akibatnya
anak-anak perempuan menjadi korban
terbesarnya antara lain :
1. Dikawinkan pada usia yang muda yaitu usia
menarche (<18 tahun), 2. Pada masyarakat
tradisional wanita mempunyai status gizi yang
lebih rendah dari pada laki-laki sehingga terjadi
KEP Berdasarkan pengertian pertumbuhan
berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu yang bisa diukur dengan
ukuran berat, panjang, umur tulang dan
keseimbangan metabolik sedangkan arti
perkembangan dalah bertambahnya kemampuan
skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil dari proses
pematangan (soetjiningsih, 1955 :1), sehingga
adapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
mempunyai dampak terhadap aspek fisik
sedangkan perkembangan berkaitan dengan
pematangan fungsi organ individu. Oleh sebab
itu dapat diketahui hubungan antara perkawinan
usia muda dengan kematian ibu dan janin yaitu
belum matangnya usia reproduksi wanita serta
pola pikir yang ingin bermain sesuai dengan
perkembangannya yang masih anak-anak.
Namun itulah kenyataannya yang terjadi negara
kita terutama didaerah pedesaan. WHO
memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh
wanita hamil akan berkembang menjadi
komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya.
Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia
sebagian besar akan mengalami suatu
komplikasi atau masalah yang bisa menjadi
fatal. Menurut Survei Demografi Indonesia
menyatakan bahwa dari tahun 1992-1997 = 26%
wanita hamil dengan kelahiran hidup
mengalami komplikasi dan pada tahun 2003
dinyatakan bahwa AKI tercatat 307/100.000
kelahiran hidup. Sebagaimana ditunjukkan oleh
berbagai penelitian diseluruh dunia untuk bisa
efektif dalam meningkatkan keselamatan ibu
dan bayi baru lahir maka asuhan ANC harus
difokuskan pada intervensi yang telah terbukti
bermanfaaat menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu dan bayi baru lahir. Sebagai
contoh study-study yang diadakan baru-baru ini
diseluruh dunia telah menunjukkan bahwa salah
satu cara yang paling efektif untuk menurunkan
angka kematian ibu dan neonatus ialah dengan
menghadirkan penolong persalinan yang sudah
terampil (bidan) pada setiap kelahiran. Oleh
karena itu salah satu aspek yang paling penting
dari asuhan antenatal adalah membina hubungan
saling percaya dengan ibu dan keluarganya. Jika
seorang ibu mempercayai bidan maka
kemungkinan besar akan kembali ke bidan yang
sama untuk persalinan dan kelahiran bayinya.
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Setelah
melaksanakan pembelajaran praktek komunitas
diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan
mampu melaksanakan manajemen kebidanan
dengan menggunakan manajemen asuhan
kebidanan komunitas. 1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan pembelajaran praktek
kebidanan komunitas diharapkan mahasiswa
mampu melaksankan asuhan kebidanan
komunitas pada keluarga, yaitu : a) Pengkajian
terhadap keluarga b) Tipologi Masalah c)
Intervensi d) Implementasi e) Evaluasi 1.3
Batasan Masalah Mengingat keterbatasan
waktu, kemampuan dan pengetahuan dari
penulis, maka penulis membatasi penulisan
makalah ini pada Asuhan Kebidanan Komunitas
pada keluarga Tn. A dengan Ibu Hamil GVII
P50015 umur kehamilan 28-30 minggu Berusia
40 Tahun di Dusun Serambi,Desa Winongan
Kidul,Kecamatan Winongan. 1.4 Lokasi dan
Waktu Adapun lokasi dan waktu saat penulis
melaksanakan asuhan kebidanan komunitas
adalah di Dusun Serambi,Desa Winongan
Kidul,Kecamatan Winongan,Kabupaten
Pasuruan. Pada tanggal 10 November 2010. 1.5
Metode Penulisan 1.5.1 Kepustakaan Penulis
membekali diri dengan membaca literatur yang
berkaitan dengan topik komunitas dalam
lingkup keluarga, kehamilan dengan segala
permasalahannya. 1.5.2 Dokumenter Untuk
mendapatkan data yang akurat serta Asuhan
Kebidanan komunitas yang baik dan berhasil
mencapai tujuan, maka penulis mempelajari
status pasien dan keluarga untuk mendapatkan
data yang nyata demi tercapainya tujuan umum
dan khusus. 1.5.3 Praktek Langsung Penulis
melakukan Asuhan Kebidanan komunitas untuk
memberikan asuhan kebidanan pada keluarga
dan memperoleh data melalui wawancara secara
langsung pada klien dan keluarga serta
menetukan pemeriksaan , melaksanakan asuhan
kebidanan komunitas mengevaluasi, memantau
keadaan klien dan keluarga. 1.5.4 Bimbingan
dan Konsultasi Penulis melakukan bimbingan
dan konsultasi dengan pembimbimg praktek dan
pembimbing pendidikan. 1.6 Sistematika
Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar
Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Batasan Masalah 1.4
Lokasi dan Waktu 1.5 Metode Penulisan 1.6
Sistematika Penulisan BAB 2 LANDASAN
TEORI 2.1 Konsep Dasar Keluarga 2.2
Kehamilan BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1
Pengkajian 3.2 Data Objektif BAB 4
PEMBAHASAN BAB 5 PENUTUP 5.1
Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar
Keluarga 2.1.1. Pengertian Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
di suatu tempat, di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI
tahun 1998) Menurut Sulurcion G. Bailon dan
Aracclis Magiya tahun 1989 keluarga adalah
dua atau lebih dari 2 individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dan di
dalam peranannya masing-masing menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan. (Nasrul
Effendy, 1998 : 32) Dari kedua definisi di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah
: 1) Unit terkecil dari masyarakat 2) Terdiri dari
dua orang atau lebih 3) Adanya ikatan
perkawinan dan pertalian darah 4) Hidup dalam
satu rumah tangga 5) Di bawah asuhan satu
kepala rumah tangga 6) Berinteraksi diantara
sesama anggota keluarga 7) Setiap anggota
keluarga mempunyai peran masing-masing 8)
Menciptakan, mempertahankan suatu
kebudayaan 2.1.2. Tipe Keluarga 1) Keluarga
inti (nuclear family) Adalah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. 2) Keluarga
besar (extended family) Adalah keluarga inti
ditambah dengan sanak saudara, misalnya :
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan lain-lain. 3) Keluarga berantai
(serial family) Adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih 40 minggu
Kehamilan prematur : 28 - 36 minggu
Kehamilan postmatur :dari satu kali dan
merupakan keluarga inti. 4) Keluarga
duda/janda (single family) Adalah keluarga
yang terjadi karena perceraian atau kematian. 5)
Keluarga berkomposisi (composite) Adalah
keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama. 6) Keluarga kabitas
(cahabitation) Adalah dua orang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga. 2.1.3. Fungsi Keluarga Fungsi biologis
1) Untuk menurunkan keturunan 2) Memelihara
dan membesarkan anak 3) Memenuhi kebutuhan
gizi keluarga 4) Memelihara dan merawat
anggota keluarga Fungsi psikologis 1) Memberi
kasih sayang dan rasa aman 2) Memberi
perhatian di antara anggota keluarga 3)
Membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga 4) Memberikan identitas keluarga
Fungsi sosialisasi 1) Membina sosialisasi pada
anak 2) Membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak 3)
Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga Fungsi
ekonomi 1) Mencari sumber-sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga 2) Pengaturan penggunaan penghasilan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan keluarga di masa yang akan datang
misalnya pendidikan anak-anak dan jaminan
hari tua Fungsi pendidikan 1) Menyekolahkan
anak untuk memberi pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya 2)
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa
yang akan datang dalam memenuhi perannya
sebagai orang dewasa 3) Mendidik anak sesuai
dengan tingkat-tingkat perkembangannya. Dari
berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok
keluarga terhadap anggota keluarganya adalah :
1) Asih adalah memberikan kasih sayang,
perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan
kebutuhannya. 2) Asuh adalah menuju
kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga
diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang
sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. 3)
Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan
anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa
yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya. 2.1.4. Ciri Keluarga 1) Diikat dalam
suatu perkawinan 2) Ada hubungan darah 3)
Ada ikatan batin 4) Ada tanggung jawab
masing-masing anggotanya 5) Ada pengambil
keputusan 6) Kerjasama diantara anggota
keluarga 7) Komunikasi interaksi antar anggota
keluarga 8) Tinggal dalam suatu rumah 2.1.5.
Struktur Keluarga dan Pemegang Kekuasaan
Dalam Keluarga Struktur keluarga terdiri dari
bermacam-macam, diantaranya adalah : 1)
Patrilineal Keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah. 2) Matrilineal Keluarga sedarah yang
terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan ini disusun
melalui jalur garis ibu. 3) Matrilokal Sepasang
suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri. 4) Patrilokal Sepasang suami istri
yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5) Keluarga kawinan Hubungan suami istri
sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak keluarga yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami
atau istri. Pemegang kekuasaan dalam keluarga
1) Patriakal, yang dominan dan memegang
kekekuasaan dalam keluarga adalah di pihak
ayah. 2) Matriakal, yang dominan dan
memegang kekekuasaan dalam keluarga adalah
di pihak ibu. 3) Equalitarian yang memegang
kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
2.1.6. Tugas-tugas Keluarga Pada dasarnya
tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai
berikut : 1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para
anggotanya 2) Pemeliharaan sumber-sumber
daya yang ada dalam keluarga 3) Pembagian
tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing 4) Sosialisasi
antar anggota keluarga 5) Pengaturan jumlah
anggota keluarga 6) Pemeliharaan ketertiban
anggota keluarga 7) Penempatan anggota-
anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas 8) Membangkitkan dorongan dan semangat
para anggota keluarga (Nasrul Effendi, 37) 2.2
Kehamilan 2.2.1 Definisi Kehamilan adalah bila
seorang wanita mengandung sel telur yang
dibuahi oleh sperma. (Christina S. Ibrahim,
1996) Kehamilan adalah masa yang dimulainya
dari konsepsi sampai lahirnya janin. (Sarwono,
1999) Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya 280 hari ( 40
mgg atau 9 bulan 10 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal , 2002) 2.2.2 Klasifikasi
Menurut usia kehamilan dibagi menjadi:
Menurut kehamilan per trimester : Trimester
pertama : 0 14 minggu Trimester kedua : 14
28 minggu Trimester ketiga : 28 42 minggu
Menurut lama kehamilan Kehamilan matur : >
42 minggu

2.2.3 Gejala Kehamilan


Tanda-tanda Presumtif
1) Amenorhoe
- Konsepsi dan nifas menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel degraaf dan ovulasi.
- Mengetahui tanggal haid terakhir dengan
perhitungan rumus Naegle dapat ditentukan
perkiraan persalinan.
2) Mual (Nause) dan muntah
- Pengaruh hormon estrogen dan terjadi
pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
- Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi
hari yang disebut morning sickness.
- Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat
diatasi.
- Akibat mual muntah nafsu makan berkurang.
3) Ngidam
Wanita hamil menginginkan makanan tertentu.

4) Sincope atau pingsan


Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala
menyebabkan iskemia susunan saraf dan
menimbulkan pingsan. Keadaan ini akan
menghilang setelah 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen-progesteron dan
somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak, air dan garam pada payudara.
6) Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung
kemih cepat terasa penuh dan sering miksi pada
triwulan kedua sudah hilang.
7) Konstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat
peristaltik usus sehingga menyebabkan kesulitan
untuk buang air besar.
8) Pigmentasi kulit
- Sekitar pipi : Cloasma gravidarum
- Dinding perut : Strie lividae, Strie nigra, Linea
alba menghitam
- Payudara : Hiperpigmentasi areola mammae
puting susu menonjol.
9) Varises
Karena pengaruh estrogen dan progesteron,
biasanya terjadi di sekitar genetalia eksterno,
kaki betis, payudara. Akan menghilang setelah
persalinan.

Tanda-tanda Kemungkinan Kehamilan


1) Rahim membesar sesuai usai kehamilan
Adanya tanda-tanda berikut:
Tanda Hegar : Pada pemeriksaan dalam teraba
istimus dan persio lunak
Tanda Chadwik : Vulva dan vagina kebiru-
biruan
Tanda Piscasek : Uterus membesar kesalah satu
jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran
Tanda Braxton Hick : Bila uterus dirangsang
mudah berkontraksi. Tanda

C adalah salah satu tanda akan adanya


kehamilan.C 37,82) Suhu besar yang
sesudah menstruasi tetap tinggi antara 37,2
3) Dengan tes kehamilan tertentu, yaitu dengan
air kencing yang dipakai untuk menentukan
adanya kehamilan dan dapat membantu
diagnosis sedini mungkin.

Tanda Pasti Kehamilan


1) Ada gerakan janin dirasakan oleh ibu, 18
minggu untuk primi dan 16 minggu untuk multi
dan 20 minggu dapat diraba oleh pemeriksa.
2) Terdengar DJJ dengan jelas dapat didengar
sejak usia kehamilan18-20 minggu.
3) Teraba ballotement yaitu bagian yang
melenting di dalam suatu kantung (uterus)

2.2.4 Perubahan fisiologis ibu hamil


Uterus
uterus bertambah besar disebabkan hypotermi
dari otot-otot rahim, berat uterus naik secara
luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram.
Peredaran darah rahim bertambah sesuai dengan
bertambah besarnya rahim terjadi perlunakan
serviks karena pembuluh darah dalam serviks
bertambah.
Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah,
hingga wana selaput lendirnya membiru (tanda
Chadwick). Reaksi asam pH 3,5-6,0 mempunyai
sifat bakterisida
Ovarium
Ovulasi terhenti. Masih tedapat korpus luteum
graviditis sampai terbentuknya uri yang
mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan
dan menyebabkan robekan serabut elastis di
bawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum.
Bila terjadi peregangan yang hebat misalnya
pada hidramnion dan kehamilan ganda dapat
terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut
pada linea alba bertambah pigmentasinya dan
disebut linea nigra.
Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi
hiperpigmentasi, muka ;cloasma gravidarum,
payudara ; puting susu dan areola mammae,
perut ;linea nigra.
Payudara
Membesar menyebabkan hipertrofi, sering
mnyebabkan hipersensitivitas pada mammae.
Dibawah kulit payudara sering nampak
gamabaran-gambaran dari vena yang meluas.
Puting susu biasanya membesar dan lebih tua
warnaya dan acapkali mengeluarkan kolostrum.
Sistem Pernapasan
Kadang-kadang mengluh sesak dan pendek
napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang
tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran
rahim. Kapasitas paru meningkat sedikit selama
hamil selam hamil seorang wanita hamil sesalu
bernapas lebih dalam.
Saluran Pencernaan
Salivasi meningkat pada trimester I, meneluh
mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran
percernaan melemah sehingga motilitas dan
makan akan berada lebih lama dalam saluran
makanan.
Tulang dan Gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar,
karena ligamen-ligamen melunak juga terjadi
sedikit pelebaran pada ruang persendian.
Apabila pemberian makanan tidak dapat
memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium
maternal akan berkurang untuk memenuhi
kebutuhan ini. Bila konsumsi cukup, gigi tidak
akn kekurangan kasium. Apa yang disebut
gingivitis kehamilan adalah gangguan yang
disebabkan oleh faktor lain, misalnya hygiene
yang buruk disekitar mulut.
Darah
Voleme darah bertambah, baik plasma maupun
eritrositnya, tetapi penambahan volume plasma
disebabkan oleh hidremia lebih menonjol
hongga biasanya kadar Hb menurun. Batas
fisiologis, Hb 10 gr%, eriterisit 3,5 juta/mm3,
leukosit 8000-10000/mm3.

Metabolisme
Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-
16,5 kg. Kebutuhan kalori meningkat selam
kehamila dan laktasi.

2.2.5 Asuhan Antenatal


a. Kunjungan pertama
Kunjungan pertama ibu hamil bagi bidan adalah
untuk mengenal faktor resiko ibu dan janin. Bila
dijumpai kelainan, baik pada pemeriksaan fisik
maupun lab. perlu diberi tindakan khusus.
Pada kunjungan pertama dilakukan:
1) Anamnesa
- Pada wanita haid terlambat dan diduga hamil
ditanyakan hari pertama haid terakhirnya
(HPHT). Taksiran persalinan dapat ditentukan
bila HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur
dengan menggunakan rumus Naegle, bila ibu
lupa HPHT tanyakan tentang gerakan janin,
untuk primi 18 minggu dan 16 minggu untuk
multi.
- Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas sebelumnya serta berat bayi yang pernah
dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit
yang pernah diderita. Disamping itu ditanyakan
riwayat menstruasi.
2) Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali
lakukan penilaian keadaan umum, status gizi,
dan tanda-tanda vital, pada mata dinilai ada
tidaknya ikterus pada sclera, konjungtiva,
edema dan clousma. Periksa gigi untuk melihat
adanya infeksi, periksa juga jantung, paru,
mammae, abdomen, anggota gerak secara
lengkap.
3) Pemeriksaan obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan
dalam. Sebelum pemeriksaan kosongkan
kandung kemih, kemudia ibu diminta berbaring
terlentang dan pemeriksaan dilakukan disisi
kanan ibu.
a) Pemeriksaan Luar
Cara pemeriksaan yang umum digunakan adalah
cara Leopold yang dibagi 4 tahap:
Leopold I : Untuk menentukan TFU sehingga
dapat diketahui usia kehamilan dan untuk
menentukan bagian pada fundus.
Leopold II : Untuk menentukan dimana letaknya
punggung anak dan dimana letaknya bagian-
bagian kecil.
Leopold III : Untuk menentukan apa yang
terdapat di bagian bawah dan apakah bagian
bawah anak ini sudah atau belum masuk PAP.
Leopold IV : Untuk menentukan apa yang
menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya
bagian bawah kedalam rongga panggul.
b) Pemeriksaan Dalam
- VT
- RT
Guna pemeriksaan dalam adalah untuk
mengetahui:
1. Bagian bawah janin
2. Kalau bagian yang terbawah adalah kepala
dapat ditentukan posisi untuk UUB, dagu,
hidung, orbita, mulut dan sebagainya.
3. Kalau letak sungsang dapat diraba anus,
sacrum dan tuber ischii.
4. Pembukaan serviks, turunnya bagian
terbawah janin.
5. Secara umum dapat dievaluasi keadaan
vagina, serviks dan panggul.
6. Pelvimetri klinik
Pemeriksaan dalam memakai jari telunjuk dan
jari tengah dengan mencoba meraba
promontorium, bila teraba batasnya ditandai
dengan telunjuk tangan kiri lalu telunjuk
dikeluarkan dan diukur. Akan diperoleh
konjungtiva diagnosis, bila dikurangi 1,5 cm
diperoleh konjungtiva vera.
c) Pemeriksaan Panggul
1. Panggul luar
- Distansia Spinarum biasanya 23 26 cm
- Distansia Cristarum biasanya 26 29 cm
- Conjungata Eksterna biasanya 15 20 cm
- Distansia Tuburun biasanya 15 11 cm
- Keliling panggul 80 90 cm
2. Panggul dalam
Biasanya dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan dalam.

b. Kunjungan Ulang
Jadwal kunjungan pada kehamilan 0-28 minggu
dilakukan tiap 4 minggu; 28-36 minggu tiap 2
minggu; setelah 36 minggu dilakukan tiap
minggu sampai bayi lahir. Setiap kunjungan
dilakukan pengukuran berat badan ibu, tekanan
darah, TFU, Leopold dan dengan DJJ.

Ada beberapa keadaan yang menambah resiko


kehamilan, namun tidak secara langsung
meningkatkan resiko kematian ibu. Keadaan-
keadaan tersebut dinamakan factor resiko.

Faktor resiko pada ibu hamil diantaranya adalah


:
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun
2. Anak lebih dari 4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan
sekurang-kurangnya 2 tahun.
4. Tinggi badan kurang dari 145 cm.
5. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar
lengan atas kurang dari 23,5 cm.
6. Riwayat keluarga yang menderita penyakit
kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat
congenital
7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan
tulang belakang atau panggul.
Semakin banyak ditemukan factor resiko pada
seorang ibu hamil, maka semakin tinggi resiko
kehamilannya.

Resiko tinggi kehamilan merupakan keadaan


penyimpangan dari normal, yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian
ibu maupun bayi. Resiko tinggi pada kehamilan
meliputi:
1. Hb kurang dari 11 gr %
2. Tekanan darah tinggi (systole > 140 mmHg,
diastole > 90 mmHg)
3. Oedema yang nyata
4. Eklampsia
5. Perdarahan pervaginam
6. Ketuban pecah dini
7. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari
32 minggu
8. Letak sungsang pada primigravida
9. Infeksi berat/sepsis
10. Persalinan premature
11. Kehamilan ganda
12. Janin yang besar
13. Penyakit kronis pada ibu: jantung, paru,
ginjal, dll
14. Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah
Caesar dan komplikasi kehamilan.

Tingginya AKI di Indonesia sebagian besar


disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan
yang tidak dapat segera di rujuk kefasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih mampu. Faktor
waktu dan transportasi merupakan hal yang
sangat menentukan dalam merujuk kasus resiko
tinggi.

BAB 3
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
Tanggal : 10 November 2010 Jam :10.00 WIB
A. Identitas Keluarga
1. Nama Keluarga
Nama ayah : Tn A
Nama ibu : Ny U
2. Alamat
Di dusun Serambi RT/RW : 02/03 Kelurahan
Winongan Kidul Kecamatan Winongan
Kabupaten Pasuruan.
1. Komposisi Keluarga
No Nama Jenis
kelamin Hub.dgn keluarga Umur Pendi
dikan pekerjaan Keadaan kesehatan
1 TnA L KK 53 thn SD Swasta Sehat
2 NyU P Ibu 40 thn SD - Sehat
3 An K L Anak 21 thn SMP Swasta Sehat
4 An A L Anak 18 bln SMK - Sehat
5 An S P Anak 13 thn SMP - Sehat
6 Abortus
7 An A P Anak 10 thn SD - Sehat
8 An I P Anak 2 thn - - Sehat

B. Genogram
Keterangan:
= laki-laki = garis perkawinan

= perempuan = garis keturunan

C. Kegiatan sehari-hari
Pola Kegiatan sehari hari
Kebiasaan tidur Suami :
Tidur tidak menentu, biasanya pulang kerja
langsung tidur.
Jika malam hari biasanya tidur sekitar jam 22.00
WIB
Istri :
Tidur siang 1 jam dan malam hari tidur sekitar
jam 21.00 WIB. Bangun sekitar jam 05.00 WIB
Kebiasaan makan Suami :
Makan 3X sehari (nasi, dengan lauk pauk dan
sayur). Minum air putih.Setiap mau berangkat
kerja suami selalu menyempatkan diri untuk
sarapan dirumah.
Istri :
6-8 gelas sehari.Makan 3X sehari, porsi nasi
dengan lauk pauk dan sayur. Minum air putih
Penggunaan waktu senggang Suami :
Seharihari bekerja dengan pekerjaannya
sebagai petani, pulang kerja digunakan untuk
berkumpul dengan keluarga

Istri :
Melakukan pekerjaan rumah, seperti memasak,
mencuci. Ibu rutin mengikuti pengajian.

D. Data Kesehatan lingkungan


Perumahan Status rumah sendiri, type rumah
permanen, lantai rumah tegel, terdiri dari 2
kamar tidur, 1 ruang tamu, dapur, 1 kamar
mandi, penerangan menggunakan listrik,
Ventilasi cukup, penerangan cukup, rumah
tampak bersih.
Sumber air minum Menggunakan sumur,
keadaan air jernih, tidak berbau dan tidak berasa
Tempat pembuangan tinja Keluarga
menggunakan WC yang langsung disalurkan ke
sungai.
Pembuangan sampah Sampah dikumpulkan
ditempat pembuangan sampah yang telah
disediakan oleh masyarakat dan kemudian di
bakar.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan Ibu dan
keluarga periksa ke puskesmas / bidan setampat.
Pemeriksan kehamilan di bidan terdekat.
Pengobatan ketika sakit ke puskesmas setempat

E. Keadaan Kesehatan Keluarga


Imunisasi Selama hamil ibu telah mendapatkan
imunisasi TT 5 kali
Riwayat persalinan, Nifas Kehamilan ketujuh,
abortus 1 kali
Keluarga Berencana Ibu pernah menggunakan
KB suntik 3 bulan, pil, dan spiral
Keadaan Gizi keluarga Gizi keluarga terpenuhi
Penyakit yang di derita keluarga Ny U tampak
sehat begitu juga dengan suami dan anak
anaknya.Untuk saat ini tidak ada keluhan secara
fisik
F. Denah rumah
14 m

Kamar kamar dapur


mandi

kamar ruang tamu 8 m

Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
Pernafasan : 20 x / menit
Suhu : 36,7 C
HPHT : 03-05-2010
TP : 10-02-2010
UK : 28-30 minggu
BB : 56 kg
TB : 158 cm
3) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
Kepala : Bersih, warna rambut hitam, tidak ada
benjolan, tidak rontok
Mata : Simetris, conjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterus, palpebra tidak odema.
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada
pernafasan cuping hidung, tidak ada secret
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada
karies gigi,
Telinga : Bersih, tidak ada serumen,
pendengaran jelas.
Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis,
tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
Dada : Simetris, pembesaran normal
Abdomen : Perut membesar sesuai usia
kehamilan, puting susu menonjol,
hiperpigmentasi areola mammae, terdapat strie,
tidak ada luka bekas operasi
Genetalia : Bersih, tidak oedema
Ekstremitas
Atas : Simetris tidak oedema, tidak ada
gangguan pergerakan
Bawah : Simetris, tidak oedema, tidak ada
gangguan pergerakan

b) Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat, di fundus
teraba, bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba
panjang, keras seperti papan (punggung).
Bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian
terkecil janin.
Leopold III : Bagian terendah teraba bulat,
keras, melenting (kepala)
Leopold IV : Tidak dikaji

c) Auskultasi
Dada : Wheezing (-), ronchi (-)
Perut : Bising usus (-)
DJJ : (+)

d).Perkusi
Reflek patella : tidak dikaji
BAB 4
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. U di


dapatkan data, usia ibu 40 tahun, ibu hamil ke
tujuh, pernah abortus sekali, anak lebih dari 4,
jarak dengan kehamilan sebelumnya kurang dari
2 tahun. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa
kehamilan ibu beresiko tinggi tetapi ibu tidak
ada keluhan apapun.
Pada pembahasan ini, penulis mengungkapkan
bahwa antara landasan teori dengan kasus
Ny.U GVII P50015 UK 28-30 Minggu terjadi
kesenjangan. Walaupun tidak ada keluhan,
sebagai bidan kita harus tetap waspada dan siap
jika sewaktu-waktu terjadi gawat ibu maupun
janin.
BAB 5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari Asuhan Kebidanan pada Ny U
GVIIP50015 UK 28-30 Minggu didapatkan
kesimpulan bahwa Ny U GVIIP50015 UK 28-
30 Minggu mengalami Kehamilan Resiko
Tinggi.
B. Saran dan Kritik
Penulis menyadari masih terlalu banyak
kesalahan serta kekurangan pada penulisan serta
penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Oleh sebab
itu, penulis sangat mengharapkan saran serta
kritik yang membangun dari pembaca untuk
memperbaiki Asuhan Kebidanan ini serta
Asuhan Kebidanan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S (2002). Prosedur Penelitian


Pendekatan Praktek .Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto,S (1998). Prosedur penelitian.Jakarta :


Rineka Cipta

Manuaba,Ida Bagus Gd.(1998) Ilmu Kebidanan


Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan.Jakarta :EGC

Moctar,R.(1998).Sinopsis Obstetri 1.Jakarta :


EGC

JHPIEGO.(2003).Asuhan Antenatal.Jakarta
JHPIEGO
Depkes RI.(2002) Available from : http//situs
Bgm.info/gendervaw.

You might also like