You are on page 1of 6

ASUHAN KEPERAWATAN COR

A. PENGKAJIAN
1. Identifikasi pasien dan keluarga (penanggung jawab) nama, umur, jenis kelmain,
pendidikan, agama, suku bangsa, status perkawinan, alamat.
2. Keluhan utama
Pasien dengan COR ditandai dengan sakit kepala, bingung, muntah, pusing, lemah,
takipneu /dispneu kejang, adanya cairan dari hidung dan telingga, pingsan (kurang
dari 10 menit).
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada umumnya pasien dengan komusio cerebri datang ke rumah sakit dengan
penurunan kesadaran tapi tidak begitu turun. Karena biasa tidak ditemukan
perubahan neurologis yang serius dan biasanya juga datang dengan keadaan
bingung, muntah, dispneu/takipneu, sakit kepala, akumulasi spontan pada saluran
nafas, adanya cairan dari hidung dan telinga serta adanya kejang.
b. Riwayat kesehatan terdahulu
Riwayat kesehatan terdahulu haruslah diketahui dengan baik yang berhubungan
dengan penyakit persarafan maupun penyakit sistemik lain.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam riwayat kesehatan keluarga apakah ada salah satu dari anggota keluarga
menderita penyakit yang sama atau mempunyai penyakit menular kronik dan
herediner.
d. Riwayat psikososial
Riwayat psikososial sangat berpengaruh dalam psikologis kx dengan timbul gejala-
gejala yang dialami dalam proses penerimaan terhadap penyakitnya.
e. Pola-pola fungsi kesehatan.
1. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Meliputi: kebiasaan mengkomsumsi obat-obatan ,tipe pemakaian, alergi terhadap
obat, dan makanan .
2. Pola nutris dan metabolisme
Meliputi : kebiasaan makan dan minum banyaknya porsi makan alegi terhadap jenis
makanan tertentu atau tidak.
3. Pola eliminasi
Meliputi : kebiasaan eliminasi : warna, konsistensi, dan bau baik sebelum masuk
rumah sakit atau saat masuk rumah sakit.
4. Pola istirahat dan tidur
Meliputi : lama tidur klien sebelum masuk rumah sakit dan saat masuk rumah sakit
serta gangguan waktu tidur.
5. Pola aktivitas dan latihan.
Meliputi : kebiasaan klien dirumah dan dirumah sakit serta lamanya aktivitas.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Meliputi : body image, self esteen, kekacauaan identitas dan depersonalisasi.
7. Pola sensori dan kognitif
Daya pengelihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan kognitif klien baik
atau tidak.
8. Pola reproduksi sexual
Meliputi : hubungan klien dengan pasangan dan sudah mempunyai anak apa belum.
9. Pola hubungan peran
Meliputi : hubungan klien dengan teman atau relasi kerja, masyarakat dan keluarga.
10. Pola penanggulangan stress
Meliputi : penyebab stress, koping terhadap stress, adaptasi terhadap stress,
pertahanan diri terhadap stress dan pemecahan masalah.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Meliputi : agama, keyakinan serta ritualisasi.

B. MASALAH DAN DIAGNOSA YANG MUNCUL


1. Potensial terjadinya peningkatan tekanan intra kranial b/d adanya proses desak
akibat penumpukan cairan didalam otak
2. Nyeri pada kepala b/d peningkatan TIK
3. Potensial terjadinya pemenuhan nutrisi dari kebutuhan b/d perubahan kemampuan
untuk menerima makanan
4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d penurunan produksi anti diuretik
hormon (ADH) akibat terfiksasinya hipotalamus
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat b/d nyeri yang dirasakan.

C. INTERVENSI
Diagnosa I
Tujuan : Tekanan intra kranial kembali normal
K.H : - Kesadaran baik, GCS : 456
- Pupil membesar, isokor
- Tanda-tanda vital normal
1. Kaji status neurologis yang berhubungan dengan tanda-tanda peningkatan TIK
terutama GCS
Rasionalisasi : Dapat diketemukan secara dini adanya tanda-tanda peningkatan TIK
sehingga dapat menentukan arah tindakan selanjutnya.
2. Monitor tanda-tanda vital .
Rasionalisasi : Dapat mendeteksi secara dini adanya tanda-tanda peningkatan TIK.
3. Monitor asupan dan pengeluaran setiap 8 jam sekali.
Rasionalisasi : Untuk mencegah kelebihan cairan yang dapat menambah odema
serebri sehingga terjadinya peningkatan TIK.
4. Kolaborasi dengan Tim medis dalam pemberian obat-obatan anti odema seperti
manitol, gliserol dan lasix.
Rasionalisasi : Obat-obatan tersebut berguna untuk menarik cairan dari intra seluler
ke extra seluler.

Diagnosa 2
Tujuan : Nyeri dapat berkurang hilang.
K.H : - Nyeri kepala berkurang/hilang.
- Pasien tenang, tidak gelisah.
- Pasien dapat istirahat dengan tenang.
Intrevensi :
1. Kaji mengenai lokasi, intensitas, penyebaran, tingkat kegawatan dan keluhan-
keluhan pasien
Rasionalisasi : Untuk memudahkan membuat intervensi
2. Ajarkan latihan teknik relaksasi seperti latihan nafas dalam dan relaksasi otot-otot
Rasionalisasi : Dapat mengurangi ketegangan saraf sehingga pasien merasa lebih
rileks dan dapat mengurangi nyeri kepala
3. Kurangi stimulus yang tidak menyenangkan dari luar dan berikan tindakan yang
menyenangkan pasien seperti massage di daerah punggung, kaki dan lain-lain
Rasionalisasi : Respon yang tidak menyenangkan menambah ketegangan saraf dan
dapat mengalihkan rangsangan terhadap nyeri
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan analgetik
Rasionalisasi : Obat analgetik untuk meningkatkan rangsangan nyeri dan dapat
mengurangi/menghilangkan rasa nyeri.

Diagnosa 3
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan cukup.
K.H : - BB pasien normal.
- Tanda-tanda malnutrisi ada.
- Nilai-nilai hasil laboratorium normal.
- Turgor kulit normal.
- Nafsu makan bertambah.
- Porsi makan terpenuhi sesuai dengan kebutuhan.
Protein total 6 8 gr %
Albumin 3,5 5,3 gr %
Globulin 1,8 3,6 gr %
Hb tidak kurang dari 10 gr %
Intervensi :
1. Kaji kemampuan mengunyah, menelan, reflek batuk dan cara pengeluaran sekrel
Rasionalisasi : Dapat menentukan pilihan cara pemberian makanan karena pasien
harus dilindungi dari bahaya aspirasi
2. Timbang berat badan
Rasionalisasi : Penimbangan berat badan dapat mendeteksi perkembangan BB
3. Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering baik melalui NGT maupun oral
Rasionalisasi : Memudahkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap
nutrisi
4. Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan (analis) untuk pemeriksaan protein
total, globulin, albumin dan Hb
Rasionalisasi : Mengidentifikasi nutrisi, fungsi organ dan respon nutrisi serta
menentukan hiperalimentasi

Diagnosa 4
Tujuan : Cairan elektolit tubuh seimbang
K.H : - Asupan dan haluaran seimbang
- Turgor kulit baik
- Nilai elektrolit tubuh normal
Intervensi :
1. Monitor asupan dan haluaran setiap 8 jam sekali dan timbang BB setiap hari
dilakukan
Rasionalisasi : Monitor asupan dan pengeluaran untuk mendeteksi timbulnya tanda-
tanda kelebihan/kekurangan cairan yang dapat dibuktikan pula dengan
penimbangan berat badan
2. Berikan cairan setiap hari tidak boleh lebih dari 2000 cc
Rasionalisasi : Berguna untuk menghindari peningkatan cairan di ruang ekstra
seluler yang dapat menambah odema otak
3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian lasix
Rasionalisasi : Lasix dapat membantu meningkatkan ekskresi urine
4. Kolaborasi dengan tenaga analis untuk pemeriksaan kadar elektrolit
Rasionalisasi : Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi, maka perlu
pemeriksaan elektrolit setiap hari.

Diagnosa 5
Tujuan : Kebutuhan istirahat terpenuhi.
K.H : Wajah pasien tampak cerah
Intervensi :
1. Ciptakan lingkungan pasien yang tenang dan nyaman.
Rasionalisasi : Dengan lingkungan yang nyaman dan tenang dapat membantu
untuk istirahat yang nyaman.
2. Berikan posisi senyaman mungkin.
Rasionalisasi : Untuk menghindari terjadinya cidera.
3. Berikan teknik relaksasi sebelum tidur.
Rasionalisasi : Dengan teknik relaksasi otot-otot akan kendur dan otot dapat
beristirahat.
4. Berikan kesempatan pada pasien untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan yang
mereka lakukan.
Rasionalisasi : Agar istiahat dapat lebih tenang dan nyaman.

D. IMPLEMENTASI
Penjelasan merupakan pengolahan dan perwujudan dan rencana tindakan meliputi
beberapa bagian yaitu validasi, rencana keperawatan memberikan asuhan
keperawatan dan pengumpulan data (Lismidar, 1990).

E. EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dari rencana tindakan dari masalah
kesehatan kx dengan tujuan yang telah di tetapkan di lakukan dengan cara
kesinambungan dengan melibatkan kx dan kesehatan lainya (Efendi, 1995).
DAFTAR PUSTAKA

1. Diane (Boughnan dan Joann C. Hockely, Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta. 1996)
2. Doenges Marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta. 2000.
3. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Lab / UPF Ilmu bedah RSUD Dr. Soetomo. Surabaya. 1994.
4. Pedoman Standar Asuhan Keperawata Depkes RI tahun 1994.

You might also like