You are on page 1of 2

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif-prospektif mengenai gejala klinis,
tanda-tanda, dan komplikasi dari 132 pasien herpes zoster yang dirawat di rumah sakit rujukan
pendidikan di bagian utara Iran dengan satu tahun pengamatan. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode accessible sampling. Kriteria klinis yang dianggap sebagai herpes zoster adalah
setiap orang dengan setidaknya satu dari dua kriteria berikut, yaitu sensasi kulit yang tidak normal
dengan onset akut berupa ruam makulapapulovesikular unilateral terlokalisir, melibatkan setidaknya
satu dermatom, atau onset akut ruam makulapapulovesikular yang menyebar melebihi satu
dermatom.
Penelitian ini dimulai pada Januari 2007. Data pasien herpes zoster kemudian dicatat dan diamati
selama dua episode, yaitu pada bulan ke-3 dan ke-12 setelah pasien keluar dari rumah sakit.
Penelitian ini berlanjut hingga Desember 2013. Dokter dan perawat memanggil kembali pasien yang
sudah tercatat sebelumnya untuk mengambil data terbaru. Data yang didapatkan kemudian
dianalisis menggunakan SPSS versi 13.

HASIL
Pasien herpes zoster yang terdapat di rumah sakit Razi (pusat terapi penyakit menular di bagian
utara Iran), Provinsi Mazandaran, berjumlah 132 orang yang terhitung dari tahun 2007 hingga 2013.
Pasien perempuan berjumlah 52 orang (39,6%) dan pasien laki-laki berjumlah 80 orang (60,4%).
Usia rata-rata pasien yang menderita herpes zoster adalah 56,3 20,1.
126 pasien (95,5%) memiliki riwayat dari cacar air. Waktu rata-rata yang dibutuhkan dari munculnya
gejala hingga datangnya pasien ke rumah sakit adalah 5,7 hari (SD = 4,240). Lesi yang ditemukan
terdapat pada kepala dan leher sebanyak 78 orang (59,1%), badan 37 orang (28%), dan ekstremitas
dalam 16 orang (12,1%), dan satu pasien (0,8%) memiliki presentasi sistemik (Gambar 1).
Gejala yang paling umum adalah nyeri (95,5%), lemas (56%), demam (31,1%), sakit kepala (30,3%),
keluhan mata (27,3%), gatal-gatal (24,2%), dan pusing (5,3%) (Gambar 2).
Meskipun 78 pasien (59,1%) tidak memiliki penyakit komorbid apapun, namun 54 pasien (40,9%)
memiliki faktor predisposisi, di antaranya diabetes mellitus pada 26 pasien (19,7%), keganasan pada
15 pasien (11,4%), pasien dengan pengobatan imunosupresif sebanyak 7 orang (5,03%), infeksi HIV
pada 3 pasien (2,3%), radioterapi pada 2 pasien (1,5%), dan tuberkulosis pada 1 pasien (0,8%)
(Gambar 3).
21 kasus (15,9%) mengalami superinfeksi bakteri pada daerah yang melepuh dan 18 kasus (13,6%)
memiliki kecanduan opium. 4 kasus lainnya (3,03%) meninggal selama masuk karena penyakit
penyerta. Neuralgia postherpetic dilaporkan pada 56 orang (42,5%) dalam 3 bulan pemantauan dan
7 orang (5%) dalam 1 tahun pemantauan.

You might also like