You are on page 1of 15

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

Defenisi
Bronkopneumonia menurut Ngastiyah, 1997 dan Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr.
Soetomo, 1994 merupakan salah satu pembagian dari pneumonia menurut dasar anatomis.
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam, seperti
bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing (Ngastiyah, 1997). Menurut Lab/UPF Ilmu
Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo, 1994 pneumonia adalah radang pada parenkim paru.
Etiologi.
1. Bakteri : Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia, dimana pada anak-anak
serotipe 14, 1, 6, dan 9, Streptokokus dimana pada anak-anak dan bersifat progresif,
Stafilokokus, H. Influenza, Klebsiela, M. Tuberkulosis, Mikoplasma pneumonia.
2. Virus : Virus adeno, Virus parainfluenza, Virus influenza, Virus respiratori sinsisial.
3. Jamur : Kandida, Histoplasma, Koksidioides.
4. Protozoa : Pneumokistis karinii.
5. Bahan kimia :
a. Aspirasi makanan/susu/isi lambung
b. Keracunan hidrokarbon (minyak tanah, bensin, dan sebagainya).
Patofisiologi

Pohon Masalah
Ko
mpl
ika
si

Dengan penggunaan antibiotika, komplikasi hampir tidak pernah dijumpai. Komplikasi yang
dapat dijumpai ilaha, empiema, otitis media akut. Komplikasi lain seperti meningitis, perikarditis
( jarang dijumpai ).

Prognosis

Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan
sampai kurang dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang dating
terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.
Gambaran klinik
Mendadak panas tinggi, nyeri kepala/dada (anak besar), batuk, sesak, takipnea, napas cuping
hidung, sianosis, kaku kuduk, distensi perut.
Penatalaksanaan.
Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada penderita yang rawat inap
(penyakit berat) harus segera diberi antibiotic. Pemilihan jenis antibiotic didasarkan atas umur,
keadaan umum penderita dan dugaan kuman penyebab.
II. Asuhan Keperawatan.
A. Pengkajian keperawatan.
1. Identitas.
Umumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak
dapat mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain itu daya tahan tubuh yang menurun akibat
KEP, penyakit menahun, trauma pada paru, anesthesia, aspirasi dan pengobatan antibiotik yang
tidak sempurna.
2. Riwayat Keperawatan.
a. Keluhan utama.
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan cuping hidupng,
serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare.atau diare, tinja
berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
b. Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama
beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai
kejang karena demam yang tinggi.
c. Riwayat penyakit dahulu.
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.
d. Riwayat kesehatan keluarga.
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dapat menularkan
kepada anggota keluarga yang lainnya.
e. Riwayat kesehatan lingkungan.
Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada musim hujan dan awal
musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa
menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun
lingkungan dengan anggota keluarga perokok.
f. Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit infeksi saluran
pernapasan atas atau bawah karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk
melawan infeksi sekunder.
g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
h. Nutrisi.
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).
3. Pemeriksaan persistem.
a. Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.
b. Sistem pernapasan.
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan cuping didung, ronki,
wheezing, takipnea, batuk produktif atau non produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan
tidak teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi redup pada daerah terjadinya
konsolidasi, ada sputum/sekret. Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak
dan pilek.
c. Sistem pencernaan.
Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua yang
dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara
pemberian makanan/cairan personde.
d. Sistem eliminasi.
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum memahami alasan
anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi (ringan sampai berat).
e. Sistem saraf.
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-anak atau malas
minum, ubun-ubun cekung.
f. Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
g. Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
h. Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit kering, .
i. Sistem penginderaan.
Tidak ada kelainan.
4. Pemeriksaan diagnostik dan hasil.
Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m dengan pergeseran ke
kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat
langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan/mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak
rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan
kuman dari luar. Foto roentgen (chest x ray) dilakukan untuk melihat :
Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.
Luas daerah paru yang terkena.
Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa lobur.
Pada pemeriksaan ABGs ditemukan PaO2 < 0 mmHg.
B. Diagnosa keperawatan.
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. produk mukus berlebihan dan kental, batuk tidak
efektif.
2. Gangguan pertukaran gas b. d. peerubahan membrane alveolar.
3. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat.
4. Hipertermi b.d proses inflamasi paru

C. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
Ketidakefektifan Jalan napas pasien 1. Auskultasi bunyi napas Menetukan adekuatnya pertukran gas
bersihan jalan akan paten dengan dan luasnya obstruksi akibat mucus.
napas b.d. produk kriteria hasil jalan
2. Kaji karakteristik secret Infeksi ditandai dengan secret tebal dan
mukus berlebihan napas bersih, batuk3. Beri posisi untuk kekuningan
dan kental, batuk hilang, x ray pernapasan yang optimal Meningkatkan pngembangan diafragma
tidak efektif. bersih, RR 15 35 yaitu 35-45 0
X/menit. 4. Lakukan nebulizer, dan Nebulizer membantu menghangatkan
fisioterapi napas dan mengencerkan secret. Fisioterapi
membantu merontokan secret untuk
dikeluarkan.
5. Beri agen antiinfeksi sesuai Menghambat pertumbuhan
order mikoroorganisme
6. Berikan cairan per oral atau Cairan adekuat membantu
iv line sesuai usia anak. mengencerkan secret sehingga mudah
dikeluarkan
Gangguan Pertukaran gas
1. Kaji tingkat kesadaran Tanda ini menunjukkan hipoksia
pertukaran gas b. normal bagi pasien2. Observasi warna kulit dan Menentukan adekuatnya sirkulasi
d. peerubahan dengan criteria capillary refill dimana penting untuk pertukaran gas
membrane PaO2 = 80-100 3. Monitor ABGs ke jaringan
alveolar. mmHg, pH darah 4. Atur oksigen sesuai order Deteksi jumlah Hb yang ada dan
7,35-7,45 dan adanya infeksi
bunyi napas bersih.
5. Kurangi aktivitas anak Meningkatkan pertukaran gas dan
mengurangi kerja pernapasan
Mengurangi kebutuhan akan oksigen
Perubahan nutrisi Stauts nutrisi
1 Auskultasi bunyi usus Mendokumentasikan peristaltis usus
kurang dari dalam batas yang dibutuhkan untuk digesti.
kebutuhan tubuh normal dengan2 Kaji kebutuhan harian anak Membantu menetapkan diet individu
b.d intake criteria BB3 Ukur lingkat lengan, anak
inadekuat. bertambah 1 ketebalan trisep Hal ini menentukan penyimpanan
kg/minggu, tidak 4 Timbang berat badan lemak dan protein.
pucat, anoreksia setiap hari. Nutrisi meningkat akan mengakibatkan
hilang, bibir peningkatan berat badan.
lembab 5 Berikan diet pada anak Memenuhi kebutuhan nutrisinya.
sesuai kebutuhannya
Hipertermi b.d Suhu tubuh dalam 1. Ukur suhu tubuh setiap 4 Indikasi jika ada demam
proses inflamasi batas normal jam Leukositosis indikasi suatu peradangan
paru dengan criteria
2. Monitor jumlah WBC dan atau proses infeksi
hasil suhu 372 0C, Megnurangi demam dengan bertindak
kulit hangat dan 3. Atur agen antipiretik sesuai pada hipotalamus
lembab, membrane order. Memfasilitasi kehlangan panas lewat
mukosa lembab. 4. Tingkatkan sirkulasi konveksi
ruangan dengan kipas Memfasilitasi kehilangan panas lewat
angina. konduksi
5. Berikan kompres air biasa
Laporan Kasus
Asuhan Keperawatan Pada Anak Ah. Dengan Bronkopneumonia
Di Ruang Anak Lt. II Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Tanggal 30 Januari 01 Pebruari 2002
A. Pengkajian.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 30 Januari 2002 pukul 08.00

1. Identitas.

Nama : An. Ah (no.reg. 10127239) Nama ayah : Tn. D (SD)


Umur : 4 bulan Nama ibu : Ny. S (SD)
Jenis kelamin : laki-laki Suku/bangsa : Madura/ Indonesia
MRS : 28 Januari 2002 Alamat : Tambak Asri Daka 15Surabaya
Diagnosa medis : Bronkopneumonia + Diare Akut dan Dehidrasi
Sedang
2. Riwayat Keperawatan.

a. Keluhan utama.
Orang tua mengatakan anaknya sesak dan malas minum ASI, waktu tidak tentu, pencetus
mungkin pilek dan kadang-kadang batuk.
b. Riwayat penyakit sekarang.
Sejak tanggal 22-1-2002 batuk, pilek, malas minum, dan panas tinggi. Sejak , mencret 3
kali/hari. Sejak tanggal 27 muntah 4 kali, diare/mencret bercampur lendir 5 X/hari. Karena
keadaan anak makin memburuk oleh orang tua dibawa ke IRD dan selanjutnya dianjurkan untuk
MRS.
c. Riwayat penyakit dahulu.
Tidak pernah menderita penyakit infeksi.
d. Riwayat kesehatan keluarga.
Paman pasien menderita asma.
e. Riwayat persalinan.
Lahir dibantu oleh dukun, normal dan langsung menangis.
f. Imunisasi.
Pasien belum pernah mendapat imunisasi. Tidak pernah dibawa ke posyandu atau pelayanan
kesehatan lainnya. Menurut orang tua anaknya biarpun tidak dibawa pelayanan kesehatan baru
kali ini menderita sakit. Orang tua belum memahami pentingnya anak diimunisasi.
g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
Anak berkembang sesuai dengan anak lain seusia dia.
h. Nutrisi.
Anak sejak lahir sampai sekarang hanya diberi ASI. Tetapi sejak tanggal 22-01 anak malas
minum ASI dan rewel, BB 5,6 kg.

3. Pemeriksaan fisik.

a. Sistem kardiovaskuler.
Bunyi jantung normal, S1 dan S2 tunggal, HR 140 X/menit.
b. Sistem pernapasan.
Orang tua mengatakan anak sesak tanggal 27-1, malas minum ASI karena batuk dan pilek, sesak
napas dan tidak bisa mengeluarkan sekret. Inspeksi : sesak, RR 50 X/menit, retraksi subcostal
dan intracosta. Auskultasi : ronki dan whizeeng pada paru kanan dan kiri. Palpasi : vokal resonan
menurun. Perkusi sonor.
c. Sistem pencernaan.
Abdomen supel, bising usus normal 20 X/menit, orang tua mengatakan saaat ini anak tidak
mencret, tetapi malas minum ASI, membrane mukosa mulut kering. Orang tua mengatakan
belum mengetahui cara pemberian ASI atau PASI personde.
d. Sistem eliminasi.
BAB encer 1 kali tadi pagi.
e. Sistem muskuloskeletal.
Lemah, tangan terpasang infuse dan spalk.
f. Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, hangat, suhu 3720C, pucat, capillary refill lambat.
g. Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
h. Sistem reproduksi dan genitalia.
Tidak ada luka pada genitalia, belum sirkumsisi.
i. Sistem persarafan.
Kesadaran compos mentis.

4. Pemeriksaan diagnostik dan hasil.

a. Tanggal 29-1-2002
WBC 10,6 K/uL ; Lymfosit 7,0 % ; Granulosit 3,6 % G ; RBC 4,15 m/uL ; Hb 9,3 g/dl ; Hct 22,9
% ; MCV 72,0 fL ; MCH 22,4 pg ; MCHC 31,1 g/dl.
b. Tanggal 19-1-2002
X-ray dada, kesimpulan : bronkopneumonia.

5. Pengobatan/therapi.

Dekstrosa 5 % NaCl 0,225 % 350 cc/24 jam


Ampisilin 3 X 225 mg/iv
Cloksasilin 3 X 110 mg/iv
Nebulizer dan fisioterapi dada
Oskigen 2 L/menit
ASI/PASI 8 X 20 cc per sonde.
Analisa data.
No Data penunjang Masalah Etiologi
1. Subyektif : mengatakan sesak sejak 4 hari Tidak efektif bersihan Penumpukan sekret
yang lalu, tidak bisa mengeluarkan jalan napas pada jalan napas
sekret
Obyektif : sesak, retraksi subcostal dan
intracosta, ronki dan wheezing paru kiri
dan kanan, vocal resonan menurun, RR
50 X/menit, kadang batuk non produktif

2. Subyektif : orang tua mengatakan anak Resiko tinggi Intake inadekuat


malas minum, sesak, belum tahu cara perubahan nutrisi
memberi minum per sonde. kurang dari kebutuhan
Obyektif : BB 5,6 kg, rewel, RR 50 X/menit,
lemah

3. Subyektif : mengatakan sesak sejak 4 hari Gangguan pertukaran Perubahan membran


yang lalu. gas alveolar
Obyektif : sesak, retraksi subcostal dan
intracosta, capillary refill lambat, RR 50
X/menit, Hb 9,3 g/dl, X-ray
bronkopneumonia

4. Subyektif : orang tua mengatakan anak Kurang pengetahuan : Kurang terpapar pada
belum pernah diimunisasi, tidak pernah manfaat pelayanan informasi
dibawa ke posyandu atau pelayanan kesehatan
kesehatan lainnya. belum memahami
pentingnya anak diimunisasi.
Obyektif : pendidikan orang tua SD

B. Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas)


1. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret pada jalan napas.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya perubahan membrane alveolar.
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
inadekuat.
4. Kurang pengetahuan tentang manfaat pelayanan kesehatan berhubungan dengan kurang terpapar
terhadap informasi.
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Tidak efektif bersihan Setelah dilakukan tindakan
1. Monitor pernapasan : irama dan frekuensi, bunyi Mendete
jalan napas berhubungan keperawatan jalan napas bersih napas : wheezing, ronki
dengan penumpukan dengan criteria ronki dan wheezing2. Beri posisi kepala lebih tinggi. Meningk
sekret pada jalan napas. tidak ada, RR 15-35 X/menit, tidak3. Lakukan nebulizer, fisioterapi napas dan suction. Nebulise
sesak. secret, fi
4. Beri agen anti infeksi : ampisilin 3 X 225 mg dan dikeluark
Cloxasilin 3 X 110 mg per iv. Mencega
Gangguan pertukaran gas Pertukaran gas anak optimal dengan 1. Kaji tingkat kesadaran anak Tanda in
berhubungan dengan kriteria tidak sesak napas, capillary
2. Observasi warna kulit dan capillary refill Menentu
adanya perubahan refill normal, tidak sianosis, tidak pertukar
membrane alveolar. pucat, tidak ada retraksi subcosta 3. Monitor CBC Deteksi j
dan intracosta 4. Atur oksigen 2 L/menit sesuai order Meningk
pernapas
5. Kurangi aktivitas anak Mengura
Resiko tinggi perubahan Tidak terjadi perubahan nutrisi 1. Monitor tanda-tanda kekurangan nutrisi dan Menentu
nutrisi kurang dari selama perawatan dengan criteria kemampuan anak untuk intake nutrisi.
kebutuhan tubuh BB dalam batas normal, kebutuhan2. Monitor berat badan tiap 3 hari.
berhubungan dengan nutrisi terpenuhi, tidak muntah Nutrisi
intake inadekuat. 3. Ajarkan pada orang tua cara pemberian ASI/PASI badan.
per sonde. Orang
4. Anjurkan orang tua untuk segera lapor petugas bila kebutuha
saat memberi ASI/PASI terjadi aspirasi Salah sa
5. Berikan diet pada anak 8 X 20 cc ASI atau PASI aspirasi
6. Pertahankan tetesan infus D5 %, NaCl 0,225 % 350
cc/24 jam. Memenu

Memenu
Kurang pengetahuan Setelah diberikan penyuluhan 2 kali
1. Kaji tingkat pengeetahuan orang tua. Menentu
tentang manfaat pegentahuan orang tua meningkat 2. Jelaskan kepada orang tua manfaat pelayanan Meningk
pelayanan kesehatan dengan criteria mampu kesehatan
berhubungan dengan menyebutkan manfaat pelayanan 3. Jelaskan kepada orang tua manfaat imunisasi bagi Memotiv
kurang terpapar terhadap kesehatan dan manfaat imunisasi anak
informasi. bagi anak.

D. Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan


Diagnos Hari/tanggal
Tindakan keperawatan Evaluasi kep
a kep. (jam)
Rabu, 30 01- 2002 Jam 13.00
1. 08.30 Memoniotr pernapasan : irama teratur, frekuensi 50 X/emnit, ronki dan S : mengatakan
wheezing kedua paru, retraksi subcosta dan intracosta O: sesak, RR 4
Memberi posisi kepala lebih tinggi yaitu dialasi selimut. ronki dan wh
09.00 Melakukan injeksi Ampisilin 225 mg dan Cloxa. 110 mg per iv A : masalah bel
09.30 Melakukan nebulizer, fisioterapi napas dan suction. P: tindakan kepe

2. 10.00 Mengkaji tingkat kesadaran anak dan mengobservasi warna kulit dan Jam 13.00
capillary refill S : mengatakan
Mengatur oksigen 2 L/menit sesuai order per nasal kanul O: kesadaran c
capillary refil
A : masalah bel
P: tindakan k
3. 08.30 Memonitor tanda-tanda kekurangan nutrisi dan kemampuan anak untuk intake Jam 13.00
nutrisi S : --
Memonitor berat badan 5,6 kg. O: tidak muntah
10.00 Mengajarkan pada orang tua cara pemberian ASI/PASI per sonde. A : masalah tida
Menganjurkan orang tua untuk segera lapor petugas bila anak tiba-tiba biru, P: tindakan k
muntah atau tersedak saat memberi ASI/PASI terjadi aspirasi.
Memberikan diet pada anak 20 cc PASI LLM per sonde
Mempertahankan tetesan infus D5 %, NaCl 0,225 % 15 tts/mmnt

12.00
4. 08.30 Mengkaji tingkat pengetahuan orang tua. Jam 13.30
12.15 Menjelaskan kepada orang tua manfaat pelayanan kesehatan S : mengatakan
Menjelaskan kepada orang tua manfaat imunisasi bagi anak bagi anak.
O: menyebutka
anak.
A : intervensi te
P: tindakan k
1. Kamis, 31-01-2002 Jam 13.00
08.00 Memoniotr pernapasan : irama teratur, frekuensi 38 X/menit, ronki dan mengatakan
S :
wheezing kedua paru, tidak ada retraksi O: RR 38 X/m
09.00 Melakukan injeksi Ampisilin 225 mg dan Cloxa. 110 mg per iv wheezing ada
09.30 Melakukan nebulizer, fisioterapi napas dan suction. A : masalah bel
P: tindakan k
2. 08.00 Mengkaji tingkat kesadaran anak dan mengobservasi warna kulit dan Jam 13.30
capillary refill : compos mentis, tidak pucat, capillary refill normal S : mengatakan
Mengatur oksigen 2 L/menit sesuai order per nasal kanul O: kesadaran co
A : masalah tera
P: tindakan k
3. 08.30 Memonitor tanda-tanda kekurangan nutrisi dan kemampuan anak untuk intake Jam 13.30
nutrisi : mampu minum sedikit demi sedikit, kebutuhan ASI/PASI S : --
ditingkatkan 8 X 50 cc O: tidak munta
09.00 Memberikan diet pada anak 50 cc PASI LLM infuse aff
Mempertahankan tetesan infus D5 %, NaCl 0,225 % 15 tts/mmnt A : masalah tida
Memberikan diet pada anak 50 cc PASI LLM per sonde P: tindakan k
12.00 Menganjurkan ibu untuk memberi minum PASI sedikit demi sedikit per oral

4. 10.00 Mengevaluasi penjelasan yang telah diberikan dan mengingatkan kembali Jam 13.00
hal-hal yang tidak diingat oleh orang tua. S : mengatakan
bagi anak.
O: menyebutka
anak.
A : masalah tera
P: tindakan k
Jumad, 04 01 -2002 Memoniotr pernapasan : irama teratur, frekuensi 38 X/menit, ronki dan Jam 12.30
1. 08.00 wheezing kedua paru, tidak ada retraksi S : mengatakan
09.00 Melakukan injeksi Ampisilin 225 mg dan Cloxa. 110 mg per iv O: RR 32 X/me
09.30 Melakukan nebulizer, fisioterapi napas dan suction. A : masalah bel
P: tindakan kepe

08.00 Memonitor tanda-tanda kekurangan nutrisi dan kemampuan anak untuk intake Jam 12.30
3. nutrisi : mampu minum sedikit demi sedikit S : --
Menimbnag berat badan 6,0 kg O: tidak munta
Memberikan diet pada anak 50 cc PASI LLM per sonde BB 6,0 kg
09.00 Menganjurkan ibu untuk memberi minum PASI sedikit demi sedikit per oral A : masalah tida
09.30 P: tindakan k
Soal askep
5. Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh Streptokokus pneumonia,
Hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman
penyebabnya, maka secara praktis dipakai :
Kombinasi :
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan Kloramfenikol 50-100
mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Ampisilin 50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam
IM/IV, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral, 4 kali sehari dan Kloramfenikol (dosis sda).
6. Umur < bulan, biasanya disebabkan oleh : Streptokokus pneumonia, Stafilokokus atau Entero
bacteriaceae.
Kombinasi :
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan Gentamisin 5-7
mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Atau kombinasi :
Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali
sehari.
Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan malnutrisi berat atau
penderita immunocompromized.
7. Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh :
Streptokokus pneumonia :
- Penisilin prokain IM atau
- Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/kg/24 jam oral, 4 kali sehari atau
- Eritromisin (dosis sda) atau
- Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali sehari.
Mikoplasma pneumonia : Eritromisin (dosis sda).
8. Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping obat (misalnya alergi) atau
hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu dilakukan reevaluasi apakah perlu dipilih antibiotic
lain.
9. Lamanya pemberian antibiotic bergantung pada :
- kemajuan klinis penderita
- jenis kuman penyebab
Indikasi rawat inap :
1. Ada kesukaran napas, toksis.
2. Sianosis
3. Umur kurang dari 6 bulan
4. Adanya penyulit seperti empiema
5. Diduga infeksi Stafilokokus
6. Perawatan di rumah kurang baik.
Pengobatan simptomatis :
1. Zat asam dan uap.
2. Ekspetoran bila perlu
Fisioterapi :
1. Postural drainase.
2. Fisioterapi dengan menepuk-nepuk.

You might also like