Professional Documents
Culture Documents
3. Circulation
a. Hipotensi / hipertensi
b. Takipnu
c. Hipotermi
d. Pucat
e. Ekstremitas dingin
f. Penurunan capillary refill
g. Produksi urin menurun
h. Nyeri
i. Pembesaran kelenjar getah benin
Tipe pernafasan
Pernafasan cheynes stoke, kelainan di
thalamus,capsula interna dan pons
Kusmaul, lesi di ARAS pada mesensefalon bawah atau
pons
Apnea, lesi di pons
Kluster, lesi di pons bagian bawah atau bagian atas
medulla oblongata
Ataksik, lesi di medullaoblongata atau menjelang
kematian
PENGKAJIAN SEKUNDER
Riwayat penyakit sebelumnya
Pemeriksaan fisik
Menilai GCS
Ada 3 hal yang dinilai dalam penilaian kuantitatif
kesadaran yang menggunakan Skala Coma Glasgow :
Respon motorik
Respon bicara
Pembukaan mata
Menilai reflek-reflek patologis
Uji syaraf krania
Penilaian kesadaran
Tanda GCS Modifikasi point
Buka mata Spontan Spontan 4
Thd perintah Thd suara 3
Thd nyeri Thd nyeri 2
Tak ada respon Tak ada respon 1
PENGERTIAN
1. Mempersiapkan pasien untuk tindakan lumbal
punksi, sehingga tindakan tersebut dapat berlangsung
dengan baik dan lancar
2. Punksi lumbal ialah suatu cara untuk mengambil
cairan cerebro spinalis dengan menusukkan jarum
punksi pada celah tulang belakang antara L3 L4 dan
antara L4 L5, dengan maksud untuk mengukur
tekanan liquor dan mengurangi tekanan tersebut bila
diperlukan
TUJUAN PENDAMPINGAN
1. Rasa takut dan cemas pasien hilang, sehingga
pelaksanaan tindakan lumbal punksi dapat berjalan
dengan lancar
2. Mendapatkan bahan pemeriksaan untuk membantu
menegakkan diagnosa
DILAKUKAN PADA PASIEN DENGAN
1. Kejang
2. Koma yang belum diketahui penyebabnya
3. Kelainan pada ubun ubun besar yang menonjol
4. Kaku kuduk dengan kesadaran yang menurun
5. TBC milier
6. Leukemia
7. Mastoiditis kronik (dicurigai meningitis)
8. Paresis (paresis N VI)
9. Paralisis
PERSIAPAN
Persiapan alat :
1. Baki 1 berisi alat alat steril antara lain :
Sarung tangan satu sampai dua pasang
Duk lobang satu buah
Lidi kapas
Kain kasa
Kapas kering
Jarum lumbal lengkap dengan mandrinnya 2 buah
Spuit 2 cc dan 5 cc
Manometer liquor
Botol kecil tempat cairan cerebro spinalis dua buah
2. Baki 2 berisi alat alat on steril antara lain :
Yodium tincture 3% dalam tempatnya
Alkohol 70% dalam tempatnya
Obat obatan sesuai kebutuhan
Botol kecil dua buah (masing masing berisi cairan
Nonne dan Pandy 1 ml)
Penggaris sebagai alat pengukur tinggi tekanan liquor
Plester
Gunting verband
Bengkok
PERALATAN
Persiapan pasien :
1. Memberikan pengertian pada pasien dan keluarganya
tentang maksud dan tujuan tindakan serta cara
pelaksanaannya, sehingga tindakan tersebut dapat
berlangsung dengan baik dan lancar
2. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan
PELAKSANAAN
1. Pasien disiapkan, turunkan pakaian bawah sampai tidak menutupi
daerah L3 L5 dan baju dikeataskan. Pada pasien bayi daerah bokong
ditutup dengan popok
2. Posisi tidur pasien dimiringkan ke kiri atau ke kanan, kedua tangan
dimasukkan di antara kedua kaki, kemudian perawat menekukkan
bagian tengkuk dan lutut, sampai lutut dan dagu hampir bertemu
3. Punksi lumbal dilakukan oleh dokter
4. Dokter memakai sarung tangan, kemudian daerah yang akan
ditusuk didesinfeksi dengan yodium, kemudian dengan kapas alkohol,
tunggu sampai kering
5. Pada waktu dokter memasukkan jarum punksi, kepala pasien
ditekan dan jika liquor sudah keluar, takanan dilepas, kepala hanya
ditahan saja
6. Setelah liquor keluar, perawat melakukan :
Mengukur tekanan liquor
Memasukkan cairan cerebro spinalis satu sampai dua tetes ke dalam
tabung Nonne dan Pandy
Menampung liquor ke dalam botol kecil untuk bahan pemeriksaan
7. Setelah liquor yang keluar dianggap cukup, dokter mencabut jarum
punksi
8. Bekas tusukan ditekan dengan lidi kapas beryodium, kemudian
ditutup dengan kain kasa lalu diplester
9. Botol yang berisi cairan cerebro spinalis, diletakkan di tempat yang
aman, untuk menjaga agar cairan tidak tumpah dan diberi etiket yang
lengkap dan jelas (tanggal pengambilan, nama pasien, ruang rawat,
macam pemeriksaan yang diperlukan) lalu segera dikirim ke
laboratorium
10. Pasien dirapikan kembali
11. Alat alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula
PERHATIAN
1. Perhatikan dan catat keadaan umum pasien sebelum, selama dan
sesudah tindakan punksi lumbal dilakukan
2. Pada pasien payah, kepala tidak boleh ditekan, tetapi tariklah otot
otot tulang belakang, ketika dokter akan menusukkan jarum
punksi
3. Setelah dilakukan punksi lumbal, pasien harus tidur terlentang
selama 4 6 jam
4. Hal hal yang perlu dicatat antara lain :
Warna liquor
Jumlah liquor yang keluar
Reaksi Nonne da Pandy terhadap liquor cerebro spinalis
Tanggal dilakukan
5. Hindarkan infeksi pada bekas tusukan terutama pada pasien yang
sering dilakukan lumbal punksi
PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan bayi atau anak.
2. Pemeriksaan fisik.
3. Psikososial atau faktor perkembangan.
4. Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga.
5. Kelainan dalam perkembangan atau kelainan saraf
sebelum anak menderita kejang demam
6. Lama berlangsungnya kejang.
7. Frekuensi terjadinya kejang dalam 1 tahun.
8. Adanya anggota keluarga yang pernah menderita
kejang sebelumnya.
Pengkajian Neurologik
1. Tanda Tanda Vital
Suhu, tekanan darah, denyut jantung, TD, Denyut nadi.
2. Hasil pemeriksaan kepala
a. Fontal : menonjol, rata, dan cekung.
b. Lingkar kepala ( di bawah umur 2 tahun )
c. Bentuk umum.
3. Reksi pupil
a. Ukuran
b. Reaksi terhadap cahaya
c. Kesamaan respons
4. Tingkat kesadaran
a. Kewaspadaan (respon terhadap panggilan dan perintah )
b. Iritabilitas
c. Letargi dan rasa mengantuk
d. Orientasi terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
5. Afek
Alam perasaan, labilitas.
6. Aktivitas kejang
Jenis dan lamanya.
7. Fungsi sensoris
a. Reaksi terhadap nyeri
b. Reaksi terhadap suhu
8. Refleks
a. Refleks tendo superfisial dan dalam
b. Adanya refleks patologik ( misalnya : Babinski )
9. Kemampuan intelektual
a. Kemampuan menulis dan menggambar
b. Kemampuan membaca
Penatalaksanaan UMUM
Lindungi jalan napas, Pastikan oksigenasi baik
Cairan intravena: gunakan larutan isotonik pada pasien dengan edema vertikal
atau kenaikan TIK
Nutrisi: enteral,parenteral
Pertahankan sirkulasi
Pemberian glukosa.
Pertimbangkan antidote spesifik
Turunkan tekanan intracranial; manitol, kortikostreroid
Atasi kejang
Mengobati infeksi
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Mengatur suhu tubuh
Atasi agitasi
Monitoring;MAP,oksigenasi
Cegah dekubitus: alih baring
Cegah kerusakan kornea/bola mata
Bowel care
Bladder care
Cegah kontraktur
Cegah terjadinya trombosis vena
DIAGNOSA DAN
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
hipoksia jaringan, ditandai dengan peningkatan TIK,
nekrosis jaringan, pembengkakan jaringan otak, depresi
SSP dan oedema