You are on page 1of 18

Laporan Kasus Hipertensi dengan

Pendekatan Kedokteran Keluarga

Oktarita Gracia Nenobais

102013126

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat

Grace.nenobais@yahoo.co.id

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap diatas atau sama dengan
140/90 mmHg. Berbagai factor resiko yang sudah dikenal seperti gaya hidup tidak aktif,
merokok, dislipidemi, kelebihan berat badan terutama kelebihan lingkar perut dan stress
mempunyai peran sebesar 90-95% dalam terjadinya hipertensi.1

Dalam panduan penanganan hipertensi, perubahan gaya hidup direkomendasikan


meliputi diet sehat (makanan tinggi buah, sayuran, produk susu rendah lemak, rendah lemak
jenuh, kolesterol, dan rendah garam), aktivitas fisik teratur, konsumsi alcohol risiko rendah,
,memperoleh dan mempertahankan berat badan ideal, lingkar pinggang ideal dan lingkungan
bebas asap rokok.

Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara
lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum
mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai
target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas.1

1
Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai penyakit Hipertensi,
yang umumnya terjadi pada usia dewasa. Belakangan penderita Hipertensi di dalam
masyarakat meningkat karena faktor pola hidup yang makin memburuk, misalnya saja
kurangnya berolahraga, makan makanan atau minum minuman yang tidak sehat (asin dan
berlemak) dan sebagainya.1

Tujuan
Dengan melakukan kegiatan kunjungan langsung kepada pasien puskesmas,
diharapkan dapat menambah wawasan mengenai Hipertensi yang ada pada kasus di lapangan.
Kasus di lapangan dapat saja memiliki variasi dan sedikit berbeda dengan teori yang ada,
namun dengan sedikit dasar, pencegahan dan penanganan terhadap Hipertensi ini tidak lagi
asing. Dengan mengetahui kejadian Hipertensi di lapangan, diharapkan menambah
pengetahuan yang lebih baik mengenai Hipertensi ditinjau dari sisi kemasyarakatannya.1

Sasaran
Sasaran yang kita tuju adalah pasien yang merupakan penderita Hipertensi, dan juga
sekelompok masyarakat atau komunitas yang harus kita berikan edukasi guna mencegah
peningkatan penderita penyakit Hipertensi.1

2
BAB II
PEMBAHASAN

Definisi

Menurut WHO adalah peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg secara konsisten
dalam beberapa waktu. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai
hipertensi esensial. Beberapa penulis lebih memilih istilah hipertensi primer, untuk
membedakannya dengan hipertensi lain yang sekunder karena sebab-sebab yang diketahui.2

Metode

Metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data ini adalah dengan
melakukan kunjungan langsung ke rumah pasien dari Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan.

Klasifikasi Hipertensi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan
darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat
I, dan derajat II.2

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut2


JNC 7

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)


Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120 139 80 89
Hipertensi derajat 1 140 159 90 99
Hipertensi derajat 2 >160 >100

3
Etiologi

Pada 90-95% orang mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi esensial) yang
sebabnya tidak diketahui yang ditingkatkan oleh gaya hidup yang kurang aktif, merokok,
berat badan berlebih, diet tinggi lemak, konsumsi alcohol dan stress. Pada 5-10% orang
(hipertensi sekunder) mempunyai penyakit lain yang mendasari menyebabkan tingginya
tekanan darah dan memerlukan pengobatan segera.3

Terdapat faktor-faktor risiko yang berperan dalam hipertensi. Faktor resiko yang
dapat diubah dan tidak dapat diubah.

Faktor Faktor yang dapat diubah termasuk gaya hidup, antara lain :3

- Merokok
- Kurang aktivitas fisik
- Kelebihan berat badan
- Diet tinggi lemak
- Asupan garam berlebih
- Konsumsi alcohol berlebih

Faktor Faktor yang tidak dapat diubah, antara lain :3

- Riwayat keluarga dengan hipertensi


- Usia > 45 tahun pada pria dan >55 tahun pada wanita
- Etnik / suku bangsa

Patofisiologi.

Teori terkini mengenai hipertensi :4


o Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis (SNS)
1) Respons maladaptive terhadap stimulasi saraf simpatis.
2) Perubahan gen pada reseptor ditambah kadar katekolamin serum
yang menetap.
o Peningkatan aktivitas sistem rennin-angiotensin-aldosteron (RAA)
1) Secara langsung menyebabkan vasokonstriksi tetapi juga
meningkatkan aktivitas SNS dan menurunkan kadar
prostaglandin vasodilator dan oksida nitrat.
2) Memediasi kerusakan organ akhir pad jantung (hipertrofi),
pembuluh darah, dan ginjal.

4
3) Memediasi remodeling arteri (perubahan struktural pada dinding
pembuluh darah)
o Defek pada transport garam dan air
1) Gangguan aktivitas peptida natriuretik otak, peptida natriuretik
atrial, adrenomedulin, urodilatin, dan endotelin.
2) Berhubungan dengan asupan diet kalsium, magnesium, dan
kalium yang rendah.

Tanda dan Gejala


Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang timbul
dapat berbeda-beda.5

Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala
setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung
(Julius, 2008). Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun, dan berupa :5

- Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium
- Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
- Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
- Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
- Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

Pemeriksaan Penunjang

- Hematologi lengkap
- Gula darah
- Profil lemak
- Fungsi ginjal : Urea N, kreatinin, asam urat, albumin urin kuantitatif
- Gangguan elektrolit : Natrium, kalium
- EKG

5
Penatalaksanaan

Pada dasarnya penatalaksanaan atau pengobatan hipertensi meliputi terapi


farmakologik dan non farmakologik. Terapi non farmakologi antara lain dengan mengubah
pola hidup antara lain dengan mengurangi asupan garam, alkohol, rokok, menurunkan berat
badan, melakukan olah raga secara teratur, mengendalikan stress, emosi dan lebih tawakal.
Dan terapi farmakologik ditentukan oleh jenis hipertensi berdasarkan faktor resiko.6

Pilihan obat :
Hipertensi tanpa komplikasi : Diuretik, Beta bloker, penghambat kanal kalsium.
Indikasi tertentu : Inhibitor ACE, penghambat reseptor, Angiostensin II, alfa
bloker, beta bloker, antagonis Ca, diuretic.
Indikasi yang sesuai :
(1)diabetes mellitus type 1 dengan proteinuria : inhibitor ACE.
(2) Gagal jantung : inhibitor ACE, diuretic.
(3) Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca, dihidropiridin kerja lama.
(4) Infark miokard : beta bloker (non-ISA), inhibitor ACE (dengan disfungsi
sistolik).

Setelah keberhasilan dalam menontrol tekanan darah selama setahun, terutama bila
terjadi modifikasi gaya hidup yang bermakna, pasien hipertensi tanpa komplikasi dapat
dipertimbangkan untuk menjalani terapi pengurangan, meliputi :
- Pengurangan obat harus dilakukan secara perlahan dengan tindak lanjut yang
ketat.
- Pasien harus selalu diperiksa secara teratur karena hipertensi dapat kembali
setelah beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah obat dihentikan.6

Terapi yang adekuat secara bermakna menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung,
stroke, dan gagal jantung kongestif. Keberhasilan terapi bergantung pada pendidikan pasien,
pemilihan obat yang tepat, tindak lanjut yang cermat, dan pembahasan strategi secara
berulang bersama pasien.6

6
BAB III

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien
a. Nama : Bapak Haliar
b. Umur : 59 tahun
c. Tanggal Lahir : 12 Mei 1959
d. Jenis Kelamin : Laki-Laki
e. Pekerjaan : Tukang Reparasi Sofa
f. Pendidikan : SD (tamat)
g. Alamat : Jl. Kedoya Raya No. 6 RT. 004/RW. 007
h. Telepon : 085695513927

1. Keluhan utama : Sakit pada kepala bagian belakang yang sudah sering
dirasakan selama 2 tahun terakhir.
2. Keluhan tambahan : Tidak ada demam, mual, muntah, keluar darah dari
hidung, pusing, pingsan dan penglihatan kabur.
3. Riwayat penyakit sekarang: Sakit pada kepala bagian belakang yang sudah sering
dirasakan selama 2 tahun terakhir, tidak pernah terkena trauma, sudah pernah ke
dokter dan didiagnosis hipertensi dan masih minum obat sampai sekarang tetapi
untuk sakit kepala pasien membeli obat bintang tujuh di warung.
4. Riwayat penyakit dahulu
Yang berhubungan dengan penyakit sekarang: Sudah 2 tahun mengalami keluhan
seperti ini tetapi tidak pernah sampai harus dirawat di rumah sakit dan pernah
melakukan tes gula darah di laboratorium dan hasilnya tinggi.
Yang tidak berhubungan dengan penyakit sekarang : Biasanya hanya mengalami
sakit flu saja.
5. Riwayat penyakit dalam keluarga:

7
No Hubungan L Usia Pekerjaan Keadaan Keadaan imunisasi ket
Keluarga / kesehatan gizi
P
1 Ayah L 70 th Tukang Menderita - - Sudah
kebun hipertensi meninggal
2 Ibu P 65 th Ibu rumah Menderita Ca - - Sudah
tangga tulang meninggal
3 Saudara P 57 th Ibu rumah Sehat - -
tangga
4 Saudara P 55 th Ibu rumah Sehat - -
tangga
5 Istri P 50 th Penjual Mie Sakit Diabetes Baik - Sudah
ayam tipe 2 dan mengalami
hipertensi sakit selama 2
tahun dan rutin
mengkonsumsi
obat
6 Anak L 35 th PNS Pernah - Lengkap
mengalami
batu empedu
tetapi sudah di
operasi
7 Anak P 33 th Ibu rumah Sehat - Lengkap
Tangga
8 Anak P 30 th Ibu rumah Sehat - Lengkap
tangga
9 Anak L 25 th Tukang Sehat - Lengkap
reparasi
sofa

6. Riwayat pribadi dan kebiasaan sosial


a. Olahraga : Tidak Pernah
8
b. Polajajan :-
c. Pola makan : Sering Makan makanan padang dan makanan yang digoreng
d. Pola minum : Minum air putih 5 gelas perhari, jarang minum teh atau kopi
e. Kebersihan :
Mandi : 2x sehari saat pagi dan malam hari saat mau tidur
Cuci tangan : Hanya saat sebelum dan sesudah makan
Sikat gigi : 2x sehari saat mandi
Ganti baju : 1x sehari, hanya malam hari
f. Merokok :-
g. Alkohol :-
h. Narkoba :-
i. Imunisasi : Tidak tahu

7. Hubungan psikologis dengan keluarga: Hubungan baik karena sering berkumpul


bersama saat hari raya natal dan masih berkomunikasi tetapi jarang berkomunikasi
dengan saudara.
8. Aktifitas social : Tidak mengikuti kegiatan sosial

9. Kegiatan kerohanian : Jarang ke gereja karena harus membantu istri berjualan


mie ayam pada hari minggu.

II. Riwayat Biologis Keluarga


a. Keadaan Kesehatan sekarang : Cukup baik
Keadaan kesehatan dikatakan cukup baik karena rutin mengkonsumsi obat dari
dokter
b. Kebersihan Perorangan : Baik
Kebersihan pasien dapat dikatakan baik karena yang terlihat dari hygiene rambut,
tangan dan kaki tampak bersih. Gigi geligi dan pakaian yang digunakan pun
tampak bersih.
c. Keluhan yang sering diderita : Sakit kepala bagian belakang
d. Penyakit keturunan : ada (hipertensi) dari ayah
e. Penyakit kronis/menular : tidak ada
f. Kecacatan anggota keluarga : tidak ada

9
g. Pola Makan : Kurang
Pola makan pasien dapat dikatakan kurang karena dari yang terlihat dari pola
konsumsi harian teratur. menurut pengakuan pasien, tetapi masih sering
mengkonsumsi makanan berlemak dan hanya sering makan ikan dari pada lauk
yang lain
h. Pola istirahat : Baik
Pola istirahat baik karena pasien tidak bekerja setiap saat dan bila tidak ada
pekerjaan pasien hanya beristirahat di rumah
i. Jumlah Anggota Keluarga : 15 orang

III. Psikologis Keluarga


a. Kebiasaan buruk : tidak ada
b. Pengambil keputusan :awalnya pengambil keputusan adalah pasien tetapi
akhir-akhir ini istri lebih dominan
c. Ketergantungan obat : ada karena pasien selalu mengkonsumsi obat bintang
tujuh bila sakit kepala
d. Tempat mencari pelayanan kesehatan: Puskesmas dan memiliki BPJS
e. Pola Rekreasi : Kurang

IV. Keadaan Rumah/Lingkungan


a. Jenis bangunan : Rumah permanen
b. Lantai rumah : Keramik
c. Luas rumah : 6 x 4 m2
d. Jenis tembok : tembok dari semen
e. Jenis atap : plavon tetapi ada bagian yang sudah rusak
f. Penerangan : kurang karena rumah berada di lantai 2 yang di
bawahnya adalah bengkel dan hanya terdapat 1 jendela yang dapat dimasuki cahaya
matahari
g. Kebersihan : Kurang
Kebersihan rumah pasien dapat digolongkan ke kurang karena rumah pasien tidak
terlalu bersih. Selain itu, kursi, dinding, plafon dan horden rumah pasien agak berdebu
dan berantakan.
h. Ventilasi : kurang

10
Ventilasi untuk keluar masuk cahaya dan udara sangat kurang.
i. Dapur : Ada tetapi di lantai 1, cukup bersih dan tempat
menyimpan peralatan makanan di rak tetapi bersebelahan dengan sampah
j. Jamban keluarga : ada dalam kondisi baik dan bersih
k. Sumber Air minum : air PAM yang di masak
l. Sumber Pencemaran air : tidak ada
m. Pemanfaatan pekarangan : tidak ada
n. Sistem pembuangan air limbah : tidak ada
o. Tempat pembuangan sampah : ada di pintu masuk dan hanya di taruh dalam
plastik dan ditumpuk lalu nanti akan di buang ke tmpat pembuangan sampah umum.
p. Sanitasi lingkungan : kurang

V. Spiritual Keluarga
a. Kegiatan beribadah : kurang karena jarang ke gereja
b. Keyakinan tentang Kesehatan: kurang

VI. Keadaan Sosial Keluarga


a. Tingkat pendidikan : rendah, hanya tamatan SD.
b. Hubungan anggota keluarga : cukup baik
c. Hubungan dengan orang lain : baik
Karena pasien sering dibantu dengan tetangga sekitar dan saling menengur sapa bila
berpapasan
d. Keadaan ekonomi : cukup karena pasien hanya bekerja bila ada orderan
tetapi di bantu istri yang berjualan mie ayam.

VII. Kultural Keluarga


a. Adat yang berpengaruh : Sumatera Barat

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital :

11
TD : 160/100 mm

RR : 24 x/menit

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 37 C

H. Diagnosis Penyakit : Hipertensi grade 1

I. Diagnosis Keluarga : Dalam keluarga pasien, status kesehatan semua


keluarga pasien baik, kecuali istinya

J. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit :

a. Promotif :
Meningkatkan kesadaran pasien terhadap kesehatannya, dengan memotivasi
pasien untuk tetap terus beraktifitas atau berolahraga yang ringan, misal berjalan
kaki pada pagi hari dan mengurangi makanan berlemak
Mendorong keluarga pasien untuk mendukung pengobatan yang dijalani pasien.
Memberikan pengertian pada pasien bahwa penyakit yang diderita dapat
dikontrol untuk mencegah timbulnya komplikasi.

b. Preventif :
Mengupayakan pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan-makanan yang
mengandung kadar gula dan garam yang tinggi atau makanan yang mengandung
banyak lemak, dan memperbanyak makan serat, seperti buah dan sayuran.
Meminum obat-obatan secara teratur untuk mencegah timbulnya gejala dan tidak
membeli obat tanpa resep dokter

c. Kuratif :
Pihak Puskesmas tetap terus memberi pengobatan setiap kali pasien datang untuk
memeriksakan kesehatannya. Obat yang diberikan adalah Nifedipine

12
d. Rehabilitatif :
Mengupayakan pasien untuk tetap terus memeriksakan dirinya ke Puskesmas
agar tekanan darah tetap terkontrol dan tetap memotivasi pasien agar meminum
obat yang diberi secara teratur.

Prognosis

a. Penyakit :
Bila pasien teratur meminum obat yang diberikan dan selalu memeriksa tekanan
darahnya ke Puskesmas secara teratur, dan didukung dengan pola hidup sehat yang baik
maka prognosis penyakit pasien adalah baik (dubia ad bonam).

b. Keluarga :
Ad bonam, adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga pasien sehingga
prognosisnya baik untuk pasien maupun keluarganya.

c. Sosial :
Ad bonam, adanya hubungan sosial yang baik antar masyarakat di tempat pasien tinggal
yang sangat mendukung kesehatan pasien dapat membesarkan hati pasien untuk
mengontrol penyakitnya. Prognosisnya dubya ad bonam untuk pasien maupun
masyarakat.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Diagnosis pada pasien ini adalah hipertensi Grade I terkontrol . Keberhasilan dalam
penatalaksanaan penyakit sangat bergantung pada motivasi dan perhatian keluarga terhadap
penyakit pasien.

13
Daftar Pustaka

1. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Konsesus Penatalaksanaan Hipertensi Dengan


Modifikasi Gaya Hidup. Jakarta : InaSH, 2011.
2. Yogiantoro, Mohammad. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi V Jilid III. Jakarta : Interna Publishing, 2009.
3. Nafrialdi. Antihipertensi dalam Buku Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, 2008
4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Teknis Penemuan dan Penatalaksanaan Penyakit
Hipertensi. Jakarta : Deartemen Kesehatan R.I. , 2006.
5. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Ringkasan Eksklusif Penaggulangan Hipertensi.
Jakarta : InaSH, 2007.
6. Roesma, Jose. Krisis Hipertensi dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid
III. Jakarta : Interna Publishing, 2009.

14
LAMPIRAN DOKUMENTASI

15
16
17
18

You might also like