You are on page 1of 9

Arti karies gigi

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari

permukaan gigi (pits, fissure dan daerah interproximal) meluas kearah pulpa (brauer). Karies gigi dapat

dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas ke bagian
(1)
yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa

Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi, yang terjadi akibat suatu proses yang

secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian

dalam gigi. Jika tidak diobati oleh seorang dokter gigi, karies akan terus tumbuh dan pada akhirnya

menyebabkan gigi tanggal.

Penyebab karies gigi

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi:

1) Keturunan

Dari suatu penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi yang cukup baik. Disamping itu

dari 46 pasang orang tua dengan prosentase karies gigi, hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi yang

baik, 5 pasang dengan prosentase karies sedang, selebihnya 40 pasang lagi, dengan prosentase karies yang

tinggi (1).

2) Ras

Pengaruh ras terhadap terjadinya karies gigi amat sulit ditentukan. Tetapi keadaan tulang rahang suatu

ras bangsa mungkin berhubungan dengan prosentase karies yang semakin meningkat atau menurun. Misalnya,

pada ras tertentu dengan rahang yang sempit, sehingga gigi-gigi pada rahang sering tumbuh tidak teratur,

tentu dengan keadaan yang tidak teratur ini akan mempersulit pembersihan gigi, dan ini akan mempertinggi
(1).
prosentase karies gigi pada ras tersebut

3) Jenis kelamin

Dari hasil pengamatan yang dilakukan Milhahn-Turkeheim pada gigi M1, terlihat bahwa persentase karies

gigi pada wanita adalah lebih tinggi daripada pria. Prosentase molar kiri lebih tinggi dibandingkan dengan
(1).
molar kanan, karena faktor penguyahan dan pembersihan dari masing-masing bagian gigi

4) Umur

Sepanjang hidup dikenal 3 fase umur dilihat dari sudut gigi geligi:

a) Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies.


b) Periode pubertas (remaja) umur antara 14-20 tahun. Pada masa pubertas terjadi perubahan hormonal

yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal ini yang

menyebabkan prosentase karies lebih tinggi.

c) Umur antara 40-50 tahun. Pada umur ini sudah terjadi retraksi atau menurunnya gusi dan papil,
(1).
sehingga sisa-sisa makanan sering sukar dibersihkan

5) Makanan

Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut. Pengaruh ini dapat dibagi menjadi:

a) Isi dari makanan yang menghasilkan energi.

Misalnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serta mineral-mineral. Unsur-unsur tersebut diatas

berpengaruh pada masa praerupsi dan pasca erupsi dari gigi geligi.

b) Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan.

Makanan-makanan yang bersifat membersihkan gigi merupakan gosok gigi alami, tentu saja akan mengurangi

kerusakan gigi. Makanan yang bersifat membersihkan ini adalah apel, jambu air, bengkoang, dan lain

sebagainya. Sebaliknya, makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat merusak gigi, seperti coklat, biskuit,

dan lain sebagainya (1).

6) Unsur kimia

Unsur-unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya karies gigi masih dalam penelitian.

Unsur kimia yang paling mempengaruhi prosentase karies gigi adalah Fluor. Adapun beberapa unsur kimia yang

menghambat terjadinya karies gigi diantaranya adalah Berillium, Fluor, Aurum (An), Cuprum (Cu), Magnesium

(Mg), Strontium, dan Zinc (1).

7) Air ludah

Sejak tahun 1901 oleh Rigolet, telah diketahui bahwa pasien dengan sekresi ludah yang sedikit atau tidak

ada sama sekali memiliki prosentase gigi yang semakin meninggi misalnya oleh karena: Aptyalismus, terapi

radiasi kanker ganas, Xerostomia, pasien dalam waktu singkat akan mempunyai prosentase karies yang tinggi.

Sering juga ditemukan pasien-pasien balita umur 2 tahun dengan kerusakan atau karies pada seluruh giginya,

aplasia kelenjar parotis (1).

8) Plak

Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut,

leukosit, limfosit dengan sisa-sisa makanan serta bakteri. Plak ini, mula-mula berbentuk agar cair yang lama

kelamaan menjadi kelat, tempat bertumbuhnya bakteri. Tidak dapat disangkal bahwa kita harus

menghilangkan plak sebanyak mungkin, karena plak merupakan awal terjadinya kerusakan gigi. Jadi yang
(1).
bersih akan sulit rusak
Mekanisme terjadinya karies gigi

Karies gigi merupakan proses patologis yang terjadi karena interaksi antara tiga komponen yang

berhubungan dengan proses terjadinya karies. Komponen-komponen tersebut adalah gigi dan saliva, bakteri

dalam mulut, dan makanan. Keyes menggambarkan kerja sama ketiga komponen dalam sebuah bagan sebagai

tiga lingkaran, setiap lingkaran digambarkan satu komponen. Karies gigi akan terjadi apabila ketiga komponen

saling bekerja sama, dilambangkan sebagai daerah pertemuan tiga lingkaran yang saling tumpang tindih (2,3).

Menurut (3), empat faktor yang diperlukan untuk terjadinya karies gigi adalah (2, 3):

1) Gigi dan saliva

Aliran saliva mampu menurunkan atau meningkatkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan juga

menaikkan tingkat pembersihan karbohidrat pada rongga mulut. Oleh karena itu, bila aliran saliva berkurang

atau tidak ada, maka karies gigi akan meningkat.

2) Substrat

Sukrosa merupakan salah satu substrat yang penting dan menonjol diantara jenis karbohidrat karena

terdiri atas molekul-molekul yang lebih kecil sehingga asam akan lebih mudah masuk ke dalam plak untuk

membentuk polisakarida ekstrasel disamping membentuk asam.

3) Bakteri kariogen

Pembentukan plak merupakan langkah awal dalam proses karies. Bakteri asidogen dalam plak, terutama

Streptococcus mutans dapat menghasilkan asam yang merupakan faktor penting dalam proses karies gigi.

Asam yang terbentuk dari waktu ke waktu akan menyebabkan pH permukaan gigi turun. Bila pH mencapai

angka 5 atau dibawah 5, maka email mulai larut dan hal ini merupakan awal terjadinya karies gigi.

4) Waktu

Waktu yang diperlukan untuk terjadinya karies gigi berkisar 12-24 bulan. Pada pasien dengan kebersihan

mulut (oral hygiene) yang buruk dan sering terdapat sukrosa dalam jumlah yang besar pada mulutnya, maka

karies dapat terjadi dalam waktu 3 bulan.

Proses karies dapat digambarkan dalam diagram (2,3):

Bakteri + Karbohidrat (sukrosa) polisakarida ekstrasel

Polisakarida ekstrasel + Bakteri + Saliva plak gigi

Bakteri asidogen dalam plak + Karbohidrat asam

Asam + permukaan gigi karies

Bakteri yang pertama kali berkontak dengan pelikel adalah Streptococcus mutans karena kedua bakteri

ini mempunyai kemampuan melekat pada gigi. Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan

bersifat amorf yang berasal dari glikoprotein saliva pada permukaan email. Selanjutnya, Streptococcus
mutans akan berpoliferase diatas permukaan pelikel dan dalam proses kehidupannya bakteri ini akan

menghasilkan dua enzim, yaitu glukosiltransferase dan fruktosiltransferase. Kedua enzim ini mengubah

sukrosa menjadi polisakarida ekstrasel, yaitu glukon dan fruktan (levan). Glukan yang terbentuk mempunyai

peranan penting dalam pembentukan plak gigi, dibandingkan fruktan. Glukan mempunyai sifat tidak mudah

larut dalam air, sangat lengket, dan tidak mudah dihidrolisis oleh bakteri di dalam plak serta merupakan

senyawa yang stabil. Sifat-sifat tersebut memungkinkan glukan lebih berdaya guna dan berperan sebagai

matriks interbakteri dalam pembentukan plak. Setelah 24 jam, terbentuk lapisan tipis plak yang banyak

mengandung bakteri jenis Streptococcus sebanyak 95% dari seluruh jumlah bakteri dalam plak (2,3).

Pembusukan gigi tergantung kepada lokasinya dibedakan menjadi:

1. Pembusukan permukaan yang licin/rata.

Merupakan jenis pembusukan yang paling bisa dicegah dan diperbaiki,tumbuhnya paling lambat. Sebuah karies

dimulai sebagai bintik putih dimana bakteri melarutkan kalsium dari email. Pembusukan jenis ini biasanya mulai

terjadi pada usia 20-30 tahun.

2. Pembusukan lubang dan lekukan.

Biasanya mulai timbul pada usia belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat. Terbentuk pada gigi

belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan gigi untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang

berhadapan dengan pipi. daerah ini sulit dibersihkan karena lekukannya lebih sempit daripada bulu-bulu pada

sikat gigi.

3. Pembusukan akar gigi.

Berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus permukaan akar (sementum). Biasanya

terjadi pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini sering terjadi karena penderita mengalami kesulitan

dalam membersihkan daerah akar gigi dan karena makanan yang kaya akan gula. Pembusukan akar merupakan

jenis pembusukan yang paling sulit dicegah.

Pembusukan dalam email.


Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras, tumbuh secara perlahan. Setelah

menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar lebih cepat dan masuk ke

dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah). Dibutuhkan waktu 2-3

tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun.

karena itu pembusukan akar yang berasal dari dalam dentin bisa merusak berbagai struktur gigi dalam waktu

yang singkat.

GEJALA

Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena kavitasi. Sakit gigi dapat terjadi karena: akar tercemar,

tetapi tidak membusuk, terlalu kuat mengunyah,gigi patah. Penyumbatan sinus bisa menyebabkan gigi atas

menjadi peka. Biasanya, suatu kavitasi di dalam enamel tidak menyebabkan sakit, nyeri baru timbul jika

pembusukan sudah mencapai dentin. Nyeri yang dirasakan jika meminum minuman dingin atau makan permen

menunjukkan bahwa pulpa masih sehat. Jika pengobatan dilakukan pada stadium ini, maka gigi bisa

diselamatkan dan tampaknya tidak akan timbul nyeri maupun kesulitan menelan. Suatu kavitasi yang timbul di

dekat atau telah mencapai pulpa menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Nyeri tetap ada

walaupun perangsangnya dihilangkan (contohnya air dingin ). Bahkan gigi terasa sakit meskipun tidak ada

perangsangan (sakit gigi spontan). Jika bakteri masuk ke dalam pulpa dan pulpa mati, maka untuk sementara

waktu nyeri akan hilang. tetapi tidak lama kemudian (beberapa jam sampai beberapa hari) jika dipakai untuk

menggigit atau jika lidah maupun jari tangan menekan gigi yang terkena, maka gigi menjadi peka karena

peradangan dan infeksi telah menyebar keluar dari ujung akar dan menyebabkan abses (penumpukan nanah).

Nanah yang terkumpul di sekitar gigi cenderung akan mendorong gigi keluar dari kantongnya. proses menggigit

akan mengembalikan gigi ke tempatnya, disertai nyeri yang luar biasa. Nanah bisa terus terkumpul dan

menyebabkan pembengkakan pada gusi di dekatnya atau bisa menyebar lebih jauh melalui rahang (selulitis)

dan mengalir ke dalam mulut atau bahkan menembus kulit di dekat rahang.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan nyeri yang dirasakan oleh penderita dan hasil pemeriksaan gigi, dimana
ditemukan adanya karies. Jika karies belum tampak, bisa dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk membantu
menemukan adanya karies.

Pengobatan

Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email bisa membaik dengan sendirinya dan bintik

putih di gigi akan menghilang. Jika pembusukan telah mencapai dentin, maka bagian gigi yang membusuk harus

diangkat dan diganti dengan tambalan (restorasi). Mengobati pembusukan pada stadium dini bisa membantu

mempertahankan kekuatan gigi dan memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pulpa.


Penambalan.

Tambalan terbuat dari berbagai bahan dan dimasukkan ke dalam gigi atau di sekitarnya. Perak amalgam

merupakan tambalan yang paling banyak digunakan untuk gigi belakang, karena sangat kuat dan warnanya tidak

terlihat dari luar. Perak amalgam relatif tidak mahal dan bertahan sampai 14 tahun. Tambalan emas lebih

mahal, tetapi lebih kuat dan bisa digunakan pada karies yang sangat besar. Campuran damar dan porselin

digunakan untuk gigi depan, karena warnanya mendekati warna gigi, sehingga tidak terlalu tampak dari luar.

bahan ini lebih mahal daripada perak amalgam dan tidak tahan lama, terutama pada gigi belakang yang

digunakan untuk mengunyah. Kaca ionomer merupakan tambalan dengan warna yang sama dengan gigi. bahan ini

diformulasikan untuk melepaskan fluor, yang memberi keuntungan lebih pada orang-orang yang cenderung

mengalami pembusukan pada garis gusi. Kaca ionomer juga digunakan untuk menggantikan daerah yang rusak

karena penggosokan gigi yang berlebihan.

Pengobatan saluran akar dan pencabutan gigi.

Jika pembusukan menyebar sampai ke pulpa, satu-satunya cara untuk menghilangkan nyeri adalah mengangkat

pulpa melalui saluran akar (endodontik) atau mencabut gigi. Gigi belakang yang telah menjalani pengobatan

saluran akar sebaiknya dilindungi oleh sebuah mahkota, yang akan menggantikan keseluruhan permukaan untuk

mengunyah. Metoda restorasi untuk gigi depan yang telah menjalani pengobatan saluran akar tergantung

kepada jumlah gigi yang tersisa. Kadang timbul demam, sakit kepala dan pembengkakan rahang, dasar mulut

atau tenggorokan, dalam waktu 1-2 minggu setelah pengobatan saluran akar. Jika gigi dicabut, harus segera

diganti. jika tidak, gigi di sebelahnya posisinya akan berubah dan mengganggu proses menggigit.

Pencegahan
Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan. Rontgen gigi bisa dilakukan setiap 12-36 bulan,
tergantung kepada hasil pemeriksaan gigi oleh dokter gigi.

Lima strategi umum yang merupakan kunci dalam mencegah terjadinya karies gigi:

1. Menjaga kebersihan mulut.


Kebersihan mulut yang baik mencakup gosok gigi sebelum atau setelah sarapan dan sebelum tidur di
malam hari serta membersihkan plak dengan benang gigi (flossing) setiap hari. Hal ini sangat efektif
dalam mencegah terjadinya pembusukan permukaan yang licin. Menggosok gigi mencegah terbentuknya
karies di pinggir gigi dan flossing dilakukan di sela-sela gigi yang tidak dapat dicapai oleh sikat gigi.
Menggosok gigi yang baik memerlukan waktu selama 3 menit. Pada awalnya plak agak lunak dan bisa
diangkat dengan sikat gigi yang berbulu halus dan benang gigi minimal setiap 24 jam. jika plak sudah
mengeras maka akan sulit untuk membersihkannya.
2. Makanan.
Semua karbohidrat bisa menyebabkan pembusukan gigi, tetapi yang paling jahat adalah gula. Semua
gula sederhana, termasuk gula meja (sukrosa), gula di dalam madu (levulosa dan dekstrosa), buah-
buahan (fruktosa) dan susu (laktosa) memiliki efek yang sama terhadap gigi. Jika gula bergabung
dengan plak, maka dalam waktu sekitar 20 menit, bakteri streptococcus mutans di dalam plak akan
menghasilkan asam.
Jumlah gula yang dimakan tidak masalah, yang memegang peran penting adalah lamanya gula berada di
dalam gigi. Orang yang cenderung mengalami karies harus mengurangi makanan yang manis-manis.
Berkumur-kumur setelah memakan makanan manis akan menghilangkan gula, tetapi cara yang lebih
efektif adalah dengan menggosok gigi. Untuk menghindari terbentuknya karies, sebaiknya meminum
minuman dengan pemanis buatan atau minum teh atau kopi tanpa gula.

3. Fluor.
Fluor menyebabkan gigi, terutama email, tahan terhadap asam yang menyebabkan terbentuknya karies.
Sangat efektif mengkonsumsi fluor pada saat gigi sedang tumbuh dan mengeras, yaitu sampai usia 11
tahun. Penambahan fluor pada air adalah cara yang paling efisien untuk memenuhi kebutuhan fluor
pada anak-anak. Tetapi jika terlalu banyak mengandung fluor, bisa menyebabkan timbulnya bintik-
bintik atau perubahan warna pada gigi. Jika air yang diminum mengandung sedikit fluor, bisa diberikan
obat tetes atau tablet natrium florida. Fluor juga bisa dioleskan langsung oleh dokter gigi pada gigi
yang cenderung mengalami pembusukan. Akan lebih baik jika menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluor.

4. Penambalan.
Penambalan dapat digunakan untuk melindungi lekukan pada gigi belakang yang sulit dijangkau. Setelah
dibersihkan, daerah yang akan ditambal ditutup dengan plastik cair. setelah cairan plastik mengeras,
akan terbentuk penghalang yang efektif, dimana bakteri di dalam lekukan akan berhenti menghasilkan
asam karena makanan tidak dapat menjangkau lekukan tersebut. Sebuah tambalan bertahan cukup
lama; sekitar 90% bertahan sampai 1 tahun dan 60% bertahan sampai 10 tahun; tetapi kadang perlu
dilakukan perbaikan atau penggantian.

5. Terapi antibakteri.
Beberapa orang memiliki bakteri penyebab pembusukan yang sangat aktif di dalam mulutnya. Orang tua
bisa menularkan bakteri ini kepada anaknya melalui ciuman. bakteri tumbuh di dalam mulut anak
setelah gigi pertama tumbuh dan kemudian bisa menyebabkan terjadinya karies. Karena itu
kecenderungan bahwa pembusukan gigi terjadi dalam satu keluarga, tidak selalu menunjukkan
kebersihan mulut maupun kebiasaan makan yang jelek. Pada orang-orang yang cenderung menderita
karies gigi perlu diberikan terapi antibakteri. Setelah daerah yang membusuk dibuang dan semua
lubang serta lekukan ditambal, maka diberikan obat kumur yang kuat (klorheksidin) selama beberapa
minggu untuk membunuh bakteri di dalam plak yang tersisa. Diharapkan bakteri yang tidak berbahaya
akan menggantikan bakteri penyebab karies. Untuk membantu mengendalikan bakteri, bisa digunakan
obat kumur fluor setiap hari dan mengunyah permen karet yang mengandung xilitol.
Email Gigi

Email adalah lapisan terluar gigi, yang menutupi seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuh yang
paling keras dan dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast. Meskipun sangat keras, email rentan
terhadap serangan asam, baik langsung dari makanan atau dari hasil metabolisme bakteri yang
memfermentasi karbohidrat yang kita makan dan menghasilkan asam. Pola makan yang kaya asam akan
mempercepat kerusakan email gigi. Demikian juga pada penderita penyakit tertentu misalnya bulimia
yang selalu memuntahkan kembali makanan yang baru dimakan, di mana makanan yang dimuntahkan
tersebut telah bercampur dengan asam lambung sehingga bersifat erosif bagi gigi.

Jaringan email gigi tidak mengandung persyarafan, sehingga bila terjadi kerusakan yang terbatas
hanya pada email tidak akan terasa sakit. Bila terjadi kerusakan pada email, tidak dapat mengadakan
pemulihan diri dengan sendirinya seperti halnya pada tulang atau jaringan dentin.

Warnanya putih, namun email memiliki sifat translusen dan memungkinkan warna dentin yang kuning
sedikit terlihat, sehingga member tampilan gigi terlihat kuning.

Jaringan email adalah struktur kristalin yang tersusun oleh jaringan anorganik 96 %, material organik
hanya 1 % dan sisanya adalah air. Komposisi ini membuat sifat email gigi mirip seperti keramik.

Secara mikroskopis, lapisan email tersusun oleh prisma email yang merupakan kristal hidroksiapatit
dengan pola orientasi yang khas. Meski strukturnya keras dan padat, email mampu dilewati oleh ion dan
molekul tertentu misalnya zat warna dari makanan atau minuman tertentu.

Email menutupi mahkota anatomis gigi dengan ketebalan yang berbeda-beda di daerah-daerah
tertentu, email paling tebal di daerah permukaan kunyah gigi (di insisal gigi insisif dan oklusal gigi
molar), dan semakin kebawah makin menipis. Ketebalan juga berbeda-beda pada jenis gigi yang
berbeda, yaitu:
- Incisal ridge insisif = 2 mm
- Cusp premolar = 2.3 2.5 mm
- Cusp molar = 2.5 3 mm

Jaringan Dentin

Dentin merupakan struktur penyusun gigi yang terbesar. Jaringan ini jauh lebih lunak dibandingkan
email karena komposisi material organiknya lebih banyak dibandingkan email yaitu mencapai 20 %, di
mana 85 % dari material organik tersebut adalah kolagen. Sisanya adalah air sebanyak 10 % dan
material anorganik 70 %.

Di daerah permukaan mahkota gigi, dentin terletak di bawah email. Tapi di bagian akar dentin tidak
ditutupi oleh email melainkan oleh sementum. Di bagian bawahnya, dentin menjadi atap bagi rongga
pulpa. Pulpa adalah suatu rongga yang berisi pembuluh darah dan persyarafan bagi gigi. Oleh karena itu
secara anatomis, dentin sangat berhubungan erat dengan jaringan pulpa. Kebanyakan ilmuwan
menganggap dentin dan pulpa adalah satu jaringan dan membentuk pulp-dentin complex.

Secara mikroskopis, dentin berbentuk seperti saluran yang disebut tubuli dentin dan berisi sel
odontoblast dan cairan tubuli dentin. Sel ini dianggap sebagai bagian dari dentin maupun jaringan pulpa
karena badan selnya ada di rongga pulpa namun serabutnya (yang disebut serabut tomes) memanjang
ke dalam tubuli-tubuli dentin yang termineralisasi. Serabut tomes inilah yang membuat dentin dianggap
sebagai jaringan hidup dengan kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang fisiologis maupun
patologis.

Bila dentin terekspos ke lingkungan karena karies telah mencapai dentin atau karena gigi tersebut
patah, maka gigi akan sensitif terhadap perubahan suhu (misalnya pada saat berkontak dengan
makanan panas/dingin) dan akan terasa sakit. Hal ini disebabkan karena tubuli dentin berisi cairan
seperti serum yang berkesinambungan dengan cairan ekstraseluler pada jaringan pulpa. Dengan
tereksposnya tubuli dentin, cairan dalam tubuli ini akan mengalir dari pulpa ke arah luar yaitu
perbatasan email dengan dentin, sehingga mempengaruhi ujung syaraf gigi. Akibatnya syaraf gigi akan
teraktivasi dan mengirimkan sinyal ke otak dan terasa sakit.

You might also like