You are on page 1of 7

Zaini et al.

, Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga tentang Diet Rendah

Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga tentang Diet


Rendah Garam dengan Konsumsi
Lansia Hipertensi
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakusari Kabupaten Jember)
Correlation Between Knowledge, Attitude, and Action of Family about Low Salt
Dietary with Intake of Hypertension Elderly
(Study at Working Area of Pakusari Public Health Centre, Jember)
Azifah Zaini1, Leersia Yusi Ratnawati1, Mury Ririanty2
1Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat
2Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember


Jalan Kalimantan 37, Jember 68121
e-mail korespondensi: azifahzaini.az@gmail.com

Abstract
Hypertension is one of degenerative disease that becomes a global problem. Prevalence of hypertension in
Indonesia showed that the most patient of hypertension were young elderly with prevalence 57,6%. Based
on Jember Health Office data, the highest average prevalence of hypertension was in Pakusari Public
Health Centre. The purpose of this research was to analyze the correlation of knowledge, attitude, and
action of the family about low salt dietary and hypertension of elderly intake in public health centre
working area of Pakusari Jember. This research was done by using cross sectional approach of 53 people.
The data were analyzed by using spearmans rho test with =0,05. From the data analysis, it was found
that there were significant correlation between knowledge of family with fat, sodium, fiber, potassium, and
magnesium but it was not correlated significantly with calcium intake of elderly. Attitude of family was not
correlated significantly with intake of elderly. Action of family were correlated significantly with fat, fiber,
and magnesium but it was not correlated significantly with sodium, potassium, and calcium intake of
elderly.

Keywords: knowledge, attitude, family action, low salt dietary, intake of hyertension elderly
Abstrak
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah global. Prevalensi hipertensi
terbanyak di Indonesia adalah lansia muda dengan prevalensi 57,6%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Jember, prevalensi rata-rata hipertensi tertinggi terdapat di Puskesmas Pakusari. Hasil studi pendahuluan
menyatakan bahwa konsumsi makanan tinggi natrium merupakan kebiasaan masyarakat Pakusari. Tujuan
dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga tentang
diet rendah garam dengan konsumsi lansia hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakusari. Penelitian ini
menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 53 responden. Data dianalisis
menggunakanspearmans rho dengan =0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara pengetahuan dengan lemak, natrium, Pendahuluan
serat, kalium, dan magnesium namun tidak
berhubungan secara signifikan dengan konsumsi kalsium lansia. Sikap tidak berhubungan secara signifikan
Usia harapan hidup semakin meningkat karena
dengan tingkat konsumsi lansia. Tindakan berhubungan secara signifikan dengan konsumsi lemak, serat,
kemajuan dalam pemeliharaan kesehatan dan
dan magnesium namun tidak berhubungan secara signifikan dengan tingkat konsumsi natrium,Akibatnya
kalium, dan
perbaikan taraf hidup masyarakat. jumlah
kalsium lansia.
penduduk semakin meningkat termasuk jumlah lanjut
usia (lansia). Pertumbuhan penduduk lansia
Kata Kunci: pengetahuan, sikap, tindakan keluarga, diet rendah garam, konsumsi lansia hipertensi
diprediksi akan meningkat cepat di masa yang akan
datang terutama di negara-negara berkembang.
Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2000 sebesar
7,18 % dari seluruh penduduk, bertambah menjadi
9,77% pada tahun 2010 dan diprediksi akan menjadi
11,34% dari jumlah seluruh penduduk pada tahun
2020 [1]. Sedangkan menurut perhitungan WHO,
Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah warga
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Zaini et al., Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga tentang Diet Rendah

lansia sebesar 41,4% pada tahun 2025, yang membagi perilaku ke dalam 3 domain yaitu kognitif,
merupakan sebuah peningkatan tertinggi di dunia. afektif, dan psikomotor, yang selanjutnya diukur dari
Jumlah lansia yang semakin meningkat akan segi pengetahuan, sikap, dan tindakan.
berdampak pada banyaknya masalah yang berkaitan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang
dengan lansia, terutama dari segi kesehatan dan terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan
kesejahteraan lansia. telinga terhadap objek tertentu. Sikap adalah respon
Masa lansia merupakan tahap akhir dari siklus tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
kehidupan yang tidak terjadi secara tiba-tiba. Pada baik yang bersifat intern maupun ekstern. Sikap dapat
masa ini tubuh mengalami kemunduran fisik, mental, diketahui dari pendapat seseorang yang dinyatakan
dan sosial yang terjadi secara bertahap. Seorang dengan sependapat atau titak terhadap suatu objek.
lansia cenderung akan mengalami masalah dengan Sedangkan tindakan merupakan respon terhadap
kondisi kesehatannya [2]. Salah satu situasi global rangsangan yang bersifat aktif, dan dapat diamati [8].
saat ini adalah masalah terbesar pada lansia yaitu Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh
penyakit degeneratif termasuk hipertensi [1]. terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika yang menentukan mudah tidaknya seseorang
tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara memahami manfaat kandungan gizi dari makanan
kronis. Prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat yang dikonsumsi [6]. Prevalensi hipertensi cenderung
dari 7,6 % pada tahun 2007 menjadi 9,5 % pada lebih tinggi pada kelompok pendidikan lebih rendah
tahun 2013. Prevalensi hipertensi di Indonesia dan kelompok tidak bekerja, kemungkinan akibat
berdasarkan hasil pengukuran pada usia 18 tahun ketidaktahuan tentang pola makan [3].
sebesar 25,8 % sedangkan di Jawa Timur sebesar Permasalahan yang terjadi pada lansia
26,2%. Prevalensi hipertensi menurut karakteristik memerlukan adanya tindakan antisipatif. Secara
menunjukkan bahwa penderita hipertensi tertinggi historis peran dan fungsi keluarga terhadap perawatan
adalah kelompok lansia yaitu kelompok umur 65-74 lansia sangat kuat. Keluarga berperan penting untuk
tahun dengan prevalensi 57,6% [3]. memberikan pelayanan kesehatan di rumah bagi
Beberapa organisasi dunia dan regional telah lansia termasuk dalam pengaturan asupan makan
memproduksi bahkan memperbaharui pedoman yang sesuai dengan kondisi lansia hipertensi.
penanggulangan hipertensi. Dari berbagai strategi Pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga berperan
dapat disimpulkan bahwa penanggulangan hipertensi besar terhadap asupan makan lansia hipertensi yang
melibatkan banyak disiplin ilmu. Kunci pencegahan akan menunjang perbaikan kondisi kesehatan lansia
atau penanggulangan perorangan adalah gaya hidup [5].
sehat termasuk pengaturan pola makan. Pada lansia, Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten
pertambahan usia menurunkan kemampuan indera Jember hipertensi menempati peringkat teratas dari
penciuman dan indera perasa [4]. Hal ini dapat 10 penyakit pada lansia dan Puskesmas Pakusari
mempengaruhi asupan makannya. Hasil penelitian merupakan puskesmas yang memiliki prevalensi rata-
Kusugiharjo (dalam Yenni, 2011) menyatakan rata hipertensi tertinggi pada lansia selama 3 tahun
sebanyak 43,8% lansia hipertensi memiliki kadar berturut-turut yaitu tahun 2011-2013 [9]. Petugas
garam tinggi tiap hari [5]. Sehingga asupan makan kesehatan di 7 desa di wilayah kerja Puskesmas
pada lansia hipertensi perlu diperhatikan termasuk Pakusari menyatakan bahwa konsumsi makanan
diet rendah garam yang bertujuan untuk membantu tinggi natrium merupakan kebiasaan masyarakat
menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan setempat. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa
tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap diet
hipertensi. Diet rendah garam tidak hanya membatasi rendah garam menjadi salah satu penyebab besarnya
asupan natrium pada garam dan makanan yang kejadian hipertensi di wilayah kecamatan Pakusari.
mengandung natrium tinggi, namun juga harus Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
mengandung cukup zat-zat gizi seperti asupan serat, hubungan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan
kalium, kalsium, dan magnesium [6]. keluarga tentang diet rendah garam dengan konsumsi
Asupan atau tingkat konsumsi berkaitan lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pakusari
dengan jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi Kabupaten Jember.
seseorang pada waktu tertentu. Pertambahan usia
dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan lansia Metode Penelitian
untuk mencerna dan mengapsorpsi makanan yang
dikonsumsi sehingga jumlah zat gizi yang Penelitian ini dilakukan pada bulan September
dikonsumsi menjadi berkurang [7]. Asupan tersebut 2014 di wilayah kerja Puskesmas Pakusari. Jenis
dapat mempengaruhi status kesehatannya. Sedangkan penelitian ini adalah observasional dengan desain
menurut H.L.Blum status kesehatan seseorang salah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
satunya dipengaruhi oleh perilaku. Benyamin Bloom seluruh lansia hipertensi berusia 60 tahun atau lebih
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Zaini et al., Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga tentang Diet Rendah

yang menetap di wilayah kerja Puskesmas Pakusari standar


6 0 3
pada bulan Januari-Mei 2014. Sampel yang diambil 8 3 25 11
- - 2
sebanyak 53 orang yang diambil dengan standar
menggunakan teknik Simple Random Sampling. 1 10 2 10 1 10
Variabel dalam penelitian ini yaitu pengetahuan, Jumlah
6 0 5 0 2 0
sikap, tindakan keluarga tentang diet rendah garam, 5. Kalsium
dan konsumsi lansia hipertensi. Teknik pengumpulan <
data karakteristik, pengetahuan, sikap, dan tindakan 1 2 1
standar 94 92 92 0,0
diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Data 5 3 1
6 8 8 77
tekanan darah diperoleh dengan melakukan 1 2 1
standar
pengukuran menggunakan tensimeter digital dan data 1 10 2 10 1 10
tingkat konsumsi diperoleh dengan menggunakan Jumlah
6 0 5 0 2 0
formulir tingkat konsumsi (form recall 2 x 24 jam). Magnes
Teknik analisis data menggunakan Spearmans rho. 6.
ium
<
Hasil Penelitian 1 10 1 - -
standar 68 0,0
6 0 7 1 10
32 00
Hubungan antara Pengetahuan Keluarga tentang - - 8 2 0
standar
Diet Rendah Garam dengan Tingkat Konsumsi 1 10 2 10 1 10
Lansia Hipertensi Jumlah
6 0 5 0 2 0
Berikut tabel yang menjelaskan hubungan Sumber: Data Primer, 2014
antara pengetahuan keluarga tentang diet rendah
Hasil uji hubungan antara pengetahuan
garam dengan tingkat konsumsi lansia hipertensi.
keluarga tentang diet rendah garam dengan tingkat
Tabel 1.Distribusi Lansia Berdasarkan Hubungan konsumsi lansia hipertensi didapatkan nilai (p lemak
Antara Pengetahuan Keluarga Dengan = 0,022), (p natrium = 0,015), (p serat = 0,020), (p
Tingkat Konsumsi Lansia Hipertensi kalium = 0,011), (p kalsium = 0,077), dan (p
Pengetahuam magnesium = 0,000). Oleh karena nilai p (lemak,
Tingkat natrium, serat, kalium, dan magnesium) lebih kecil
N Renda p-
Konsum Sedang Tinggi dari (0,05), maka secara statistic terdapat hubungan
o h val
si yang signifikan antara pengetahuan keluarga tentang
n % N % N % ue
1. Lemak diet rendah garam dengan tingkat konsumsi lemak,
Defisit 8 50 4 16 1 8 natrium, serat, kalium, dan magnesium lansia
Kurang 4 25 2 8 2 17 hipertensi. Sedangkan nilai p kalsium lebih besar dari
0,0 (0,05), sehingga tidak terdapat hubungan yang
Sedang 2 13 9 36 3 25
22 signifikan antara pengetahuan keluarga tentang diet
Baik 1 6 7 28 3 25
Lebih 1 6 3 12 3 25 rendah garam dengan tingkat konsumsi kalsium
1 10 2 10 1 10 lansia hipertensi.
Jumlah
6 0 5 0 2 0
Hubungan antara Sikap Keluarga tentang Diet
2. Natrium
Rendah Garam dengan Tingkat Konsumsi Lansia
Tidak 1 8 Hipertensi
63 7 28 1
standar 0 0,0
1 1 15 Berikut tabel yang menjelaskan hubungan
Standar 6 37 72 92 antara sikap keluarga tentang diet rendah garam
8 1
1 10 2 10 1 10 dengan tingkat konsumsi lansia hipertensi.
Jumlah
6 0 5 0 2 0 Tabel 2.Distribusi Lansia Berdasarkan Hubungan
3. Serat Antara Sikap Keluarga Dengan Tingkat
1 Konsumsi Lansia Hipertensi
< 1
81 4 56 5 42 0,0 Sikap
standar 3 Tingkat
19 1 44 7 58 20 N Renda p-
Normal 3 Konsum Sedang Tinggi
1 o h val
si
1 10 2 10 1 10 n % n % n % ue
Jumlah
6 0 5 0 2 0 1. Lemak
4. Kalium Defisit - - 9 26 4 21 0,6
< 1 10 2 92 9 75 0,0 Kurang - - 5 15 3 16 35

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015


Zaini et al., Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga tentang Diet Rendah

1
Sedang - - 32 3 16
1 Hubungan antara Tindakan Keluarga tentang
Baik - - 18 5 26
6 Diet Rendah Garam dengan Tingkat Konsumsi
Lebih - - 9 4 21
3 Lansia Hipertensi
3 10 1 10
Jumlah - - Berikut tabel yang menjelaskan hubungan
4 0 9 0 antara tindakan keluarga tentang diet rendah garam
2. Natrium dengan tingkat konsumsi lansia hipertensi.
Tidak 1
- - 38 5 26 Tabel 3.Distribusi Lansia Berdasarkan Hubungan
standar 3 0,8
2 1 14 Antara Tindakan Keluarga Dengan Tingkat
Standar - - 62 74 Konsumsi Lansia Hipertensi
1 4
3 10 1 10 Tindakan
Jumlah - - Tingkat Belum Sudah
4 0 9 0 N
3. Serat Konsum menerapk menerapk p-
o
1 si an an value
< 1 n % n %
- - 9 56 68 0,8
standar 3 1. Lemak
- - 1 44 32 58
Normal 6 Defisit 3 17 10 29
5
3 10 1 10 Kurang 3 17 5 14
Jumlah - - Sedang 2 10 12 34 0,047
4 0 9 0
4. Kalium Baik 5 28 6 17
< Lebih 5 28 2 6
3 1 Jumlah 18 100 35 100
standar - - 94 84 0,1
2 6 2. Natrium
- - 6 16 22
2 3
standar Tidak
3 17 15 43
3 10 1 10 standar 0,086
Jumlah - -
4 0 9 0 Standar 15 83 20 57
5. Kalsium Jumlah 18 100 35 100
< 3. Serat
3 1
standar - - 94 89 0,4 < 0,030
2 7 7 39 25 71
- - 6 11 76 standar
2 2 11 61 10 29
standar Normal
3 10 1 10 Jumlah 18 100 35 100
Jumlah - -
4 0 9 0 4. Kalium
Magnes < 17 94 31 89
6.
ium standar 1 6 4 11
< 2 0,310
1
standar - - 2 65 58 0,3 standar
1
- - 1 35 42 13 Jumlah 18 100 35 100
8
standar 2
5. Kalsium
3 10 1 10
Jumlah - - < 15 83 34 97
4 0 9 0
standar 3 17 1 3
Sumber: Data Primer, 2014 0,124

Hasil uji hubungan antara sikap keluarga standar
tentang diet rendah garam dengan tingkat konsumsi Jumlah 18 100 35 100
lansia hipertensi didapatkan nilai (p lemak = 0,635), Magnes
(p natrium = 0,814), (p serat = 0,858), (p kalium = 6.
ium
0,122), (p kalsium = 0,476), dan (p magnesium = < 9 50 24 69
0,313). Oleh karena nilai p (lemak, natrium, serat, standar 9 50 11 31
kalium, kalsium, dan magnesium) lebih besar dari 0,046

(0,05), maka secara statistic tidak terdapat hubungan standar
yang signifikan antara sikap keluarga tentang diet Jumlah 18 100 35 100
rendah garam dengan tingkat konsumsi lemak, Sumber: Data Primer, 2014
natrium, serat, kalium, kalsium, dan magnesium
lansia hipertensi. Hasil uji hubungan antara tindakan keluarga
tentang diet rendah garam dengan tingkat konsumsi
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Zaini et al., Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga tentang Diet Rendah

lansia hipertensi didapatkan nilai (p lemak = 0,047), pendapatan juga menentukan pola makanan apa yang
(p natrium = 0,086), (p serat = 0,030), (p kalium = dibeli dengan uang tambahan tersebut [12].
0,310), (p kalsium = 0,124), dan (p magnesium = Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap
0,046). Oleh karena nilai p (lemak, serat, dan keluarga tentang diet rendah garam tidak memiliki
magnesium) lebih kecil dari (0,05), maka secara hubungan dengan tingkat konsumsi lemak, natrium,
statistic terdapat hubungan yang signifikan antara serat, kalium, kalsium dan magnesium lansia
tindakan keluarga tentang diet rendah garam dengan hipertensi. Teori Kalls dan Cobb (1985) dan UNICEF
tingkat konsumsi lemak, serat, dan magnesium lansia (1998) (dalam Supariasa, 2012) menyatakan bahwa
hipertensi. Sedangkan nilai p (natrium, kalium, dan sikap berkaitan dengan wawasan seseorang yang
kalsium) lebih besar dari (0,05), sehingga tidak kemudian berpegaruh terhadap perilaku gizi.
terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan Sedangkan perilaku tersebut merupakan faktor
keluarga tentang diet rendah garam dengan tingkat langsung yang mempengaruhi tingkat konsumsi [10].
konsumsi natrium, kalium, dan kalsium lansia Penelitian Hamid (2013) menyatakan adanya
hipertensi. hubungan (p = 0,014) antara sikap keluarga tentang
pencegahan hipertensi dengan kejadian hipertensi Di
Pembahasan Poliklinik Penyakit Dalam RSUD.Prof DR. Aloei
Saboe Kota Gorontalo tahun 2013 [13]. Hasil
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian ini tidak sesuai dengan teori maupun
pengetahuan keluarga tentang diet rendah garam penelitian sebelumnya. Asupan makan pada lansia
memiliki hubungan dengan tingkat konsumsi lemak, dipengaruhi faktor usia, perubahan-perubahan pada
natrium, serat, kalium, dan magnesium lansia pencernaan, berkurangnya indera perasa, dan
hipertensi. Teori Kalls dan Cobb (1985) dan UNICEF beberapa gigi yang tanggal sehingga mempengaruhi
(1998) (dalam Supariasa, 2012) menyatakan bahwa nafsu makan lansia dan menyebabkan lansia tidak
pengetahuan berkaitan dengan wawasan seseorang menghabiskan makanan yang disediakan oleh
yang kemudian berpegaruh terhadap perilaku gizi. keluarga. Hal tersebut di dukung dengan teori yang
Sedangkan perilaku tersebut merupakan faktor dikemukanan oleh Widyaningrum (2012) bahwa
langsung yang mempengaruhi tingkat konsumsi [10]. pemilihan makanan untuk perilaku makan orang
Berdasarkan teori tersebut hasil penelitian dewasa paling kuat dipengaruhi oleh rasa dan
pengetahuan dengan tingkat konsumsi lemak, perilaku makan terakhir dibandingkan dengan
natrium, serat, kalium, dan magnesium telah sesuai masalah kesehatan [14].
dengan teori. Pengetahuan rendah menyebabkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
tindakan keluarga terhadap perawatan lansia tindakan keluarga tentang diet rendah garam
hipertensi juga kurang tepat sehingga tingkat memiliki hubungan dengan tingkat konsumsi lemak,
konsumsi lansia hipertensi tidak sesuai serat, dan magnesium. Teori yang dikemukakan oleh
kebutuhannya. Pengetahuan keluarga tentang diet Niven (dalam Putri et al, 2012) menyatakan bahwa
rendah garam sebagian besar termasuk dalam adanya dukungan keluarga dapat meningkatkan
kategori rendah dan sedang. Hal ini menyebabkan kepatuhan penderita dalam pelaksanaan diet [15].
tingkat konsumsi lansia hipertensi baik lemak, Berdasarkan teori diatas hasil penelitian tindakan
natrium, serat, kalium, maupun magnesium masih dengan tingkat konsumsi lemak, serat, dan
tergolong kurang dari standar. magnesium telah sesuai teori dimana lansia
Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan mengkonsumsi makanan kaya serat, dan rendah
keluarga tentang diet rendah garam tidak memiliki lemak yang disediakan keluarga. Tindakan keluarga
hubungan dengan tingkat konsumsi kalsium lansia dalam mengatur diet rendah garam bagi lansia
hipertensi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipertensi meruapakan salah satu bentuk perawatan
penelitian Novian (2013) yang menyatakan adanya dan dukungan keluarga terhadap lansia. Perubahan
hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan yang terjadi pada lansia menyebabkan kemampuan
dengan kepatuhan diit pasien hipertensi yang salah lansia menjadi terbatas termasuk dalam hal
satunya adalah memenuhi asupan kalsium sesuai menyediakan makanan. Sehingga lansia akan
kebutuhan [11]. Konsumsi lansia tidak hanya mengkonsumsi makanan yang disediakan oleh
dipengaruhi oleh pengetahuan namun ada faktor lain keluarganya. Tindakan keluarga yang telah
yang berpengaruh yaitu pendapatan keluarga yang menerapkan diet rendah garam berpengaruh terhdapa
mayoritas rendah dan kurangnya informasi mengenai pemenuhan kebutuhan gizi lansia hipertensi.
diet bagi penderita hipertensi sehingga keluarga tidak Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
mampu membeli makanan sumber kalium secara tindakan keluarga tentang diet rendah garam tidak
rutin. Hal tersebut di dukung dengan teori yang memiliki hubungan dengan tingkat konsumsi
dikemukakan oleh Berg (1986) bahwa tingkat natrium, kalium, dan kalsium. Tindakan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku [16].
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Zaini et al., Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga tentang Diet Rendah

Perilaku adalah faktor yang mempengaruhi tingkat Puskesmas hendaknya melaksanakan kegiatan
konsumsi [10]. Hasill penelitian tindakan dengan program penanggulangan penyakit kronis (Prolanis)
tingkat konsumsi natrium, kalium, dan kalsium secara rutin termasuk hipertensi. Penelitian
belum sesuai dengan teori di atas. Hal ini selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor risiko
dikarenakan konsumsi makanan sumber kalium dan lain terjadinya hipertensi.
kalsium yang banyak terkandung pada buah seperti
pisang tidak dikonsumsi secara teratur karena faktor Daftar Pustaka
pendapatan dan kesukaan. Hal ini di dukung dengan
teori yang dikemukakan oleh Berg (1986) bahwa [1] Indonesia. Kementerian Kesehatan RI: Buletin
tingkat pendapatan juga menentukan pola makanan Jendela Data dan Informasi Kesehatan:
apa yang dibeli dengan uang tambahan tersebut [12]. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.
Makanan yang kurang bervariasi dan rasa masakan Jakarta: Kemenkes RI; 2013.
yang kurang sedap dapat menjadi penyebab [2] Adriani M, Wirjatmadi B. Peranan Gizi Dalam
kurangnya asupan kalsium dan kalium pada lansia. Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group; 2012.
[3] Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. Penyakit
Simpulan dan Saran Tidak Menular. Jakarta: Riskesdas; 2013.
[4] Wirakusumah EP. Tetap Bugar di Usia Lanjut.
Sampel berjumlah 53 orang dan sebagian besar
Jakarta: Trubus Agriwidya; 2002
berusia 60-74 tahun, berjenis kelamin perempuan,
[5] Yenni. Hubungan Dukungan Keluarga dan
dan tidak bekerja. Sebagian besar keluarga lansia
Karakteristik Lansia dengan Kejadian Stroke
memiliki tingkat pendidikan rendah dan pendapatan
pada Lansia Hipertensi di Wilayah Keja
total kurang dari UMK. Pengetahuan dan sikap
Puskesmas Perkotaan Bukittinggi. Fakultas Ilmu
keluarga tentang diet rendah garam paling banyak
Keperawatan Universitas Indonesia. Jakarta;
tergolong pada kategori sedang dan mayoritas
2011.
keluarga lansia hipertensi sudah menerapkan
[6] Sodiaoetama AD. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa
tindakan diet rendah garam. Tingkat konsumsi serat,
dan Profesi di Indonesia Jilid II. Jakarta: Dian
kalium, kalsium, dan magnesium lansia sebagian
Rakyat; 2000.
besar tergolong dalam kategori kurang. Sedangkan
[7] Rella RU. Hubungan Antara Sikap dan
tingkat konsumsi lemak tergolong dalam kategori
Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi
sedang dan tingkat konsumsi natrium mayoritas
di Balai Pengobatan Rawat Jalan Puskesmas
sudah sesuai dengan standar.
Sumbersari Kabupaten Jember. Fakultas
Pengetahuan keluarga tentang diet rendah
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
garam memiliki hubungan yang signifikan dengan
Jember; 2010.
tingkat konsumsi lemak, natrium, serat, kalium, dan
[8] Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan.
magnesium, namun tidak berhubungan secara
Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
signifikan dengan tingkat konsumsi kalsium. Sikap
[9] Jember. Dinas Kesehatan Kabupaten Jember:
keluarga tentang diet rendah garam tidak
Hipertensi pada Lansia Menurut Wilayah Kerja
berhubungan secara signifikan dengan tingkat
Puskesmas di Kabupaten Jember Tahun 2011-
konsumsi lansia hipertensi di wilayah kerja
2013. Jember: Dinkes Kabupaten Jember; 2014.
Puskesmas Pakusari. Tindakan keluarga tentang diet
[10] Supariasa IDN. Pendidikan dan Konsultasi Gizi.
rendah garam memiliki hubungan yang signifikan
Jakarta: EGC; 2012.
dengan tingkat konsumsi lemak, serat, dan
[11] Novian A. Kepatuhan Diit Pasien Hipertensi.
magnesium. Namun tidak berhubungan secara
Semarang: Universitas Negeri Semarang; 2013.
signifikan dengan tingkat konsumsi natrium, kalium,
[12] Berg A. Peranan Gizi Dalam Pembangunan
dan kalsium lansia hipertensi di wilayah kerja
Nasional. Jakarta: Rajawali; 1986.
Puskesmas Pakusari.
[13] Hamid SA. Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Lansia hendaknya memantau tekanan darah
Keluarga tentang Pencegahan Hipertensi dengan
secara rutin dan membatasi asupan garam dan lemak,
Kejadian Hipertensi Tahun 2013. Universitas
serta mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
Negeri Gorontalo. Gorontalo; 2013.
sacara rutin untuk memenuhi kebutuhan serat,
[14] Widyaningrum S. Hubungan antara Konsumsi
kalium, kalsium, dan magnesium. Lansia hendaknya
Makanan dengan Kejadian Hipertensi pada
melakukan aktivitas fisik secara rutin minimal 3 kali
Lansia. Fakultas Kesehatan Masyarakat
seminggu selama 30-45 menit.
Universitas Jember. Jember; 2012.
Keluarga lansia diharapkan dapat
[15] Putri RP, Rahmalia S, dan Zulfitri R. Hubungan
mendampingi lansia selama perawatan serta
Perilaku Keluarga Dalam Pengaturan Diit
melakukan yindakan pencegahan hipertensi pada
Terhadap Derajat Hipertensi Di Puskesmas
keluarga sejak dini.
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015
Zaini et al., Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga tentang Diet Rendah

Sidomulyo. Universitas Riau; 2012. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.


[16] Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015

You might also like