You are on page 1of 10

ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN

11. CAPUT SUKSEDANEUM


A. Defenisi
Kaput suksedaneum adalah benjolan atau pembengkakan karena adanya timbunan getah
bening di kepala dibawah lapisan apinerose diluar periostium (pada presentasi kepala) yang terjadi
pada bayi baru lahir.
B. Etiologi
Kaput suksedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat
memasuki jalan lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan
pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau
persalinan dengan vacuum ekstraksi.
C. Gejala :
a. Udema di kepala
b. Terasa lembut dan lunak pada perabaan
c. Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah
d. Udema melampaui tulang tengkorak
e. Batas yang tidak jelas
f. Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan
g. Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 hari pengobatan
D. Penatalaksanaan:
1. Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal
2. Pengawasan keadaan umum
3. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup
4. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan teknik menyusui yang benar.
5. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan
6. Berikan konseling kepada orang tua tentang:
a. Keadaan trauma yang dialami oleh bayi
b. Jelaskan bahwa benjolan akan mengilang dengan sendirinya setelah 2 sampai 3 minggu tanpa
pengobatan
c. Perawatan bayi sehari-hari
d. Manfaat dan teknik pemberian ASI
E. KOMPLIKASI CAPUT SUCCEDANEUM
1. Infeksi
Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka. (kosim, 2003)
2. Ikterus
Pada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena inkompatibilitas
faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim, 2003)
3. Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan terjadi
perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.
2. CEPHAL HEMATOM
A. Defenisi
Adalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah
akibat perdarahan pada subperiostinum.
B. Etiologi
Dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti adanya tekanan jalan lahir yang terlalu lama,
molase yang terlalu kuat, dan partus degan tindakan.
C. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang muncul pada bayi dengan sefal heatoma adalah sebagai berikut:
1. Kepala tampak bengkak dan berwarna merah
2. Tampak benjolan dengan batas yang tegas dan tidak melampaui tulang tengkorak
3. Pada perabaan terasa mula-mula keras kemudian menjadi lunak
4. Benjolan tampak jelas 6 sampai 8 jamsetelah lahir
5. Benjolan membesar pada hari kedua dan ketiga
6. Benjolan akan menghilang dalam beberapa minggu
D. Penatalaksanaan
1. Perawatan yang dilakukan hampir sama dengan kaput suksedaneum
2. Jika ada luka di jaga agar tetap bersih dan kering
3. Lakukan pemberian vitamin K
4. Apabila terjadi fraktur tulang tengkorak, harus dilakukan pemeriksaan lain seperti foto torak
5. Lakukan pemeriksaan radilogik apabila dicurigai terdapat gangguan susunan saraf pusat, seperti
nampak benjolan yang sangat luas.
E. Komplikasi Cephalhematoma antara lain:
1. Ikterus
2. Anemia
3. Infeksi
4. Kalasifikasi mungkin bertahan selama > 1 tahun Gejala lanjut yang mungkin terjadi yaitu anemia
dan hiperbilirubinemia. Kadang-kadang disertai dengan fraktur tulang tengkorak di bawahnya atau
perdarahan intra kranial.
Tabel Perbedaan Caput Succedaneum dan Cephal Hematoma

PERBEDAAN CAPUT SUKSEDANEUM SEFAL HEMATOMA

TERJADI KARENA Odema Perdarahan

ISINYA Cairan getah bening Darah


Melampaui batas tulang Tidak melampaui batas tulang
BATAS PINGGIR
tengkorak tengkorak
PERABAAN Lembut Teraba keras
Membutuhkan waktu lebih lama,
Hilang dalam beberapa jam
HILANGNYA hilang dalam beberapa minggu
(2 3 hari)
sampai beberapa bulan
3. BRAKIAL PALSI
Brakial palsi adalah kelumpuhan pada pleksus brakialis
A. Etiologi :
Brakial palsi disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Tarikan lateral pada kepala dan leher pada saat melahirkan bahu.
2. Lengan ekstensi melewati kepala pada presentasi bokong atau terjadi tarikan yang berlebihan pada
bahu
B. Terbagi atas :
Kelainan ini dibagi atas :
- paralisis Duchenne Erb, yaitu kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disarafi oleh
cabang-cabang C5 dan C6 dari plexus brachialis. Pada keadaan ini ditemukan kelemahan untuk
fleksi, abduksi, serta memutar ke luar disertai hilangnya refleks biseps dan Moro.
- Paralisis Klumpke, yaitu kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disarafi oleh cabang C8-
Th 1 dari plexus brachialis. Disini terdapat kelemahan oto-otot fleksor pergelangan, sehingga bayi
kehilangan refleks mengepal.
C. Tanda gejala :
1. Gangguan motorik pada lengan atas bahkan tidak ada gerakan
2. Lengan atas pada kedudukan ekstensi bahu dan abduksi
3. Hilangnya reflek moro dan biseps
D. Penatalaksanaan
1. Immobilisasi parsial dan penempatan lengan yang sesuai untuk mencegah terjadinya kontraktur
2. Memberi penguat atau bidai 1-2 minggu
3. Rujuk.
4. FRAKTUR KLAVIKULA
A. Defenisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat
berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Trauma langsung menyebabkan tekanan
langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Trauma tidak langsung, apabila
trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan
ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap
utuh.
Fraktur klavikula adalah patah tulalng klavikula pada saat proses persalinan, biasanya karena
terjadi kesulitan dalam melahirkan bahu pada kelahiran dengan presentasi kepala dan melahirkan
lengan pada presentasi bokong.
B. Fajtor predisposisi fraktur klavikula adalah :
a. Bayi yang berukuran besar
b. Distosia bahu
c. : Partus dengan letak sungsang
d. Persalinan traumatic
C. Tanda dan gejala
1. Bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang mengalami gangguan
2. Bayi menjadi rewel karena sakit
3. Hilangnya reflek moro
4. Adanya krepitasi dan perubahan warna kulit di daerah yang sakit
D. Penatalaksanaan
1. Batasi pergerakan bayi
2. Immobilisasi lengan dan bahu pada sisi yang sakit
3. Rawat bayi dengan hati-hati
4. Berikan nutrisi yang adekuat (Pemberian ASI yang adekuat dengan cara mengajarkan kepada ibu
cara peberian ASI dengan posisi tidur, dll)
5. Rujuk

ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN


May 5, 2009 meida

0 Comment

Uncategorized
Jejas lahir merupakan istilah untuk menunjukkan trauma mekanik yang dapat dihindari atau tidak dapat
dihindari, serta trauma anoksia yang dialami bayi selama kelahiran dan persalinan. Beberapa macam jejas
persalinan yang akan dibahas, antara lain :

1. Caput Suksadenum

Caput suksadenum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari
jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan verteks.
Edema pada caput suksadenum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi
jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin.

Kadang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi
tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.

2. Sefalhematoma

Sefalhematoma merupakan perdarahan subperiosteum. Sefalhematoma terjadi sangat lambat, sehingga


tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Sefalhematoma dapat sembuh dalam waktu
2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran perdarahannya. Pada neonatus dengan
sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi
hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya
risiko infeksi. Kejadian sefalhematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan
intrakranial.

3. Trauma pleksus brakialis

Jejas pada pleksus brakialis dapat menyebabkan paralisis lengan atas dengan atau tanpa paralisis lengan
bawah atau tangan, atau lebih lazim paralisis dapat terjadi pada seluruh lengan. Jejas pleksus brakialis
sering terjadi pada bayi makrosomik dan pada penarikan lateral dipaksakan pada kepala dan leher
selama persalinan bahu pada presentasi verteks atau bila lengan diekstensikan berlebihan diatas kepala
pada presentasi bokong serta adanya penarikan berlebihan pada bahu.

Trauma pleksus brakialis dapat mengakibatkan paralisis Erb-Duchenne dan paralisis Klumpke. Bentuk
paralisis tersebut tergantung pada saraf servikalis yang mengalami trauma.

Pengobatan pada trauma pleksus brakialis terdiri atas imobilisasi parsial dan penempatan posisi secara
tepat untuk mencegah perkembangan kontraktur.

4. Fraktur klavikula

Tanda dan gejala yang tampak pada bayi yang mengalami fraktur klavikula antara lain : bayi tidak dapat
menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena, krepitasi dan ketidakteraturan tulang,
kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur, tidak adanya refleks moro pada sisi yang
terkena, adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi
supraklavikular pada daerah fraktur.

5. Fraktur humerus

Pada fraktur humerus ditandai dengan tidak adanya gerakan tungkai spontan, tidak adanya reflek moro.

Penangan pada fraktur humerus dapat optimal jika dilakukan pada 2-4 minggu dengan imobilisasi
tungkai yang mengalami fraktur.

https://www.scribd.com/doc/123967474/ASUHAN-NEONATUS-DENGAN-JEJAS-PERSALINAN
ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN1.
Caput Suksedaneum
Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepalatertekan leher rahim yang saat itu belum
membuka penuh yang akanmenghilang dalam waktu dua empat hari ( Prof. dr. Abdul Bari
Saifuddin,SpOG MPH ) dan bahkan akan menghilang dalam satu dua hari.( www.ayahbunda-
online.com ).Kaput suksedaneum merupakan benjolan yang difus dikepala terletak padapresentasi
kepala pada waktu bayi lahir. Kelainan ini timbul akibat tekananyang keras pada kepala ketika
memasuki jalan lahir hingga terjadipembendungan sirkulasi-kapiler dan limfe disertai pengeluaran
cairan tubuhke jaringan ekstra vasa.Caput succedaneum adalah pembengkakan kulit kepala pada
bayi yang barulahir. Sebagian kulit kepala bayi terlihat bengkak, lembek dan mungkinberubah
warna kemerahan ataumemar.Hal ini paling seringkali disebabkan oleh tekanan dari rahim atau
dinding vagina selama persalinan dengan kepalaterlebih dulu (vertex).
A caput succedaneum is an edema of the scalp at the neonates presenting part of the head. It
often appears over the vertex of the newborns head as aresult of pressure against the mothers
cervix during labor. The
edema in caput succedaneum crosses the suture lines. It may involve wide areas of the
head or it may just be a size of a large egg

Gambaran klinis:
Benjolan kaput berisi cairan serum dan sering bercampur sedkit darah. Secaraklinis benjolan
ditemukan di daerah presentasi lahir, pada perabaan terababenjolan lunak, berbatas tidak tegas,
tidak berfluktuasi tetapi bersifat edematekan. Kaput suksedaneum dapat terlihat segera setelah
bayi lahir dan akanhilang sendiri dalam waktu dua sampai tiga hari umumnya tidak
memerlukanpengobatan khusus.Sebuah caput succedaneum lebih mungkin terbentuk selama
persalinanberkepanjangan atau sulit. Hal ini terutama terjadi setelah kantung ketubanpecah,
karenakantung ketuban tidak lagi menyediakan bantalan pelindung untuk kepala bayi.
Ekstraksivakum juga dapat meningkatkan kemungkinan caput succedaneum.Caput succedaneum
kadang-kadang teridentifikasi dengan USG bahkansebelum persalinan atau kelahiran dimulai. Lebih
sering daripada tidak,kondisi ini terkait dengan kantung ketuban pecah dini atau terlalu
sedikitcairan ketuban(oligohidramnion). Bila semua hal lain sama, semakin lama selaput utuh,
semakin kecil kemungkinan terbentuknya caput.

http://www.academia.edu/5771848/Asuhan_Neonatal_dengan_jejas_persalinan

Asuhan Neonatal dengan jejas persalinan


Download

Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang
saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari.
(www.begaul.com ) Perbedaan caput succedaneum dan cephalhematoma
No
Caput succedaneum Cephalhematoma 1
Muncul waktu lahir, mengecil setelah lahir. Muncul waktu lahir atau setelah lahir, dapat membesar
sesudah lahir.
2
Lunak, tidak berfluktuasi. Teraba fluktuasi.
3
Melewati batas sutura, teraba moulase. Batas tidak melampaui sutura.
4
Bisa hilang dalam beberapa jam atau 2-4 hari Hilang lama (beberapa minggu atau bulan).
5
Berisi cairan getah bening Berisi darah Sumber : Kosim, 2003 b. Penyebab Kaput suksedaneum
terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir sehingga
terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke
jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan Vaccum
ektrasi. (Dewi, 2010) c. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain :
1) Makrosomia 2) Prematuritas 3) disproporsi sefalopelvik

4) distosia 5) persalinan lama 6) persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)
7) persalinan dengan sectio caesaria 8) kelahiran sungsang 9) presentasi bokong 10) presentasi
muka 11) kelainan bayi letak lintang d. Gejala 1.) Udema di kepala 2.) Terasa lembut dan lunak pada
perabaan 3.) Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah 4.) Udema melampaui
tulang tengkorak 5.) Batas yang tidak jelas 6.) Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau
kemerahan 7.) Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan (Dewi, 2010) e.
Patofisiologis Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan
lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke
jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit
darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura
pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya
agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat
segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang
sendiri dalam satu sampai dua hari. (Markum, 1991) f. Komplikasi 1) Infeksi

Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka. (kosim, 2003) 2) Ikterus
Pada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena inkompatibilitas
faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim, 2003) 3) Anemia Anemia bisa
terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan terjadi perdarahan yang
hebat atau perdarahan yang banyak. g. Penatalaksanaan 1.) Perawatan bayi sama dengan
perawatan bayi normal. 2.) Pengawasan keadaan umum bayi. 3.) Berikan lingkungan yang baik,
adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup. 4.) Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus
mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan benar. 5.) Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk
menghindari adanya infeksi pada benjolan. 6.) Berikan konseling pada orang tua, tentang: a.
Keadaan trauma yang dialami oleh bayi; b. Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan
sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa pengobatan. c. Perawatan bayi sehari-hari. d. Manfaat
dan teknik pemberian ASI. (Dewi, 2010) h. Manajemen Manajemen terdiri dari pengamatan saja
lengkap dan cepat pemulihan biasanya akan terjadi dengan caput succedaneum. Jika kulit kepala
bayi kontur telah berubah, kontur normal harus kembali. Bayi akan sering (dimengerti) marah
sehingga mungkin memerlukan analgesia untuk sakit kepala dan penanganan harus disimpan ke
minimum untuk beberapa hari pertama. (http://trip4nk.blogspot.com) Kesimpulan

Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan
difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan
verteks. Edema pada caput suksadenum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak
diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk
kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding atau
penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.(Sarwono,
2007) Saran 1. Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar selalu memantau
keadaan pada bayi. 2. Diharapkan kepada bidan untuk benar-benar mengerti tentang
penatalaksanaan pada setiap kelainan kepala yang mungkin terjadi pada neonatus. 3. Diharapkan
kepada setiap orang tua untuk melakukan perawatan bayinya secara rutin dirumah guna mencegah
kemungkinan terjadinya infeksi dan iritasi.

https://www.scribd.com/doc/59017247/Asuhan-Pada-Bayi-Dgn-Cephalhematoma
ASUHAN PADA BAYI DGN CEPHALHEMATOMA
Pengertian Perdarahan sub periosteal akibat ruptur pembuluh darah antara tengkorak dan
periosteum Perdarahan superfisial akibat kerusakan jaringan periosteum karena tekanan jalan lahir
dantidak melampaui batas garis tengah Pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan
darah yang disebabkan perdarahansub periosteumFaktor Predisposisi Tekanan jalan lahir yang
terlalu lama pada kepala saat persalinan Moulage terlalu keras Partus dengan tindakan seperti
forcep, vacum ekstraksiKomplikasi1. Ikterus2. Anemia3. Infeksi4. Kalasifikasi mungkin bertahan
selama > 1 tahunPengkajianSubyektif Identitas :Terjadi pada BBL terutama nampak jelas pada
beberapa hari setelah lahir (6-8 jam) KeluhanBenjolan di kepala bayi beberapa jam setelah
lahir Obyektif Benjolan di kepala bayi, biasanya pada daerah tulang parietal, oksipital
Berkembang secara bertahap dalam waktu 12-72 jam Pembengkakan kepala berbentuk benjolan
difus Berbatas tegas, tidak melampaui batas sutura Perabaan, mula-mula keras lama kelamaan
lunak Pada daerah pembengkakan terdapat pitting odema Sifat timbulnya perlahan, benjolan
tampak jelas setelah 6-8 jam setelah lahir Bersifat soliter / multiple Anemi, hiperbilirubin bila
gangguan meluas Jarang menimbulkan perdarahan yang memerlukan transfusi, kecuali bayi yang
mempunyaigangguan pembekuan Pemeriksaan radiologi : bila ada indikasi gangguan nafas,
benjolan terlalu besar Assesment Diagnosa : Cephalhematoma Masalah : Kecemasan orang
tuaPlanning1. Prinsip intervensi sama dengan caput succedaneum2. Riwayat bayi seperti bayi
normal, bila tidak ada komplikasi lanjut (fraktur tengkorak)3. Observasi ketat untuk mendeteksi
perkembangan4. Pantau hematokrit, pantau adanya hiperbilirubin5. Berikan ASI secara adekuat6.
Cegak infeksi: bila ada permukaan yang mengalami luka maka jaga agar tetap kering dan
You're reading a free preview.
Pages 2 to 4 are not shown in this preview.
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/modul-5-kb-3-asuhan-neonatus-dan-bayi-dengan-
trauma-pleksus-brakialis
Modul 5 kb 3 asuhan neonatus dan bayi dengan trauma pleksus brakialis

1. 1. MODUL5Mata Kuliah: Asuhan Neonatus Dengan Jejas Persalinan Penulis: Nurlailis Saadah, S.Kp.
M.Kes. Kegiatan Belajar 3 ASUHAN NEONATUS DAN BAYI DENGAN TRAUMA PLEKSUS BRAKIALIS
Prodi: D3 Kebidanan Semester: 03 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Jakarta 2015 Tahukah anda sebagai seorang bidan salah satu materi awal yang
harus saudara pahami adalah pengertian persalinan, sebab terjadinya persalinan dan tanda tanda
dari persalinan. Harapannya dengan mempelajari materi tersebut peserta didik dapat mengetahui
waktu terjadinya persalinan sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan yang tepat kepada
ibu yang akan melahirkan

2. 2. Asuhan Pada Bayi Kegiatan Belajar 3

3. 3. Halo apa kabar..setelah saudara menyelesaikan kegiatan belajar III, maka sekarang kita akan
mulai masuk dalam kegiatan belajar IV..nah coba anda baca tentang ,pengertian trauma plexus
brakhialis..definisin ya adalah sbb Apa ituAsuhan Pada Bayi Dengan Trauma Pleksus Brakialis

4. 4. Paralisis yang mengenai otot-otot lengan atas, bawah dan tangan, yang dipersarafi oleh rantai
saraf simpatis segmen servikal 6 sampai segmen torakal 1
https://dw9r2us9jo9xp.cloudfront.net/images/library/539/content_nervus_subscapularis_large_raX
pZsHxwcjpQ1Ay2FQ.png

5. 5. Trauma lahir yang dijumpai pada persalinan yang mengalami kesukaran dalam melahirkan
kepala/bahu

6. 6. ?Faktor Predisposisi Ada yang disebut Apakah itu

7. 7. Trauma lahir, makrosomnia, disproporsi sefalopelvik, distosia bahu, partus memanjang, partus
presipitatus, presentasi abnormal (sungsang), pengunaan forcep http://pondokibu.com/wp-
content/uploads/2013/06/mengatasi-bayi-sungsang.jpg

8. 8. ?Bagaimana Gejala Klinisnya

9. 9. Gangguan Posisi dan fungsi otot ekstremitas atas yang tergantung dari tinggi rendahnya serabut
saraf fleksus brakialis yang rusak https://itahernitata.files.wordpress.com/2012/09/salin.jpg

10. 10. Bayi dengan Pleksus Brachialis dibagi menjadi 2 berdasarkan tinggi dan rendahnya. Apa sajakah
itu??? Bagaimanakah ?Pembagian Tinggi rendahnya Pleksus Brachialis

11. 11. Paralisis Ducenne Erb (C5-C6) 1

12. 12. Terjadi akibat kerusakan serabut saraf C5-C6 dan merupakan paralisis yang paling sering
http://jani-orthoprost.com/wp-content/uploads/2013/03/syaraf-cervikal.jpg

13. 13. Pengkajian nya???

14. 14. 1. Reflex moro asimetris 2. Reflex memegang negatif 3. Reflex biceps dan radial negatif
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b2/Asymmetrical_tonic_neck_reflex_(A
TNR)_at_Two_Months.jpg/220px-Asymmetrical_tonic_neck_reflex_(ATNR)_at_Two_Months.jpg

15. 15. Perencanaa nya???

16. 16. 1. Immobilisasi selama 1-2 minggu 2. Program latihan 3. Ajarkan pada ibu cara pembarian ASI
(sambil tiduran, pakai sendok, pipet) http://i.ytimg.com/vi/UWqafotPxTg/hqdefault.jpg

17. 17. Paralisis Klumpke2


18. 18. Terjadinya sebagai akibat kerusakan serabut saraf C7-th1, yang kemudian menyebabkan
gangguan fungsi otot telapak tangan bagian dalam
http://pediatricneuro.com/alfonso/Img0002aL.jpg

19. 19. Pengkajian nya???

20. 20. 1. Rewel, malas 2. Telapak tangan terkulai lemah 3. Reflek pegang menjadi negatif https://aws-
dist.brta.in/2014-05/dfa8740ecbe1445c3272e62c75a95a37.jpg

21. 21. Intervensi nya???

22. 22. 1. Immobilisasi dengan memasang bidal pada telapak tangan dan sendi tangan yang sait pada
posisi netral 2. Program latihan http://www.ecured.cu/images/thumb/c/c3/Par%C3%A1lisis-
braquial-obst%C3%A9trica.jpg/260px-Par%C3%A1lisis-braquial-obst%C3%A9trica.jpg

23. 23. Selamat, Saudara telah selesai mempelajari kegiatan belajar 2 Modul Asuhan Neonatus Dengan
Jejas Persalinan. Apakah Saudara telah mengerti dan memahami materi yang telah dipelajari? Jika
sudah maka Saudara dapat melanjutkan Belajar Ke Kegiatan Belajar Selanjutnya Namun jika belum,
pelajarilah kembali pada materi yang menurut Saudara belum Saudara kuasai

24. 24. Sumber Gambar: https://giftafterwaiting.files.wordpress.com/2014/04/img_4952.jpg?


w=590&h=393 http://id.theasianparent.com/wp-
content/uploads/2014/03/shutterstock_136851518.jpg
http://www.safetyfirst.s5.com/images/under_construction_1_(4).jpg http://segiempat.com/wp-
content/uploads/2014/02/Bayi-Sungsang-Selama-Masa-Hamil-Oleh- Hamil-Segiempat.jpg
http://thejointblog.com/wp-content/uploads/2013/12/Pregnant3.jpg
http://www.pregnancyweekguide.org/wp-
content/plugins/RSSPoster_PRO/cache/75b7c_pregnancy.jpg` http://m7.flexmedia.co.id/wp-
content/uploads/2013/07/Tips-Mengatasi-dan-Mencegah-Bayi- Tersedak.jpg

https://www.slideshare.net/rahmahhhh/fraktur-klavikula-dan-fraktur-humerus-pada-bayi
Fraktur klavikula dan fraktur humerus pada bayi

1. 1. Kelompok 7 Dyna Mustika Rani Eldiani Eka Guntura Lifia Kristien Dwi Anggreni Masdianti
Neni Rusnita Norahmah Nurjanah Wardhatillah KELOMPOK 7

2. 2. FRAKTUR KLAVIKULA & FRAKTUR HUMERUS KELOMPOK 7

3. 3. Kelompok 7

4. 4. Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya.
Klavikula atau tulang selangka merupakan tulang panjang yang menghubungkan lengan atas pada
batang tubuh. Klavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada masa
fetus PENGERTIAN Fraktur Klavikula KELOMPOK 7

5. 5. KELOMPOK 7

6. 6. Penyebab pada fraktur clavicula yaitu : Tekanan pada bahu oleh simphisis pubis selama proses
melahirkan. Kecelakaan Kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama Proses patologik Faktor
predisposisi fraktur klavikula adalah: Bayi yang berukuran besar Distosia bahu Partus dengan
letak sungsang Persalinan traumatic KELOMPOK 7

7. 7. KELOMPOK 7 Tanda & Gejala

8. 8. Batasi pergerakan bayi. Immobilisasi lengan dan bahu pada sisi yang sakit. Rawat bayi
dengan hati-hati. Berikan nutrisi yang adekuat (pemberian ASI yang adekuat dengan cara
mengajarkan kepada ibu cara pemberian ASI dengan posisi tidur, sendok, atau pipet). Terangkan
kepada ibu bahwa fraktur akan sembuh secara spontan, biasanya tanpa gejala sisa, dan akan teraba
benjolan keras ( kalus ) didaerah tulang yang patah pada umur 2 atau 3 minggu proses
penyembuhan normal. Penatalaksanaan KELOMPOK 7
9. 9. KELOMPOK 7

10. 10. KELOMPOK 7 PENGERTIAN Fraktur Humerus Fraktur humerus disebabkan oleh benturan atau
trauma langsung maupun tidak langsung. Fraktur humerus adalah kelainan yang terjadi pada
kesalahan teknik dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang
dengan lengan membumbung ke atas. Pada keadaan ini biasanya sisi yang terkena tidak dapat
digerakkan dan refleks Moro pada sisi tersebut menghilang.

11. 11. KELOMPOK 7

12. 12. KELOMPOK 7 Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan
tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab
terjadinya tulang humerus yang fraktur. Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan
fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis.

13. 13. KELOMPOK 7 Tanda & Gejala Sisi yang terkena tidak dapat digerakkan Reflek moro
menghilang Terjadinya gerakan bayi pada gerakan pasif Diagnosa pasti ditegakkan dengan
pemeriksaan radiologik.

14. 14. Beri bantalan kapas atau kasa antara lengan yang terkena dan dada dari ketiak sampai siku.
Balut lengan atas sampai ke dada dengan kasa pembalut. Fleksikan siku 90 dan balut dengan kasa
pembalut lain, balut lengan atas menyilang dinding perut. Yakinkan bahwa tali pusat tidak tertutup
kasa pembalut. KELOMPOK 7 Penatalaksanaan

15. 15. KELOMPOK 7

You might also like